Peringatan 12 tahun wafatnya St. Paus Yohanes Paulus II
2 April 2005 - 2 April 2017
Kardinal Karol Wojtyla (kelak Paus Yohanes Paulus II) saat menjadi Uskup Agung Krakow, dalam upayanya mendukung Devosi Kerahiman Ilahi seperti yang diajarkan St. Faustina ( yang sempat ditentang bahkan dilarang pada masa itu) membuka Proses Informatif, yaitu proses di mana dilakukan penelitian resmi atas hidup, keutamaan-keutamaan, tulisan maupun devosi yang diajarkan St. Faustina.
Berkat perjuangan gigih Kardinal Karol Wojtyla, akhirnya pada tanggal 15 April 1978, Paus Paulus VI memaklumkan diterbitkannya Notifikasi yang menyatakan bahwa larangan yang dibuat pada tahun 1959 tidak berlaku lagi.
Enam bulan berselang, pada 16 Oktober 1978, kardinal dari Polandia ini diangkat sebagai Paus yang ke-264 dengan nama Paus Yohanes Paulus II.
Paus Yohanes Paulus II menggiatkan disebarluaskannya Devosi Kerahiman Ilahi dengan menerbitkan ensiklik “Dives In Misericordia - Kaya dalam Kerahiman”, pada tanggal 30 November 1980 yang sepenuhnya bertutur mengenai Kerahiman Ilahi, yang berbicara mengenai Kristus sebagai “inkarnasi kerahiman, sumber belas kasih yang tak habis-habisnya.”
Lebih jauh, Paus menekankan bahwa “Program mesianik Kristus, program belas kasih” haruslah menjadi “program umat-Nya, program Gereja.”
Sepanjang ensiklik, Bapa Suci menegaskan bahwa Gereja –teristimewa dalam masa modern sekarang ini– mengemban tugas dan kewajiban untuk
memaklumkan dan mewartakan belas kasih Allah,
untuk memperkenalkan dan mewujud-nyatakannya dalam hidup segenap umat manusia,
serta untuk datang kepada belas kasih Allah,
dan memohonkannya dengan sangat bagi seluruh dunia.
memaklumkan dan mewartakan belas kasih Allah,
untuk memperkenalkan dan mewujud-nyatakannya dalam hidup segenap umat manusia,
serta untuk datang kepada belas kasih Allah,
dan memohonkannya dengan sangat bagi seluruh dunia.
Pada tanggal 22 November 1981, setahun setelah diterbitkannya ensiklik Dives in Misericordia, Paus mengunjungi tempat ziarah “Cinta yang Berbelas Kasih” di Collevalenza, Italia, dalam perjalanan ziarah pertama di luar Roma setelah percobaan pembunuhan terhadap dirinya oleh Meghmed Ali Agca, 13 Mei 1981.
Di sana Sri Paus menegaskan,
“Sejak awal mula pelayanan saya di Tahta St Petrus di Roma, saya menganggap pesan ini (Kerahiman Ilahi) sebagai tugas istimewa saya. Penyelenggaraan ilahi telah mempercayakannya kepada saya dalam situasi manusia, Gereja dan dunia sekarang ini.”
“Sejak awal mula pelayanan saya di Tahta St Petrus di Roma, saya menganggap pesan ini (Kerahiman Ilahi) sebagai tugas istimewa saya. Penyelenggaraan ilahi telah mempercayakannya kepada saya dalam situasi manusia, Gereja dan dunia sekarang ini.”
Pada hari Minggu Kerahiman Ilahi tanggal 18 April 1993,
Paus Yohanes Paulus II memaklumkan Sr Faustina Kowalska, biarawati sederhana dari Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria Berbelas Kasih, sebagai beata, dan tujuh tahun kemudian, juga pada hari Minggu Kerahiman Ilahi, 30 April 2000, Bapa Suci mengangkat Beata Faustina, yang disebutnya sebagai “Rasul Besar Kerahiman Ilahi di jaman kita”, sebagai kudus.
Paus Yohanes Paulus II memaklumkan Sr Faustina Kowalska, biarawati sederhana dari Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria Berbelas Kasih, sebagai beata, dan tujuh tahun kemudian, juga pada hari Minggu Kerahiman Ilahi, 30 April 2000, Bapa Suci mengangkat Beata Faustina, yang disebutnya sebagai “Rasul Besar Kerahiman Ilahi di jaman kita”, sebagai kudus.
Dalam kanonisasi St Faustina, Paus Yohanes Paulus II secara resmi pula memaklumkan bahwa hari Minggu pertama sesudah Paskah wajib dirayakan Gereja semesta sebagai HMKI - Hari Minggu Kerahiman Ilahi.
Pentingnya HMKI - Hari Minggu Kerahiman Ilahi ini ditandai juga dengan dikeluarkannya dekrit pada tanggal 13 Juni 2002 mengenai indulgensi yang diberikan Gereja, baik indulgensi penuh maupun sebagian, kepada mereka yang mempraktekkan Devosi Kerahiman Ilahi dengan syarat-syarat seperti yang ditetapkan.
Pada tanggal 17 Agustus 2002, Sri Paus bahkan mempersembahkan seluruh dunia kepada Kerahiman Ilahi saat beliau memberkati tempat ziarah internasional Kerahiman Ilahi di Lagiewniki, Polandia.
Sepanjang 26 tahun masa pontifikatnya, tak kunjung henti Bapa Suci Yohanes Paulus II mewartakan Kerahiman Ilahi kepada umat beriman,
menyerukan pentingnya serta mendesaknya pesan Kerahiman Ilahi bagi segenap umat manusia.
Ia kemudian dikenal sebagai “Paus Kerahiman”.
menyerukan pentingnya serta mendesaknya pesan Kerahiman Ilahi bagi segenap umat manusia.
Ia kemudian dikenal sebagai “Paus Kerahiman”.
Beberapa pernyataannya yang juga saya catat kembali dalam buku SKI, al:
“Tak ada yang lebih dibutuhkan manusia selain daripada Kerahiman Ilahi – cinta yang berlimpah belas kasih, yang penuh kasih sayang,
yang mengangkat manusia di atas segala kelemahannya ke ketinggian yang tak terhingga dari kekudusan Allah.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 7 Juni 1997
yang mengangkat manusia di atas segala kelemahannya ke ketinggian yang tak terhingga dari kekudusan Allah.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 7 Juni 1997
“Di mana, jika tidak dalam Kerahiman Ilahi, dunia dapat menemukan tempat pengungsian dan terang pengharapan?
Umat beriman, pahamilah kata-kata itu dengan baik.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 21 April 1993
Umat beriman, pahamilah kata-kata itu dengan baik.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 21 April 1993
“Jadilah rasul-rasul Kerahiman Ilahi di bawah bimbingan keibuan penuh kasih sayang dari Santa Perawan Maria.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 22 Juni 1993
~ Paus Yohanes Paulus II, 22 Juni 1993
“Pesan Kerahiman Ilahi senantiasa dekat dan lekat di hati saya.
Seolah sejarah telah mengukirkannya dalam pengalaman tragis Perang Dunia II. Dalam tahun-tahun sulit itu, belas kasih Allah sungguh merupakan suatu penopang dan sumber pengharapan yang tak habis-habisnya, bukan hanya bagi rakyat Krakow, melainkan bagi seluruh bangsa.
Itulah juga pengalaman pribadi saya yang saya bawa ke Tahta St Petrus dan yang dalam tingkat tertentu membentuk gambaran akan Pontifikat ini.
Saya mengucap syukur kepada Penyelenggaraan Ilahi bahwa saya dapat ikut ambil bagian secara pribadi dalam digenapinya kehendak Kristus, melalui penetapan Minggu Kerahiman Ilahi.
Di sini, dekat jasad St. Faustina Kowalska, saya juga mengucap syukur dapat memaklumkan beatifikasinya.
Tak henti-hentinya saya berdoa kepada Tuhan: `kasihanilah kami dan seluruh dunia’”
~ Paus Yohanes Paulus II, 7 Juni 1997,
saat berziarah ke makam St. Faustina Kowalska
Seolah sejarah telah mengukirkannya dalam pengalaman tragis Perang Dunia II. Dalam tahun-tahun sulit itu, belas kasih Allah sungguh merupakan suatu penopang dan sumber pengharapan yang tak habis-habisnya, bukan hanya bagi rakyat Krakow, melainkan bagi seluruh bangsa.
Itulah juga pengalaman pribadi saya yang saya bawa ke Tahta St Petrus dan yang dalam tingkat tertentu membentuk gambaran akan Pontifikat ini.
Saya mengucap syukur kepada Penyelenggaraan Ilahi bahwa saya dapat ikut ambil bagian secara pribadi dalam digenapinya kehendak Kristus, melalui penetapan Minggu Kerahiman Ilahi.
Di sini, dekat jasad St. Faustina Kowalska, saya juga mengucap syukur dapat memaklumkan beatifikasinya.
Tak henti-hentinya saya berdoa kepada Tuhan: `kasihanilah kami dan seluruh dunia’”
~ Paus Yohanes Paulus II, 7 Juni 1997,
saat berziarah ke makam St. Faustina Kowalska
Pastinya, pentingnya Kerahiman Ilahi berulang-ulang digarisbawahi Paus Yohanes Paulus II, bahkan sampai saat-saat terakhir hidupnya.
Begitu kuat keterikatannya pada Kerahiman Ilahi, Bapa Suci wafat pada malam vigili Minggu Kerahiman Ilahi tanggal 2 April 2005.
Paus Kerahiman yang agung ini meninggalkan pesannya kepada dunia, yang dibacakan oleh seorang pejabat Vatikan kepada umat beriman yang berkumpul di St.Petrus sesudah Perayaan Misa Kudus yang dipersembahkan bagi kedamaian kekal jiwanya pada hari Minggu Kerahiman Ilahi 3 April 2005 :
"Sebagai karunia kepada umat manusia,
yang kadang tampak bingung dan terdesak oleh kuasa kejahatan, egoisme, dan ketakutan, Tuhan yang bangkit menawarkan kasih-Nya yang mengampuni, mendamaikan, dan membuka kembali hati bagi kasih.
yang kadang tampak bingung dan terdesak oleh kuasa kejahatan, egoisme, dan ketakutan, Tuhan yang bangkit menawarkan kasih-Nya yang mengampuni, mendamaikan, dan membuka kembali hati bagi kasih.
Inilah sebuah kasih yang mempertobatkan hati dan memberikan damai.
Betapa dunia perlu mengerti dan menerima Kerahiman Ilahi!
Betapa dunia perlu mengerti dan menerima Kerahiman Ilahi!
Tuhan, yang menyatakan kasih Bapa dengan wafat dan kebangkitan-Mu,
kami percaya pada-Mu dan dengan yakin mengulangi kepada-Mu hari ini:
Yesus, Engkau andalanku,
limpahkan kerahiman atas kami dan atas seluruh dunia".
Salam HIKers,
kami percaya pada-Mu dan dengan yakin mengulangi kepada-Mu hari ini:
Yesus, Engkau andalanku,
limpahkan kerahiman atas kami dan atas seluruh dunia".
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar