Semboyan Latin yang berarti, “Demi Tanah Air dan Gereja” ini pertama kali ditelorkan oleh Uskup Agung Pribumi Pertama, Mgr. Soegijapranata dan kini menjadi semboyan PMKRI. Istilah ini biasa juga dikenal dengan, “100% Katolik, 100% Indonesia.
Pro Patria et Ecclesia:
Apakah yang menjadi dasar kewajiban kerasulan orang Katolik.
Apakah yang menjadi dasar kewajiban kerasulan orang Katolik.
Pertama, kewajiban kerasulan berasal dari keadaan hidup kita:
“Sedjak kita dipermandikan, berkat kemurahan Tuhan, kita merasa senang dan tenang, merasa selamat bahagia, sedjahtera dan sentosa dalam iman kita...maka dengan sendirinja kita merasa terdorong tuk berdoa, berkorban dan berusaha supaja sesama kita pun ambil bagian dalam kesedjahteraan dan kebahagiaan jang kita alami dalam djiwa kita dari anugerah Tuhan jang berupa iman dan kepertjaan itu.”
“Sedjak kita dipermandikan, berkat kemurahan Tuhan, kita merasa senang dan tenang, merasa selamat bahagia, sedjahtera dan sentosa dalam iman kita...maka dengan sendirinja kita merasa terdorong tuk berdoa, berkorban dan berusaha supaja sesama kita pun ambil bagian dalam kesedjahteraan dan kebahagiaan jang kita alami dalam djiwa kita dari anugerah Tuhan jang berupa iman dan kepertjaan itu.”
Kedua, kewajiban kerasulan berasal dari sifat sosial yang ada pada kita: “Sebagai makluk sosial kita ta’ mampu hidup tiada dengan sesama kita. Sepandjang hidup kita harus pergaulan dengan orang lain. Banjaklah keuntungan jang kita terima dari masjarakat jang kita duduki, banjak pulalah djasa jang harus kita lakukan kepada chalajak ramai sekitar kita...” (Surat Gembala 12 Februari 1952, Mgr. Soegija)
Pro Patria et Ecclesia:
Bagaimana kerasulan itu dibuat?
Mgr.Soegija mengatakan,
"Ingatlah bahwa rasul itu adalah orang Katolik yang sadar. Mereka insjaf betul bahwa mereka telah menerima kurnia dari Tuhan jang banjak djumlahnja itu tiada hanja untuk menghibur hati mereka belaka, akan tetapi pun djuga untuk membakar djiwanja dengan semangat jang berkobar, dalam menguduskan hati sendiri dan orang lain. Rasul itu adalah orang jang selalu melatih kebatinan dengan hebatnja tetapi pun pula orang jang amat aktif...Dengan rendah hati, ia mau bekerdja keras”.
Bagaimana kerasulan itu dibuat?
Mgr.Soegija mengatakan,
"Ingatlah bahwa rasul itu adalah orang Katolik yang sadar. Mereka insjaf betul bahwa mereka telah menerima kurnia dari Tuhan jang banjak djumlahnja itu tiada hanja untuk menghibur hati mereka belaka, akan tetapi pun djuga untuk membakar djiwanja dengan semangat jang berkobar, dalam menguduskan hati sendiri dan orang lain. Rasul itu adalah orang jang selalu melatih kebatinan dengan hebatnja tetapi pun pula orang jang amat aktif...Dengan rendah hati, ia mau bekerdja keras”.
Pro Patria et Ecclesia:
Dalam tulisan, “Alit Nanging Mentes”, Mgr. Soegija menekankan bahwa orang Katolik sudah semestinya bersatu dalam kesatuan yang tertata dan mempunyai disiplin, mempunyai jiwa merdeka dan bertanggung jawab, mempunyai tata susila dan sopan santun, rendah hati, tapi mempunyai semangat rela berkorban untuk kesejahteraan umum. Orang Katolik memang bukan bagian yang lebih besar (pars major), tetapi orang Katolik harus berusaha menjadi bagian yang lebih baik (pars sanior).
Dalam tulisan, “Alit Nanging Mentes”, Mgr. Soegija menekankan bahwa orang Katolik sudah semestinya bersatu dalam kesatuan yang tertata dan mempunyai disiplin, mempunyai jiwa merdeka dan bertanggung jawab, mempunyai tata susila dan sopan santun, rendah hati, tapi mempunyai semangat rela berkorban untuk kesejahteraan umum. Orang Katolik memang bukan bagian yang lebih besar (pars major), tetapi orang Katolik harus berusaha menjadi bagian yang lebih baik (pars sanior).
Pro Patria et Ecclesia:
Tahun 1955, Mgr. Soegija pernah mengungkapkan pertanyaan kepada peserta Kongres Umat Katolik Indonesia: apakah umat Katolik sungguh mempunyai manfaat bagi masyarakat Indonesia?
Tahun 1955, Mgr. Soegija pernah mengungkapkan pertanyaan kepada peserta Kongres Umat Katolik Indonesia: apakah umat Katolik sungguh mempunyai manfaat bagi masyarakat Indonesia?
Pertanyaan itu kini diajukan lagi kepada orang Katolik di tahun ini.
Apakah yang akan menjadi jawabannya? Ingatlah kutipan Mgr Soegija, yang beliau ambil dari Rupertus Meldenius dan Santo Augustinus dari Hippo, “In necessariis unitas, in dubiis libertas, in omnibus caritas. Dalam kegentingan bersatu, dalam keraguan merdeka, dalam segala hal cinta atau Bersatu (unitas) dalam hal-hal penting/utama, bebas (libertas) dalam hal-hal yang tidak utama, dan cinta (caritas) dalam semua hal.
Apakah yang akan menjadi jawabannya? Ingatlah kutipan Mgr Soegija, yang beliau ambil dari Rupertus Meldenius dan Santo Augustinus dari Hippo, “In necessariis unitas, in dubiis libertas, in omnibus caritas. Dalam kegentingan bersatu, dalam keraguan merdeka, dalam segala hal cinta atau Bersatu (unitas) dalam hal-hal penting/utama, bebas (libertas) dalam hal-hal yang tidak utama, dan cinta (caritas) dalam semua hal.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar