Ads 468x60px

SERI DOMINIKAN 16


HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
SERI DOMINIKAN 16
St. Katarina Siena:
MANE NOBISCUM DOMINE
(Buku “HERSTORY”, RJK, KANISIUS)

PROLOG
Katarina dari Siena (1347-1380) adalah seorang perempuan yang bergelar Pujangga Gereja. Mengenai orang kudus pelindung negeri Italia ini, kita mengutip apa yang ditulis oleh Rhonda Chervin (dalam Mary Neil OP dan Ronda Chervin, GREAT SAINTS - GREAT FRIENDS):
“Cerita tentang Katarina dari Siena, meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan cerita tentang Fransiskus dari Assisi, adalah cerita yang spektakuler, penuh semangat dan membuat dirinya disayangi. Siapa yang tidak akan merasa takjub membaca tentang seorang perempuan yang diangkat menjadi seorang Pujangga Gereja, yang tadinya buta huruf sampai diajar membaca oleh Yesus sendiri?”
SKETSA PROFIL
Gereja Katolik mengenal empat Santa Katarina dalam sejarahnya, dengan abad yang relatif berbeda jauh. Ada Katarina dari Alexandria, yang hidup pada permulaan abad pertama. Ada St. Katarina dari Bologna, yang terlahir pada tanggal 9 Maret 1463. Yang ketiga adalah St. Katarina dari Laboure, yang dilahirkan 2 Mei 1806, di Fain-les-Motiers, Perancis, seorang suster biarawati dari Kongregasi Puteri Kasih yang juga mengalami penampakan Bunda Maria, yang terkenal dengan Medali Wasiatnya.
Pada kali ini, kita akan mengenal Katarina yang keempat, yakni:
Katarina dari Siena. Pada abad ke-14, kota Siena menjadi ibukota sebuah republik yang makmur dan merdeka. Di kota inilah, tepat pada perayaan Minggu Palma tahun 1347 yang jatuh pada tanggal 25 Maret, lahirlah Katarina. Keluarganya tergolong besar tapi sederhana. Katarina sendiri adalah anak ke-24 dari 25 anak (saudara kembarnya, anak ke-23, meninggal pada saat kelahiran).
Orangtuanya bernama Jacomo dan Mona Lapa Benincasa, yang bekerja sebagai tukang celup pakaian di Siena, Italia Utara. Sungguh berbahagia Mona Lapa isteri Jacomo ini, karena bayi yang dilahirkannya itu di kemudian hari menjadi pemudi termasyhur yang mengagungkan kota Siena, kota kelahirannya.
Mona Lapa, seorang perempuan yang berbudi baik dan sangat cekatan dalam menyelenggarakan rumah tangganya. Namun keinginan akan kehidupan abadi belum dapat menggetarkan hatinya. Lapa selalu giat penuh perhatian bagi peristiwa-peristiwa dunia sekitarnya. Maka dari jantung ibu Mona Lapa mengalir sifat keberanian yang selalu siap giat ke dalam kalbu Katarina, sedangkan kebaktian serta kelembutan hati diwarisinya dari bapa Jacomo.
Katarina kecil, anak kesayangan penghuni Via dei Tintori ini amat riang lagi lemah lembut tingkah lakunya. Anak yang berparas ayu dan lincah ini bertumbuh menjadi gadis yang riang gembira, sedikit keras kepala tapi sangat religius. Katarina sendiri tidak bersekolah dan tidak pandai menulis. Keterampilan membaca sangat sedikit dikuasainya (hal ini sedikit menolongnya untuk mengikuti doa ofisi di kemudian hari ketika ia masuk biara).
Mulut Katarina sendiri tak mungkin diam. Tutur katanya ringan lagi cepat, bagai ombak air yang tak pernah surut. Katarina kecil selalu berlompat-lompatan sambil berlagu merdu. Hanya bila para biarawan Dominikan lewat, barulah Katarina tenang. Diamat-amatinya langkah para biarawan yang berjubah hitam putih. “Aku juga mau menjadi Dominikan kelak!” seru Katarina ketika barisan para biarawan telah melewatinya.
Dan gadis kecil itu tak mengerti mengapa ia ditertawakan. Bibirnya menjorok ke muka seakan-akan hendak menangis. “Tak mengapa manis, tapi para biarawan Dominikan harus banyak berdoa dan berdiam diri,” bujuk seorang wanita. “Aku pun dapat,” jawab Katarina kecil. Keteguhan hatinya mulai memancarkan keindahannya. Sejak hari itu, Katarina belajar berdiam dan berdoa beberapa saat setiap senja.
Pada suatu senja, ketika Katarina berumur kurang lebih 6 tahun, bersama Stephano kakaknya yang lebih tua sedikit, pulang dari rumah kakak Bonaventura yang letaknya dekat menara San Ansana. Tiba-tiba, di dekat bukit Camporeggi yang menghijau di sekeliling gereja San Domenico, Katarina berhenti. Matanya terbelalak tiada berkedip memandang jauh ke langit seakan-akan dilihatnya sesuatu yang indah.
Stephano, yang tidak melihat apa-apa, marah kepada Katarina. Dipegangnya dan diguncang-guncangnya bahu adiknya sambil berteriak, “Katarina, gilakah engkau? Ayo! Kita harus pulang sebelum gelap!” Katarina mengeluh sambil memandang Stephano dengan penuh keheranan. Bisiknya dalam hatinya, “Ah! Sekarang hilang lenyap! Jika engkau pun dapat melihatnya tentu tak mengganggu.” Tanpa bercakap-cakap mereka beriring berjalan terus.
Beberapa wanita nampak sedang menanti di sumber mata air dan anak-anak sedang bermain di halaman rumah. Tapi Katarina tak mengacuhkan lagi hal itu. Segala sesuatu seakan berubah baginya. Ya, sejak senja itu, Katarina terpikat pada penampakan surgawi di langit terbelah.
Pada suatu hari, ketika ajakan itu menggema lagi dalam kalbunya, pergilah Katarina meninggalkan rumah ayah ibunya. Dan, ketika dilihatnya pintu gerbang Sant Sano terbuka lebar-lebar, ditinggalkannya pula kota Siena. Tiada lama antaranya, tibalah Katarina di lembah Vallepiatta yang kaya akan bukit karang dan gua-gua yang terbentuk oleh tetesan air hujan yang meresap ke dalam batu karang kapur.
“Hah, ini padang gurun tempat para pertapa tinggal,” pikir Katarina sambil memasuki sebuah gua. la berlutut dan mulai berdoa hingga melupakan segala sesuatu di sekelilingnya. Ketika Katarina kecil sadar kembali, matahari telah terbenam dan bunyi jangkrik telah ramai membelah kesunyian alam. Tiba-tiba Katarina merasa takut kalau-kalau pintu gerbang kota telah ditutup. Entah bagaimana, bagaikan melayang saja, Katarina telah tiba dekat Sant Sano.
Dalam perkembangan waktu, Katarina mengalami pelbagai peristiwa ajaib, yang memberi tanda surgawi bahwa ia akan dipilih Allah untuk suatu tugas khusus dalam Gereja. Ia juga pernah melihat Yesus Kristus di atas gereja Santo Dominikus yang sedang memberkatinya. Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar dalam hidupnya. Sejak saat itu, ia suka memencilkan diri untuk berdoa.
Dalam hidup doanya, Katarina sering mengalami penglihatan-penglihatan dan mendengar suara-suara. Setelah pengalaman itulah, hanya satu hal yang terang baginya, Katarina berjanji kelak tak akan menikah. Ia berniat mengabdikan seluruh hidupnya bagi kemuliaan Tuhan. Sejak hari itu juga Katarina mulai berpantang untuk makan daging.
Melihat kepribadian dan kebiasaan Katarina yang suka menyendiri dan berdoa ini, Mona Lapa kadang bersungut-sungut, “Akan kusuruh bekerja hingga jera si keras kepala itu!” Namun Mona Lapa salah sangka. Katarina malahan bekerja dengan rajin sekuat tenaganya dengan penuh hormat dan ramah, tetapi ia tetap teguh memegang pendiriannya. Akhirnya bapa Jacomolah yang membantunya. Ia tak sampai hati melihat Katarina semakin pucat dan kurus. Maka pada suatu hari dilarangnya Mona Lapa “mengganggu” Katarina. “Biarlah anak itu menuruti dorongan kalbunya. Masakan kita berhak merintangi pergaulan yang suci itu. Malahan kita akan terberkati oleh doanya!”
Untuk mempersiapkan dirinya menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan, Katarina mengurung dirinya selama tiga tahun di bawah bengkel ayahnya. Dia keluar dari isolasinya pada tahun 1366 guna menanggapi dorongan untuk – dalam nama Kristus – melayani orang-orang sakit dan dipenjara. Dia juga melakukan evangelisasi, menjelaskan bahwa keberanian diperlukan seseorang apabila mau mengikuti jejak Kristus di dunia.
Di dalam biara, ia tetap melaksanakan doa dan meditasi di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat perhatian semua anggota biara. Begitulah ia melanjutkan hidupnya, menjadi suster. Pemikirannya mengenai kehidupan menggereja dan teologi begitu tinggi walaupun ia tidak pernah mempelajari hal tersebut secara formal, hanya berdasarkan pengalaman imannya dalam kehidupan sehari-hari dan bimbingan rohani yang diterimanya dari Raymondus dari Capua.
Pengalaman mistisnya pun berlanjut terus, ia banyak mendapatkan penglihatan akan Yesus, Bunda Maria dan orang kudus lainnya. pada tahun 1375. Yah, sebagai seorang mistikus, Katarina mempunyai banyak pengalaman rohani yang berpuncak pada tahun 1375. Ia mengalami rasa sakit sama seperti yang dialami Yesus di kayu salib (stigmata). Akan tetapi gejala-gejala itu tidak terlihat dari luar.
Pengalaman-pengalaman mistik Katarina menginspirasikan Buku tentang Doktrin Ilahi, yang dinilai berisikan tulisan-tulisan tentang mistisisme Kristiani paling besar di abad ke 14. Semua tulisan Katarina sendiri dipenuhi dengan kesadaran akan cintakasih dan pengampunan Kristus.
Dia bercakap-cakap dengan Allah, yang mengatakan kepadanya hal-hal seperti mengapa orang-orang Kristiani harus mengasihi sesama mereka: “Jiwa yang mengenal Aku langsung berkembang untuk mengasihi sesamanya, karena dia melihat bahwa Aku mengasihi sesama itu dengan cara yang tak terlukiskan, jadi dia sendiri mengasihi obyek di mana dilihatnya Aku telah mengasihi lebih lagi. Dia juga akan lebih lanjut mengetahui bahwa dia tidak ada gunanya bagi-Ku dan bagaimana pun tidak dapat membayar kembali kepada-Ku cintakasih murni dengan mana dia merasakan dirinya dikasihi oleh-Ku, dengan demikian dia berusaha untuk membayar kembali itu melalui medium yang telah Kuberikan kepadanya, yaitu sesamanya, yang adalah medium yang melaluinya kamu semua dapat melayani Aku” (Lawrence G. Lovasik SVD, BEST – LOVED SAINTS, hal. 99).
Kesucian hidup Katarina juga menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dan membawa banyak sekali pertobatan. Karena perhatiannya terhadap hal-hal yang bersifat kemasyarakatan, ia juga menjadi pusat perhatian seluruh lapisan warga kota Siena, baik itu bangsawan, rakyat jelata, maupun para rohaniwan dan kaum awam lainnya. Cerita-cerita mengenai penglihatan-penglihatan spiritual dan karya amalnya menarik sekelompok sahabat dan pengikutnya yang dikenal sebagai Caterinati yang selalu mengikuti ke mana saja Katarina pergi.
Menjelang usia 30 atau pada tahun 1377, ia menjadi juru damai antara penguasa Firenze dan negara Kepausan. Ia membujuk agar Paus Gregorius XI meninggalkan Avignon (Perancis) dan kembali ke Roma, Paus Gregorius pun menyetujuinya.
Tetapi ketika Paus Gregorius wafat dan digantikan dengan Paus Urbanus VI, timbul perpecahan besar sehingga muncullah Paus tandingan.
Pada tahun 1378, Katarina dengan sekitar 24 orang pengikutnya berangkat ke Roma untuk mencoba membantu Paus Urbanus VI mengatasi masalah skisma kepausan.
Pada waktu itu ada dua orang anti paus, sehingga memecah-belah Gereja Barat ke dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Katarina berjuang keras membela Paus Urbanus VI dengan mendiktekan (Katarina tidak pernah belajar menulis) sebuah surat yang bernada ajakan tegas dan tak kenal kompromi kepada kaum gerejawan dan pemimpin awam dimana-mana.
Dalam pengamatan lebih lanjut, Katarina memang diakui memiliki kharisma yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan.
Kumpulan surat-surat dan risalahnya yang menggambarkan kedekatannya dengan Tuhan membuahkan sebuah tulisan yang berjudul, “Dialogue” (percakapan).
Sebuah pengalaman rohani yang indah bersama dengan Tuhan dan merupakan tulisan yang menakjubkan serta menjadi harta karun bagi kehidupan sejarah iman dan spiritualitas dalam Gereja Katolik.
Masa Paskah di tahun 1380, Katarina mencapai umur 33 tahun. Ia tak berdaya lagi pergi ke gereja. Badannya hanya tinggal tulang terbalut kulit. Beberapa minggu Katarina jatuh sakit. Ia dirawat oleh Lisa dan ibu Mona Lapa. Pada tanggal 29 April tepat jam 12 siang, Katarina berpulang.
Harum mewangi sekeliling jenazahnya. Dan, meski jenazah itu tiga hari tinggal terbaring di peti, tetap bagus dan anggota tubuhnya mudah digerakkan seperti orang yang hanya tertidur saja. Pada saat itu barulah diketahui stigmata yang dialaminya bertahun-tahun sebelumnya.
Sekali lagi pohon-pohon zaitun di Via Romana melambai-lambaikan dahannya kepada Katarina pada tanggal 5 Mei 1383, ketika jenazah Katarina diusung dan akan dimakamkan di kotanya.
Ia sendiri dinyatakan kudus oleh Paus Pius II pada tahun 1461. Pada tahun 1970, Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja. Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia melayani Gereja Kristus dengan gagah berani sepanjang masa hidupnya yang singkat.
=======
REFLEKSI TEOLOGIS
SEJUTA
“Setia, Jujur dan Takut akan Allah”.
“Nada te turbe, nada te espante,
quien a Dios tiene, nada le falta”, “
...Jangan biarkan sesuatu mengganggumu,
jangan biarkan sesuatu menakutkanmu,
barangsiapa memiliki Allah, ia tidak kekurangan sesuatupun...”,
(Br. Roger Schultz, Taize)
Sejuta adalah sebuah angka nominal dengan enam angka nol di belakangnya. Tapi sejuta sendiri sebenarnya punya arti, yakni : “Setia, Jujur dan Takut akan Allah”. Indahnya, Katarina dari Siena juga memiliki ketiga keutamaan iman ini.
- SETIA:
Situasi gereja pada masa itu kacau-balau. Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak setia pada tugas perutusan Yesus. Pengkhianatan dan peperangan antar negara dan antar raja-raja juga timbul dimana-mana. Di samping itu, Paus di Avignon, Perancis yang sudah berusia 70 tahun menimbulkan percekcokan di kalangan pemimpin-pemimpin gereja.
Disinilah Katarina tetap setia pada Yesus dan Gerejanya. Katarina berhasil meyakinkan Paus untuk pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja. Pada masa itu, Gereja mengalami banyak sekali masalah ketidaksetiaan dan banyak pertikaian yang terjadi di seluruh Italia. Dengan setia, Katarina kerap menulis surat-surat kepada para raja dan ratu. Ia bahkan datang menghadap para penguasa agar berdamai dengan paus dan mencegah peperangan.
Sebuah cerita lain:
Suatu malam, sebagian besar penduduk Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan. Yesus menampakkan diri kepada Katarina yang sedang setia berdoa seorang diri dalam kamarnya. Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria. Bunda Maria memegang tangan Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya. Katarina tidak pernah lupa bahwa Yesus ada dalam hatinya.
Melalui dia, Yesus setia memelihara orang-orang sakit yang dirawatnya. Melalui dia, Yesus setia menghibur para tahanan yang dikunjunginya di penjara.
- JUJUR:
Katarina adalah seorang yang amat jujur dan terus terang di hadapan Yesus. Suatu ketika ia bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau, Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang begitu mengerikan?” Yesus menjawab, “Puteri-Ku, Aku ada dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan rahmat-Ku.”
Yah, ia adalah seorang pribadi yang jujur kepada Tuhan, sebagai buah nyata atas kedekatannya dengan Tuhan.
- TAKUT AKAN ALLAH:
Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum adalah kata Ibrani יראה - YIR'AH dan פחד - PAKHAD, Yunani φοβος – phobos .
Ketakutan yang kudus (ketaatan kepada Allah) adalah pemberian Allah, yang memampukan orang takut sekaligus menghormati kekuasaan Allah, mentaati perintah-perintah Allah, membenci sambil menjauhkan diri dari semua bentuk kejahatan. Lagi pula takut akan Tuhan itu permulaan hikmat (Mazmur 111:10), rahasia kelurusan hati (Amsal 8:13), ciri umat yang disenangi Allah (Mazmur 147:11), dan kewajiban setiap orang (Pengkhotbah 12:13).
Dan sikap iman inilah yang dimiliki oleh Katarina Siena sejak masa mudanya.
Begini kisahnya:
Dalam perjalanan waktu, ketika Katarina berumur 12 tahun. Kemudian Mona Lapa, ibunya mulai mempengaruhi Katarina. Dibujuknya Katarina, supaya ia mau bersolek sedikit dan dilarang bepergian seorang diri. Rupanya Katarina terbujuk oleh ibunya, hingga pada bulan Agustus tahun 1362, Bonaventura kakak yang sangat dicintainya meninggal dengan tiba-tiba.
Tiba-tiba pula, sadarlah Katarina akan keteledorannya. Katarina sangat menyesali kelalaiannya akan janji sucinya itu. Yah, walaupun pada awalnya, ayah dan ibunya menghendaki agar ia menikah dan hidup bahagia. Tetapi, Katarina hanya ingin menjadi seorang biarawati. Untuk menyatakan tekadnya, ia memotong rambutnya yang panjang dan indah. Ia ingin menjadikan dirinya tidak menarik.
Orangtuanya amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina pantang menyerah karena takutnya pada Tuhan jauh lebih besar daripada takutnya terhadap orang lain. Semenjak masuk ke dalam Ordo ketiga Santo Dominikus, Katarina juga makin memperkeras puasanya dan mempererat kedekatannya dengan Yesus.
EPILOG
Katarina dari Siena adalah seorang anggota Dominikan awam yang meneladani dan mengikuti semangat St. Dominikus. Dalam hidupnya, Katarina menghabiskan hidupnya berbicara dengan Tuhan, tentang Tuhan dan bersama Tuhan. Ia juga menerima stigmata sebagai tanda kesalehan hidupnya. Jelaslah, ia merupakan salah seorang yang paling populer dari semua orang kudus perempuan yang memiliki karunia profetis (kenabian).
Kebesaran dan kepopuleran Katarina bukan karena kegiatan politis dan sosialnya, tetapi terlebih dalam kesucian, kepercayaan dan perhatiannya yang meluap-luap terhadap rakyat jelata dan keselamatan sesama manusia. Meskipun dia banyak melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial dan politik zamannya, yang patut dicatat adalah kesuciannya dan kepercayaannya akan perlunya persatuan dan kesatuan umat Kristiani. Maka, bersama Katarina dari Siena, bolehlah kita senantiasa berseru penuh harap, ‘Mane Nobiscum Domine - Tuhan, tinggallah bersama kami”.
ASPIRASI.
“Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau.
Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya.
Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu.”
(St Katarina dari Siena)
“Ya Allah, Engkau telah melimpahkan anugerah kepada Santa Katarina yang menghiasi jiwanya dengan kemurnian, kesabaran dan rahmat pertolonganMu, sehingga ia menang dalam melawan serangan roh-roh jahat.
Dengan demikian ia tetap setia dalam kasih cinta kepada namaMu yang suci. Kami mohon, bantulah kami supaya mampu mengikuti teladannya, tak acuh terhadap kesia-siaan dunia, serta menang terhadap serangan musuh, sehingga kami dapat dengan damai mencapai kemuliaanMu di Surga.
Oleh Kristus Tuhan kami. Amin.”
(Doa Mohon Semangat St. Katarina dari Siena)
O kerahiman yang kekal, Engkau yang menebus segala dosa segenap makhluk ciptaan-Mu. Dengan belas kasih-Mu kami diciptakan; dan dengan belas kasih-Mu kami dilahirkan baru dalam darah Putera-Mu. Belas kasih-Mu yang membuat kami tetap hidup. Belas kasih-Mu memperkenankan Putera-Mu mati dalam hidup dan hidup atas maut di kayu salib. Dalam Dia hidup mengalahkan maut yang adalah dosa kami.
Engkau mengalahkan keadilan-Mu dengan belas kasih-Mu. Dengan belas kasih Engkau membasuh kami dalam Darah; dengan belas kasih Engkau tinggal di antara umat-Mu.
Ya, Kekasihku! Tak cukup bagi-Mu untuk sekedar mengenakan kehinaan kami, Engkau bahkan rela mati juga! Bahkan mati pun tidaklah cukup: Engkau turun hingga ke kedalaman bumi guna memanggil para leluhur kami yang kudus dan menggenapkan kebenaran dan belas kasih-Mu atas mereka.
Aku melihat belas kasih bahkan mendorong-Mu untuk memberikan jauh lebih banyak lagi kepada kami, yaitu ketika Engkau membiarkan Diri-Mu sendiri menjadi santapan bagi kami guna menguatkan kami yang lemah, agar kami- makhluk-makhluk bodoh yang pelupa ini - senantiasa diingatkan akan kebajikan-Mu; dan apakah yang mendorong-Mu melakukan semua ini? Belas kasih-Mu. Ya belas kasih-Mu! Hatiku tenggelam dalam pemikiran akan Engkau! Sebab, ke mana saja aku mengarahkan pikiran, aku tak mendapati suatu pun selain belas kasih-Mu. Amin
(Doa Kerahiman St. Katarina dari Siena)
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
A.
Audiensi Umum Paus Benediktus XVI tentang St. Katarina dari Siena.
Saudara-saudari terkasih,
Hari ini saya ingin berbicara tentang seorang wanita yang memainkan peran utama dalam sejarah Gereja: St. Katarina dari Siena. Abad ke-14 pada masa itu merupakan periode yang mengguncang kehidupan Gereja dan di seluruh konteks sosial Italia dan Eropa.
Namun, bahkan dalam masa-masa tersulit sekalipun, Tuhan tak berhenti untuk memberkati umat-Nya, ia memunculkan orang-orang kudus yang menghentak pikiran dan hati, menggugah pertobatan dan pembaruan.
Katarina merupakan salah satunya dan hari ini ia masih berbicara pada kita dan mendorong kita untuk berjalan dengan berani menuju kekudusan, untuk menjadi murid Tuhan yang lebih utuh.
Lahir di Siena tahun 1347 dalam keluarga yang sangat besar, ia meninggal di Roma tahun 1380. Ketika Katarina berusia 16 tahun, ia termotivasi oleh penglihatannya akan St. Dominikus, ia masuk ke dalam Ordo Ketiga Dominikan cabang wanita yang dikenal dengan nama Mantellate.
Ketika tinggal di rumah, ia menegaskan kaul keperawanan yang ia nyatakan secara pribadi ketika ia masih remaja dan membaktikan dirinya bagi doa, silih dan karya kasih, khususnya demi keuntungan orang-orang sakit.
Ketika ketenaran kekudusannya menyebar, ia menjadi tokoh utama dalam aktivitas bimbingan rohani yang intens bagi banyak orang dari segala kalangan: bangsawan dan politisi, seniman dan orang biasa, pria dan wanita hidup bakti serta kaum religius, termasuk Paus Gregoris XI yang tinggal di Avignon pada masa itu, dan yang kepadanya ia dengan penuh semangat dan efektif mendesak sang paus kembali ke Roma.
Ia mengadakan perjalanan secara luas demi pembaruan internal Gereja dan mendukung perdamaian di antara negara-negara. Untuk alasan ini juga Paus Yohanes Paulus II yang terhormat memutuskan untuk menyatakan dirinya sebagai Rekan Pelindung Eropa: semoga Benua Lama tak pernah melupakan akar Kristennya, yang merupakan asal usul perkembangannya dan terus menimba nilai-nilai hakiki dari Injil yang menjamin keadilan dan harmoni.
Seperti banyak orang kudus, Katarina mengalami penderitaan besar. Beberapa orang berpikir bahwa mereka tidak seharusnya percaya padanya, sampai pada tahun 1374, enam tahun sebelum kematiannya, Kapitel Umum Dominikan memanggilnya ke Florence untuk menginterogasi dia. Mereka menunjuk Raymond dari Capua, seorang Saudara yang terpelajar dan rendah hati, serta Master Jendral Ordo masa depan, sebagai pembimbing rohaninya. Ia menjadi bapa pengakuan Katarina dan juga “putra rohani”nya, ia juga menulis biografinya yang lengkap. Katarina dikanonisasi pada tahun 1461.
Pengajaran Katarina—ia belajar membaca dengan kesusahan dan belajar menulis saat dewasa—terkandung dalam buku Dialogue of Divine Providence (Dialog Penyelenggaraan Ilahi) atau Libero della Divina Dottrina,sebuah karya agung dalam sastra rohani, dan dalam Epistolario nya dan juga dalam kumpulan Doa nya.
Pengajarannya diberkahi dengan keunggulan yang sedemikian rupa sehingga pada tahun 1970 Hamba Allah Paulus VI menyatakan ia sebagai Doktor Gereja, sebuah gelar yang ditambahkan padanya selain gelar Rekan Pelindung Kota Roma—atas keinginan Beato Pius IX—dan Pelindung Italia—seturut keputusan Pius XII yang terhormat.
Dalam sebuah penglihatan yang selalu ada di hati dan pikiran Katarina, Bunda Maria mempersembahkan ia kepada Yesus, yang memberikannya cincin yang indah, dan berkata kepadanya: “Saya, Pencipta dan Penyelamatmu, mengawini engkau dalam iman, agar kamu selalu murni hingga pernikahan abadi denganku di Surga” (Bl. Raimondo da Capua, S. Caterina da Siena, Legenda maior, n. 115, Siena 1998). Cincin ini hanya dapat dilihat oleh Katarina saja.
Dalam peristiwa luar biasa ini kita melihat pusat kehidupan kesadaran religius Katarina, dan terutama spiritualitas otentik: Kristosentrisme. Baginya Kristus seperti seorang mempelai yang memiliki hubungan yang intim, persekutuan dan kesetiaan ada di dalamnya; Ia adalah kekasih terbaiknya yang ia kasihi melampui kebaikan yang lain.
Persatuan yang mendalam dengan Tuhan ini digambarkan dalam peristiwa lain dalam hidup sang mistikus yang luar biasa ini: pertukaran hati. Menurut Raymond dari Capua yang meneruskan rahasia yang diterima Katarina, Tuhan Yesus menampakkan diri padanya sambil “memegang di tangan-Nya yang suci sebuah hati manusia yang merah cemerlang dan bersinar.” Ia membuka lambungnya dan menaruh hati itu di dalam dirinya dan berkata: “Putriku yang terkasih, sama seperti aku mengambil hatimu darimu, kini, kau lihat, aku memberikan kamu hatiku, sehingga kamu dapat terus hidup dengannya selamanya” (ibid).
Katarina sungguh menghidupi perkataan St. Paulus: “Bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristuslah yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20).
Seperti orang kudus dari Siena, setiap umat beriman merasakan kebutuhan untuk menyelaraskan diri dengan sentimen hati Kristus untuk mengasihi Allah dan sesamanya seperti Kristus sendiri mengasihi manusia.
Dan, kita bisa membiarkan hati kita diubah dan belajar mengasihi seperti Kristus dalam keserupaan dengan Dia yang diperkaya melalui doa, melalui meditasi Sabda Allah dan sakramen-sakramen, terutama melalui penerimaan Komuni Suci dengan lebih sering dan dengan devosi. Katarina juga termasuk di antara orang kudus yang memiliki devosi kepada Ekaristi, yang dengannya saya menutup Anjuran Apostolik Sacramentum Caritatis (cf. n. 94).
Saudara-saudari terkasih, Ekaristi adalah karunia kasih luar biasa yang terus menerus Allah perbarui untuk memelihara perjalanan iman kita, untuk menguatkan harapan kita dan untuk mengobarkan kasih kita, untuk menjadikan kita kian serupa dengan-Nya.
Keluarga rohani yang otentik dan sejati dibangun di sekitar pribadi yang asli dan kuat, orang-orang terpesona oleh otoritas moral wanita muda ini dengan gaya hidupnya yang mulia, dan juga terkesan dengan fenomena mistik yang mereka saksikan, seperti ekstasi yang acap kali terjadi.
Banyak yang menempatkan diri mereka demi melayani Katarina, dan terutama menganggap penerimaan bimbingan rohani darinya sebagai hak istimewa. Mereka memanggilnya “ibu” karena, sebagai anak-anak rohaninya, mereka menimba makanan rohani darinya.
Hari ini juga Gereja menerima keuntungan besar dari pelaksanaan keibuan rohani dari begitu banyak wanita, awam dan wanita hidup bakti, yang memperkaya jiwa dengan pikiran tentang Allah, yang menguatkan iman banyak orang dan mengarahkan hidup Kristiani kepada puncak-puncaknya yang mulia.
“Putraku, aku berkata kepadamu dan memanggilmu” tulis Katarina pada salah satu putra rohaninya, Giovanni Sabbatini, seorang Karthusian, “sama seperti aku melahirkan kamu dalam doa berkelanjutan dan hasrat dalam kehadiran Allah, demikian pula seorang ibu melahirkan putranya” (Epistolario, Lettera n. 141: To Fr Giovanni de’ Sabbatini).
Ia biasanya berbicara dengan imam Dominikan Rm. Bartolomeo de Dominici dengan perkataan ini: “Saudaraku yang paling kusayangi dan yang terkasih serta putra dalam Kristus Yesus yang manis.”
Karakteristik lain dari spiritualitas Katarina terkait dengan karunia air mata. Karunia ini mengungkapkan sensitivitas mendalam yang teramat elok, sebuah kapasitas untuk merasa tergerak dan mengungkapkan kelembutan.
Banyak orang kudus memiliki karunia air mata, yang membarui emosi Yesus sendiri yang tidak menahan atau menyembunyikan air matanya di makam sahabatnya Lazarus dan yang turut berduka bersama Maria dan Martha atau pada saat memandang Yerusalem selama hari-hari terakhirnya di bumi.
Menurut Katarina, air mata orang kudus bercampur dengan darah Kristus, yang tentangnya ia katakan dalam nada yang bersemangat dan dengan gambaran simbolis yang sangat efektif: “Ingatlah Kristus yang tersalib, Allah dan manusia … Jadikanlah Kristus tersalib sebagai tujuanmu, bersembunyilah di dalam luka-luka Kristus yang tersalib, dan tenggelamlah di dalam darah Kristus yang tersalib” (Epistolario, Lettera n. 21: Ad uno il cui nome si tace [to one who remains anonymous].
Di sini kita dapat memahami mengapa, sekalipun ia menyadari kelemahan manusiawi para imam, Katarina selalu merasakan rasa hormat yang besar bagi mereka: melalui sakramen-sakramen dan sabda mereka membagikan kuasa darah Kristus yang menyelamatkan.
Santo dari Siena ini selalu mengundang pelayan suci, termasuk paus yang ia sebut “Kristus yang manis di atas bumi”, untuk setia pada tanggung jawab mereka, termovitasi selalu dan hanya oleh kasih kepada Gereja yang bertahan dan mendalam. Ia berkata sebelum ia wafat: “ketika meninggalkan tubuhku, sungguh aku telah menghabiskan dan memberikan hidupku dalam Gereja dan bagi Gereja Kudus, yang bagiku merupakan rahmat yang unik” (Raimondo da Capua, S. Caterina da Siena, Legenda maior, n. 363).
Dengan demikian kita belajar dari Katarina suatu ilmu pengetahuan yang paling dalam: mengenal dan mengasihi Yesus Kristus dan Gereja-Nya. Dalam Dialog Penyelenggaraan Ilahi, ia menggambarkan Kristus, dengan gambaran yang tak biasa, sebagai jembatan antara Surga dan bumi. Jembatan ini terdiri dari tiga tangga besar terdiri dari kaki, lambung dan mulut Yesus. Dengan menaiki tangga ini jiwa melintasi tiga tahap dari setiap jalan kekudusan: kelepasan dari dosa, praktik keutamaan dan kasih, dan persatuan dengan Allah yang manis dan penuh kasih.
Saudara-saudari terkasih, mari kita belajar dari St. Katarina untuk mengasihi Kristus dan Gereja dengan keberanian, secara intens dan tulus.
Jadi, hendaklah kita menjadikan perkataan Katarina sebagai milik kita, perkataan yang kita baca dalam Dialog Penyelenggaraan Ilahi di akhir bab yang membahas tentang Kristus sebagai jembatan:
“Karena belas kasih-Mu Engkau membasuh kami dalam darah-Nya, karena belas kasih-Mu Engkau ingin bercakap-cakap dengan ciptaan. Betapa keranjingannya Engkau karena cinta! Tidaklah memadai bagimu dengan menjadi manusia, tetapi Engkau juga ingin mati!… Ya belas kasih! Hatiku tenggelam dalam permenungan tentangmu: karena tak peduli kemanapun aku berpikir, aku hanya menemukan belas kasih” (chapter 30, pp. 79-80).
B.
Ibadat Pagi
Peringatan St. Katarina Dari Siena, Perawan
PEMBUKAAN
P: Ya Tuhan, sudilah membuka hatiku.
U: Supaya mulutku mewartakan pujianMu.
Pembukaan: Ant. Marilah menyembah Tuhan, raja para perawan.
Mazmur 94 (95)
Marilah kita bernyanyi bagi Tuhan,
bersorak-sorai bagi penyelamat kita.
Menghadap wajahNya dengan lagu syukur,
menghormatiNya dengan pujian.
Tuhanlah Allah yang agung,
merajai segala dewa.
Dasar bumi terletak di tanganNya,
puncak gunungpun milikNya.
MilikNyalah laut, Dia membuatnya,
daratanpun buatan tanganNya.
Mari bersujud dan menyembah,
berlutut di hadapan Tuhan, pencipta kita.
Dialah Allah kita, kita umatNya,
Dialah gembala kita, kita kawananNya.
Hari ini dengarkanlah suaraNya:
“Jangan bertegar hati seperti di Meriba,
seperti di Masa, di padang gurun;
ketika leluhurmu mencobai Aku,
walau menyaksikan karyaKu yang agung.
Empat puluh tahun Aku muak akan mereka itu;
maka Aku berkata: Umat ini tersesat hatinya,
mereka tidak mengerti maksud bimbinganKu.
Sebab itu Aku bersumpah dalam murkaKu:
Mereka takkan beristirahat bersama Aku”.
Ant. Marilah menyembah Tuhan, raja para perawan.
Madah
Nyalakanlah pelitamu
Engkau perawan Tuhanku
Masuklah ke perjamuan
Teriring lagu pujian.
Bersatulah suci murni
Dengan pengantin surgawi
Dalam pelukan yang mesra
Bahagia selamanya.
Semoga santa Maria
Ratu perawan semua
Sudi melindungi Greja
Yang berjuang di dunia.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang memberi kemenangan
Kepada para perawan. Amin.
(Antifon dan pendarasan mazmur, lihat hari yang bersangkutan dalam lingkaran empat pekan).
Bacaan Singkat (Kid 8,7)
Air yang banyak tidak kuasa memadamkan cinta, tiadapun sungai-sungai dapat menghanyutkannya. Sekalipun manusia menyerahkan seluruh harta miliknya untuk memperoleh cinta kasih, ia tetap merasa sangat beruntung.
Lagu Singkat
P: KepadaMu aku berkata,* Aku mencari Engkau. U: KepadaMu. P: WajahMu, ya Tuhan, kurindukan. U: Aku mencari Engkau. P: Kemuliaan. U: KepadaMu.
Ant.Kidung: Santa perawan Katarina tak henti-hentinya berseru kepada Tuhan, supaya Tuhan menganuhgrahkan damai kepada GerejaNya yang kudus, alleluya.
KIDUNG ZAKARIA (Luk 1,68-79)
Terpujilah Tuhan, Allah Israel,*
sebab Ia mengunjungi dan membebaskan umatNya.
Ia mengangkat bagi kita seorang penyelamat yang gagah perkasa,*
putera Daud, hambaNya.
Seperti dijanjikanNya dari sediakala,*
dengan perantaraan para nabiNya yang kudus.
Untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita,*
dan dari tangan semua lawan yang membenci kita.
Untuk menunjukkan rahmatNya kepada leluhur kita,*
dan mengindahkan perjanjianNya yang kudus.
Sebab Ia telah bersumpah kepada Abraham, bapa kita,*
akan membebaskan kita dari tangan musuh.
Agar kita dapat mengabdi kepadaNya tanpa takut,*
dan berlaku kudus dan jujur di hadapanNya seumur hidup.
Dan engkau, anakku, akan disebut nabi Allah yang mahatinggi,*
sebab engkau akan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalanNya.
Untuk menanamkan pengertian akan keselamatan dalam umatNya,*
berkat pengampunan dosa mereka.
Sebab Allah kita penuh rahmat dan belaskasihan,*
Ia mengunjungi kita laksana fajar cemerlang.
Untuk menyinari orang yang meringkuk dalam kegelapan maut,*
dan membimbing kita ke jalan damai sejahtera.
Ant.Kidung:
Santa perawan Katarina tak henti-hentinya berseru kepada Tuhan, supaya Tuhan menganuhgrahkan damai kepada GerejaNya yang kudus, alleluya.
Doa Permohonan
Kristus, pengantin dan mahkota para perawan, kita hormati dengan hati gembira. Marilah dengan khidmat kita mohon kepadaNya:
U: Yesus, mahkota para perawan, dengarkanlah kami.
P: Kristus, Engkau dicintai oleh para perawan suci, karena Engkaulah pengantin mereka yang satu-satunya,* semoga kami tak pernah terpisah dari cinta kasihMu.
P: Engkau telah memahkotai bundaMu, Maria, sebagai ratu para perawan,* semoga kami senantiasa rela mengabdi Engkau berkat doa perawan Maria.
P: Ya Kristus, hamba-hambaMu yang setia senantiasa mengabdi Engkau dan berusaha menjadi kudus lahir batin,* semoga dunia fana ini tidak menjauhkan kami dari padaMu.
P: Yesus, Engkaulah pengantin yang dinanti-nantikan oleh para perawan yang bijaksana,* semoga kami selalu berjaga dan menantikan Dikau dalam pengharapan.
P: Berkat doa santa Katarina, perawan yang amat bijaksana,* semoga kami hidup bijak dan jujur.
Bapa kami
Doa Penutup
Ya Allah, Engkau berjanji akan tinggal dalam hati yang murni. Semoga berkat bantuan santa… hati kami dimurnikan rahmatMu, sehingga Engkau sudi tinggal di dalamnya. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup…
PENUTUP
P: Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita kehidup yang kekal.
U: Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar