Ads 468x60px

Senin, 31 Juli 2017


HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 31 Juli 2017
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola
Keluaran (32:15-24.30-34)
(Mzm 106:19–20.21–22.23; R:1a)
Matius (13:31-35)
“Pacem in terris – Damai di bumi!”
Sering kita mendengar pewartaan biblis tentang biji sesawi yang mengilustrasikan bahwa yang kecil itu bisa menjadi besar dan yang biasa itu bisa menjadi luar biasa karena adanya penyelenggaraan ilahi.
Nah, berdasarkan iman akan penyelenggaraan ilahi, ternyata ‘sesawi’, yang “SEderhana, SAbar dan manusiaWI" ini mengajak kita memiliki tiga poros iman untuk memiliki damai di bumi, antara lain:
1. Berakar dalam CINTA:
Tuhan setia mengasihi kita mulai dari hal-hal yang terkecil. Ia menjadi ‘PAM’, pupuk yang menyuburkan – air yang menyegarkan – matahari yang menghangatkan. Inilah “akar”, kekuatan dasar bahwa Allah telah lebih dahulu mencintai kita.
2. Bertumbuh dalam SUKACITA:
Sesawi (sinapis nigra) adalah sejenis sayuran berwarna hitam dan paling banyak tumbuh di wilayah selatan dan timur negara Mediterania-Mesopotamia, dan kerap dipergunakan sebagai penyedap masakan. Ukurannya memang sangat kecil, dengan diameter sekitar 0.5 cm. Namun biji ini dapat tumbuh menjadi pohon besar.
Nah, sebagaimana biji sesawi yang merupakan biji terkecil dapat tumbuh dan menjadi pohon yang terbesar demikian juga Kerajaan Allah. Meskipun pada mulanya kecil namun akhirnya akan tumbuh menjadi besar (Dan 4:12 dan Yeh. 17:23 dan 31:6). Inilah yang seharusnya membuat hidup kita penuh sukacita.
3. Berbuah dalam KARYA NYATA:
Seperti sesawi yang memiliki cabang yang lebat hingga burung-burung di udara dapat bersarang nyaman padanya, kita juga diajak menjadi rumah yg meneduhkan karena "Kerajaan Allah itu bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus". (Rm 14:17), maka perjuangan merajakan Allah harus ditandai dengan pelbagai kebaikan yang nyata: real dan kontekstual.
“Cari mangga di Taman Sari – Ciptakanlah surga setiap hari.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Adveniat regnum Tuum – Datanglah kerajaanMu!”
Itulah harapan iman yang kita daraskan dalam doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus.
Yesus sendiri mengajarkan perumpamaan KerajaanNya seperti biji sesawi dan ragi, yang ternyata mengandung tiga syarat dasar supaya kerajaanNya sungguh datang di tengah carut marut hidup harian kita, al:
1.Simplicitas-Sederhana:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Biji sesawi (“SEderhana, SAbar dan manusiaWI”) adalah biji yang paling kecil, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya. Bukankah kerajaanNya bisa kita mulai dari hal-hal sederhana dengan nada dasar C, yakni Cinta?
2.Integritas-Keseluruhan:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." Bukankah kedamaian Kerajaan Surga berlangsung secara perlahan namun nyata dan menyeluruh? Seperti “ragi” (“RAjin berbaGI), proses transformasinya tidak selalu kelihatan mencolok, tetapi akibatnya terhadap seluruh dunia jelas dan tegas terlihat.
3.Fraternitas:
Kerajaan Allah dimengerti sebagai realitas yang membuat terwujudnya “syalom” (damai): seperti burung yang terlindung dengan nyaman dalam cabang-cabang pohon sesawi yang bertumbuh besar dan seperti ragi yang meresap dalam tepung terigu sehingga menjadi roti yang enak dinikmati. Inilah suasana “syalom” yang didasari semangat persaudaraan, ketika yang tawar dan hambar menjadi benar benar hangat dan bermanfaat.
“Abdullah berenang di sungai Gangga – Ciptakanlah kerajaan Surga.”

B.
"Ira furor brevis est - Amarah adalah kegilaan yang singkat."
Inilah sebuah pepatah sederhana tapi kaya makna seperti perumpamaan Yesus yang selalu sederhana tapi tetap kaya makna. Adapun hari ini, Ia mengumpamakan surga seperti biji sesawi.
Bicara soal surga, itu adalah sebuah tempat di alam akhirat yang dipercaya sebagai lokasi berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidupnya berbuat kebajikan. Adapun akar katanya dalam beberapa bahasa, antara lain: Sanskrit: Svarga; Jw: Swarga; Arab: Jannah, Hokkian: Thian/天. Surga juga punyai nama lain, yakni Kahyangan. Istilah Kahyangan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan Sunda yang jika dipilah menjadi ka-hyang-an, "tempat tinggal para Hyang/leluhur".
Dalam kacamata Islam, surga tertinggi tingkatannya adalah Firdaus (فردوس) - Pardis (پردیس), dimana para nabi dan rasul, martir dan orang saleh tinggal. Dalam kacamata iman kita, surga jelas adalah kehidupan kekal, di mana Allah berada dan meraja.
Adapun 3 sifat orang yang ingin mencecap surga stiap hari adalah berpola "sesawi", antara lain:
1.SEderhana:
Seperti sesawi yang tampaknya biasa, surga juga datang lewat hal-hal biasa dan orang-orang yang sederhana. Itu berarti bahwa Kerajaan Allah mulai dari hal-hal yang kecil yang tumbuh dalam hari setiap orang yang menerima sabda Allah.
Kerajaan Allah bekerja secara tersembunyi dan menyebabkan perubahan yang baik dari dalam, bukan sebaliknya. Ia mengubah kita yang menerima kehidupan baru yang ditawarkan Yesus Kristus kepada kita. Yang berdosa pun diubah dan diperbaharui terus-menerus seturut karya Roh Kudus.
2.SAbar:
Sesawi itu asalnya hanyalah kecil saja tapi perlahan ia akan tumbuh menjadi pohon yang sangat besar, dan itu pasti memerlukan kesabaran yang luar biasa, menghadapi aneka tantangan "angin dan hujan kehidupan." Yang pasti, bukankah sabar itu mengajak kita untuk bisa mencecap surga karena jelas Allah kita juga adalah Allah yang Maha Sabar, yang tidak mudah menghakimi tapi selalu belajar memahami.
Indahnya, kerajaan Allah bekerja perlahan secara tersembunyi dan menyebabkan perubahan yang baik dari dalam, bukan sebaliknya. Ia mengubah kita yang menerima kehidupan baru: Yang berdosa pun diubah dan diperbaharui terus-menerus seturut karya Roh Kudus.
3.manusiaWI:
Yesus selalu hadir sebagai Tuhan yang benar-benar insani. Ia ajarkan hal ilahi dengan cara yang manusiawi. Artinya: Tuhan dan kerajaanNya itu dekat dg kita, tidak usah menunggu kiamat tapi bisa tercipta setiap hari secara manusiawi dengan cara-cara yang manusiawi juga, seperti: mudah bersyukur dan berterimakasih, suka berbagi dan memuji, sabar dan bersikap jujur dll.
"Buah naga di Sukabumi - Ciptakan surga di bumi."
C.
Kutipan Teks Misa:
“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” – Paus Benediktus XVI

Antifon Pembuka (Mzm 81:10-11a)
Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
At the name of Jesus, every knee should bend of those in heaven and on earth and under the earth, and every tongue confess that Jesus Christ is Lord, to the glory of God the Father.

Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamulia, untuk menyebarluaskan kemuliaan nama-Mu, Engkau menampilkan Santo Ignasius di tengah umat. Semoga dengan bantuan dan teladannya kami berjuang di dunia, agar memperoleh mahkota di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)
"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."
Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:19–20.21–22.23; R:1a)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yak 1:18)
Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."
Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Luk 12:49)
Tuhan bersabda: Aku datang untuk melemparkan api ke bumi, dan apalagi yang Kuharapkan selain agar api itu menyala?
D.
SERIKAT YESUS
Siapakah Para Jesuit itu?
Jesuit adalah anggota Serikat Yesus, yaitu sebuah ordo religious dalam Gereja Katolik yang beranggotakan sekitar 19 ribu orang (laki-laki) yang tersebar di 6 benua dan 124 negara di berbagai penjuru dunia. Anggota Serikat Yesus ini terdiri dari para imam, bruder ataupun skolastik (frater) yang sedang belajar dalam proses pendidikan imam.
Bagaimana Asal Mula Jesuit?
Hidup seorang Jesuit diinspirasikan dan berdasar atas pengalaman persahabatan Santo Ignatius Loyola dengan 6 mahasiswa pascasarjana di Universitas Paris.Ketujuh mahasiswa ini berkumpul dan berikrar di Kapel di Bukit Monmartre pada tahun 1534 untuk tetap menjaga erat persahabatan mereka bahkan setelah mereka lulus dari universitas. Mereka memilih untuk hidup miskin sesuai dengan semangat injil dan pergi misi dan berjiarah ke Yerusalem. Mereka menyebut diri mereka "Amigos en el Senor"- "Sahabat dalam Tuhan"
Sang pemimpinnya bernama Inigo Lopez de Loyola, yang dikemudian hari dikenal sebagai Ignatius. Dia adalah anak bungsu dari keluarga bangsawan dari wilayah Basque di Spanyol utara. Dididik dan dilatih sebagai seorang bangsawan dan ksatria di masa kekuasaan Raja Ferdinand, dia mengidamkan kejayaan sebagai ksatria dengan pedang dan baju zirahnya.
Ketika Ignatius dilahirkan pada tahun 1491, Jaman abad pertengahan baru saja berakhir dan jaman renaissance baru saja merasuki Eropa. Dengan demikian bisa dipahami bahwa Ignatius hidup dalam dua pengaruh jaman dan dunia yang berbeda.
Eropa di akhir abad 15 adalah dunia yang diwarnai dengan penemuan-penemuan baru yang inovatif dan mengubah perabadan. Orang-orang eropa pada saat itu menjelajah sampai ke amerika dan afrika. Para ilmuwan menemukan peradaban Yunani dan Roma yang terpendam. Mesin cetak dan juga media cetak menjadi sebuah harapan sekaligus ujung tombak berkembangnya ilmu pengetahuan di kalangan kelas menengah. Jaman tersebut adalah jaman dimana humanisme baru lahir. Jaman tersebut adalah sungguh masa penuh perubahan yang radikal secara sosial dan budaya.
Dalam pertempuran heroik pada tahun 1521 untuk mempertahankan Benteng perbatasan Spanyol di Pamplona dari serangan artileri Prancis, kaki kanan Inigo terluka parah akibat peluru meriam. Dia ditawan oleh pasukan Prancis. Kagum akan keberanian dan semangat Inigo, pasukan Prancis ini menandu Inigo menyusuri wilayah Spanyol sampai ke Loyola, daerah asal Inigo. Inilah saat-saat penyembuhan panjang luka Inigo dimulai
Pada masa itulah, dia membaca beberapa buku-buku religious, satu-satunya bahan bacaan yang tersedia. Lewat buku-buku inilah dan juga masa-masa kesendirian bergulat dengan rasa sakit, pertobatan Inigo terjadi, yang pada akhirnya merupakan tonggak awal mula sejarah berdirinya Serikat Yesus. Ignatius mulai akrab dengan hidup doa, matiraga, dan juga aksi karitatif serta membaktikan dirinya kepada Tuhan. Pengalaman pahitnya harus berurusan dengan Inkuisisi Spanyol membuat dirinya berkeputusan menempuh studi lanjut untuk menjadi seorang imam.
Sebagai seorang mahasiswa di Paris, Ignatius rupanya cukup memikat beberapa rekan dalam lingkarang persahabatannya. Mereka pun cukup terlibat aktif dalam hidup doa dan olah rohani berdasarkan Latihan Rohani yang dikembangkan Ignatius.
Setelah menyelesaikan studinya, para Jesuit pertama ini ditahbiskan menjadi Imam di Venice and mempersembahkan diri mereka kepada Paus Paulus III. Pada tahun 1540, Paus Paulus III mensahkan Formula Institusi Serikat Yesus yang menandai awal resmi berdirinya Serikat Yesus. Ignatius lalu dipilih menjadi pemimpin pertama, sebagai Superior Jendral sampai dengan akhir hayatnya pada tahun 1556 dalam usia 65 tahun.
Pendidikan Para Jesuit
Seseorang dapat dikatakan menjadi seorang Jesuit bila setelah menyelesaikan dua tahun novisiat lalu mengikrarkan kaul pertamanya: kemiskinan, kemurnian dan ketaatan.
Masa-masa setelah masa novisiat diwarnai dengan program pendidikan yang bervariasi dan cukup rigor, dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun dalam tugas pelayanan yang beranekaragam. Lebih jauh tentang hal ini silakan kunjungi website Provinsi Indonesia Serikat Yesus atau website Serikat Yesus Internasional.
Apa Yang Dikerjakan Para Jesuit?
Para Jesuit bekerja di paroki, pelayanan retret, sekolah dan universitas. Mereka ada juga yang bekerja sebagai ahli hukum, psikolog, konselor, ilmuwan, peneliti, penulis buku, teolog dan filsuf.
Singkatnya, pada Jesuit mengerjakan banyak hal di aneka bidang. Misi mereka dimanapun adalah mewartakan iman akan Yesus Kristus dan memperjuangkan keadilan yang merupakan tuntutan dasar dari iman yang dihayati tersebut. Para Jesuit selalu berusaha untuk mewujudkan Kerajaan Allah, Citra Allah, Kasih Allah menjadi nyata dan dialami oleh semakin banyak orang jaman ini. Mereka adalah orang-orang dengan satu tujuan: Mewartakan kebaikan kepada dunia.
Sejarah Jesuit Terus Berjalan
Selama lebih dari 450 tahun para Jesuit mengalami perjuangan dan pengalaman hidup yang menakjubkan dalam karya mereka mewartakan kabar gembira. Selama masa itulah mereka juga banyak melayani orang lain lewat cara-cara baru dan juga mengejutkan.
Kami adalah orang yang selalu bergerak, kami siap berpindah tempat, siap berganti pekerjaan dan juga cara bekerja- sejauh dapat mengembangkan dan berguna bagi pelayanan kepada Gereja dan dunia. Kami selalu siap untuk mengerjakan segala sesuatu dan pergi kemanapun untuk mewartakan Kristus dan kabar gembiraNya dalam berbagai macam cara dan sarana.
Sekarang ini, kami para Jesuit juga merangkul siapa saja laki-laki dan perempuan untuk bersama-sama berbagi visi dan berjuang bersama mewartakan iman dan keadilan. Para Jesuit dan rekan awam di hadapan Tuhan Allah sendiri merenungkan pertanyaan penting dari Latihan Rohani Santo Ignatius sebagaimana diungkapkannya kepada para Jesuit pertama ketika bertumbuh bersama dalam hidup doa dan persahabatan mereka:
Apa yang sudah aku perbuat untuk Kristus?
Apa yang sedang aku perbuat untuk Kristus? Apa yang akan aku perbuat untuk Kristus?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar