Ads 468x60px

Rabu, 19 Juli 2017


HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 19 Juli 2017
Hari Biasa Pekan XV
Keluaran (3:1-6.9-12)
(Mzm 103:1-2.3-4.6-7)
Matius (11:25-27)
“Per tutto stato di gratia - Untuk semua yang sudah terjadi katakanlah terima kasih.”
Yesus berkata (berdoa): "Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab semuanya itu Kau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kau nyatakan kepada orang kecil."
Injil hari ini mewartakan bahwa Yesus berdoa dengan penuh syukur kepada Allah sebagai Bapa-Nya. Ia menyebut Allah sebagai Bapa, Tuhan langit dan bumi! Allah Bapa telah menyatakan kasih-Nya bukan kepada orang bijak dan pandai, tetapi orang kecil.
Dengan kata lain:
Kita diajak memiliki hati yang sederhana lagi bijaksana, mudah bersekutu daripada menggerutu, mudah bersyukur daripada berkeluh, mudah berbahagia daripada murung dalam aneka rasa kecewa.
Lebih lanjut, dalam doa-Nya, Yesus mengingatkan kita bahwa kesombongan dapat menjauhkan kita dari kasih dan pengenalan akan Allah sebagai Bapa kita. Yesus bersyukur kepada Bapa dengan wajah sebagai seorang anak yang sangat mengasihi Bapa karena Bapa juga sangat mengasihiNya. Ini mengungkapkan sebuah relasi pribadi yang sangat mendalam antara mereka.
Bagaimana dengan kita?
Pada kenyataannya, ada dua hal yang sering membuat kita tak mudah bersyukur, yakni:
Pertama:
Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Dalam bahasa saya: “jika kita tak punya apa-apa yang kita cintai, maka cintailah apa-apa yang kita punyai.”
Kedua:
Kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Dalam bhs populer: rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau daripada rumput di pekarangan sendiri.
Bagaimana dengan hidup kita sendiri? Sudah bersyukurkah kita?
"Burung tekukur di Pasar kenari - Mari bersyukur setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Oratio sit brevis et pura - Doa itu seharusnya singkat dan sederhana!"
Inilah salah satu seruan dasar St Benediktus soal vitamin "D" (DOA). Sebenarnya selain vit D, kita juga mempunyai dua vitamin lainnya dalam iman kristiani, yakni "C" (CINTA) dan "E" (EKARISTI).
Bicara soal vit "D" yang bisa berarti "Dikuatkan Oleh Allah", Yesus hari inipun juga berdoa kpd BapaNya dengan 3 sikap dasar, antara lain:
1."Sukacita":
"Aku bersyukur kepadaMu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi." Ia membuka doanya bukan melulu meminta-minta tapi selalu dilandasi dengan hati yang penuh sukacita. Inilah dimensi dan relasi doa yang kadang kita lupakan bahwa doa bukan melulu bernuansa dan rasa permohonan tapi juga terlebih ucapan syukur atas pemeliharaan dan penyelenggaraan ilahi setiap harinya.
2."Setia":
Ia setia tidak hanya sebagai "healer/penyembuh dan teacher/pengajar" tapi juga sebagai "prayer/pendoa". Ia tidak hanya setia "sibuk untuk Allah" tapi juga setia "sibuk dengan Allah": Ia setiap pagi dan malam pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa kepada BapaNya .
3."Sederhana":
Ia mencintai orang kecil dan sederhana, "small is beautiful". Ia menegaskan bahwa misteri Kerajaan disembunyikan bagi org bijak dan pandai tapi dinyatakan kepada orang kecil dan sederhana.
Ia mengajak kita miskin di hadapanNya supaya mudah dibentuk olehNya, menjadi orang yang tulus dan rendah hati karena Ia datang juga sebagai Allah yang tulus dan mencintai kesederhanaan dan kerendahan hati, sebagai bayi di Betlehem, sebagai anak tukang kayu di Nazareth, sebagai yang tersalib hina di Yerusalem dan terlebih dalam setiap ekaristi lewat hosti terkudus.
Bagaimana dengan hidup kita sndiri? Sudahkah ber-"S3" setiap hari: sukacita-setia dan sederhana?
"Dokter gigi pergi ke Brastagi - Semangat pagi & selamat berbagi."
B.
"O punctae simplicitas - O titik titik kesederhanaan."
Inilah salah satu rubrik dalam blog saya yang berisi "apogthematha patrum dan kateketis pakhomius", semacam renungan-renungan singkat dan sederhana dari para bapa padang gurun tentang kristianitas.
Hari ini, Yesus juga menegaskan kecintaannya pada orang-orang sederhana: “Aku bersyukur kepadaMu, Bapa Tuhan langit dan bumi! Sebab semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai tapi kaunyatakan kepada orang kecil."
Jelasnya, Ia mengajak kita mempunyai 3 matra dasar sederhana, al:
1. "Option":
Ia mengajak kita untuk "berpihak" pada orang kecil: Ini mengandaikan adanya keberpihakan sekaligus keterlibatan pada orang yang "sederhana", kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difable, yang miskin sapaan, yang kecil harapan dan juga yang etrsingkir/disingkirkan dalam hidupnya. Bukankah Tuhan sendiri datang sebagai "yang sederhana", yang kecil dan tersingkir, yang membiarkan dirinya tersepak oleh dunia"?
2. "Action":
Ia inginkan supaya kita "bertindak" secara sederhana: Artinya: Kita diajak untuk mau bersikap rendah hati dan "miskin" di hadapan Allah karena sebenarnya hanya orang yang tulus, yang mau merendahkan diri dan merasa kecil di hadapanNya lah yang siap untuk diisi dan dipenuhi dengan limpahan rahmat Allah sendiri.
3. "Passion":
Ia mengajak kita untuk "berjiwa" sederhana, mudah melihat Allah pada hal-hal sederhana dan menjadi orang yang ber-com "passion"; tergerak hatinya pada orang-orang sederhana, sehingga wajah Allah bisa sungguh kita hadirkan lewat kata-kata dan tindakan sederhana kita. Memang, kita tidak bisa selalu melakukan hal-hal besar, tapi kita selalu bisa melakukan hal hal kecil dengan cinta yang besar bukan?
"Cari celana di Permata Buana - Biar sederhana tapi selalu kaya makna".
C.
Kutipan Teks Misa:
Melalui kekayaan duniawi kita harus mendapatkan bagi diri kita sendiri kekayaan yang sejati dan abadi itu: sungguh, jika ada orang-orang yang siap untuk mengambil segala bentuk cara ketidakjujuran demi menjamin keadaan jasmani mereka sendiri yang senantiasa tak terduga, betapa terlebih lagi kita umat Kristiani harus peduli untuk mempersiapkan kebahagiaan kekal kita dengan barang-barang dari dunia ini (bdk. Risalat, 359, 10). Sekarang, satu-satunya cara untuk menghantarkan bakat-bakat dan kecakapan pribadi kita serta kekayaan yang kita miliki pada tujuan akhir kekekalan adalah dengan membagikannya pada sesama, dengan demikian menunjukkan bahwa kita adalah bendahara-bendahara yang baik dari apa yang Allah percayakan kepada kita. Yesus bersabda: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar" (Lukas 16:10). (Paus Benediktus XVI, bdk. St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Kel 3:5)
Tuhan bersabda, "Jangan mendekat! Tanggalkan kasutmu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu tanah kudus."
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, sungguh kuduslah Engkau dan tak terhampiri bagaikan api menyala pada masa apa pun. Namun, sebenarnya Engkau lebih dekat daripada anggapan kami. Semoga misteri ini Kautanam dalam-dalam di hati kami sebagai sumber sukacita kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (3:1-6.9-12)
"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun, dan tiba di gunung Allah, yaitu Gunung Horeb. Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa melihat-lihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata, “Baiklah aku menyimpang ke sana, dan menyelidiki penglihatan hebat itu. Mengapa semak duri itu tidak terbakar?” Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya, “Musa, Musa!” Musa menjawab, “Ya, Allah!” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan mendekat! Tanggalkanlah kasutmu dari kaki, sebab tempat di mana engkau berdiri itu, tanah kudus.” Tuhan bersabda lagi, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Lalu Tuhan bersabda, “Sekarang seruan Israel telah sampai kepada-Ku. Juga telah Kulihat betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Maka sekarang pergilah! Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah, “Siapakah aku ini, maka aku harus menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu Tuhan bersabda, “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kalian akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
atau: Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)
"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Mzm 103:1)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar