Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Yehezkiel 37:21-28
Yeremia 31:10.11-1abc.13
Yohanes 11:45-56
Yehezkiel 37:21-28
Yeremia 31:10.11-1abc.13
Yohanes 11:45-56
“Iluminata et Illuminatrix – Cerah dan Mencerahkan.”
Tuhan datang sebagai THAHAJA yang cerah dan mencerahkan karena Ia selalu sudi datang-mentahirkan dan memberkati kendati kita berdosa seperti yang saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius).
Ia juga mengadakan perjanjian damai: Ia menjadi Allah dan kita menjadi pilihanNya (bac 1). Dalam Yesus (bac Injil), perjanjian itu digenapi dan disempurnakan karena Ia menjadi cahaya yang cerah dan mencerahkan”, membuat semua menjadi baik.
De facto, mengacu pada injil, tercandra ada "3 habitus dasar manusia" sehingga kita sulit belajar menjadi cahaya yang “cerah dan mencerahkan, al:
1. Menyebarkan kebencian:
Pasca Yesus membangkitkan Lazarus (Ibr: “pertolongan dr Allah”) di Betania (Ibr:”rumah kemiskinan”), ada segelintir orang yang kasak-kusuk menebar-sebarkan berita tentang Yesus. Mereka asyik “bicara tentang Yesus” tapi tak pernah “bicara dg Yesus”, sehingga kerap berita yang disebar-tebarkannya condong berlebih -negatif dan ”semper accusate - selalu menuduh”, apalagi ditambah idiom khas jurnalisme “bad news is a news”.
Pasca Yesus membangkitkan Lazarus (Ibr: “pertolongan dr Allah”) di Betania (Ibr:”rumah kemiskinan”), ada segelintir orang yang kasak-kusuk menebar-sebarkan berita tentang Yesus. Mereka asyik “bicara tentang Yesus” tapi tak pernah “bicara dg Yesus”, sehingga kerap berita yang disebar-tebarkannya condong berlebih -negatif dan ”semper accusate - selalu menuduh”, apalagi ditambah idiom khas jurnalisme “bad news is a news”.
2. Merancang kejahatan:
Para imam dan ahli kitab suci/farisi berkumpul dalam Mahkamah Agama untuk ber-”konspirasi” dengan taktik-intrik yang licik dan penuh akal bulus. Alih-alih sebaga “pejabat agama” (“orang suci”), mereka malah munafik-tumpul/degil hatinya karena terkuasai iri-dengki dan keki karena merasa “tersaingi” oleh kiprah dan karya kehadiran Yesus.
Para imam dan ahli kitab suci/farisi berkumpul dalam Mahkamah Agama untuk ber-”konspirasi” dengan taktik-intrik yang licik dan penuh akal bulus. Alih-alih sebaga “pejabat agama” (“orang suci”), mereka malah munafik-tumpul/degil hatinya karena terkuasai iri-dengki dan keki karena merasa “tersaingi” oleh kiprah dan karya kehadiran Yesus.
3. Mengkambing-hitamkan orang lain:
Kayafas sebagai Imam Besar yang seharusnya menjadi teladan kebijaksanaan (“Filsuf”: Yun: “Philo-pecinta, Sophia- kebijaksanaan”) malahan tidak arifin dan arifat. Ia bermental “praktis dan utilitaris”: Dia korbankan nyawa satu orang demi “stabilitas et voluntas mea” - kemapanan dan kehendak pribadi: “Lebih berguna jika satu orang mati daripada seluruh bangsa binasa!”
Kayafas sebagai Imam Besar yang seharusnya menjadi teladan kebijaksanaan (“Filsuf”: Yun: “Philo-pecinta, Sophia- kebijaksanaan”) malahan tidak arifin dan arifat. Ia bermental “praktis dan utilitaris”: Dia korbankan nyawa satu orang demi “stabilitas et voluntas mea” - kemapanan dan kehendak pribadi: “Lebih berguna jika satu orang mati daripada seluruh bangsa binasa!”
Pastinya menjelang Pekan Suci ini, kita diajak masuk ke Yerusalem (“kota damai”) dengan hati yang bersih dari "3 habitus buruk" di atas. Biarlah kita dikuburkan bersamaNya sehingga kita juga layak bangkit bersamaNya karena bukankah benar bahwa mengikutiNya bukan langit biru yang dijanjikan, bukan juga bunga-bunga indah yang bertebaran, tapi jalan salib yang penuh lika liku, karena jalan itu pula yang dulu Dia pernah lewati?
“Makan jengkol di Jelambar - Jangan dongkol tapi mari selalu bersabar.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Yerusalem - Kota Damai."
1.
"Yerusalem - Kota Damai."
Inilah kota yang hendak dimasuki Yesus pada pekan suci. Inilah juga kota yang menyimpan "war and peace", bukan hanya kota "shalom/kedamaian" tapi juga "zalim/kebencian", karena disinilah Yesus yang dielu-elukan juga menjadi Yesus yang ditinggalkan dan ditanggalkan, disingkirkan dan dikorbankan. Jelasnya, di kota inilah Yesus mengalami kehinaan sebagai jalan menuju kemuliaan.
Di balik itu semua, Yesus tetap hadir dengan tiga berkat ilahiNya, antara lain:
A.Mempersatukan:
Seperti Yehezkiel yang meyakini kehadiran Tuhan yang mempersatukan dan membuat segalanya baru, itu jugalah yang dihadirkan Yesus. Ia "mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yg tercerai-berai" (Yoh 11:52).
Seperti Yehezkiel yang meyakini kehadiran Tuhan yang mempersatukan dan membuat segalanya baru, itu jugalah yang dihadirkan Yesus. Ia "mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yg tercerai-berai" (Yoh 11:52).
B.Menggembalakan:
Yeremia sebagai nabi dan pemazmur memproklamirkan Allah sebagai Gembala.
Indahnya, Yesus juga datang sebagai Gembala Baik (Yoh 10:11). Ia mengenal dan menggembalakan semua dombaNya dengan penuh kerahiman.
Yeremia sebagai nabi dan pemazmur memproklamirkan Allah sebagai Gembala.
Indahnya, Yesus juga datang sebagai Gembala Baik (Yoh 10:11). Ia mengenal dan menggembalakan semua dombaNya dengan penuh kerahiman.
C.Menghidupkan:
Pasca Yesus membuat Lazarus ("pertolongan Tuhan") yang mati menjadi hidup kembali, makin tersiarlah kabar untuk membunuh Yesus, sampai sampai Kayafas-Imam Besar Yahudi bernubuat: "Lebih berguna jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa binasa."
Pasca Yesus membuat Lazarus ("pertolongan Tuhan") yang mati menjadi hidup kembali, makin tersiarlah kabar untuk membunuh Yesus, sampai sampai Kayafas-Imam Besar Yahudi bernubuat: "Lebih berguna jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa binasa."
Inilah nubuat bahwa Yesus harus mati untuk menghidupkan bukan hanya bangsa-Nya sendiri tapi seluruh bangsa (Yoh 11,51-52). Ia menjadi tebusan bagi banyak orang (Mrk 10,45, Rm 5,12-20).
Tiga berkat ilahi ini pastinya membutuhkan pengorbanan ("silaban-SIap reLA berkorBAN") karena bukankah Yesus sendiri datang sebagai hosti yang artinya adalah korban? Ia siap dipilih- diberkati- dipecah+ dibagi bagi. Bagaimana dengan kita?
"Cari baki cari moci - Selamat memasuki pekan suci."
2.
"Pace et fraternita - Damai dan persaudaraan."
"Pace et fraternita - Damai dan persaudaraan."
Inilah dua semangat dasar yang tampaknya diharap-resapkan dari penggalan lagu "The Prayer"-nya Josh Groban.
Ya, di tengah banyak orang yang kadang bersekongkol untuk saling menjatuhkan/menyingkirkan seperti yang dialami Yesus pada bacaan hari ini, kita seharusnya juga selalu berani memperjuangkan damai dan persaudaraan secara lebih nyata, lewat karya-ucapan dan doa kita setiap harinya.
Pastinya, dengan semangat damai dan persaudaraan inilah, mohonlah rahmatNya supaya:
kita rindu mempunyai mata yang terang untuk membantu mereka yang membutuhkan kasihNya,
kita rindu mempunyai hati yang penuh belaskasihanNya,
kita rindu mempunyai akal budi kaya pengetahuan dan hikmat-kebijaksanaan akan kehendakNya,
kita rindu mempunyai tangan terampil dan lembut mengerjakan segala yang baik dan berkenan padaNya,
kita rindu punyai telinga yang mendengarkan dan bibir yang penuh kata-kata penghiburanNya,
kita rindu punyai jiwa tulus penuh semangat berbagi dan kekuatan untuk membagikan sukacitaNya.
kita rindu mempunyai mata yang terang untuk membantu mereka yang membutuhkan kasihNya,
kita rindu mempunyai hati yang penuh belaskasihanNya,
kita rindu mempunyai akal budi kaya pengetahuan dan hikmat-kebijaksanaan akan kehendakNya,
kita rindu mempunyai tangan terampil dan lembut mengerjakan segala yang baik dan berkenan padaNya,
kita rindu punyai telinga yang mendengarkan dan bibir yang penuh kata-kata penghiburanNya,
kita rindu punyai jiwa tulus penuh semangat berbagi dan kekuatan untuk membagikan sukacitaNya.
Harapannya jelas:
Dimana ada kebencian, biarlah kita menabur kasih.
Dimana ada luka hati, biarlah kita menabur rasa memaafkan.
Dimana ada keragu-raguan, biarlah kita menabur iman.
Dimana ada keputus-asaan, biarlah kita menabur harapan.
Dimana ada kegelapan, biarlah kita menabur terang.
Dimana ada kesedihan, biarlah kita terus menabur sukacita penuh damai dan persaudaraan dengan semangat "5K" ala Yesus: "Kasih Kerendahan hati-Kesederhanaan-Ketulusan dan Kedamaian."
Dimana ada kebencian, biarlah kita menabur kasih.
Dimana ada luka hati, biarlah kita menabur rasa memaafkan.
Dimana ada keragu-raguan, biarlah kita menabur iman.
Dimana ada keputus-asaan, biarlah kita menabur harapan.
Dimana ada kegelapan, biarlah kita menabur terang.
Dimana ada kesedihan, biarlah kita terus menabur sukacita penuh damai dan persaudaraan dengan semangat "5K" ala Yesus: "Kasih Kerendahan hati-Kesederhanaan-Ketulusan dan Kedamaian."
"Dari Efesus ke Sukabumi - Tuhan Yesus sertailah kami!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar