Ads 468x60px

Senin, 08 Mei 2017


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 08 Mei 2017
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Kisah Para Rasul (11:1-18)
(Mzm 42:2-3; 43:3-4)
Yohanes (10:11-18)
"Pastor Aeternus - Gembala Sejati."
Yesus adalah Sang Gembala Sejati dan kita adalah para domba ("Damai OMongannya karna Bersama Allah", buku "TANDA", RJK, Kanisius). Sebagai gembala, ia memiliki caritas pastoralis - cinta kasih kegembalaan", ketika Ia berkata: "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-dombaKu mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu."
Yesus menyebut setidaknya ada 2 ciri orang yang mempunyai cinta kasih kegembalaan, yakni "keterbukaan" (mengenal semua "domba-dombanya" dengan penuh kasih dan tidak pilih kasih) serta "ketulusan" (berani berkorban. "memberikan nyawa" bagi yang keselamatan yang lain).
Dengan keterbukaan dan ketulusannya sebagai Gembala inilah, Ia tercandra memiliki 3 peran dasar, antara lain:
1. "Animator"/Menghidupkan:
"Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba2Ku".
Ia memberikan semangat kasih dan perHATIanNya sepenuh hati bagi keseharian hidup dan kesegaran jiwa.
2. "Salvator"/Menyelamatkan:
"Akulah PINTU". Ia menjadi fontifex/jembatan, semacam pintu masuk dan perantara keselamatan kekal bagi hidup kita.
3. "Liberator"/membebaskan:
"Aku memberikan nyawaKu bagi domba2Ku." Ia bebaskan kita dari kuasa dosa dengan pengorbanan dan nyawaNya di atas salib:
"Ave crux spes unica-Salam ya Salib harapan yang utama".
Nah, atas kesadaran iman bhw Dia benar2 sudah 100%mencintai kita, maka kita juga diutus untuk ikut berjuang sebagai "gembala" kecil ("GEMbira dlm karya-BAjaga dlm doa-LAyani dlm cinta", buku "TANDA, Kanisius) yang berani "menghidupkan-menyelamatkan + membebaskan" orang lain, terlebih keluarga kita dari kuasa dosa dan jerat dunia yang semakin carut marut ini. Bukankah “setiap orang bisa menjadi "pastor" (gembala)?
Iya, tanpa masuk seminari, tanpa harus belajar bahasa latin atau hidup di asrama/biara selama belasan tahun, tanpa harus hidup selibat, tanpa harus mengikrarkan kaul, karena senyatanya setiap orang adalah pastor (baca: gembala) bagi umat yang lainnya.
Suami adalah gembala bagi istrinya, orangtua gembala bagi keluarga dan anak-anaknya, warga gembala bagi sesamanya, begitu juga sebaliknya bukan?
Jelasnya, kita bisa memulainya dari diri sendiri, dari hal-hal kecil dan mulai dari hari ini, misalnya: "menghidupkan" semangat org lain dengan sapaan hangat kita, "menyelamatkan" nama baik orang lain dengan tidak memperguncingkan/mencap buruk orang lain, "membebaskan belenggu orang lain dengan memberikan ruang/kesempatan untuk bisa bekerja dan hidup lebih sejahtera.
"Ada jala diikat pita - Jadilah seorang gembala yg sll bersukacita".
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar