Ads 468x60px

Minggu, 23 Juli 2017



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 23 Juli 2017
Hari Minggu Biasa XVI
Kebijaksanaan (12:13.16-19)
(Mzm 86:5-6.9-10.15-16a; Ul: lih 5a)
Roma (8:26-27)
“Veritas aeterna - Kebenaran sejati."
Inilah salah satu hal yang bisa dimaknai lewat perumpamaan gandum dan lalang pada bacaan hari ini, seperti kata pepatah latin: “Fiat justitia ruat caelum - Hendaklah keadilan ditegakkan, walaupun langit akan runtuh (Lucius Calpurnius Piso Caesoninus, 43 SM).
Adapun hari ini, Yesus juga menjelaskan tentang kebenaran sejati dan keadilan universal lewat perumpamaan tentang gandum dan lalang.
Yesus sendiri tidak memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang perumpamaan ini karena Ia menggunakan lambang-lambang yang sering dipakainya.
Yang pasti, penabur benih gandum ini melambangkan Allah dan para pekerjanya adalah para malaikat/hamba Tuhan sedangkan penabur benih lalang melambangkan Setan dan anak buahnya. Setan akan terus berusaha menabur lalang ditengah-tengah gandum. Perhatikan bahwa kedua tanaman ini tumbuh di tempat yang sama dan kelihatannya cukup sulit untuk dipilah.
Inilah perumpamaan yang berbicara tentang orang benar dan orang jahat yang dibiarkan hidup berdampingan. Di saat gandum itu mulai berbulir, lalang pun mulai kelihatan juga. Keduanya jelas mempunyai karakteristik berbeda, tapi tumbuhnya berbarengan di tempat yang sama. Bahkan dalam bahasa Inggrisnya gandum dan ilalang ini pun hampir sama namanya: "Wheat" dan "Weeds".
Adapun, 3 poin dasar permenungannya, antara lain:
1."Kebaikan/bonum":
Tuhan menabur benih “gandum” yang baik di ladang dunia: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan dan kami dengarkan." Gandum adalah lambang manusia yang berhati baik dan menjadi berkat buat yang lainnya. Ia melambangkan orang yang mendengar dan melakukan firman Tuhan.
2."Kejahatan/malum":
Setan menabur benih “lalang” yang jahat di ladang dunia. Lalang adalah lambang orang berhati jahat yang kerap menjadi batu sandungan untuk yang lainnya. Yang pasti, “lalang” ini akan tetap tumbuh bersama dengan “gandum”, tetapi keduanya akan berakhir di tempat yang berbeda.
3."Keadilan/iustitium":
Inilah semangat “fairness” yang dihadirkan Tuhan: “Biarkanlah keduanya, yakni “lalang” dan “gandum” tumbuh bersama sampai waktu menuai.” Mereka dibiarkan tumbuh bersama, namun pertumbuhan keduanya memiliki batas. Ketika “waktu menuai” tiba, maka “lalang” dikumpulkan untuk dibakar (neraka) sedangkan “gandum” itu dikumpulkan untuk dimasukkan ke lumbung (surga).
Jelas terlihat bahwa surga bukan bumi: Kalau di bumi, ada orang baik dan orang jahat, maka di surga yang ada hanyalah orang baik.Orang baik akan mendapatkan ganjaran di surga, dan orang jahat akan mendapatkan hukuman di neraka: "Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati."
Bagaimana dengan kita sendiri?
“Bang Maman cari sikat - Akhir zaman semakin mendekat.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
Orang yang rendah hati, pada lain hal, adalah aman didalam kasih Allah dan oleh karena itu tidak memiliki kemegahan dan keadaan. Ia tidak takut untuk melihat pada kekerdilannya, baginya sangat jelas untuk melihat kebesaran Allah yang bukanlah seorang kompetitor, tetapi Bapa yang mengasihi. (Dr. Marcellino D’Ambrosio)

Antifon Pembuka (Mzm 54:6-8)
Allah adalah Penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. Dengan rela aku mempersembahkan kurban dan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, karena baiklah nama-Mu.
See, I have God for my help. The Lord sustains my soul. I will sacrifice to you with willing heart, and praise your name, O Lord, for it is good.
Ecce Deus adiuvat me, et Dominus susceptor est animæ meæ: averte mala inimicis meis, in veritate tua a disperde illos, protector meus Domine.

Doa Pembuka
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau selalu memberi kesempatan kepada kami untuk bertobat. Semoga, kami peka dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang Kauberikan itu sehingga kesabaran-mu sungguh-sungguh membuahkan perbaikan dan pembaruan bagi hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (12:13.16-19)
"Apabila mereka berdosa, Kauberi kesempatan untuk bertobat."
Selain Engkau, tidak ada Allah yang memelihara segala-galanya, sehingga Engkau harus membuktikan kepadanya bahwa Engkau menghukum dengan adil. Asas keadilan-Mu ialah kekuatan-Mu, dan karena berdaulat atas semuanya maka Engkau bersikap lunak terhadap segala sesuatu. Kekuatan-Mu hanya Kauperlihatkan apabila orang tak percaya akan kepenuhan kuasa-Mu, orang yang berani menentang kekuasaan-Mu Kaupermalukan. Tetapi, meskipun Engkau Penguasa yang kuat, Engkau mengadili dengan belas kasihan, dan dengan sangat murah hati memperlakukan kami. Sebab kalau mau, Engkau dapat berbuat apa saja. Dengan berlaku demikian Engkau mengajar umat-Mu bahwa orang benar harus sayang akan manusia. Anak-anak-Mu Kauberi harapan yang baik ini: Apabila mereka berdosa, Kau beri kesempatan untuk bertobat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 86:5-6.9-10.15-16a; Ul: lih 5a)
1. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan dan perhatikanlah suara permohonanku.
2. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu: Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban hanya Engkaulah Allah!
3. Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah pengasih dan penyayang, Engkau sabar dan berlimpah kasih setia. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:26-27)
"Roh berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."
Saudara-saudara, Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa. Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelami hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mzm 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:24-43)
"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba."
Sekali peristiwa Yesus membentangkan suatu perumpamaan kepada orang banyak, kata-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu dan berkata kepadanya, “Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu, ‘Seorang musuh yang melakukannya!’ Lalu berkatalah hamba-hamba itu, ‘Maukah Tuan, supaya kami pergi mencabuti lalang itu?’ Tetapi ia berkata, ‘Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabuti lalangnya. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba.’ Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai, ‘Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandumnya kedalam lumbungku!” Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi kepada mereka, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.” Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan. Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah firman yang disampaikan oleh nabi: Aku mau membuka mulutku untuk mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.” Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya, dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
Ladang itu adalah dunia kita ini sekaligus Gereja kita. Di situlah kita dapat hidup, berkembang, berdosa, bertobat dan menjadi suci. Dalam masyarakat kita, selalu hadirlah Allah yang penuh kasih, adil, murah hati, dan rahim. Namun, Allah menyaksikan juga dalam dunia kita ini adanya kejahatan, ketidakadilan, pertentangan, dan permusuhan bahkan kebencian. Dalam Kitab Kebijaksanaan ditandaskan bahwa Allah sungguh adil, murah hati, berbelas kasih, dan bersedia menyelamatkan umat-Nya, asal mau bertobat. Tetapi dalam kenyataannya seperti kita alami sendiri, penipuan, ketidakadilan, kebencian, rasa dendam, korupsi justru merajalela. Lenyaplah hati nuranilah yang berkuasa dalam ladang masyarakat. Menghadapi situasi semacam itu Yesus menegaskan, pada saat panenan, yakni dalam pengadilan terakhir, akan terjadi pengadilan Allah yang definitif nasib kita abadi.
Kita diingatkan untuk sungguh hidup realistis kristiani di ladang masyarakat, di mana gandum Kristus memang tumbuh, walaupun di antara alang-alang. Namun, jangan sampai bersifat pasif dalam menghadapinya. Kita harus secara pribadi dan bersama-sama berani menyingkirkan alang-alang ketidakadilan, keangkuhan, kesombongan, arogansi dan kekerasan dengan kekuatan iman kita yang autentik serta mendalam.
Bagi orang yang merasa modern terasa sukar untuk menerima pengertian tentang pengadilan terakhir ilahi untuk dunia ini dalam sejarah perjalanannya. Kurang disadari, bahwa ia membantah dirinya sendiri. Sebab ia sendiri sebenarnya tidak setuju, bahwa kerap kali di pengadilan masyarakat kita ini, ketidakadilan justru dibenarkan. Sepanjang sejarah hidup manusia ini, kita-kita ini menyesuaikan dengan iklim keadaan masyarakat yang ada, dan berusaha memperkuat dan melindungi diri kita. Namun, berpegang pada iman kita tidak akan menyetujui dan membiasakan diri, misalnya dengan ketidakadilan. Keinginan akan keadilan hanya dapat dipenuhi dengan pengadilan. Namun, segala pengadilan apa pun akhirnya akan ditentukan menurut keadilah oleh Allah! Kita semua, khususnya para ahli hukum, harus menyadari hal ini secara sungguh-sungguh! Ahli hukum dalam keahliannya dapat mengambil keputusan yang tidak adil, bahkan dapat menerima balasan yang sangat tinggi. Ahli hukum dapat disuap. Tetapi Allah tidak dapat disuap!

Antifon Komuni (Mzm 111:4-5)
Perbuatan Tuhan yang agung pantas dikenang, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Orang yang takut akan Dia diberi-Nya makanan.
The Lord, the gracious, the merciful, has made a memorial of his wonders; he gives food to those who fear him.
atau (Why 3:20)
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jika ada yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya, Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Behold, I stand at the door and knock, says the Lord. If anyone hears my voice and opens the door to me, I will enter his house and dine with him, and he with me.
B.
Renungan Alternatif:
01.
Realitas adanya kejahatan kita jumpai setiap hari. Berita tentang terorisme, perang, intoleran, tindak kekerasan, tawuran, korupsi, pembunuhan, perampokan, ketidakadilan, penindasan mewarnai pemberitaan di koran, majalah, radio, televisi, media sosial dan media on line hampir setiap hari. Seakan-akan dunia kita dikuasai oleh dosa, kejahatan, ketidakjujuran, kemunafikan dan egoisme.
Bukankah pada akhir penciptaan dunia dan segala isinya “Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31)? Tetapi mengapa ada begitu banyak kejahatan dan penderitaan di dunia ini? Apakah ada yang salah dalam karya penciptaan Allah?
02.
Berhadapan dengan kejahatan, kita sering gemas, penginnya langsung menghancurkan, memusnahkannya. Rasanya kita tidak bisa mentolerir adanya kejahatan. Kalau tidak dihukum mati ya paling tidak pelaku kejahatan harus dihukum semaksimal mungkin setimpal dengan kesalahan yang telah dilakukan supaya menjadi jera. Itulah sikap yang juga dimiliki oleh para pekerja kebun gandum.
Namun yang aneh dalam perumpamaan hari ini ialah bahwa pemilik kebun gandum tidak menyetujui usul para pekerja yang ingin mencabuti lalang yang tumbuh diantara gandum. Pemilik kebun anggur malah membiarkan lalang tumbuh bersama-sama dengan gandum.
Dalam penjelasan perumpamaan, Tuhan Yesus memberikan kamus untuk mengartikan perumpamaan itu. Ladang adalah dunia. Gandum merupakan simbol kebaikan, lalang melambangkan kejahatan dan pemilik kebun gandum adalah Tuhan Yesus. Musuh yang menaburkan kejahatan adalah iblis. Apakah dengan penolakan itu tidak berarti Tuhan membiarkan adanya kejahatan di dunia ini? Apakah Tuhan sengaja membiarkan iblis menguasai dunia ini?
03.
Alasan yang dipakai oleh sang pemilik kebun gandum adalah agar gandum tidak ikut tercabut pada saat para pekerja mencabuti lalang. Karena akar gandum dan lalang saling terkait dan berbelit.
Tuhan mau menyatakan bahwa sebenarnya kebaikan dan kejahatan ada bersama-sama dalam diri kita. Sulit sekali membuat garis tegas yang bisa memisahkan kebaikan dan kejahatan dalam diri kita. Kita ini adalah kombinasi antara kebaikan dan kejahatan. Kita sekaligus memiliki potensi sebagai santo-santa dan sebagai pendosa. Tidak ada manusia yang sepenuhnya baik atau sempurna dan sebaliknya tidak ada manusia yang seluruhnya jahat. Setiap manusia mempunyai sisi terang dan gelap sekaligus.
Di dunia ini tidak ada kebaikan total, keindahan total atau kesucian total tetapi juga tidak ada keburukan total. Manusia adalah realitas yang kompleks dan penuh misteri. Karena jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi pribadi yang terpecah-pecah, lemah, mudah kacau, mudah goncang, mudah diombang-ambingkan antara kebaikan dan kejahatan. Di satu pihak ada dorongan untuk mengarahkan hidup menuju kepada kebaikan, kesucian dan kesempurnaan, namun di lain pihak mempunyai kecenderungan kuat juga untuk mencari kenikmatan egois yang membuatnya mudah jatuh ke dalam dosa.
Ambiguitas merupakan ciri kehidupan di dunia ini. Manusia yang berciri hitam putih hanya kita jumpai dalam dongeng atau sinetron di televisi dan tidak akan kita jumpai dalam kenyataan hidup yang sebenarnya.
04.
Ketika menciptakan manusia, Tuhan menanamkan kebaikan dalam diri kita. Oleh karena itu Tuhan yakin bahwa kebaikan akan menang. Maka dengan sabar Tuhan menantikan pertobatan kita, seperti seorang bapak yang dengan sabar dan penuh harap menantikan kedatangan anaknya yang minggat dari rumah.
Memerangi atau meminimalisir kejahatan hanya dapat dilakukan dengan memperbanyak kebaikan. Tidak ada gunanya mengutuk kegelapan. Lebih bermanfaat kalau kita menyalakan pelita dengan menyebarkan pengaruh baik. Kita tidak bisa melawan kejahatan dengan kekuatan sendiri. Kita bisa memperbanyak kebaikan hanya kalau mengandalkan Roh Kudus. Membiarkan Roh Kudus menguasai hidup kita. Itulah kepenuhan hidup kita. Yang menarik dari perumpamaan hari ini ialah kenyataan bahwa benih lalang itu disebarkan musuh “waktu semua orang tidur” (ay. 25), artinya kejahatan bisa menguasai hidup di saat kita lengah, ora eling lan waspada, lalai, tidak berhati-hati dan tidak bersikap tegas terhadap godaan.
Begitu kuatnya pengaruh baik dan pengaruh jahat berperang dalam diri kita. Mungkinkah kita setia pada nilai-nilai kebaikan ketika pengaruh negatif dan jelek begitu dominan dalam hidup sehari-hari yang melingkupi kita? Apakah kita berani berbeda dengan suasana lingkungan yang tidak baik?
Bunda Teresa berpesan:
“Ketika kamu melakukan kebaikan, tetapi orang lain menuduhmu mempunyai pamrih tersembunyi yang egois, atau mengecapmu ‘sok suci’, ‘ingin mencari pujian’, bagaimana pun juga tetaplah melakukan kebaikan itu. Meskipun mungkin kebaikan yang kamu lakukan akan dilupakan orang, bagaimana pun juga tetaplah melakukan kebaikan itu. Ketika orang yang kaubantu dengan tulus malah menyakiti dan mengecewakanmu, bagaimana pun juga tetaplah membantunya. Ketika cinta itu membuatmu terluka, bagaimana pun juga tetaplah mencintai”.
Berkah Dalem.
(Rm. Ch. Sutrasno Purwanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar