Ads 468x60px

MEMOAR “100 TAHUN FATIMA”


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.

SERIAL KATEKESE BULANAN:
MEMOAR “100 TAHUN FATIMA”, RJK
Bulan Mei dan Oktober: Riwayatmu Dulu Kini dan Nanti
I.
BULAN MEI = BULAN MARIA.
Bulan Mei sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei-lah, di negara- negara empat musim mengalami musim semi. Maka bulan ini dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa Baru. Hawa sendiri artinya adalah ibu dari semua yang hidup, “mother of all the living” (Kej 3:20).
Devosi mengkhususkan bulan Mei sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke 13. Namun praktek ini baru menjadi populer di kalangan para imam di Roma pada sekitar tahun 1700-an, dan baru kemudian menyebar ke seluruh Gereja.
Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria.
Lima tahun kemudian, pada tanggal 24 Mei, Paus dibebaskan, dan ia dapat kembali ke Roma. Tahun berikutnya, ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal, dan ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma “Immaculate Conception/ Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda” pada tahun 1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria telah dikenal oleh Gereja universal.
Lebih lanjut, Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, “the Month of Mary” mengatakan, “Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita … dalam kelimpahan.” (Paus Paulus VI, “the Month of Mary”, 1)
II.
BULAN OKTOBER = BULAN ROSARIO
O Rosario suci Maria,
rantai halus yang menyatukan kami dengan Allah,
ikatan kasih yang memadu kami dengan para malaikat,
benteng keselamatan untuk melawan serbuan neraka,
pelabuhan aman tatkala perahu universal kami kandas,
kami tidak pemah akan meninggalkan engkau.
Engkau akan menjadi penopangku di saat ajal:
milikmulah ciuman terakhir kami di saat nyawa melayang.
Dan kata terakhir yang kami ucapkan adalah namamu yang suci,
O Ratu Rosario
O Bunda yang terkasih,
O Pengungsian orang berdosa,
O Penghibur orang yang berduka.
Kiranya engkau dipuji di mana-mana,
sekarang dan selalu,
di bumi dan di surga.
(Paus Yohanes Paulus II)
“Jas Merah” - Jangan sesekali melupakan sejarah! Penentuan bulan Oktober sebagai bulan Rosario, berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dahulu, yaitu ketika terjadi pertempuran di Lepanto pada tahun 1571, di mana negara- negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman yang menyerang agama Kristen. Terdapat ancaman genting saat itu, bahwa agama Kristen akan punah di Eropa, karena Turki memiliki angkatan laut yang paling kuat di bawah pimpinan Halifasha dimana jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa dan Venesia.
Menghadapi ancaman ini, Don Juan (John) dari Austria, komandan armada Katolik, berdoa rosario memohon pertolongan Bunda Maria. Don Juan sendiri terkenal memiliki devosi yang sangat kuat kepada Bunda Maria, maka ketika tentara Katolik naik ke kapal untuk diberangkatkan ke medan perang, mereka masing-masing diberi rosario di tangan kanan, sementara tangan kiri mereka memegang senjata.
Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama- sama dengan banyak umat beriman juga berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore - Vatikan. Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak berhenti didaraskan untuk mendoakan pertempuran di Lepanto. Demikian juga, umat Katolik di seluruh Eropa berdoa rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria dalam keadaan yang mendesak itu.
7 Oktober 1571, pukul 11.30 kedua armada itu mulai bertempur sampai keesokan harinya. Mukjizat terjadi di sana. Ketika pertempuran sedang berlangsung sengit, tiba-tiba angin berubah arah sehingga menguntungkan pihak armada Katolik. Armada Turki berhasil dikalahkan dan Halifasha tewas terbunuh. Nah, karena syukur atas kemenangan inilah, maka Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci.
Tercandra, semangat dan minat umat Katolik terhadap doa rosario mendorong sejumlah paus untuk kemudian menetapkan bulan Oktober sebagai bulan rosario. Paus Leo XIII dalam Ensiklik “Supremi Apostolatus Officio” pada 1 September 1883, menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario bagi Gereja Katolik:
"Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang mawar pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan paneh buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas."
Mengacu juga pada Katekismus Gereja Katolik, 2679:
“Maria adalah pendoa sempurna dan citra Gereja. Kalau kita berdoa kepadanya, kita menyetujui bersama dia keputusan Bapa, yang mengutus Putera-Nya untuk menyelamatkan semua manusia. Sebagaimana murid yang dicintai Yesus, kita juga menerima Bunda Yesus yang telah menjadi Bunda semua orang hidup, ke dalam rumah kita (Yoh 19:27). Kita dapat berdoa dan memohon bersama dia. Doa Gereja seakan-akan didukung oleh doa Maria; ia disatukan dengan Maria dalam harapan (Bdk, LG 68-69).”
III.
ROSARIO DAN PAUS YOHANES PAULUS II
“Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus”, demikian kata Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostolik “Rosarium Virginis Mariae” (“Rosario Santa Perawan Maria”).
Paus Yohanes Paulus II juga mengungkapkan cintanya yang istimewa akan doa-doa Maria dan menyampaikan saran bagaimana umat beriman dapat berdoa rosario dengan lebih baik: “Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka,” tulisnya. “Dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.”
Hanya selang dua minggu setelah pengangkatannya sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, ia mengatakan, “Sejujurnya saya mengakui: Rosario adalah doa favorit saya.” Dan, katanya, “mengenang kembali segala kesulitan yang juga menjadi bagian dari pelaksanaan tugas perutusan saya, saya merasa perlu untuk menyampaikan sekali lagi, sebagai suatu undangan yang hangat kepada siapa saja untuk mengalami secara pribadi bahwa: Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia', dan menjadikannya selaras dengan `irama' hidup Tuhan sendiri.”
Paus Yohanes Paulus II juga mengatakan bahwa “rosario memberi rasa damai bagi mereka yang mendoakannya, membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia itu menjadi lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan. Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga.”
Kata paus lebih lanjut, “Rosario adalah dan akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga. Mendaraskan doa rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi, katanya.”
Berbicara tentang praktek doa rosario, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa, “rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan. Pertama-tama, katanya, biji-biji rosario janganlah dipandang sebagai ‘barang jimat’, tetapi sebagai sarana untuk melambangkan perenungan serta usaha terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan Kristiani.”
Biji-biji rosario juga dapat “mengingatkan kita akan begitu banyaknya persahabatan dan ikatan persatuan serta persaudaraan yang mempersatukan kita dengan Kristus: “Peristiwa-peristiwa rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidup-Nya”, demikian kata paus. Sebagian orang mungkin akan merasa tertolong dengan gambar atau ikon Kitab Suci dari peristiwa yang sedang direnungkan, atau setidak-tidaknya, dengan menggambarkan peristiwa -peristiwa tersebut dalam pikiran mereka.
Paus Yohanes Paulus II juga menganjurkan agar umat membaca ayat Kitab Suci yang berhubungan dengan peristiwa yang direnungkan, bukan sebagai sarana untuk mengingat kembali informasi yang ada, “tetapi untuk mengijinkan Tuhan berbicara.”
“Seringkali terjadi, pada waktu berdoa rosario, kata paus, umat beriman lupa bahwa bagian penting dari suatu doa kontemplasi adalah keheningan; karenanya baik pada waktu mendaraskan doa rosario secara pribadi atau pun bersama-sama dalam suatu kelompok, dianjurkan untuk berhenti sejenak dalam keheningan setelah suatu ayat dibacakan.”
Sementara sepuluh Salam Maria dalam suatu peristiwa merupakan “elemen paling penting” dalam rosario, paus meminta umat beriman untuk lebih memperhatikan pendarasan doa Bapa Kami dan Kemuliaan, doa-doa yang menghantar umat kepada Allah Bapa dan kepada Allah Tritunggal.
Bapa Suci menganjurkan bahwa jika rosario didaraskan dalam suatu kelompok, Kemuliaan sebaiknya dinyanyikan “sebagai suatu cara untuk memberikan penekanan yang pantas kepada Tritunggal Mahakudus yang amat penting dalam semua doa Kristiani.”
Paus Yohanes Paulus II juga meminta umat beriman untuk sekali-kali berhenti serta memandang salib yang tergantung pada rosario mereka. “Hidup dan doa umat beriman berpusat pada Kristus,” tulisnya. Sama seperti rosario, “segala sesuatu berasal dari Dia, segala sesuatu menghantar kita kepada Dia, segala sesuatu, melalui Dia, dalam persatuan dengan Roh Kudus, menuju kepada Bapa.”
“Rosario itu doa yang fleksibel”, katanya. “Ujud-ujud doa khusus dapat diucapkan pada akhir setiap peristiwa; sebagian dapat dinyanyikan; sebagai penutup, berbagai kelompok yang berbeda dalam usia, budaya serta etnis dapat memilih doa atau lagu-lagu Maria yang sesuai.
Terutama ketika berusaha menghidupkan doa rosario bagi anak-anak, beberapa penyesuaian pastoral juga diperkenankan, katanya: “Mengapa tidak mencobanya?”
IV.
DOA SEBELUM ROSARIO :
Bunda yang penuh rahmat, datanglah dan tinggallah bersama kami.
Keluarga surgawi yang suci dan mulia, marilah berdoa bersama kami dan persembahkanlah seluruh doa rosario yang sudah dan yang akan didoakan, kepada Allah Bapa, demi martabat umat manusia.
Biarlah kekuatannya menaklukkan kebencian dan dosa, mengisi dunia dengan kedamaian dan kerukunan; hancurkanlah kepala setan, yang sedang menanti dengan diam.
Allah Bapa Yang Maha Kuasa telah menjanjikan hal ini akan terjadi.
Tuhan, tolonglah agar doa rosario kami yang tak berarti ini,
menambahkan kekuatan untuk bersatu, hingga kuasa dari devosi kepada Rosario Bunda Maria tersebar luas di seluruh dunia dan kehendak Allah akan terjadi di bumi seperti di surga.
Atas berkat yang Kau berikan ini, kami mengucap banyak terimakasih.
Amin.
DOA SESUDAH ROSARIO :
O Maria, Bunda Belaskasih, lindungilah kami dari yang jahat.
Ambillah kami bersamamu ketika kami mati.
Ya Bunda Allah yang suci, seluruh dunia bergembira karena dari padamu, datanglah Yesus, Putera Keadilan dan Tuhan kami, telah memberi kami berkat-Nya ketika Dia membebaskan kami dari kematian abadi dan membuka jalan menuju kehidupan kekal. Amin.
Peristiwa-peristiwa Gembira (Senin, Sabtu),
khususnya selama Masa Adven dan Natal :
1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Lukas 1:26-38).
2. Maria mengunjungi Elisabet (Lukas 1:39-45).
3. Yesus dilahirkan di Bethlehem (Lukas 2:1-7).
4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Lukas 2:22-40).
5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Lukas 2:41-52).
Peristiwa-peristiwa Sedih (Selasa, Jumat),
khususnya selama Masa Prapaskah :
1.Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut
(Lukas 22:39-46).
2. Yesus didera (Yohanes 19:1).
3. Yesus dimahkotai duri (Yohanes 19:2-3).
4. Yesus memanggul salib-Nya (Lukas 22:26-32).
5. Yesus wafat di salib (Lukas 23:44-49).
Peristiwa-peristiwa Mulia (Minggu, Rabu),
khususnya selama Masa Paskah :
1. Yesus bangkit dari kematian (Lukas 21:1-12).
2. Yesus naik ke Surga (Lukas 24:50-53).
3. Roh Kudus turun atas Para Rasul (Kisah 2:1-13).
4. Maria diangkat ke Surga (1 Korintus 15:23).
5. Maria dimahkotai di Surga (Wahyu 12:1).
Peristiwa-peristiwa Terang (Kamis) :
1. Yesus di baptis di sungai Yordan (Matius 3:16-17).
2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (Yohanes 2:11).
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan
(Matius 4:17-23).
4. Yesus menampakan kemuliaan-Nya (Matius 17:2-5).
5. Yesus menetapkan Ekaristi (Markus 14:22-24).
15 JANJI MARIA KEPADA ORANG YANG SETIA BERDOA ROSARIO :
1. Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan doa rosario, akan menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.
2. Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua yang mendaraskan doa rosario.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan menaklukkan kesesatan.
4. Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa; belas kasihan melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.
5. Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa rosario tidak akan binasa.
6. Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.
7. Mereka yang memiliki devosi sejati kepada doa rosario tidak akan meninggal dunia tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja.
8. Mereka yang dengan setia mendaraskan doa rosario, sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah. Pada saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga.
9. Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi rosario, dari api penyucian.
10. Putera-puteri rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga.
11. Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan doa rosario.
12. Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan doa rosario suci dalam segala kebutuhan mereka.
13. Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal.
14. Mereka semua yang mendaraskan doa rosario adalah anak-anakku,
saudara dan saudari Putra tunggalku, Yesus Kristus.
15. Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.
V.
TIGA PULUH TIGA KUTIPAN PARA KUDUS TENTANG DOA ROSARIO
1. Daraskanlah doa rosario setiap hari
- Bunda Maria Fatima kepada Lucia
2. Tidak akan pernah tersesat, seorang yang mendoakan rosario setiap hari.
- St Louis de Montfort
3. Engkau akan memperoleh apapun yang kau minta dariku lewat doa rosario.
- Bunda Maria kepada Alan de la Roche
4. Berikan padaku pasukan yang berdoa rosario dan akan kutaklukkan dunia.
- Paus Pius IX
5. Kalau kau setia mendoakan rosario, ini adalah tanda meyakinkan akan keselamatan abadimu.
- Alan de la Roche
6. Cara berdoa yang paling baik, adalah berdoa rosario.
- St Fransiskus de Sales
7. Ketika doa rosario didaraskan dengan benar, itu memberi kepada Yesus dan Maria kemuliaan yang jauh lebih besar daripada doa-doa lainnya
- St Louis de Montfort
8. Doa rosario adalah ‘gudang’ dari begitu banyak rahmat.
- Alan de la Roche
9. Kalau kau setia mendoakan rosario seumur hidupmu, saya yakinkan,
walau banyak dosamu, kau akan menerima mahkota kemuliaan abadi.
- St Louis de Montfort
10. Ketahuilah bahwa setiap kali kau menyapa, “Salam Maria”, Ia segera berpaling padamu dan mendengarkanmu.
- St Bernardin dari Siena
11. “Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu.”
Tidak ada pernyataan lain dari makhluk manapun yang bisa lebih menyenangkan aku daripada kata-kata ini.
- Bunda Maria kepada St Mechtildis
12. Doa rosario adalah senjata yang kuat. Gunakanlah dengan penuh kepercayaan dan kau akan terpukau dengan hasilnya.
- St. Josemaria Escriva
13. Berdoalah rosario. Bersyukurlah bahwa doa yang itu-itu saja dapat menyucikan dosamu yang itu-itu juga.
- St. Josemaria Escriva
14. Kau selalu merencanakan berdoa rosario, nanti.
Lalu tidak kau lakukan sama sekali karena kau lalu lelah dan mengantuk.
Jika betul-betul tidak sempat, daraskanlah rosario di perjalanan tanpa menarik perhatian, untuk membantumu merasakan kehadiran Tuhan.
- St. Josemaria Escriva
15. Tidak ada persoalan sebesar apapun, yang tidak bisa dipecahkan melalui Doa rosario.
- Sr Lucia dari Fatima
16. Cintai Maria dan doakanlah rosario, yang adalah senjata untuk melawan segala kejahatan di dunia. Rahmat Tuhan akan diberikan lewat Bunda Terberkatinya.
- St. Padre Pio
17. Kekuatan doa rosario adalah lebih daripada yang dapat dijabarkan.
- Uskup Agung Fulton Sheen
18. Doa rosario adalah bentuk doa yang paling baik dan sarana yang paling efektif untuk mencapai hidup yang kekal. Ia adalah obat untuk semua kejahatan kita, akar dari semua berkat kita. Tidak ada doa lain yang lebih baik.
- Paus Leo XIII
19. Tidak ada orang yang dapat hidup dengan sambil terus melakukan dosa dan sambil terus berdoa rosario. Entah perbuatan dosanya yang akan berhenti, atau doa nya yang berhenti.
- Uskup Hugh Doyle
20. Doa rosario adalah saat pertemuan harianku dengan Bunda Maria yang tidak pernah kami abaikan.
- St. Yohanes Paulus II
21. Doa rosario adalah rantai panjang yang terentang antara surga dan bumi. Kita memegang satu ujung dan ujung yang lain dipegang Maria.
Dengannya, doa-doa kita naik sampai ke kaki Yang Mahakuasa.
- St. Theresia Lisieux
22. Tidak bisa dikatakan betapa banyaknya nama orang-orang kudus yang lewat doa rosario, telah menemukan jalan menuju kekudusan.
- St. Yohanes Paulus II
23. Doa rosario adalah sekolah doa. Doa rosario adalah sekolah iman.
- Paus Fransiskus
24. Dalam kesukaran, menggenggam rosario adalah bagaikan menggenggam tangan Maria sendiri.
- St. Padre Pio
25. Setiap kali berdoa rosario, katakanlah “Dengan rosario ini, kuikatkan anak-anakku kepada Hati Tak Bernoda Maria untuk bimbingan dan perlindungannya.” Dengan demikian, Bunda Maria menjanjikan menjaga jiwanya.
- Bunda Maria kepada Pastor Gobbi
26. Dimana doa rosario didaraskan, akan ada kedamaian dan ketenangan di sana berhari-hari.
- St. Yohanes Bosco
27. Doa rosario adalah obat terbaik bagi jiwa yang terganggu, yang tidak bahagia, yang ketakutan, dan yang berputus asa.
- Uskup Agung Fulton Sheen
28. Kalau kau menginginkan damai dalam hatimu, dalam keluargamu, dalam negerimu, berkumpullah dan doakanlah rosario, jangan biarkan sehari pun lewat tanpa melakukannya.
- Paus Pius XI
29. Doa rosario adalah cambuk bagi setan.
- Paus Adrianus VI
30. Doa rosario dapat disebut juga “puisi penebusan manusia”.
- Beato Bartolo Longo, Rasul Rosario
31. Banyak jiwa yang seharusnya tidak pantas; telah berada di Surga berkat doa rosario.
- St Thomas Aquinas
32. Doa rosario bukan hanya pengulangan doa saja, tetapi adalah bentuk perenungan akan rahmat Tuhan.
- St. Yohanes Paulus II
33. Mereka yang berlari kepada Maria dan mendaraskan rosario; setan tidak akan dapat menyentuhnya.
- Pastor Gabriel Amorth
==============
“PUNCTA”: INSPIRASI HARIAN SELAMA SATU BULAN
“Biarkanlah aku mengalungkan rosarioku pada leher seorang berdosa, dan ia tidak pernah melepaskan diri lagi.” (St. Louis-Marie Grignion de Montfort)

“Salah satu ciri doa yang baik adalah kalau doa itu membuat kita menjadi semakin sederhana di hadapan Tuhan, tidak muluk-muluk dalam kata-kata, tapi juga tidak bertele-tele dalam nalar. Dan, itulah yang dapat ditemukan dalam doa rosario. Bisa didoakan sambil berjalan di pegunungan, bisa sambil duduk di sebuah angkutan, cukup dengan menggunakan 10 jari tangan kita.”

“Doa rosario adalah juga sekolah doa, sebuah doa yang sederhana tapi banyak memberikan pelajaran iman yang mendalam. Dengan berdoa rosario, kita mengkontemplasikan wajah Yesus Kristus sendiri bersama Maria. Rosario juga mengajak mata batin kita untuk berdoa bersama dengan tahun liturgi Gereja, karena Maria sendiri adalah Bunda Gereja.” (Yohanes Paulus II)

“Setiap orang, mulai dari dirinya sendiri, harus berdoa rosario dengan lebih khidmat dan benar-benar mempraktekkan yang kuanjurkan yaitu devosi Sabtu Pertama setiap bulan." (Pesan Bunda Maria di Fatima kepada Lucia, Mei 1917).

"Bila kalian berdoa rosario, ucapkanlah pada akhir setiap peristiwa: “Ya Yesus, ampunilah dosa kami, lindungilah kami dari api neraka, hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terlebih jiwa yang paling memerlukan belas kasihan-Mu.” (Pesan Bunda Maria di Fatima, 13 Juli 1917)

"Berdoalah rosario setiap hari, agar kalian memperoleh perdamaian untuk dunia dan berakhirnya peperangan." (Pesan Bunda Perawan Maria kepada ketiga anak di Fatima, pada tanggal 13 Mei 1917).

“Berdoalah rosario setiap hari... Berdoa, berdoalah sesering mungkin dan persembahkanlah silihmu bagi para pendosa. Akulah Ratu Rosario. Pada akhirnya Hatiku yang Tak Bernoda akan menang." (Pesan Bunda Maria di Fatima)

“Jika umat manusia tidak bertobat dan memperbaiki hidupnya, Bapa akan mengirimkan hukuman yang dahsyat terhadap umat manusia. Hukuman ini akan lebih dasyat dari air bah. Api akan turun dari langit dan akan memusnahkan sebagian besar umat manusia. Maka mintalah, mintalah dengan tekun, dan berdoalah rosario untuk pemurnian, setiap Sabtu Pertama.“ (Pesan Maria Fatima, yang dituliskan kembali di Akita – Jepang, 1973-1981).

“Rosario suci, yang didaraskan dengan hikmat berulang kali disertai tindakan pertobatan yang baik, tidak akan pernah layu dan mati. Mawar-Merah kita itu akan tetap elok mempesona selama beribu-ribu tahun terhitung dari sekarang. Dan, jika anda setia mendaraskan rosario Suci sampai mati, saya dapat memastikan kepada anda bahwa betapapun beratnya dosa-dosa anda, anda akan menerima suatu mahkota kemuliaan yang tak akan pernah pudar dan hilang.” (St. Louis-Marie Grignion de Montfort).

“Rosario Suci merupakan akar dan gudang berkat yang tak terhitung jumlahnya, karena melalui doa rosario suci, orang-orang berdosa bertobat dan diampuni, jiwa-jiwa yang dahaga disegarkan, mereka yang terbelenggu akan dilepaskan ikatannya, mereka yang menangis menemukan kebahagiaan, mereka yang dicobai menemukan kedamaian, mereka yang miskin mendapat bantuan, hidup beragama diperbaharui, mereka yang bodoh diajar, manusia belajar mengatasi keangkuhannya, serta orang mati dihapus penderitaannya.“
(Beato Alan de la Roche).

“Kita dapat berdoa dan memohon bersama dengan Maria. Doa Gereja seakan-akan didukung oleh doa Maria; Gereja disatukan dengan Maria dalam harapan.” (KGK, Katekismus Gereja Katolik, 2679)

“Doa rosario adalah senjata yang amat efektif untuk mengusir setan, untuk memelihara kesucian hati, untuk mendapatkan keutamaan dengan lebih mudah, atau dengan kata lain untuk menganjurkan pertobatan dan menegakkan perdamaian diantara umat manusia. Doa rosario tidak hanya mengalahkan mereka yang menghina Allah dan musuh-musuh agama, tetapi juga melatih diri kita untuk memperoleh keutamaan-keutamaan Injil yang kita butuhkan.“ (Pius XI, Ensiklik “Ingravescentibus Malis”, 29 September 1973).

“Wanita beriman ini, Maria dari Nazaret, Bunda Allah, telah diberikan kepada kita sebagai teladan peziarahan iman kita. Dari Maria kita belajar untuk tunduk kepada kehendak Allah dalam segala hal, kita belajar untuk percaya untuk mencintai Kristus, Putranya dan Putra Allah. Sebab Maria bukan hanya Bunda Allah , ia juga adalah Bunda Gereja.” (Paus Yohanes Paulus II, 6 Oktober 1979)

“Rosario atau “mahkota mawar” adalah doa merenungkan kehidupan Yesus, yang meliputi kontemplasi atas peristiwa-peristiwa tertentu dalam Injil, yaitu “misteri-misteri”, bersama Bunda Maria. Jadi, mendaras rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria” (Rosarium Virginis Mariae, Paus Yohanes Paulus II)

“Marilah kita berdoa lewat perantaraan Maria, teladan kerendahan hati dan sukacita penyebaran Injil, agar Gereja dapat menjadi rumah yang menyambut, yang menjadi ibu bagi semua orang, dan menjadi sumber kelahiran dunia kita yang baru.” (Paus Fransiskus, Pesan pada Hari Misi Sedunia, 14 Juni 2014)
“Rosario dimulai dengan pengalaman Maria sendiri. Justru karena ini, rosario merupakan doa kontemplatif yang sangat indah. Tanpa dimensi kontemplatif ini, doa rosario akan kehilangan maknanya. Tanpa kontemplasi, doa rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis'” (Paus Paulus VI).

“Sesungguhnya, doa rosario hanyalah suatu metode kontemplasi. Sebagai metode, doa rosario merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bagaimanapun juga, belajar dari pengalaman berabad-abad, metode ini hendaknya tidak diremehkan. Untuk itu, kita dapat mengutip pengalaman orang-orang kudus yang tak terbilang jumlahnya” (Rosarium Virginis Mariae 28, Paus Yohanes Paulus II).

“Jika seorang beriman sedang berdoa Rosario dan merenungkan misteri kehidupan serta jalan keselamatan Yesus Kristus, semua dosanya akan diampuni.” (Ucapan Bunda Maria ketika menampakkan diri pada Venerable Dominic, seorang Carthusian, yang tinggal di Treves, 1841).

“Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus.” (Paus Yohanes Paulus II)

“Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka, dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.” (Paus Yohanes Paulus II)

“Hanya selang dua minggu setelah pengangkatanku sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, sejujurnya aku mengakui: Rosario adalah doa favoritku. Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia', dan menjadikannya selaras dengan `irama' hidup Tuhan sendiri.” (Paus Yohanes Paulus II)

“Kau sangat indah, O Maria! Padamu lah kepenuhan sukacita yang lahir dari Allah. Bantulah kami agar tidak pernah lupa akan arti perjalananmu di dunia :
Semoga cahaya iman menerangi hari-hari kami, kekuatan harapan menuntun langkah kami, kehangatan kasih menggerakkan hati kami, dan biarlah pandangan kami tertuju kepada Tuhan, sumber sukacita sejati.” (Paus Fransiskus, Doa Penyerahan Kepada Maria Dikandung Tanpa Dosa, 8 Desember 2013).
“Doa rosario memberi rasa damai bagi mereka yang mendoakannya, membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia “lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan.” (Paus Yohanes Paulus II).

“Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga. Rosario akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga. Mendaraskan doa rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi.” (Paus Yohanes Paulus II).

“Doa rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan.” (Paus Yohanes Paulus II).

“Sepotong nasihat ini, adalah nasihat dari para Pastor Rusia : Ketika hatimu dalam kekacauan, pergilah ke kapel Maria Bunda Tuhan... dan tinggallah di sana sampai kamu merasa lebih tenang, lewat doa, dengan penyerahan dan kepercayaan kepada Bunda Maria.” (Paus Fransiskus, 12 Mei 2014)

“Peristiwa-peristiwa rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidupNya.” (Paus Yohanes Paulus II).

“Maria adalah seorang ibu, dan seorang ibu menguatirkan kesehatan anak-anaknya, tahu cara merawat anak-anaknya dengan kasih dan kelembutan. Lewat rosario, Bunda Maria menjaga kesehatan kita, ia membantu kita bertumbuh, berani menghadapi hidup, berani menjadi bebas.” (Paus Fransiskus, Doa Rosario di Basilika Maria Maggiore, 4 Mei 2013).

“Saya teringat suatu waktu ketika di Lujan, saya mendengarkan sebuah cerita:
Ada seorang pria muda modern dengan anting-anting, tato, dan segala macamnya.. . dan ia datang menceritakan permasalahannya, suatu masalah yang besar dan sulit. Katanya, “Saya menceritakan ini kepada ibuku dan ibuku berkata kepadaku –pergilah kepada Maria dan ia akan memberitahumu apa yang harus kau lakukan.” Inilah seorang wanita yang memiliki “karunia nasihat.” Ia sendiri tidak tahu bagaimana cara menolong anaknya, tetapi ia memberi petunjuk jalan yang benar : pergilah kepada Bunda Maria dan ia akan memberi tahumu.Wanita sederhana itu telah memberi anaknya nasihat yang paling tepat.” (Paus Fransiskus, 7 Mei 2014)
“Doa rosario, adalah mengulang-ulang doa Salam Maria sambil merenungkan peristiwa-peristiwa kunci pada kehidupan Yesus, agar Ia (bersama Maria dan Yosep) menjadi pusat pikiran kita, pusat perhatian dan pusat tindakan kita. Akan sangat baik jika di bulan Maria ini, kita berdoa rosario bersama-sama di dalam keluarga, bersama teman-teman, di lingkungan kita, di Gereja, dan di Keuskupan kita.” (Paus Fransiskus, 1 Mei 2013)

“Bunda Maria menemani kita, berjuang bersama kita, menopang dalam setiap pergumulan kita melawan kuasa jahat. Doa bersama Maria, terutama Doa Rosario, memiliki dimensi penderitaan, perjuangan. Doa Rosario menguatkan kita di dalam perjuangan.” (Paus Fransiskus, Homili pada HR Maria Diangkat ke Surga, 15 Agustus 2013)
==========
“Hendaklah kita mencari rahmat, dan marilah kita mencarinya melalui Maria.”
Mengapa Aku Mencintaimu, Oh Maria.....
Maria, Oh Maria,
genggamlah tanganku,
peganglah hatiku,
terangilah mataku,
dan sertailah pucuk-pucuk cintaku........
Maria, oh Maria,
doakanlah aku juga,
Karena mataku sering salah melihat,
bibirku kerap salah berucap,
telingaku kadang salah mendengar,
dan hatiku tak ayal salah menduga......
Maria, Oh Maria,
Kerap, aku berserah di matamu
ketika hidup jatuh terpuruk - menghirup harum cahaya cintamu.
Kerap, aku singgah di bibirmu
ketika duka tak ber’asa - mencucup hangat anggur sapamu.
Kerap, aku bersimpuh pasrah di kakimu
ketika cinta dan karya tak terasa kaya makna – mendekap erat lembut doamu……...
Maria, Oh Maria,
suburkan gersangku di tenang hadirmu,
sembuhkan lukaku di hangat hatimu,
kuatkan rapuhku di rindang doamu,
pun segarkan letihku di harum sapamu”.
Maria, Oh Maria,
sekali lagi kukatakan padamu.....,
genggamlah tanganku,
peganglah hatiku,
terangilah mataku,
dan sertailah pucuk-pucuk cintaku...
(RJK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar