Ads 468x60px

Kamis, 04 Mei 2017


HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.

Kamis, 04 Mei 2017
Hari Biasa Pekan III Paskah
Kisah Para Rasul (8:26-40)
 (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
Yohanes (6:44-51)
"Hostia - Korban."
Inilah arti dasar dari roti kudus yang kita santap setiap kita merayakan sakramen ekaristi. Adapun lewat ekaristi, hidup kita sendiri “ditarik/dipanggil” kepada hidup Yesus sang Roti Hidup.
Dengan kata lain:
Kita diajak untuk datang kepada Yesus dan menjadi sahabat-sahabat Yesus alias anak-anak Allah, yaitu orang yang senantiasa hidup: berpikir positif, bersikap sportif dan bertindak produktif sesuai dengan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari: lewat kata dan tindakannya, lewat doa dan karya nyatanya.
Sebagai org beriman, hidup kita tidak hanya terdiri dari tubuh jasmani saja tp juga jiwa dan roh. Sebagaimana tubuh kita butuh makanan, jiwa dan roh kita pun juga membutuhkan "makanan" supaya beroleh kekuatan dan bisa "bikin hidup lebih hidup".
Oleh karena itu, Yesus menjadikan diri-Nya sendiri sebagai santapan bagi jiwa dan roh kita.
Setiap hari, santapan itu disediakan secara istimewa melalui Ekaristi.
Sebaliknya, ada juga orang-orang yg tidak mau “ditarik/dipanggil” malahan cuek dan mudah bersunggut-sunggut terhadap “tarikan” Allah seperti yang ditampakkan oleh bangsa Yahudi dan nenek moyang mereka di padang gurun.
Nah, sebagai orang yg telah “ditarik/dipanggil” sebagai muridNya, kitapun diajak untuk hidup penuh syukur dan tidak mudah bersungut sungut.
Dengan penuh sukacita, kita ditarik/dipanggil menjadi roti hidup yang siap berkorban: “dipecah dan dibagi-bagi” demi sesama dan semesta.
Roti hidup sendiri merupakan kiasan atas tubuh-Nya yg Ia korbankan untuk memberi kehidupan kekal. Itulah harga yg harus dibayar agar kita dpt masuk ke dalam Kerajaan Surga. Begitu mahalnya hingga Ia harus mengorbankan diri-Nya sendiri. Ini memperlihatkan kepada kita realitas terdalam kasih Allah, yg menjawab kenyataan gelap manusia dengan jalan pengorbanan hidup.
“Dari Tuban ke Matraman - Mau berkorban itu salah satu tanda org beriman.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
NB:
A.
“Mens sana in corpore sano - Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”.
Kutipan buku karya Juvenal, Satura X:356 ini mendasari adanya harapan akan kesehatan jiwa dan raga. Adapun kesehatan jiwa-raga sangat tergantung juga dari makanan yang kita makan dan kebetulan juga bahwa Yesus hari ini menegaskan diriNya sebagai “makanan yang menghidupkan”, yang selalu kita terima setiap kali merayakan Ekaristi .
Tentunya, fokus Ekaristi bukan pertama-tama karena ritus-upacaranya, tapi terutama karena apa yang dirayakan dalam ritus itu, yakni misteri penebusan Kristus melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya.
Disinilah, Ekaristi yang menjadi jantung hidup Gereja (EE 3) sekaligus sumber dan puncak hidup beriman, fons et culmen (LG 11), memiliki arti mendasar yakni: “Elok KArena kRIStus ada di haTI”. Dalam bahasa Paus Yohanes Paulus II: “Ekaristi bersifat universal dan mendamaikan, sebab walaupun Ekaristi dirayakan di gereja desa yang sederhana, Ekaristi senantiasa dirayakan pada altar dunia. Ekaristi mempersatukan dan mendamaikan surga dan dunia. Ia merangkul dan meresapi segenap ciptaan”.
Lebih mendalam lagi, dalam Ekaristilah, kita bisa menjadi “sehat” karena mengalami tiga jalan cinta Tuhan, yakni:
1. Via Purgativa (Jalan Pembersihan, ketika kita berdoa tobat dan mendapat absolusi umum, jadi janganlah “kudis-kurang disiplin”, telat ketika ikut ekaristi).
2. Via Illuminativa (Jalan Pencerahan, ketika kita mendengarkan bacaan suci, mazmur dan homili, jadi janganlah “kuli-kurang peduli”, melantur ketika mendengarkan bacaan dan homili)
3. Via Unitiva (Jalan Persatuan, ketika kita bersatu dalam doa syukur agung dan menyambut komuni, jadi janganlah “kutang-kurang tanggung jawab”, gaduh ketika berdoa dan menerima hosti).
Jelasnya, bersama ”Roti Hidup”, kita menjadi ”sehat”: dibersihkan-dicerahkan dan disatukan, dan bukankah sudah sepatutnya kita bersyukur atas tindakan kasih Allah yang menyehatkan “lewat” Yesus, “dalam” Yesus dan “bersama” Yesus?
Oleh karena itulah, seperti Maria-Yosef beserta para gembala yang setia ber-”adorasi” di goa Betlehem dan di bawah salib Golgota dengan hening, baiklah kita terus menggemakan kembali pentingnya penghormatan terhadap Ekaristi, termasuk mengadakan devosi- adorasi serta ”ning neng nung” (wening-meneng dan dunung) di hadapan Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus.
“Dari Samaria ke Efesus - Mari bersukaria di dalam Yesus.”
B.
"O res mirabilis - O sungguh mengagumkan."
Inilah salah satu ayat dalam lagu "Panis Angelicus" yang bicara banyak soal identitas Yesus sebagai "roti hidup". Adapun, pada bacaan pertama hari ini, Rasul Filipus ("pecinta KUDA, KUat+tak bernoDA"), yang juga belajar menjadi "roti hidup" mengajak kita untuk mempunyai 3 karakteristik ilahi, antara lain:
1."FIkirkan tujuan":
Yesus berkata: "Tidak seorangpun dapat datang kepadaKu jika ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" Dengan kata lain: Allah kita adalah Allah yang ber-inisiatif, yang pro-aktif, yang selalu menarik dan menyapa kita, seperti karya Filipus juga diawali dengan sapaan dan tarikan ilahi: "Bangunlah+berangkatlah!" Allah yang proaktif mengajak kita untuk ingat bahwa tujuan hidup kita semata kepada Allah yang mengajak kita untuk selalu "bangun dan berjalan"
2. LIbatkan iman:
Kita diajak untuk menjad orang beriman yang selalu menanggapi sapaan Allah lewat sikap hidup kita secara nyata. Dengan kata lain: Seperti Filipus yang menjadi rasul injil, kita juga diajak mempunyai sikap partisipatif, bersemangat menjadi rasul dan mitra Allah, "co creator" dalam menciptakan "langit+bumi" yang baru lewat doa-ucapan dan tindakan nyata.
3. PUSatkan perhatian:
Seperti Filipus yang terfokus pada Allah, kita juga diajak untuk mempunyai hidup yang terfokus, tidak mudah terombang ambing tapi mempunyai skala prioritas, hidup yang "arthur": terarah dan teratur, yang mempunyai sikap selektif dalam hidup harian sehingga nama Allah selalu dimuliakan dan jiwa sesama turut diselamatkan.
"Dari Surakarta ke Sukabumi - Mari kita blajar saling mengilhami."
C.
Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 219)
Antifon Pembuka (Kel 15:1-2)
Marilah kita memuji Allah, pahlawan gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya, alleluya.
Let us sing to the Lord, for he has gloriously triumphed. The Lord is my strength and my might; he has become my salvation, alleluia.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hari-hari ini, Engkau menyatakan cinta kasih-Mu dengan lebih berlimpah kepada kami dan membebaskan kami dari kesesatan. Semoga kami semakin terbuka bagi rahmat-Mu, dan semakin teguh dalam kebenaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:26-40)
"Jika Tuan percaya dengan segenap hati, Tuan boleh dibaptis."
Waktu Filipus di Samaria, berkatalah seorang malaikat Tuhan kepadanya, “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menyusur jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang, ia duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera mendekat, dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” Jawabnya, “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara, dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan, dan tiba di suatu tempat yang ada airnya. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia menjelajah daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi!
Ayat. (Mzm 66:8-9.16-17.20; R:1)
1. Pujilah Allah kami, hai para bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
2. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa kepada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
3. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya daripadaku.
Bait Pengantar Injil, do = g, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:51)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan. Barangsiapa makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:44-51)
“Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku; dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi; Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa! Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan tak
tertandingi. Dia hadir dalam cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Sakramen Ekaristi, Dia hadir secara sakramental, yaitu dalam rupa roti dan anggur ekaristis, Kristus penuh dan total, Allah dan Manusia. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 282)
Antifon Komuni (2Kor 5:15)
Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka, alleluya.
Christ died for all, that those who live may live no longer for themselves, but for him, who died for them and is risen, alleluia.
Doa Malam
Tuhan Yesus, berkatilah kami malam ini. Jauhkanlah kami dari yang jahat serta berilah kesehatan yang baik bagi kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar