TRADISI INDAH MANUTERGIUM.
“Kau memberiku seorang putra, dan aku memberi Engkau seorang Imam.”
Salah satu ritual penting dalam upacara Tahbisan Imam adalah pengurapan tangan Imam Baru dengan minyak Krisma.
Secara khusus, adalah bagian tangan yang diurapi atau disucikan, karena Kristus hadir di tangan Imam dan melalui tangan Imam pulalah Kristus dibagi-bagi dan diberikan kepada umat.
Ritual pengurapan tangan ini dilaksanakan setelah Imam Baru dibantu mengenakan stola dan kasula.
Setelah mengenakan kasula untuk pertama kalinya inilah, sang Imam kemudian berlutut sambil menadahkan kedua telapak tangannya di atas pangkuan Uskup yang duduk di depan altar.
Pada saat itu Uskup akan mengambil minyak dengan ibu jarinya dan mengurapi kedua tangan Imam Baru sambil berkata,
"Semoga Tuhan Yesus Kristus, yang telah diurapi Bapa dengan Roh Kudus dan kekuatan, menjaga engkau untuk menguduskan umat Kristiani dan mempersembahkan kurban kepada Allah."
Dalam Tata Cara Tahbisan lama, dijelaskan bahwa Uskup mulai dengan mengurapi ujung ibu jari kanan, lalu telunjuk kiri, lalu ibu jari kiri dan terakhir telunjuk kanan, yang keseluruhannya membentuk sebuah tanda salib, lalu kemudian dilanjutkan dengan pengurapan kedua telapak tangan.
Ibu jari dan jari telunjuk diperlakukan secara khusus, karena ujung kedua jari inilah yang nantinya akan memegang Tubuh Kristus dalam Misa.
Tata Cara Lama juga melanjutkan bahwa setelah diurapi, kedua tangan Imam ditangkupkan oleh Uskup, dan Imam akan menerima manutergium, yaitu sebuah lap tangan terbuat dari kain linen untuk membersihkan sisa minyak urapan pada tangannya, yang lalu diikatkan/dikenakan masing-masing imam sampai pada saat menerima/menyentuh piala dan patena yang berisi anggur dan air serta roti, juga dalam posisi berlutut.
Seturut tradisi, masing-masing Imam Baru akan memiliki dan menggunakan manutergiumnya sendiri-sendiri.
Biasanya terbuat dari kain linen, yaitu jenis kain yang sama yang digunakan untuk membalut Tubuh Kristus di dalam kubur.
(Kain yang sama pula yang (seharusnya) digunakan untuk membuat Korporal dan Palla, yang bersentuhan dengan Tubuh dan Darah Kristus dalam Misa).
(Kain yang sama pula yang (seharusnya) digunakan untuk membuat Korporal dan Palla, yang bersentuhan dengan Tubuh dan Darah Kristus dalam Misa).
Setelah digunakan dalam Misa Tahbisannya, manutergium ini kemudian dipersembahkan Imam Baru kepada ibu sang imam, bisa pada akhir Misa Tahbisan atau pada Misa Syukur Perdananya.
Ketika sang ibu wafat dan dibaringkan dalam peti jenazah, manutergium ini akan dibalutkan pada tangannya sebagai “bekal” menghadap Kristus, supaya saat Kristus bertanya kepada sang ibu, "Apa yang telah engkau lakukan bagi-Ku?", sang ibu dapat menghunjukkan manutergium itu, "Aku telah mempersembahkan putraku, ya Tuhan."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar