MEMOAR 100TH FATIMA (RJK, 2017)
Menjelang Perayaan Seabad Maria Fatima
Menjelang Perayaan Seabad Maria Fatima
In Christo fuit plenitude gratiae,
sicut in capite influente;
in Maria vero, sicut in collo transfundente
Kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus
datang ke dalam Maria,
meski dalam suatu cara yang berbeda...
sicut in capite influente;
in Maria vero, sicut in collo transfundente
Kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus
datang ke dalam Maria,
meski dalam suatu cara yang berbeda...
Tempus fugit! Tak terasa, waktu seakan terbang. Ya, hampir delapan bulan telah berlalu sejak penampakan terakhir dari malaikat yang penuh berkat. Lucia, Francisco dan Jacinta terus melakukan apa yang telah diajar-wartakan malaikat kepada mereka, tekun-rukun berdoa dan khusyuk-masyuk mempersembahkan korban silih kepada Tuhan.
Lucia berusia 10 tahun, Francisco akan menjadi 9 tahun pada bulan Juni, dan Jacinta baru saja berulang tahun ke-7 pada bulan Maret yang lalu, ketika pada tanggal 13 Mei tahun 1917, mereka membawa domba mereka ke perbukitan yang dimiliki oleh ayah Lucia dan dikenal sebagai Cova da Iria.
Di sanalah, dengan satu kali pengecualian, bahwa Santa Perawan Maria bergelar Bunda Rosario muncul enam kali pada tahun 1917, dan ketujuh kalinya pada tahun 1920 (untuk Lucia sendiri).
Sama pentingnya tentang tempat dan waktu, adalah konteks aktual situasi dunia saat itu. Pada saat itu, “teror” dan “horor” karena Perang Dunia Pertama berkecamuk-mengamuk di seantero Eropa, memperkenalkan peradaban umat manusia kepada bentuk yang paling biadab yang pernah terlihat dalam perang antar negara di muka bumi ini.
Di daerah Moskow, Vladimir Lenin mempersiapkan Revolusi Bolshevik yang membalikkan tatanan sosial negara Rusia pada bulan November 1917 dan yang akhirnya mengakibatkan banyak duka-luka, shamsara, derita-cerita nestapa dan menelan korban hampir setengah penduduk bumi.
Dalam konteks itulah, bahwasannya surga “membungkuk - merendah” ke bumi untuk memberikan penangkal atas kejahatan moral dan sosial dunia, dalam bentuk “Pesan Pesan Fatima” lewat tiga sekawan yang sederhana: Lucia, Francisco dan Jacinta, yang dipilih untuk menjadi "tanda yang kelihatan dari rahmat yang tak kelihatan" (the visible sign of an invisible grace)
==========
PENAMPAKAN PERTAMA
13 MEI 1917
13 MEI 1917
Membawa kawanan ternak mereka keluar dari Aljustrel pada pagi hari tanggal 13 Mei 1917, pada hari pesta Bunda Maria dari Sakramen Mahakudus, tiga anak kecil dengan langkah ringan melewati desa Fátima, di mana gereja paroki dan pemakaman berada, dan melanjutkan satu kilometer lebih lagi ke arah utara ke lereng Cova.
Cova da Iria sendiri adalah sebuah padang alam yang amat luas, kira-kira satu mil dari desa mereka. Disitulah, mereka membiarkan domba-dombanya kenyang merumput sementara mereka bertiga senang bermain di padang rumput yang ditumbuhi pohon- pohon oak.
Setelah makan siang sekitar tengah hari, mereka memutuskan untuk berdoa rosario, meskipun dalam model agak terpotong (supaya cepat selesai), yaitu hanya mengucapkan kata-kata pertama dari setiap doa.
Tak lama, mereka dikejutkan oleh apa yang kemudian mereka gambarkan sebagai "kilatan pada langit cerah." Mengira bahwa badai mungkin mendekat, mereka memperdebatkan apakah mereka harus membawa domba pulang. Ketika sedang bersiap-siap, mereka kembali dikejutkan oleh suatu cahaya aneh. Dan, setelah kilatan yang kedua inilah, muncul seorang perempuan yang amat cantik. Pakaiannya putih berkilauan. Perempuan yang bersinar bagaikan matahari itu berdiri di atas sebuah pohon oak kecil dan menyapa mereka.
“Nil sine numini. Tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi!”
“Nil sine numini. Tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi!”
Pengakuan Lucia :
Kami mulai mengiring domba menuruni lereng menuju jalan. Ketika kami berada setengah jalan menuju ke bawah, dekat sebuah pohon oak (pohon besar yang saat ini dikelilingi dengan pagar besi), kami melihat kilatan lain, dan setelah beberapa langkah, kami melihat, berdirilah pada sebuah bonggol pohon oak (yang lebih kecil di lereng bukit yang lebih rendah) seorang wanita berpakaian putih, bersinar lebih terang dari matahari, memancarkan sinar cahaya yang jelas dan kuat, bagaikan piala kristal penuh air murni yang terkena sinar matahari.
Kami mulai mengiring domba menuruni lereng menuju jalan. Ketika kami berada setengah jalan menuju ke bawah, dekat sebuah pohon oak (pohon besar yang saat ini dikelilingi dengan pagar besi), kami melihat kilatan lain, dan setelah beberapa langkah, kami melihat, berdirilah pada sebuah bonggol pohon oak (yang lebih kecil di lereng bukit yang lebih rendah) seorang wanita berpakaian putih, bersinar lebih terang dari matahari, memancarkan sinar cahaya yang jelas dan kuat, bagaikan piala kristal penuh air murni yang terkena sinar matahari.
Kami berhenti, terkejut oleh pemandangan tersebut. Kami begitu dekat dan berada dalam cahaya yang mengelilingi wanita itu, atau sepertinya cahaya yang ia pancarkan, mungkin satu atau satu setengah meter (4-5 kaki).
"Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakiti kalian."
Lucia menjawab untuk mereka bertiga, seperti yang dia lakukan pada seluruh penampakan,
"Darimana engkau berasal?"
"Aku datang dari surga."
Wanita itu mengenakan jubah putih bersih bertepi emas yang jatuh sampai ke kakinya. Di tangannya, ia memegang manik-manik rosario yang berkilau seperti bintang, dengan salib dari permata yang paling bersinar dari semua manik yang lain di dunia ini. Lucia tidak merasa takut. Kehadiran wanita itu membangkitkan dalam dirinya perasaan sukacita dan percaya diri.
"Dan apa yang engkau inginkan dariku?"
"Aku ingin kau kembali ke sini pada hari ketiga belas setiap bulan selama enam bulan ke depan, pada jam yang sama. Kelak aku akan memberitahumu siapa aku, dan apa yang sangat kuinginkan. Dan aku akan kembali kesini tujuh kali."
"Dan aku akan pergi ke surga?"
"Ya."
"Dan Jacinta?"
"Dia juga."
"Dan Francisco?"
"Francisco juga, sayang; tapi sebelumnya ia harus mengucapkan banyak doa rosario."
Untuk beberapa saat, wanita itu memandang Francisco dengan kasih sayang, diwarnai dengan sedikit kesedihan. Lucia kemudian teringat akan beberapa temannya yang telah meninggal:
"Apakah Maria Neves ada di surga?"
"Apakah Maria Neves ada di surga?"
"Ya."
"Dan Amelia?"
"Dia berada di api penyucian.
Maukah kau mempersembahkan diri kepada Allah, dan menanggung semua penderitaan yang Ia kirimkan kepadamu?
Demi pendamaian bagi dosa-dosa yang menghina-Nya?
Dan untuk pertobatan orang berdosa?"
Demi pendamaian bagi dosa-dosa yang menghina-Nya?
Dan untuk pertobatan orang berdosa?"
"Oh, kami mau, kami akan!"
"Maka kau akan mendapat banyak penderitaan, tetapi kasih karunia Allah akan menyertai dan akan memperkuatmu."
Lucia menceritakan bahwa sambil mengucapkan kata-kata tersebut, wanita itu membuka tangannya, dan mereka bermandikan cahaya surgawi yang tampaknya datang langsung dari tangannya.
Cahaya itu masuk ke dalam hati dan jiwa kami, dan kami tahu bahwa cahaya ini adalah Allah, dan kami bisa melihat diri kami di dalamnya. Suatu dorongan kasih karunia membuat kami jatuh berlutut, mengulangi dalam hati kami masing-masing:
"Oh, Tritunggal Mahakudus, kami memuji-Mu.
Allahku, Allahku, aku mengasihi Engkau dalam Sakramen Mahakudus."
"Oh, Tritunggal Mahakudus, kami memuji-Mu.
Allahku, Allahku, aku mengasihi Engkau dalam Sakramen Mahakudus."
Anak-anak tetap berlutut dalam pancaran cahaya yang menakjubkan ini, sampai wanita itu berbicara lagi, menyebut tentang perang di Eropa; hal yang tidak mereka ketahui.
"Berdoalah rosario setiap hari, untuk membawa perdamaian ke dunia dan untuk mengakhiri perang."
Setelahnya, wanita itu mulai bangkit perlahan-lahan ke arah timur, sampai dia menghilang di kejauhan. Cahaya yang mengelilinginya tampaknya membuka jalan baginya di tengah-tengah bintang, dan itulah sebabnya kami kadang-kadang mengatakan bahwa kami telah melihat surga terbuka.
=====
Hari-hari berikutnya, hati mereka diliputi penuh dengan ekstase kegembiraan, meskipun mereka tidak bermaksud seperti itu. Lucia juga telah memperingatkan Fransisco dan Jasinta untuk merahasiakan kejadian tersebut, memahami kesulitan yang akan mereka alami jika peristiwa ini diketahui orang lain.
Hari-hari berikutnya, hati mereka diliputi penuh dengan ekstase kegembiraan, meskipun mereka tidak bermaksud seperti itu. Lucia juga telah memperingatkan Fransisco dan Jasinta untuk merahasiakan kejadian tersebut, memahami kesulitan yang akan mereka alami jika peristiwa ini diketahui orang lain.
Namun, kegembiraan Jacinta yang berusia tujuh tahun tak dapat terbendung, dan dia segera lupa akan janjinya dan tanpa beban yang dibuat-buat, dengan polos, ia menceritakan semua kepada ibunya, yang dengan sabar mendengarkan tetapi kurang percaya. Adapun saudara-saudaranya memberinya pelbagai pertanyaan dengan nada penuh canda dan senda gurau seolah menganggap cerita itu hanyalah rekaan fantasi dan halusinasi Jacinta.
Hanya ayahnya, Ti Marto, yang cenderung segera menerima kisah tersebut sebagai suatu kebenaran. Dia percaya pada kejujuran anaknya, dan mudah mempercayai karya Allah, sehingga ia menjadi orang pertama yang percaya akan penampakan Fatima nantinya: “Beata es quee credidisti - bergembiralah ia, yang telah percaya”.
Ibu Lucia, sebaliknya; ketika akhirnya ia mendengar apa yang telah terjadi, meyakini bahwa putrinya sendiri telah ter-halusinasi, menjadi pengkhayal dan terhasut oleh suatu penipuan, bahkan suatu penistaan atau penghujatan.
Lucia akan segera mengerti apa yang dimaksud bahwa “mereka akan banyak menderita”: Maria Rosa, sang ibu tidak mampu untuk membuat Lucia mengakui “perbuatan kesalahan”nya, walau dibawah ancaman. Akhirnya ia dipaksa untuk menghadap pastor paroki, Pastor Ferreira, walaupun tanpa hasil yang lebih baik. Di sisi lain, ayah Lucia, yang tidak terlalu religius, praktis acuh tak acuh, “EGP” – “Emang Gue Pikirin”, “HIV” – “Hemang Ike Vikirin” dan menganggap itu semata-mata hanya “khayalan anak perempuan yang masih kecil dan belum tahu apa-apa.”
Dalam beberapa minggu ke depan, sementara anak-anak menunggu waktu janji jadwal pertemuan mereka dengan “wanita” itu pada bulan Juni, akan terungkap bahwa mereka mendapatkan beberapa orang percaya yang manis, dan sekaligus juga banyak pencela yang sinis, di Aljustrel dan Fatima.
Bisa jadi, lewat perjumpaan dengan banyak pencela yang sinis di Aljustrel dan Fatima, ketiga anak kecil ini diajak untuk berani akrab dan bersahabat dengan “via dolorosa”, jalan penderitaan karena bukankah penderitaan merupakan jalan menuju kegembiraan dan damai? Mereka diajak untuk belajar memeluk salib dan terus membawanya dalam terang Allah: “Tuhan bila salib menimpa kami, maka hancurlah hidup kami, tetapi bila Engkau yang datang bersama salib, Engkaulah yang setia memeluk kami”. Ya, seperti kata Charles Dickens, dalam “A Tale of Two Cities”, bukankah saat-saat yang gelap sering menjadi saat-saat yang indah dan penuh rahmat juga?
=========
PENAMPAKAN KEDUA
13 JUNI 1917
13 JUNI 1917
Di Portugal, tanggal 13 Juni adalah hari pesta besar. Pesta St. Antonius dari Lisbon, dikenal sebagian besar umat Katolik sebagai Santo Antonius dari Padua.
Ini juga menjadi pesta bagi anak-anak di Portugal, sehingga orang tua Lucia berpikir bahwa perayaan di Gereja paroki di Fátima akan mengalihkan perhatiannya dari janji di Cova.
Ini juga menjadi pesta bagi anak-anak di Portugal, sehingga orang tua Lucia berpikir bahwa perayaan di Gereja paroki di Fátima akan mengalihkan perhatiannya dari janji di Cova.
Namun, tak terpengaruh oleh “stratak”-strategi taktik ini, Lucia dan anak-anak Marto tetap pergi ke tempat janji pertemuan. Ketika mereka tiba di sana, sekerumunan kecil orang telah menunggu mereka. Pada kesempatan itu, Bunda Maria mengatakan bahwa ia akan segera membawa Jacinta dan Francisco ke surga. Sedangkan Lucia diminta tetap tinggal untuk memulai devosi kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda. Ketika mengucapkan kata-kata ini, muncullah dari kedua tangan Maria sebuah cahaya. Di telapak tangan kanannya nampak sebuah hati yang dilingkari duri, Hati Maria Yang Tak Bernoda yang terhina oleh dosa dan dusta manusia.
Pengakuan Lucia :
Setelah mendoakan rosario bersama dengan Jacinta dan Francisco serta orang-orang lain yang hadir, kami melihat lagi pantulan cahaya mendekati kami, (kami biasa menyebutnya kilatan), dan diikuti wanita itu di bonggol pohon oak seperti di bulan Mei lalu.
Setelah mendoakan rosario bersama dengan Jacinta dan Francisco serta orang-orang lain yang hadir, kami melihat lagi pantulan cahaya mendekati kami, (kami biasa menyebutnya kilatan), dan diikuti wanita itu di bonggol pohon oak seperti di bulan Mei lalu.
"Tolong beritahu aku, Bunda, apa yang engkau inginkan dari ku?"
"Aku ingin kau datang ke sini pada hari ketiga belas bulan depan. Aku ingin kau untuk terus mendoakan rosario setiap hari. Dan setelah selesai pada setiap salah satu peristiwa, anak-anakku, aku ingin kalian berdoa demikian:
“Ya Yesusku, ampunilah dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka. Hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang paling membutuhkan belas kasihanMu.”
Aku ingin kau belajar membaca dan menulis, dan kemudian aku akan memberitahumu apa lagi yang aku inginkan darimu."
"Apakah engkau akan membawa kami ke surga?"
"Ya, aku akan membawa Jacinta dan Francisco segera, tetapi kau akan sedikit lebih lama, karena Yesus ingin agar kau membuat aku dikenal dan dicintai di bumi. Dia juga berharap agar kau membangun devosi untuk Hati Tak Bernoda-ku di dunia."
"Apakah aku akan tertinggal di dunia sendirian?"
"Tidak sendirian, anakku, dan kau tidak boleh sedih.
Aku akan menyertaimu selalu, dan Hatiku yang Tak Bernoda akan menjadi penghiburmu dan jalan yang akan membawamu kepada Tuhan."
Aku akan menyertaimu selalu, dan Hatiku yang Tak Bernoda akan menjadi penghiburmu dan jalan yang akan membawamu kepada Tuhan."
Saat ia mengatakan kata-kata terakhir, sambil membuka kedua tangannya,
dia menyinari kami, untuk kedua kalinya, pantulan cahaya yang kuat.
Di dalamnya; kami merasa “ekstase”, tenggelam di dalam kasih Tuhan.
Jacinta dan Francisco tampaknya berada di bagian cahaya yang naik ke surga, dan saya berada di bagian yang tersebar-pencar di bumi.
dia menyinari kami, untuk kedua kalinya, pantulan cahaya yang kuat.
Di dalamnya; kami merasa “ekstase”, tenggelam di dalam kasih Tuhan.
Jacinta dan Francisco tampaknya berada di bagian cahaya yang naik ke surga, dan saya berada di bagian yang tersebar-pencar di bumi.
Di depan telapak tangan kanannya, ada sebuah hati yang dikelilingi dengan duri yang tampak menusuknya. Kami memahami itu sebagai “Hati Maria Tak Bernoda”, yang terhina oleh dosa manusia dan mengharapkan pemulihan.
Penampakan itu kemudian berakhir seperti pada kesempatan pertama, dengan wanita itu pergi ke arah timur dan menghilang dalam "kebesaran surga."
======
Pasion dan tension! Ya, disamping rasa sukacita akan peristiwa tersebut, penderitaan anak-anak akan terus berlanjut di minggu-minggu berikutnya; karena dianggap berbohong dan mengarang cerita, walau diringankan oleh cerita banyak orang yang percaya di Cova pada hari itu.
Pasion dan tension! Ya, disamping rasa sukacita akan peristiwa tersebut, penderitaan anak-anak akan terus berlanjut di minggu-minggu berikutnya; karena dianggap berbohong dan mengarang cerita, walau diringankan oleh cerita banyak orang yang percaya di Cova pada hari itu.
Mereka tahu bahwa sesuatu yang tidak biasa telah terjadi -mereka melihat "kilatan", beberapa merasakan peredupan matahari yang tidak biasa, yang lain melihat awan abu-abu kecil yang datang dan pergi pada saat penampakan-, dan mereka percaya.
Namun, kesulitan anak-anak dengan keluarga mereka tidak mereda, terutama dengan ibu-ibu mereka, yang menjadi benar-benar kuatir bahwa kejadian tersebut tidak hanya berlanjut tapi makin heboh berkembang dan mengambang.
Hal ini ditambah lagi dengan peringatan kritis-skeptis dari pastor paroki, bahwa bisa saja itu semua memang benar terjadi tetapi adalah sesuatu yang berasal dari setan.
==========
==========
PENAMPAKAN KETIGA
13 JULI 1917
13 JULI 1917
Sementara janji bulan Juli semakin mendekat, Lucia merasa bimbang. Hatinya galau. Ia terus terganggu oleh kata-kata pastor bahwa iblis mungkin berada di balik penampakan-penampakan itu. Akhirnya, dia mengatakan kepada Jacinta bahwa ia berniat untuk tidak pergi nanti.
Seperti motto kota Paris, “Fluctuat nec mergitur - Terombang-ambing tapi tak tenggelam”, kiranya itulah juga yang dialami Lucia. Ya, ketika akhirnya tiba pada harinya, entah bagaimana, “kegamangan”, ketakutan dan kecemasannya lenyap, sehingga pada siangnya, ia menunggu kedatangan wanita cantik itu di Cova bersama Jacinta dan Francisco. Baginya, rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi. Fear not to enjoy, but to be faced!
Adapun, penampakan pada 13 Juli ini akan menjadi aspek yang paling kontroversial dari pesan Fátima, pemberian rahasia dalam tiga bagian di mana anak-anak dengan kokoh setia menjaganya.
Dua bagian pertama, penglihatan akan neraka dan ramalan akan peran Rusia di masa depan dan bagaimana mencegahnya, yang tidak akan terungkap sampai Sr. Lucia menuliskannya dalam memoar ketiganya, atas permintaan Uskup, pada tahun 1941.
Bagian ketiga, yang disebut “Rahasia Ketiga Fatima”, hanya kemudian diungkapkan kepada Uskup, yang langsung mengirimkannya tanpa dibaca dulu kepada Paus Pius XII.
Pengakuan Lucia :
Beberapa saat setelah tiba di Cova da Iria, di dekat bonggol pohon oak,
di mana sejumlah besar orang yang ikut datang sedang berdoa rosario,
kami melihat kilatan cahaya sekali lagi, dan sesaat kemudian Bunda Maria muncul.
Beberapa saat setelah tiba di Cova da Iria, di dekat bonggol pohon oak,
di mana sejumlah besar orang yang ikut datang sedang berdoa rosario,
kami melihat kilatan cahaya sekali lagi, dan sesaat kemudian Bunda Maria muncul.
"Apa yang kau inginkan dariku?"
"Aku ingin kau kembali kesini pada hari ketiga belas bulan depan.
Teruslah berdoa rosario setiap hari untuk menghormati Bunda Rosario,
untuk mendapatkan perdamaian dunia dan mengakhiri perang,
karena hanya Ratu Rosario yang bisa memperolehkannya."
Teruslah berdoa rosario setiap hari untuk menghormati Bunda Rosario,
untuk mendapatkan perdamaian dunia dan mengakhiri perang,
karena hanya Ratu Rosario yang bisa memperolehkannya."
"Ya, ya.
Aku ingin bertanya siapakah engkau, dan maukah engkau melakukan keajaiban sehingga semua orang akan tahu dengan pasti bahwa engkau telah muncul kepada kami."
Aku ingin bertanya siapakah engkau, dan maukah engkau melakukan keajaiban sehingga semua orang akan tahu dengan pasti bahwa engkau telah muncul kepada kami."
"Kau harus datang kesini setiap bulan, dan pada bulan Oktober aku akan memberitahumu siapa aku dan apa yang kuinginkan. Aku kemudian akan melakukan keajaiban sehingga semua dapat menjadi percaya."
Setelah diyakinkan, Lucia mulai meletakkan di hadapan wanita itu,
banyak intensi doa permohonan dan pertolongan yang dititipkan kepadanya.
Wanita itu berkata lembut bahwa dia akan menyembuhkan beberapa, tetapi beberapa yang lain, tidak.
banyak intensi doa permohonan dan pertolongan yang dititipkan kepadanya.
Wanita itu berkata lembut bahwa dia akan menyembuhkan beberapa, tetapi beberapa yang lain, tidak.
"Dan anak lumpuh dari Maria da Capelinha?"
"Tidak, kelemahan nya dan juga kemiskinannya tidak akan disembuhkan,
dan dia harus diyakinkan untuk mendoakan rosario bersama keluarganya setiap hari."
dan dia harus diyakinkan untuk mendoakan rosario bersama keluarganya setiap hari."
Intensi lain yang dimintakan bantuannya oleh Lucia kepada Maria adalah seorang wanita sakit dari Atougia yang meminta untuk dibawa ke surga.
"Katakan padanya untuk tidak terburu-buru. Katakan padanya aku sungguh tahu kapan waktunya aku akan datang untuk menjemputnya. Berkorbanlah untuk orang-orang berdosa, dan sering ucapkanlah, terutama pada saat membuat pengorbanan:
“O Yesus, ini adalah untuk cinta kepada-Mu, untuk pertobatan para pendosa, dan silih bagi penghinaan terhadap Hati Maria Tak Bernoda."
“O Yesus, ini adalah untuk cinta kepada-Mu, untuk pertobatan para pendosa, dan silih bagi penghinaan terhadap Hati Maria Tak Bernoda."
Sambil mengucapkan ini, ia membuka tangannya sekali lagi, seperti sebelumnya. Sinar cahaya tampak menembus bumi, dan kami melihatnya bagaikan lautan api.
Dan, yang terjun dalam api ini adalah setan dan jiwa-jiwa dalam bentuk manusia, seperti bara api transparan yang terbakar, semua menghitam atau mengilap perunggu, mengambang dalam api, dan sekarang terangkat ke udara oleh api yang keluar dari dalam diri mereka bersama-sama dengan awan besar asap, diikuti dari setiap sisi seperti percikan api dalam nyala yang besar, tanpa berat atau keseimbangan, di tengah pelbagai jeritan dan erangan atas rasa sakit dan putus asa, yang membuat kami gemetar ketakutan (Pasti pemandangan ini yang menyebabkan saya menangis, karena orang-orang mengatakan mereka mendengar saya menangis).
Ya, setan bisa dikenali dalam rupa binatang tidak dikenal yang menakutkan, hitam dan tembus pandang seperti bara api, ketakutan dan seolah-olah sangat memohon pertolongan.
Kami memandang kepada wanita itu, yang berkata kepada kami dengan sangat sedih:
"Kamu telah melihat neraka, di mana jiwa-jiwa orang-orang berdosa malang itu pergi. Dan, untuk menyelamatkan merekalah, maka Tuhan ingin membuat di dunia; devosi kepada Hatiku yang Tak Bernoda. Jika kau melakukan apa yang aku katakan, banyak jiwa akan diselamatkan, dan akan ada perdamaian.
Perang ini akan berakhir, tetapi jika manusa tidak berhenti menghina Allah, perang lain yang lebih mengerikan akan mulai pada masa kepausan Paus Pius XI.
Perang ini akan berakhir, tetapi jika manusa tidak berhenti menghina Allah, perang lain yang lebih mengerikan akan mulai pada masa kepausan Paus Pius XI.
Ketika kau melihat malam yang diterangi oleh cahaya aneh dan tidak dikenal (ini sungguh terjadi kemudian pada 28 Januari 1938), kau akan tahu bahwa itu adalah tanda yang diberikan Allah kepadamu, bahwa Dia akan menghukum dunia dengan perang dan kelaparan, dan penganiayaan terhadap Gereja dan Bapa Suci.
Untuk mencegah hal ini, aku datang ke dunia untuk meminta Rusia dipersembahkan kepada Hati Tak Bernoda-ku, dan aku meminta pada setiap hari Sabtu Pertama, komuni pemulihan dibuat untuk pendamaian bagi dosa-dunia. Jika keinginanku terpenuhi, Rusia akan bertobat dan akan ada perdamaian; jika tidak, maka Rusia akan menyebarkan “ajaran sesat”nya di seluruh dunia, membawa perang baru dan penganiayaan Gereja; orang-orang baik akan menjadi martir dan Bapa Suci akan banyak menderita; negara-negara tertentu akan musnah.
Tapi pada akhirnya Hatiku yang Tak Bernoda akan menang. Bapa Suci akan mempersembahkan Rusia kepadaku, dan akan ditobatkan, dan dunia akan menikmati masa damai. Di Portugal, iman akan selalu dipertahankan.
Ingat, kau tidak harus memberitahukan hal itu kepada siapa pun kecuali Francisco.
Dan, ketika kau berdoa rosario, ucapkanlah pada setelah setiap peristiwa:
O Yesusku, ampunilah dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka. Hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang paling membutuhkan belas kasihanMu."
O Yesusku, ampunilah dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka. Hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang paling membutuhkan belas kasihanMu."
"Apakah ada sesuatu lain yang engkau inginkan dariku?"
"Tidak, aku tidak menginginkan apa-apa lagi darimu hari ini."
Kemudian, seperti sebelumnya, ia mulai naik ke arah timur, sampai akhirnya menghilang di kegelapan besar cakrawala.
=======
Mendapat “Pesan Rahasia” yang tidak boleh diungkapkan terbukti menjadi pencobaan sangat besar untuk ketiga anak itu. Keluarga, tetangga, orang-orang yang mendengar peristiwa penampakan, bahkan para klerus atau pejabat Gereja terus mencoba tanpa berhasil untuk membuat mereka mengungkapkannya.
Bahkan, akhirnya, ketika hari penampakan di bulan Agustus mendekat, beberapa pemerintah sipil, terdorong oleh karena jumlah besar orang yang memberi perhatian dalam peristiwa Fatima, berusaha mendapatkan informasi dari mereka dan dalam prosesnya; menuduh Gereja bekerjasama dalam penipuan massa.
==========
==========
PENAMPAKAN KEEMPAT
19 AGUSTUS 1917
19 AGUSTUS 1917
Pada 13 Agustus, setelah upaya untuk mendapatkan "kebenaran" dari anak-anak tak juga membuahkan hasil; Artur Santos, seorang pejabat pemerintahan, merancang strategi untuk membawa mereka ke tahanan dan memaksa mereka untuk mengungkapkan semua hal yang telah terjadi.
Dengan berpura-pura ber-itikad baik, pada pagi hari di tanggal 13 Agustus, ia menawarkan diri untuk mengantar ketiga anak dan orang tua mereka serta mengunjungi pastor paroki dulu, (yang menurutnya ingin bertemu mereka), lalu kemudian ke Cova.
Sesampai di pastoran, ia meninggalkan para orang tua, dan membawa anak-anak ke markas kabupaten di Vila Nova de Ourem, sekitar 9 mil jauhnya.
Di tempat ini, ia mencoba mengancam mereka dengan hukuman mati dan mengunci mereka di sel bersama dengan para "penjahat" lainnya, untuk membuat mereka mengakui kebohongan kisah mereka itu, namun itu pun tidak berhasil. “Audaces fortuna iuvat - Nasib baik menolong mereka yang berani.”
Di tempat ini, ia mencoba mengancam mereka dengan hukuman mati dan mengunci mereka di sel bersama dengan para "penjahat" lainnya, untuk membuat mereka mengakui kebohongan kisah mereka itu, namun itu pun tidak berhasil. “Audaces fortuna iuvat - Nasib baik menolong mereka yang berani.”
Walaupun usia mereka masih belia, pengharapan anak-anak akan kasih pertolongan Maria dan keberanian iman mereka tak tergoyahkan, karena tepatlah kata orang Inggris: “Hope makes all things works. Faith makes all things possible and Love makes all things beautiful”.
Sementara itu di Cova, pada siang hari itu; tanda-tanda karakteristik dari penampakan muncul dan dapat terlihat oleh kerumunan besar orang banyak saat itu, namun tanpa kehadiran anak-anak.
Setelah tanda-tanda berakhir, kerumunan membubarkan diri, dan merekas belum menyadari tipu daya pemerintah terhadap anak-anak.
"Pengadilan" terhadap anak-anak, berlangsung terus selama dua hari, dengan kekuatiran dari keluarga mereka.
Akhirnya, pada Perayaan Maria Assumpta (Maria Diangkat ke Surga, 15 Agustus), walikota mengantar mereka kembali ke pastoran di Fátima. Saat mereka tiba, orang-orang yang baru selesai misa sedang bertanya-tanya kepada Ti Marto (ayah Francisco dan Jacinta) dimana keberadaan mereka dan mengapa tidak datang ke tempat penampakan dua hari lalu.
Ketika terlihat bahwa mereka baru saja diantar kembali setelah diambil paksa, kemarahan orang-orang dilontarkan kepada pengemudi yang mengantar dan walikota ketika ia tiba tak lama kemudian. Keduanya, tidak diragukan lagi akhirnya menyingkir dan melarikan diri dari kerumunan dan teriakan massa. Ini jugalah yang mengakhiri usaha penguasa sipil untuk berurusan dengan ketiga anak dan hal ikhwal seputar penampakan Bunda Maria Fatima.
Pada hari Minggu 19 September 1917, Lucia, kakaknya yang bernama John, dan Francisco, sedang menggembalakan domba di tempat yang dikenal sebagai Valinhos, terletak di sisi bukit yang sama menghadap Aljustrel, sedikit lebih jauh ke utara dari tempat dimana malaikat pernah muncul dua kali.
Pada sekitar pukul 16.00, mereka merasakan tanda-tanda yang sama bahwa Bunda Maria akan datang. Lucia memaksa keras agar John, kakaknya pergi mendapatkan Jacinta, sampai ia menawarkan uang agar John mau pergi menjemput Jacinta.
Lucia dan Francisco menunggu kedatangan cahaya yang khas, dan saat Jacinta tiba, Bunda Maria Fatima pun muncul.
"Apa yang kau inginkan dariku?"
"Datang lagi ke Cova da Iria pada hari ketigabelas bulan depan, anakku, dan teruslah berdoa rosario setiap hari. Pada bulan terakhir aku akan melakukan keajaiban sehingga semua akan percaya."
"Apa yang harus kami lakukan dengan persembahan uang yang ditinggalkan orang-orang di Cova da Iria?"
"Aku ingin kalian membuat dua tandu untuk membawa patung, untuk dipakai pada pesta Bunda Rosario. Aku ingin kau dan Jacinta membawa satu tandu bersama dengan dua gadis lainnya. Kalian memakai gaun putih. Dan Francisco, dengan tiga anak laki-laki lain ikut membantunya, membawa tandu yang lain. Anak laki-laki, juga akan berpakaian putih-putih. Persembahan uang yang tersisa kemudian, untuk membantu pembangunan sebuah kapel di sini."
Lucia kemudian meminta Bunda untuk pertolongan penyembuhan beberapa orang sakit.
"Aku akan menyembuhkan beberapa dari mereka sepanjang tahun ini."
(Sambil memandang dengan sedih). Berdoa, berdoalah banyak-banyak. Berkorbanlah untuk orang-orang berdosa. Banyak jiwa pergi ke neraka, karena tidak ada yang bersedia untuk membantu mereka dengan pengorbanan."
(Sambil memandang dengan sedih). Berdoa, berdoalah banyak-banyak. Berkorbanlah untuk orang-orang berdosa. Banyak jiwa pergi ke neraka, karena tidak ada yang bersedia untuk membantu mereka dengan pengorbanan."
Setelah mengatakan demikian ia lalu pergi, seperti sebelum-sebelumnya.
==========
==========
PENAMPAKAN KELIMA
13 SEPTEMBER 1917
13 SEPTEMBER 1917
Meskipun ditertawakan, dipergunjingkan, diremehkan dan ditekan orang-orang yang ateis, sinis, dan skeptis alias tidak percaya, lebih dari 30.000 orang berkumpul di Cova pada penampakan kelima di bulan September 1917.
Entah tertarik karena benar percaya atau sekedar rasa ingin tahu, mereka berkumpul dan berdoa rosario sambil menunggu, sampai tiba saat ketika mereka mendengar Lucia berkata:
"Apa yang kau inginkan dariku?"
"Apa yang kau inginkan dariku?"
"Teruslah berdoa rosario, anak-anakku. Doakanlah setiap hari supaya perang berakhir. Pada bulan Oktober, Tuhan kita akan datang, juga Bunda Berdukacita dan Bunda Karmel. Santo Yusuf akan muncul bersama Kanak-Kanak Yesus untuk memberkati dunia.
Allah menyukai pengorbananmu, tetapi Dia tidak menginginkan kamu memakai tali saat tidur. Pakailah di siang hari."
"Aku mempunyai banyak permohonan pertolongan. Maukah engkau membantu seorang gadis kecil yang tuli dan bisu?"
"Dia akan membaik dalam tahun ini."
"Dan pertobatan yang dimintakan bagi beberapa orang ?
Kesembuhan orang-orang yang sakit?"
Kesembuhan orang-orang yang sakit?"
"Aku akan menyembuhkan beberapa, dan beberapa lain, tidak.
Pada bulan Oktober, aku akan membuat keajaiban sehingga semua orang dapat percaya."
Dengan kata-kata terakhir yang masih terngiang di telinga mereka, Bunda Fatima bangkit dan menghilang ke langit, dan Lucia menunjuk sambil berkata kepada orang banyak, "Jika kalian ingin melihatnya --- lihatlah! Lihatlah!"
==========
==========
PENAMPAKAN KEENAM
13 OKTOBER 1917
13 OKTOBER 1917
Pada malam 12-13 Oktober 1917, hujan deras turun sepanjang malam, merendam tanah dan menyulitkan ribuan peziarah yang datang ke Fátima dari segala arah. Dikatakan, ada sekitar 70,000 orang berkumpul di sana saat itu. Mereka datang dengan berjalan kaki, dengan gerobak, dan dengan mobil, memasuki Cova dari jalan Fátima-Leiria.
Darisanalah, mereka berjalan ringan menuruni lereng ke bonggol pohon oak kecil tempat penampakan, dimana orang-orang telah mendirikan penyangga di sana.
Adapun anak-anak menuju ke Cova sembari melewati kerumunan orang banyak, ditengah sanjungan dan cemoohan yang telah mereka alami sejak bulan Mei. Orang-orang bahkan gaduh dan mengaduh, ribut dan tidak berhati lembut karena hiruk pikuk mengeluh dan mempertanyakan ketepatan waktu kemunculan Maria yang sudah terlambat karena telah lewat tengah hari.
Dan, ketika matahari tiba di puncaknya, Lucia meminta orang-orang menutup payung mereka, dan Bunda Fatima muncul seperti yang telah ia katakan.
Lucia berlutut,
"Apa yang anda inginkan dariku?"
"Apa yang anda inginkan dariku?"
"Aku ingin sebuah kapel dibangun disini untuk menghormatiku. Aku ingin kau terus berdoa rosario setiap hari. Perang akan segera berakhir, dan para tentara akan kembali ke rumah mereka."
"Ya. ya. Maukah engkau memberitahuku namamu?"
"Akulah Bunda Rosario."
"Aku mempunyai banyak permohonan dari banyak orang. Apakah engkau akan mengabulkannya?"
"Beberapa akan kukabulkan. Manusia harus mengubah hidup mereka dan meminta pengampunan atas dosa-dosa mereka.
Mereka tidak boleh lagi menghina Tuhan kita, karena Dia sudah terlalu banyak dihina!"
Mereka tidak boleh lagi menghina Tuhan kita, karena Dia sudah terlalu banyak dihina!"
"Dan itukah semua yang engkau minta?"
"Tak ada lagi yang lain."
Ketika Bunda Rosario naik ke arah timur, ia mengarahkan telapak tangannya ke arah langit yang gelap. Sementara itu hujan sudah berhenti, namun awan gelap terus menutupi matahari, dan tiba-tiba cahaya matahari merekah menembus awan dan terlihat seperti putaran perak.
"Lihat matahari!"
Di saat itu, dua penampakan yang berbeda terlihat, yang satu adalah fenomena “keajaiban matahari” yang dilihat oleh 70.000 lebih orang-orang yang berkumpul di sana dan penampakan lain yang hanya terlihat oleh ketiga anak itu saja.
Pengakuan Lucia:
Setelah Bunda menghilang ke cakrawala, kami melihat St. Yusuf bersama Kanak-Kanak Yesus dan Bunda Maria berjubah putih dengan mantel biru, berdiri di sebelah matahari. St. Yusuf dan Kanak-Kanak Yesus tampaknya memberkati dunia, karena mereka membuat Tanda Salib dengan tangan mereka.
Setelah Bunda menghilang ke cakrawala, kami melihat St. Yusuf bersama Kanak-Kanak Yesus dan Bunda Maria berjubah putih dengan mantel biru, berdiri di sebelah matahari. St. Yusuf dan Kanak-Kanak Yesus tampaknya memberkati dunia, karena mereka membuat Tanda Salib dengan tangan mereka.
Ketika kemudian penampakan ini menghilang, aku melihat Tuhan dan Bunda Maria; tampak bagiku sebagai Bunda Berdukacita. Tuhan tampak memberkati dunia dengan cara yang sama seperti yang dilakukan St. Yusuf. Penampakan ini juga menghilang, dan aku melihat Bunda sekali lagi, kali ini menyerupai Bunda Karmel (Lucia mengerti bertahun-tahun kemudian, ini adalah tanda untuk mempersiapkan ia kelak masuk ke biara Karmel).
======
======
Penampakan pada 13 Oktober 1917 di Fatima ini adalah penampakan yang terakhir untuk Jacinta dan Francisco. Namun untuk Lucia, Bunda Fatima akan datang kembali untuk ketujuh kalinya, pada tahun 1920, seperti yang telah ia janjikan di bulan Mei lalu, pada saat Lucia berdoa di Cova sebelum meninggalkan Fátima untuk pergi ke sekolah asrama anak-anak perempuan. Bunda Maria saat itu datang untuk mendesaknya agar mengabdikan dirinya sepenuhnya kepada Allah. O sancta simplicitas! O sebuah kesederhanaan nan kudus.
Sementara anak-anak melihat berbagai penampakan Yesus, Maria dan Yusuf, kerumunan besar orang menyaksikan keajaiban yang berbeda, yang kemudian terkenal sebagai "Keajaiban Matahari." Deus providebit. Tuhan yang menyelenggarakannya!
==========
==========
“Hendaklah kita mencari rahmat, dan marilah kita mencarinya melalui Maria.”
Salam, ya Ratu surga - Salam, ya Ratu damai
Ratu yang patut dicintai - Ratu yang patut dikagumi
Ratu yang patut dicintai - Ratu yang patut dikagumi
Salam, ya Bunda Putra Ilahi
Salam, ya Bunda Penebus Sejati
Bunda yang melindungi orang berdosa
Bunda yang menghibur orang berduka
Salam, ya Bunda Penebus Sejati
Bunda yang melindungi orang berdosa
Bunda yang menghibur orang berduka
Ratu dan Bunda Kami
Darimulah, kami mendapat hidup sejati
Darimulah, kami mencecap terang abadi
Bersukalah, ya Bunda Maria
Hiduplah, ya Bunda mulia
Berdoalah, bagi kami semua.
Darimulah, kami mendapat hidup sejati
Darimulah, kami mencecap terang abadi
Bersukalah, ya Bunda Maria
Hiduplah, ya Bunda mulia
Berdoalah, bagi kami semua.
Salam, ya Ratu surga - Salam, ya Ratu damai
Ratu yang patut dicintai - Ratu yang patut dikagumi
Dengarkanlah permohonan kami dalam kesesakan
Bebaskanlah hidup kami dari segala kejahatan
Ratu yang patut dicintai - Ratu yang patut dikagumi
Dengarkanlah permohonan kami dalam kesesakan
Bebaskanlah hidup kami dari segala kejahatan
Salam, ya Bunda Putra Ilahi
Salam, ya Bunda Penebus Sejati
Bunda yang melindungi orang berdosa
Bunda yang menghibur orang berduka
Salam, ya Bunda Penebus Sejati
Bunda yang melindungi orang berdosa
Bunda yang menghibur orang berduka
(RJK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar