Ads 468x60px

Lebaran Haji / Hari Raya Qurban

HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.
Selamat HR. Idul Adha 2017 M /1438 H
Lebaran Haji / Hari Raya Qurban
“SILABAN” – “Siap dan reLA berkorBAN”
Siap dipilih –diberkati – dibagi bagi
Dari Tuban ke Sriwedari - Selamat berkorban setiap hari
=======
Hari raya Idul Adha 1438 H ini biasa disebut dengan Hari Qurban karena identik dengan penyembelihan hewan qurban. Dirayakan oleh seluruh umat Islam setiap tanggal 10 bulan Dzulhijjah. Dalam kalender masehi, perayaan Idul Adha tahun ini diperingati pada hari Jumat Pertama, tanggal 1 September 2017.
Adanya perayaan Idul Adha konon berawal dari cerita Nabi Ibrahim (Abraham) dan puteranya yang diqurbankan untuk Allah. Kemudian Allah menggantinya dengan seekor domba.
Pada hari raya inilah, umat Islam berkumpul di pagi hari untuk melakukan sholat id bersama-sama sama halnya seperti merayakan Idul Fitri.
Hari raya Idul Adha diperingati setiap tanggal 10 bulan dzulhijjah. Pada hari itu juga disertai hari tasyrik yang mana diharamkan untuk berpuasa bagi umat Islam. Pada hari raya Idul Adha, umat Islam selain danjurkan untuk melakukan shalat sunnah dua rakaat juga dianjurkan untuk menyembelih binatang qurban bagi yang mampu.
Selain disebut dengan hari raya qurban karena pada waktu inilah disembelihkan binatang qurban baik sapi, kambing maupun unta, Idul Adha juga disebut dengan Hari Raya Lebaran Haji, karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Bagi para umat Islam yang mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berqurban, yakni dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketaqwaan dan kecintaan kita kepada Allah.
Apabila kita menelisik historis dari adanya perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim (Abraham).
Kisah teladan tersebut yakni ketika beliau diperintahkan oleh Allah untuk menempatkan istrinya (Hajar) bersama puteranya (Ismail) yang saat itu masih menyusu.
Karena begitu pentingnya peristiwa tersebut, Allah mengabadikannya dalam Al-Quran :
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di suatu lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahmu (Baitullah) yang dimuliakan. Ya Tuhan kami (sedemikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah kami sebagai manusia cenderung kepada mereka dan berizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (QS Ibrahim : 37).
Begitu pula yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui nabi Ismail, beliau mencari air kian kemari dengan berlari-lari kecil (sa’i) antara bukit sofa dan marwah sebanyak 7 kali.
Dan, tiba-tiba Allah mengutus malaikat Jibril membuat mata air zam-zam sehingga Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan. Dan hingga kini, lembah yang dulunya gersang itu mempunyai persediaan air yang melimpah.
Kemudian datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang dari berbagai penjuru dan makmurlah tempat sekitarnya.
Akhirnya lembah tersebut hingga saat ini terkenal dengan kota Makkah. Sebuah kota yang aman dan makmur berkat do’a Nabi Ibrahim (Abraham) dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan masyarakat.
Kota Makkah yang aman dan makmur dituliskan Allah kepada Nabi Muhammad dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 126.
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berdo’a :
Ya Tuhan ku, jadikanlah negeri ini sebagai negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kiamat”.
Adapun pengorbanan Nabi Ibrahim (Abraham) yang begitu besar dalam sejarah umat manusia itu membuat Ibrahim (Abraham) menjadi seorang Nabi dan Rasul yang besar.
Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim (Abraham) dapat dimaknai sebagai pesan simbolik agama yang mengandung pembelajaran paling tidak tiga hal berikut ini :
1. Vertikal:
Ketaqwaan kepada Yang Ilahi.
Pengertian ketaqwaan terkait dengan ketaatan seorang hamba pada sang khalik dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Horisontal:
Hubungan dengan Yang Insani.
Ibadah-ibadah umat Islam yang diperintahkan Tuhan senantiasa mengandung dua aspek tak terpisahkan yakni kaitannya dengan hubunngan kepada Allah dan hubungan sesama manusia.
3. Integral:
Peningkatan kualitas diri secara utuh penuh dan menyeluruh.
Hikmah selanjutnya adalah memperkokoh empati, kesadaran diri, pengendalian dan pengelolaan diri yang merupakan cikal bakal akhlak terpuji umat yang mengaku beriman.
Pastinya:
Abraham (Nabi Ibrahim) menjadi bapa para bangsa (Umat Yahudi, Umat Kristen, Umat Islam). Ia menjadi berkat bagi semua umat manusia karena ketaatannya pada Tuhan. Ia taat kepada perintah Tuhan secara total, pun kalau ia belum memahaminya. Ia mengikuti petunjuk Tuhan untuk mengungsi dari negeri yang satu ke negeri yang lain. Semuanya itu ia lakukan agar menjadi berkat bagi umat manusia dan alam semesta; bukan untuk diŕinya sendiri. Ia menjadi "MAN OF HONOUR": Man of God and Man for Others. (Kej 12:1-19).
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Bulan.......
aku mau lebaran.
Aku ingin baju baru,
tapi tak punya uang.
Ibuku entah di mana sekarang,
sedangkan ayahku hanya bisa kubayangkan.
Bolehkah, bulan,
kupinjam bajumu barang semalam?
Bulan terharu:
kok masih ada
yang membutuhkan bajunya yang kuno
di antara begitu banyak
warna-warni baju buatan.
Bulan mencopot bajunya yang keperakan,
mengenakannya pada gadis kecil
yang sering menangis di persimpangan jalan.
Bulan rela telanjang di langit,
atap paling rindang
bagi yang tak berumah dan tak bisa pulang.
Indah, ya indahnya:
Ketika Lebaran tiba....
rumah Mu yang sepi kini sesak
kalam Mu yang bisu kini berisik
suruh Mu yang diam kini sibuk
larang Mu yang tegak kini tunduk
Ketika Lebaran tiba....
Mereka berkata
ini musim sembahyang
ini musim mengaji
ini musim sedekah
ini musim tobat
Ketika Lebaran tiba...
yang dulu sesat sekarang taat
yang dulu seksi sekarang syar’i
yang dulu zalim sekarang alim
yang dulu galak sekarang baik
Ketika Lebaran tiba...
pencela jadi pencerah
pencuri jadi pemberi
pemarah jadi peramah
perusuh jadi pemalu
Ketika Lebaran tiba...
anak yatim di santuni
fakir miskin diperhatiin
orang salah dimaafin
orang mati didoain
Ketika Lebaran tiba...
aku mendengar nyanyian Harapan
aku melihat cahaya Iman
aku mencium aroma Kasih
aku merasa manisnya sebuah agama
Ketika Lebaran tiba...
aku bertanya
apakah semua itu hanya ada di Lebaran
apakah perintah dan larangan Mu hanya ada di Lebaran
apakah baik dan buruk hanya ada di Lebaran
apakah Engkau hanya ada di Lebaran....
B.
IDUL ADHA-QURBAN ala KATOLIK
√. Koq!? Yah, sebagai bagian integral dari agama-agama abramis, Yahudi-Kristen-Islam mensharingkan pengalaman iman Abraham atau Ibrahim. # Untuk ngetest kwalitas iman Abraham, Allah menghendaki dia mengorbankan putranya. Dia lulus dan digantikanlah dgn seekor kambing-domba sebagai kurban. Amin! #
√. Intisari Perayaan Kurban ini masih terus dipraktekkan sampai detik ini sebagai ritus keagamaan yang sarat dgn makna. Demi keluhuran Allah, yang adalah segala-galanya, orang yang mengaku diri beriman kepada-Nya mesti RELA BERKURBAN, yang sekaligus sebagai pembersih dosa-dosa pribadi, keluarga dan komunitasnya. Keiklasan niat berkurban jelas menjadi syarat; binatang kurban atau harta-benda adalah wujudnya dan sekaligus "silih" atas diri yang beriman yang total rela berkurban untuk kemuliaan-Nya dan kemaslahatan sesama manusia.
√. Idul Adha Qurban ala Katolik, diwujudnyatakan oleh Yesus Kristus, yang sekaligus sebagai IMAM-KURBAN-&-ALTAR, yang dilakukan sekali untuk selama-lamanya (Baca Surat Ibrani). Di dalam Perayaan Ekaristi Kudus kapan saja, Idul Adha Qurban ini dikenang kembali, sehingga mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, di setiap tempat, dirayakan Idul Adha Qurban.
√. Tidak diperlukan lagi binatang kurban, karena Sang Imam Agung telah mengorbankan Diri-Nya sebagai "Anak Domba" di atas Kayu Salib yang Ia panggul sendiri. Pada saat Konsekrasi & Komuni, umat Katolik merayakan intisari Idul Adha Qurban.
#. Ini bukan penistaan lho. Sebuah affirmasi di tengah keberagaman tradisi keagamaan. #
[P.Haweyau SCJ, Timika, 31/8/2017]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar