Ads 468x60px

Jumat, 01 September 2017



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 01 September 2017
Hari Biasa Pekan XXI
1 Tesalonika (4:1-8)
(Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12)
Matius (25:1-13)
“Ut sementes faceris ita metes - Seperti engkau buat pada waktu menabur, demikian engkau akan menuainya.”
Inilah sebuah pepatah latin yang lekat dengan prinsip populer “tabur - tuai”.
Inilah juga yang diumpamakan Yesus tentang hal Kerajaan Surga: Itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya."
Adapun tiga kearifan lokal yang bisa kita petik dari injil hari ini supaya kita bisa lebih bijaksana, al:
1. "Eling lan waspada": Ingat dan bermawas diri.
Kita semua tahu bahwa persediaan minyak itu mutlak penting supaya sebuah pelita tetap dapat menyala, tapi kita kadang lalai, malas dan terlena. Kita mudah larut dan hanyut pada arus dunia sehingga kurang bersadar dan bermawas diri. Bukankah "Ya" dan "Tidak" adalah kata yang sangat singkat untuk dikatakan, tapi kita membutuhkan waktu berpikir yang tdk singkat untuk mengatakannya?
Resep sederhananya orang yang berjaga dan bermawas diri adalah: belajar saat yg lain tidur, bekerja saat yg lain malas-malasan, bersiap saat yg lain bermain dan berdoa saat yg lain takabur.
2. "Urip Iku Urup": Hidup itu mesti “nyala”.
Tuhan mengajak kita supaya tetap mempunyai “urup”, nyala dalam hidup sehingga menjadi terang juga bagi orang lain.
Itu sebabnya kita harus selalu mempunyai “persediaan minyak rohani” lewat hidup doa, olah rohani, devosi ekaristi dan pelbagai perbuatan baik lainnya. Orang yang hidupnya menjadi terang karena dekat dengan Tuhan itu kerap sederhana dalam ucapan tetapi hebat dalam tindakan, biasa dalam penampilan tapi luar biasa dlm kearifan.
3. "Aja dumeh" - Jangan mentang-mentang.
Kita kadang merasa pintar dan tahu banyak hal sehingga menjadi orang yang sok dan mudah menghakimi dan kurang maksimal mempersiapkan diri.
Akibatnya, kita mudah takabur dan nantinya menjadi orang yang kurang cermat dan cenderung tergesa-gesa padahal ketergesaan dalam setiap usaha kerap membawa kegagalan. Disinilah kita diajak untuk mau rendah hati untuk jangan pernah melupakan pemberian Tuhan, baik itu anugerah maupun cobaan, karena selalu ada makna disetiap peristiwa.
“Ada domba suka buah mangga – Jadilah hamba yang selalu berjaga.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
“… Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa telah melahirkan Putra, dan Putra lahir dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)

Antifon Pembuka (Mzm 97:10, 12)
Terang terbit bagi orang benar; sukacita bagi orang tulus hati. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar, muliakanlah nama-Nya yang kudus.

Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber segala harapan, semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima sabda-Mu yang menjadi cahaya kehidupan kami, serta memberi pengharapan kepada siapa saja dalam bahaya maut. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (4:1-8)
"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."
Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian: Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref.
Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
atau
Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
4. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:36)
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Antifon Komuni (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jaga dan bersiapsiagalah sebab kalian tidak tahu kapan Putra Manusia datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar