Ads 468x60px

Crux Sacra Sit Mihi Lux



HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
“Crux Sacra Sit Mihi Lux - Semoga salib suci ini menjadi penerangku!
Inilah kalimat pada salib St Benediktus (C.S.P.B - Crux Sancti Patris Benedicti - "Salib Bapa Suci Benediktus") yang kita peringati kemarin.
St. Benediktus sendiri mempunyai medali atau salib yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai medali pengusir setan/kutukan sihir.
Adapun pada sekeliling lingkaran salibnya, kita mendapati huruf-huruf “V.R.S.N.S.M.V - S.M.Q.L.I.V.B” yang merupakan semangat iman yang tegas untuk melawan setan, sebuah kode iman yang merupakan singkatan dari:
Vade Retro Satana - "Enyahlah setan!
Nunquam Suade Mihi Vana - Jangan menggodaku dengan kesombonganmu!
Sunt Mala Quae Libas - Apa yang kau tawarkan padaku adalah kejahatan.
Ipse Venena Bibas - Minumlah sendiri racunmu!
Inilah sebuah spirit iman yang diberikan St Benediktus untuk mengaktualisasikan pesan Yesus: “Pergilah dan wartakanlah, Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan."
Yesus sendiri mengajak kita semua juga untuk pergi dan mewartakan Kerajaan Allah dengan empat ciri dasarnya, al:
1.Kesembuhan bagi “yang sakit”:
Kita diajak untuk menjadi “healer”, dimulai dengan mau menyembuhkan diri sendiri karena
Tepatlah kata orang, ”memahami orang lain adalah kearifan, memahami diri sendiri adalah pencerahan.”
Tentunya setelah sembuh, kita juga bisa menyembuhkan orang lain dari sakit hati dan pelbagai luka lainnya dengan obat dasarnya, yakni: belaskasihan dan pengampunan karena dalam stiap keindahan slalu ada mata yg memandang, dlm stiap kebenaran slalu ada telinga yg mendengar, tapi dlm stiap kasih slalu ada hati yg akan menerima.
2.Kehidupan bagi “yang mati”:
Kita diajak untuk menjadi “energizer”, pembangkit semangat dan sukacita bagi yang lainnya.
Ini bisa dimulai kalau kita juga mau “bangun”, bangkit dari “kubangan” dan “kuburan” dosa kita sendiri dengan resep “3M -mengenal, mengalami dan mencintai Kristus dengan gembira” setiap harinya sehingga kita bisa mencapai apa yang disebut dalam bahasa Konfederasi Benediktin: “Pax in ora et labora - kedamaian dalam berdoa dan berkarya".
3.Kekudusan bagi “yang najis”:
Kita diajak untuk menjadi “frater”, saudara yang memberikan teladan kekudusan secara tulus.
Hal ini bisa dibuat dengan bersikap terbuka dan fair pada keanekaragaman dan dengan tidak mudah “menajiskan” orang lain dengan kebiasaan bergosip atau bergunjing yang membuat penderitanya dikucilkan dan disingkirkan.
Yang pasti, jangan pernah takut pada kesempurnaan karena Anda tidak akan pernah bisa mencapainya bukan?
4.Kemenangan bagi ”yang tertawan”
Kita diajak untuk berani dan mampu menjadi “leader”, pemimpin iman yang tegas mengusir setan dan jelas mengalahkan godaan yang kadang mentertawankan sekaligus mentertawakan hidup dan iman kita, karena iman dan akal, hati dan budi, roh jahat dan roh baik kerap selalu bersanding sekaligus bertanding.
Dengan kemenangan atas setan inilah, kita bisa mengalami kemerdekaan sejati sebagai anak anak Allah dan dengan itulah kita bisa menghadirkan Kerajaan Allah secara real dan aktual setiap harinya. Seperti api memurnikan emas, Allah kerap memurnikan iman kita lewat situasi yang sulit bukan? Do our best, and let God do the rest!
"Ikan louhan di Pasar Kembang - Dalam Tuhan, kita smakin berkembang."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
Dari iko xavier:
Benediktus, seorang abas dan pelindung utama Eropa.
Seseorang yang hanya ingin meninggalkan kegemerlapan dunia dan menjadi seorang pertapa di daerah Subiaco.
Keinginan sederhana mampu diubah oleh Yang Maha Kuasa menjadi jalan keselamatan bagi banyak orang. Dia hanya ingin menjadi orang baik melayani Tuhan dalam doa dan menulis peraturan hidup yang singkat untuk rahib-rahib yang mau mengikuti cara hidupnya. Bahkan dia meninggal sebagai seorang abas, seorang rahib, seorang hamba Tuhan.
Dari benih kecil ini, Tuhan mengubah peradaban eropa, mewartakan eropa melalui ajaran para rahib sederhana dalam tembok biara namun selalu siap bermisi saat diminta ketaatan pada gereja.
Dalam tembok biara mereka berdoa, bekerja dan belajar dan hasilnya dinikmati sampai saat ini.
1500 tahun berjalan dengan masa kejayaan dan masa krisis namun tetap menjadi terang dan garam dengan caranya sendiri. Terima kasih Tuhan Yesus yang telah menganugerahkan Santo Benediktus sesuai keinginanMu.
------------------
A.
"Saecula et saeculorum - Sekarang dan selamanya."
Hos 14:2-10; Mzm. 51:3-4,8-9,12-13,14,17; Mat. 10:16-23; BcO Ams. 15:8-30; 16:1-9
Inilah janji Tuhan yang selalu menyertai kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita karena Ia sungguh mencintai kita, umat pilihanNya yang berkenan kepadaNya.
Bersama dengan teladan St Benediktus, pelindung Benua Eropa yang kita kenangkan kemarin, adapun beberapa ingatan iman yang kita kenangkan, antara lain:
1."Domba di tengah serigala":
Inilah sebuah kesadaran bahwa kita sebagai "domba" kerap ada di tengah dunia yang palsu, klise, basa basi, dangkal dan banal.
Ada banyak "srigala" yang siap mencabik dan merampas kebahagiaan hidup kita, karena mereka pastinya lebih "kuat": keras dan kasar, ganas dan buas, rakus dan penuh akal bulus, serakah dan tamak.
2."Berjagalah":
Seperti kata Benediktus: "Vade retro satana - Enyahlah hai iblis," kita juga diajak untuk "berani sekaligus waspada": hati-hati dan tidak mudah kecil hati, tidak mudah kecut/takut menghadapi "serangan dunia".
Ada banyak "HTAG"- Hambatan Tantangan Ancaman Gangguan yang datang silih berganti lewat orang-orang yang bermental "serigala" tapi kita tetap diajak untuk berani melawan dan berdaya tahan, mempunyai sikap penuh harapan dan hidup optimist setiap harinya karena kita juga berhak atas hidup yang lebih baik.
3."Tuhan yang menyelenggarakan":
Inilah sebuah janji ilahi bahwa Ia selalu membantu kita menghadapi semua "srigala dunia". Kita tidak pernah berjalan sendirian karena pasti ada orang-orang baik yang diutusNya untuk hadir dan menemani hidup dan gulat geliat kita.
Yang diperlukan adalah kita dan kawanan kita selalu mendekat padaNya dan selalu berjalan bersamaNya dengan setiap orang yang tulus dan berkehendak baik setiap harinya. Dalam bahasa Benediktus: "Sacra crux sit mihi lux - Salib suci cahaya hidupku!"
"Cari galah di musim semi - Tuhan Allah sertailah kami!"
B.
Intermezzo:
Puasa merupakan salah satu wujud pengendalian diri. Dengan pengendalian diri, kita akan lebih mudah mengikuti kehendak Tuhan dan makin dekat pada Tuhan.
Inilah tujuan sesungguhnya dari puasa dan kegiatan keagamaan lain (misa, pdkk, retret, kkr, pendalaman alkitab, kpks, sep/kep dsbnya) yaitu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan akhirnya bersatu dengan-Nya ("Manete in ME").
Maka, Yesus tegas menolak puasa dan pelbagai ritus kesalehan kalau hanya sekedar sebagai kewajiban, ritual ikut-ikutan atau bahkan sebagai ajang pamer dan unjuk kesalehan saja dengan motivasi supaya dipuja-puji atau dianggap suci.
Kedekatan dengan Tuhan sejatinya akan membawa kita makin bijaksana, rendahhati dan buahnya nyata: kita menjadi pembawa damai bagi sesama secara tulus dan kita biasa berpikir positif pada org lain... Dalam bahasa Nouwen: "Ecce homo et Deus est - Lihatlah manusia dan kamu akan melihat Tuhan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar