INTERMEZZO
Salah satu putri proklamator yakni Sukmawati Soekarno Putri "meng-kritik" Gereja Katolik di Indonesia yang kurang mengelaborasi makna penerimaan penghargaan oleh Presiden Soekarno dari tiga pemimpin gereja katolik di Vatikan.
Menurutnya, tiga penghargaan dari tiga Paus yang merupakan pemimpin tertinggi gereja katolik dari Vatikan itu perlu dielaborasi, dimaknai, dan bahkan diberitakan secara meluas.
Hal ini sangat perlu di tengah situasi Indonesia yang semakin tergerus kebhinekaannya karena adanya ancaman sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab.
“Seharusnya secara internal, gereja katolik perlu mendiskusikan hal itu lalu diberitakan secara meluas baik secara internal maupun eksternal, biar orang tahu bahwa Soekarno itu tiga kali menerima tanda kehormatan tertinggi dari tiga paus di Vatikan,” ujarnya.
Menurut Sukmawati, tidak ada presiden lain di dunia ini yang bisa menerima tiga kali penghargaan dari pemimpin tertinggi gereja katolik dari Vatikan. “Ini harus dijelaskan. Bahwa tiga orang Paus itu memberikan penghargaan kepada Soekarno bukan tanpa alasan. Soekarno itu beragama Islam, menjadi presiden di negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam terbesar di dunia. Tetapi Soekarno ternyata sangat nasionalis di tengah mayoritas muslim. Inilah arti sebenarnya. Inilah Indonesia. Makanya harus disebarluaskan,” ujarnya.
Sebagai pemimpin tertinggi gereja katolik yang berkedudukan di Vatikan, tentu saja para paus ini memiliki kriteria tersendiri ketika hendak memberikan penghargaan bintang kehormatan tertinggi kepada Soekarno. Ini harus menjadi perhatian dari gereja bahwa hubungan Soekarno dengan gereja katolik memang luar biasa. Soekarno telah merangkul semua elemen bangsa tanpa kecuali.
Dari pemimpin tertinggi gereja katolik, Soekarno mengoleksi tiga medali yang tak terkira nilainya.
Bukan medali sembarangan. Presiden Soekarno mengoleksi tiga medali kehormatan tertinggi dari pemimpin umat Katolik dalam tiga kali kunjungannya ke Vatikan Italy. Dalam tiga kali kunjungan tersebut, Soekarno bertemu dengan tiga Paus berbeda dan ketiga Paus tersebut memberikan medali kehormatan tertinggi kepada Soekarno.
Bukan medali sembarangan. Presiden Soekarno mengoleksi tiga medali kehormatan tertinggi dari pemimpin umat Katolik dalam tiga kali kunjungannya ke Vatikan Italy. Dalam tiga kali kunjungan tersebut, Soekarno bertemu dengan tiga Paus berbeda dan ketiga Paus tersebut memberikan medali kehormatan tertinggi kepada Soekarno.
Pertama, pada tanggal 13 Juni 1956, Soekarno menerima medali pertama dari Paus Pius XII. Medali kedua diterimanya pada 14 Mei 1959 dari Paus Yohanes XXIII. Dan ketiga, pada tangga 12 Oktober 1964, Soekarno disematkan medali ketiganya oleh Paus Paulus VI. Pada kunjungannya yang ketiga kali, Soekarno bahkan dibuatkan perangko khusus oleh Vatikan dan dihadiahi cendera mata berupa lukisan mosaik Castel San Angelo Vatican. Menurut Sukmawati, hingga saat ini, Soekarno satu-satunya Presiden muslim dari negara dengan mayoritas umat Islam terbesar dunia yang punya reputasi luar biasa di mata gereja katolik.
Soekarno dianggap ketiga Paus tersebut lantaran di Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut Islam, tetap menghormati dan menerima warganya sendiri yang beragama lain, terutama Nasrani. Akibat penghargaan tersebut, Soekarno pernah berujar, “Aku orang Islam hingga sekarang telah memperoleh tiga buah medali yang tertinggi dari Vatikan.”. Kalimat ini dikutip oleh Cindy Adams dalam “Untold Story, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar