HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
Selasa, 02 Mei 2017
Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja
Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
(Mzm 31:3-4.6.7.8)
Yohanes (6:30-35)
Selasa, 02 Mei 2017
Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja
Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
(Mzm 31:3-4.6.7.8)
Yohanes (6:30-35)
El Camino - Jalan."
Inilah salah satu buku Jose Maria Escriva, pendiri Opus Dei yang juga sangat mencintai ekaristi (Buku "XXI-INTERUPSI", RJK, KANISIUS). Dalam "El Camino" nomor 533, dikatakan bahwa: "Kerendahan hati Yesus jelas: di Betlehem, di Nazareth, di Kalvari. Akan tetapi, lebih tampak jelas di Ekaristi. Ia merendahkan diri dalam hosti terkudus. Lebih daripada di Betlehem, lebih daripada di Nazareth, lebih daripada di Kalvari. Itulah sebabnya mengapa kita seharusnya mencintai Ekaristi."
Mengacu pada bacaan injili hari ini, tepatlah kata Yesus yang dengan rendah hati mengatakan: “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.
Dengan kata lain: Kita diajak untuk datang dan percaya kepadaNya dalam Ekaristi supaya tidak lapar dan tidak haus lagi. Ia yang hadir lewat "roti suci/hosti" benar-benar menjadi "hosti (Yun: "korban") untuk mengenyangkan "lapar" dan memuaskan "dahaga" kita.
Adapun arti "roti" adalah "Rahmat Oleh Tuhan yakni Iman." Mengacu pada sakramen ekaristi, adapun tiga rahmat iman yang bisa kita dapatkan, antara lain:
1."Dimurnikan":
Ia memurnikan hati kita dengan kerahimanNya, itu sebabnya baiklah kita berdoa sebelum misa dan terlebih sebelum menyambut komuni, supaya kita benar-benar layak menyambutNya dengan hati yang murni, karena bukankah pemazmur mengatakan, "yang boleh naik ke gunung Tuhan adalah orang yang bersih tangannya dan murni hatinya."
Ia memurnikan hati kita dengan kerahimanNya, itu sebabnya baiklah kita berdoa sebelum misa dan terlebih sebelum menyambut komuni, supaya kita benar-benar layak menyambutNya dengan hati yang murni, karena bukankah pemazmur mengatakan, "yang boleh naik ke gunung Tuhan adalah orang yang bersih tangannya dan murni hatinya."
2."Dicerahkan":
Kita dicerahkan lewat bacaan-bacaan +homili, juga diyakinkan bahwa Kristus sendiri yang hadir dalam Ekaristi. Kita diajak untuk mengenang/ber-"anamnesis" tentang misteri penyelamatan ilahi sehingga baiklah ketika menyambut komuni, kala pastor mengatakan "Tubuh Kristus", kita menjawabnya dengan jelas dan mantap: "amin".
Kita dicerahkan lewat bacaan-bacaan +homili, juga diyakinkan bahwa Kristus sendiri yang hadir dalam Ekaristi. Kita diajak untuk mengenang/ber-"anamnesis" tentang misteri penyelamatan ilahi sehingga baiklah ketika menyambut komuni, kala pastor mengatakan "Tubuh Kristus", kita menjawabnya dengan jelas dan mantap: "amin".
3."Disatukan":
Kita bersyukur bahwa Tuhan berkenan bersatu dengan kita. Ia rela dipecah dan dibagi untuk kita, umat yang berdosa ini. Ia bersatu dalam setiap pergulatan hidup harian kita karena Ia adalah benar Allah yang hidup, "Dominus vivit".
Kita bersyukur bahwa Tuhan berkenan bersatu dengan kita. Ia rela dipecah dan dibagi untuk kita, umat yang berdosa ini. Ia bersatu dalam setiap pergulatan hidup harian kita karena Ia adalah benar Allah yang hidup, "Dominus vivit".
"Dari Pati ke Kramat Jati - Rayakan ekaristi dengan sepenuh hati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Panis Angelicus - Roti para malaikat”.
1.
“Panis Angelicus - Roti para malaikat”.
Inilah sebuah judul lagu rohani yang menjelaskan kehadiran Yesus sebagai “Roti Hidup”. Memang, ada begitu banyak roti: Ada roti tawar sampai roti tart, dari Bread Talk di Singapura, Bread In, J Co, Dunkin Donuts di Amerika, Holland Bakery sampai roti Unyil di Bogor. Tapi roti para malaikat ini istimewa. “Inilah roti yang telah turun dari sorga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Yesus jelas memberikan diriNya sbg roti hidup: "Barangsiapa datang kepadaKu tidak akan lapar lagi". Ia memberi kekuatan dan keberanian seperti yang dilakukan Stefanus. Maka dari itulah, saya mengartikan “Roti” ini sebagai “Rahmat Oleh Tuhan, yaitu Iman.” Adapun penjelasan dasarnya, antara lain:
A. Mengapa “Rahmat Oleh Tuhan”?
Lihat dan dalamilah arti lagu ini:
Panis Angelicus fit panis hominum/Roti malaekat menjadi roti manusia,
Dat Panis caelicus figuris terminum/Roti surgawi mendapat bentuk terbatas,
O res mirabilis/Oh begitu mengagumkan,
Manducat Dominum pauper servus et humilis/Hamba yang miskin dan hina makan Tuhannya.
Lihat dan dalamilah arti lagu ini:
Panis Angelicus fit panis hominum/Roti malaekat menjadi roti manusia,
Dat Panis caelicus figuris terminum/Roti surgawi mendapat bentuk terbatas,
O res mirabilis/Oh begitu mengagumkan,
Manducat Dominum pauper servus et humilis/Hamba yang miskin dan hina makan Tuhannya.
Bayangkanlah, roti malaikat yang ilahi bisa menjadi roti manusia yang insani, yang bahkan mendapat bentuk terbatas, dalam sebuah hosti kecil-bundar dan tipis (hostia: korban) yang kita kenangkan dalam sakramen Ekaristi. Lewat Ekaristilah, kita melihat betapa Tuhan begitu memberi rahmat: kita (yg miskin dan hina karena dosa) boleh menyantap Tuhan (yang kaya dan mulia karena cinta).
B. Mengapa “iman”?
Iman dalam kacamata Magisterium berarti gratia, semacam karunia cuma-cuma dari Allah (grace-gratia-gratis, bdk. St.Agustinus). Lewat Ekaristi jugalah, kita mendapatkan rahmat iman akan kehidupan, sengsara, wafat dan kebangkitanNya.
Iman dalam kacamata Magisterium berarti gratia, semacam karunia cuma-cuma dari Allah (grace-gratia-gratis, bdk. St.Agustinus). Lewat Ekaristi jugalah, kita mendapatkan rahmat iman akan kehidupan, sengsara, wafat dan kebangkitanNya.
“Jadi misdinar dan puteri sakristi - Mari bersinar lewat sakramen Ekaristi”.
2.
"Ego sum panis vitam - Akulah roti hidup".
"Ego sum panis vitam - Akulah roti hidup".
Inilah salah satu dari 7 nubuat Yesus dalam Injil Yohanes (Yoh 6-Yoh 15). Yesus jelas hadir sebagai "roti" yang mengenyangkan dan menghidupkan. Ia rela dipecah dan dibagi-bagi demi sesama dan semesta. Ia menjadi makanan, bukan skedar makanan jasmani tapi makanan rohani yang mengenyangkan jiwa kita.
Ia sendiri dilahirkan di Betlehem yang dalam bahasa Ibrani berarti "rumah roti" (Bêṯ léḥem / Bêṯ lāḥem) dan dalam bahasa Arab berarti "rumah daging" ( بيت لحم, Bayt Laḥm).Kemudian, Ia dibaringkan di palungan, tempat makanan bagi ternak.Selama hidup, Ia juga "mengenyangkan" banyak orang dengan doa dan karyaNya. Bahkan, sebelum wafat-Nya, Ia meninggalkan kenangan ekaristis, dimana dalam rupa roti dan anggur, Ia memberikan tubuh dan darah-Nya.
Dengan kata lain: HidupNya selalu bekerja bukan hanya untuk makanan dan minuman yang dapat binasa tp utk menjadi "makanan yg hidup", yang mewujudkan pekerjaan-pekerjaan Allah.
Disinilah, Yesus juga mengajak kita untuk datang dan percaya juga kepadaNya: “Semua orang yg diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu ia tidak akan Kubuang”.
Jelasnya, Yesus mau mewujudkan kehendak Bapa di dalam hidupNya dengan menjadi "makanan" bagi yang lain. Bagaimana dg kita?
"Ada ragi di atas kuali - Mari berbagi dan berpeduli".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar