Ads 468x60px

In Memoriam : John Lennon


N MEMORIAM:
HAPPY BIRTHDAY BRO JOHN...
'Above us only sky.....'
Imagine there's no heaven
It's easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today... Aha-ah...
Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion, too
Imagine all the people
Living life in peace... You...
You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one
Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world... You...
You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will live as one .....
Jika masih hidup, vokalis sekaligus gitaris The Beatles, John Lennon hari ini (9/10) tepat berusia 77 tahun. Namun kini para penggemarnya hanya bisa mengenang kepergian Lennon. Lennon meninggal dibunuh pada 1980, di usia 40 tahun, "life" begins at forty.
Ars longa, vita brevis! Meski telah tiada, Lennon tetap melegenda. Penggemarnya masih bersimpati pada sosok yang juga hobi menggambar itu. Perayaan hari ulang tahun Lennon menggema di seluruh dunia.
Sang istri, Yoko Ono misalnya, pernah berupaya mempersembahkan rekor dunia untuk mendiang suaminya. Yoko membuat simbol perdamaian besar dari manusia di Central Park, New York, Amerika Serikat pada dua tahun lalu (6/10/2015) bersama dengan ribuan orang membuat lambang damai manusia di East Meadow, Central Park, New York.
Melalui ABC 7, kaum hippies usia lanjut hingga murid sekolah yang belum lahir ketika John Lennon tewas pun ikut serta dalam acara itu. Mereka berkumpul sesuai dengan cara John Lennon ingin dikenang, yakni dengan membentuk lambang perdamaian.
Pemilihan lokasi di Central Park juga didasarkan dengan lokasi kematian sang legenda. Seperti diketahui John Lennon meninggal di apartemennya yang terletak di seberang Central Park dengan cara ditembak menggunakan senjata api.
Lebih dari 3 dekade sejak John Lennon terbunuh, istri dari John Lennon sendiri yaitu Yoko Ono menamakan event ini dengan lirik lagu Imagine dari John Lennon yang berbunyi "Imagine all the people living life in peace... .".
Seperti dilansir dari laman NME, pembuatan simbol perdamaian itu mau melibatkan 5.000 orang yang mencakup pelajar, politisi, dan aktivis. "Ini hadiah terbaik untuk Lennon," kata Yoko. Sayang, usahanya di tahun 2015 itu untuk meraih rekor belum berhasil. Simbol perdamaian Yoko belum dapat mengalahkan simbol sebelumnya yang melibatkan 5.814 orang dan dilakukan di Ithaca, New York, pada 2009. Guinness World Records mencatat, Yoko hanya berhasil mengumpulkan 2.000 orang.
Diberitakan Los Angeles Times, Yoko waktu itu juga bertolak ke Reykjavik, Islandia untuk menyalakan lampu-lampu yang terpasang di menara "Peace Tower". Menara yang dibangun pada 2007 itu untuk mengenang mantan suaminya: "Saya harap menara Imagine Peace akan memberikan cahaya kepada harapan dari perdamaian dunia," Yoko mengatakan. "Semoga menara ini juga memberikan dorongan, inspirasi, dan rasa solidaritas di dunia yang penuh dengan rasa takut dan bingung. Mari kita bersama-sama mewujudkan dunia yang damai."
Sejak 2007, setiap 9 Oktober, Yoko memang selalu menghadiri menara Imagine Peace untuk merayakan ulang tahun serta menyuarakan perdamaian dunia, mimpi mendiang suaminya.
Bukan hanya dirayakan oleh Yoko, perayaan ulang tahun Lennon juga diselenggarakan di tanah kelahirannya Liverpool. Masyarakat London, New York, dan Tokyo juga mengenang sang legenda.
Yoko Ono juga mengulurkan bantuan untuk mendanai studio bergerak yang diberi nama “The Lennon Bus” atau "John Lennon Educational Tour Bus" yang juga memeriahkan ulang tahun Lennon, dimana sebuah acara amal dilakukan di atas bus yang bisa digunakan memperdalam ilmu musik dan mempelajari teknik tata suara itu. “The Lennon Bus" tersebut berkeliling ke sekolah-sekolah umum di setiap 5 kotamadya di New York-- membantu mahasiswa musik dan penulis lagu dalam mengembangkan bakat mereka, dimana teknisi profesional dan peralatan yang diperlukan tersedia di atas bus untuk memberi inspirasi kepada generasi musisi selanjutnya.
Pastinya, "De LENNON Numquam Satis", berbicara tentang Lennon sepertinya tidak akan pernah ada habisnya. Bukan hanya soal lagu-lagu ciptaannya yang menjadi maha karya hingga saat ini, namun juga soal aksi-aksi sosialnya dalam menyuarakan perdamaian.
Lagu 'Imagine' misalnya. Lagu yang menyuarakan keprihatinan Lennon atas kondisi dunia yang penuh dengan peperangan ini telah menjadi hits di seluruh dunia. Lirik lagunya yang lantang menyuarakan kepada warga dunia untuk hidup dalam perdamaian, tanpa perang ini membuat merinding siapapun yang mendengarnya.
Bahkan mantan presiden AS Jimmy Carter pernah mengatakan kekagumannya atas salah satu maha karya Lennon untuk dunia ini. "Di banyak negara di seluruh dunia, saya dan istri saya telah mengunjungi sekitar 125 negara- kita dapat mendengar lagu imagine hampir sama seringnya dengan lagu kebangsaan," ucap Carter. Lagu yang pada tahun 2004 oleh majalah Roolingstone dipilih sebagai lagu ketiga terbaik sepanjang masa ini juga menjadi simbol protes Lennon dalam menentang kebijakan pemerintah AS di perang Vietnam.
Di lain matra, bukan John Lennon namanya jika hidupnya tidak penuh dengan kontroversi. Selepas bubarnya The Beatles, Lennon memang mengubah gaya musiknya. Lagu-lagu yang diciptakannya lebih banyak berisi tentang politik dan juga protes sosial. Album 'Sometime in New York City' yang dibuatnya pada 1972 misalnya, dalam lagu-lagu di album itu John Lennon menyuarakan masalah diskriminasi pemerintah AS atas warga di luar AS dalam mendapatkan izin tinggal. Akibat aksinya ini, nama John Lennon dimasukkan dalam blacklist negara AS oleh Richard Nixon, presiden AS kala itu. Namanya baru pulih dan kemudian bisa sah menjadi warga AS setelah Nixon turun dari kursi presiden dan digantikan oleh Gerarld Ford.
Namun dari sekian kontroversi, aksi mengembalikan medali penghargaan "MBE" (Member of British empire) mungkin menjadi yang 'terkeren'. Medali yang diberikan Ratu Elizabeth pada 26 Oktober 1965 di Istana Buckingham itu dikembalikan John Lennon sebagai bentuk protesnya karena keikutsertaan Inggris dalam perang di Nigeria.
Sepurar cinta dan persahabatannya, semua tahu, Yoko Ono merupakan istri kedua dari Lennon. Istri pertama, Chintya Powell, yang dinikahi Lennon pada Agustus 1962 tidak terlalu dikenal karena memang pernikahan mereka dirahasiakan dengan alasan tidak ingin membuat kecewa fans The Beatles kala itu.
Sementara kisah Ono menjadi istri Lennon berawal ketika keduanya bertemu pada pertengahan 60-an, saat sama-sama menggarap sebuah proyek musik. Dari pertemuan tersebut Lennon kemudian tertarik dengan Ono karena ia menganggap seniman asal Jepang tersebut dapat mengimbangi jalan pemikirannya soal bermusik. "Wedding Album", Double Fantasy" menjadi contoh kolaborasi bermusik keduanya.
Namun pernikahan Lennon dan Ono ini kemudian dianggap menjadi biang keladi dari perpecahan The Beatles. Banyak yang menganggap, andai saja Lennon tidak menikah dengan Ono, mungkin The Beatles akan tetap ada. Hal itulah yang kemudian memicu perpecahannya dengan sahabat karibnya sejak sekolah, Paul McCartney. Meski kala itu semua personil membantahnya, bumbu-bumbu perpecahan di The Beatles sudah mulai terasa.
John Lennon membantah kalau perpecahan The Beatles disebabkan oleh Ono. Menurutnya, The Beatles bubar karena mereka memang sudah mencapai titik jenuh dalam bermusik. Satu dekade meraih kejayaan baik di Inggris, Amerika hingga di dunia, The Beatles merasa sudah waktunya bagi mereka untuk berhenti. Dan hal ini juga diamini oleh Paul.
Dan di penghujung Januari 1969, di atap Gedung Apple Record, di jalan 3 Savile Row, kota London, The Beatles pun tampil untuk terakhir kalinya di muka publik sebelum resmi bubar pada 1970. Dalam mini konser selama 42 menit tersebut, Lennon dan kawan-kawan menghibur penonton lewat sejumlah tembang seperti Get Back, Dont Let Me Down, Ive Got a Feeling, sebelum akhirnya dibubarkan polisi.
Sejak penampilan tersebut, keempat personil The Beatles sibuk bermusik sendiri-sendiri. Keempatnya terus menciptakan hits, namun tidak pernah bertemu. Hingga akhirnya mereka kembali bertemu namun tanpa Lennon.
Kematian Lennon akhirnya merekatkan kembali Paul, George, dan Ringo. Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Paul menyatakan kesedihannya yang mendalam atas kepergian sahabat karibnya tersebut. "Bagi saya, itu sangat menyedihkan, bahwa saya tidak akan lagi melihatnya dan kami tidak bisa berkumpul lagi," demikian aku Paul.
John Lennon memang telah lama pergi, namun kenangan di mata sahabat dan para penggemarnya tidak akan pernah hilang. Pada 2002, Liverpool, kota kelahiran Lennon pun mengubah nama bandara mereka menjadi "Liverpool John Lennon Airport" dengan semboyan 'Above us only sky' yang diambil dari salah satu lirik lagu Imagine. Superb. Splendid. Splendor. Selamat ulang tahun, John !
NB:
Seputar Lennon:
Sekedar info comotan dari sana sini.
John Winston Ono Lennon (lahir di Liverpool, Inggris, 9 Oktober 1940 – meninggal di New York City, Amerika Serikat, 8 Desember 1980 pada umur 40 tahun) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles.
Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan McCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik.
Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karier solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah "Imagine", lagu yang kemudian menjadi salah satu himne perdamaian dunia.
Selain itu, Lennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti "A Hard Day's Night" (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti "In His Own Write:, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell pada tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono pada tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila.
John Winston Lennon sendiri lahir di Liverpool, dari pasangan Julia Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering berpergian dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan Jerman atas Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini, dan juga kekaguman Julia pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi nama tengah Winston, dari nama Perdana Menteri Inggris yang tenar itu.
Lennon kecil hidup dalam pengasuhan ibunya. Julia kemudian bertemu dengan John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu di sebuah apartemen kecil.
Perilaku ini menjadi gunjingan orang di Liverpool, karena Julia masih berstatus sebagai istri Alfred Lennon. Kakak tertua Julia, Mimi Smith, akhirnya memaksa untuk memboyong John kecil tinggal bersamanya.
Pada tahun 1946, Alfred kembali ke Liverpool dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke Blackpool. Julia dan John mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool, Lennon dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon sempat dua kali memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan pergi, ia pun menangis dan menghampiri ibunya.
Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas dalam mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan begitu pula John yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama Dykins.
Pertemuan-pertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan sedikit piano. Julia pula yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama. Mimi dikenal sangat skeptis terhadap kegemaran Lennon bermain gitar. "Gitar memang oke, John, tetapi kamu tidak bisa hidup dari itu."
Beberapa tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia menghadiahkan Mimi sebuah plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
Kejadian menyedihkan dialami Lennon ketika ibunya meninggal tertabrak mobil di dekat rumah Mimi, di depan mata Lennon yang saat itu masih berusia 17 tahun. Sifat anti pihak penguasa mungkin bermula dari peristiwa ini. Ibunya meninggal dunia karena kecerobohan seorang polisi mengendara dalam keadaan mabuk, kendati demikian polisi tersebut lepas dari segala tuntutan.
Lennon dikenal sebagai badut kelas di sekolah karena ia hanya sibuk menggambar kartun guru-gurunya dan kerap melucu. Rapornya sangat buruk, dan akhirnya ia masuk ke "Liverpool College of Art". Disinilah ia bertemu dengan Cynthia Powell, yang kemudian menjadi istrinya yang pertama. Di college, ia tetap tidak serius dan akhirnya keluar sebelum menyelesaikan pendidikannya.
Pada salah satu wawancara terakhirnya, di bulan September 1980, tiga bulan sebelum wafatnya, Lennon berkata bahwa ia selalu 'macho' dan tidak pernah mempertanyakan sikap chauvinisnya terhadap wanita hingga ia bertemu Ono.
Lennon selalu jauh dengan putra pertamanya, Julian, namun sangat dekat dengan putra keduanya, Sean, dan menyebutnya 'kebanggaanku'. Pada saat-saat terakhir hidupnya, ia mengambil peran sebagai 'houseband' atau 'ayah rumah tangga' dan berkata bahwa ia lebih berperan sebagai istri dan ibu dalam hubungan mereka.
Bicara soal Cynthia Powell, ia bertemu Lennon di Liverpool Art College pada tahun 1957. Setelah mendengar komentar Lennon yang lebih menyukai gadis berpenampilan seperti Brigitte Bardot, Powell mengubah warna rambutnya menjadi pirang.
Hubungan mereka berawal dari pesta college sebelum liburan musim panas ketika Lennon mengajak Cynthia pergi ke pub bersamanya. Saat itu, Cynthia telah bertunangan dengan laki-laki lain, fakta yang membuat ia menolak ketika Lennon mengajaknya berdansa. Lennon menjawab, "Aku tidak memintamu untuk menikahiku, kan?"
Walaupun Lennon mengabaikan Cynthia selama sisa waktu pesta itu, Lennon mengajaknya bicara saat Cyn akan pulang, meraih tangannya dan membawanya ke ruangan yang disewa Stuart Sutcliffe, di mana mereka berhubungan seks.
Kecemburuan Lennon seringkali berakibat munculnya sikap agresif dan kejamnya terhadap Cynthia, seperti ketika Lennon memukulkan kepala Cyn ke dinding setelah melihat Cynthia berdansa dengan Stuart Sutcliffe. Cynthia putus dengan Lennon selama tiga bulan, namun hubungan mereka tersambung kembali setelah Lennon meminta maaf. Cyntiha mengunjungi Lennon di Hamburg selama dua minggu pada tahun 1960, namun pada tahun 1961 Lennon meninggalkannya di rumah dan pergi liburan ke Paris dengan McCartney.
Pada pertengahan tahun 1962, Cynthia menyadari bahwa ia hamil. Lennon melamarnya, namun ketika ia memberitahu bibinya Mimi Smith, ia berteriak pada Lennon untuk tidak melakukannya. Lennon dan Cynthia menikah pada tanggal 23 Agustus 1962 di Mount Pleasant Register Office di Liverpool. Mimi tidak menghadiri upacara itu.
Pada tanggal 8 April 1963, John Charles Julian Lennon lahir di Sefton General Hospital. John tidak melihat Julian hingga seminggu setelah ia lahir, karena komitmen yang dibuatnya dengan The Beatles. Kelahiran putra John dan pernikahannya dengan Cynthia dirahasiakan dari publik, karena pemikiran Brian Epstein bahwa keberadaan mereka dapat mengganggu image John di depan fans-fans Beatles.
Menurut Cynthia, pada wawancara tahun 1995, ada masalah-masalah dalam pernikahan mereka karena tekanan akibat ketenaran The Beatles dan tour yang terus menerus, serta Lennon yang semakin sering menggunakan obat-obatan.
Pernikahan mereka ada di ujung tanduk ketika Cynthia kembali dari liburan di Yunani dengan teman-temannya, dan melihat John dan Yoko ada di tempat tidur bersama.
John tidak menyangsikan hal itu, namun ketika Cynthia meninggalkan tempat itu, John menelponnya dan berkata "Aku tidak mengerti kenapa kamu pergi". Akhir pernikahan mereka adalah ketika John menolak pergi untuk liburan keluarga, dan kemudian tampil di koran-koran, mempublikasikan hubungannya dengan Yoko.
Hubungan Lennon dengan Julian sangat jauh. Julian malahan lebih merasa dekat dengan McCartney dibanding dengan ayahnya sendiri.
Lennon muda kemudian berkata, "Aku tidak pernah ingin tahu kenyataan tentang bagaimana ayahku bersamaku. Beberapa omongan buruk dikatakannya tentang aku, seperti ketika ia bilang aku keluar dari botol whiskey di malam Minggu. Hal-hal tentang itu. Menurutmu, di manakah cinta pada kata-kata itu? Paul dan aku cukup sering pergi bersama... lebih sering daripada ayahku. Kami punya persahabatan yang baik, dan sepertinya ada lebih banyak fotoku dan Paul bermain bersama pada masa itu daripada fotoku dan ayahku."
Ketika Lennon pindah ke New York pada tahun 1971, Julian tidak melihatnya hingga 1973. Dengan didorong May Pang, akhirnya Julian pergi mengunjungi John dan May di Los Angeles. Sejak saat itu, Julian mulai bertemu ayahnya secara rutin, dan bermain drum pada "Ya Ya" dari album Lennon, Walls and Bridges. Lennon juga membelikan Julian sebuah gitar pada ulang tahunnya yang ke 11 pada tahun 1974 dan mendorong minatnya di musik.
Lennon pernah berkata, "Sean adalah anak yang direncanakan, dan hal itu membuat banyak perbedaan. Cintaku pada Julian sebagai seorang anak tidak kurang daripada Sean. Ia tetap putraku, tak peduli apakah ia keluar dari botol whiskey atau karena saat itu tidak ada pil. Ia ada di sini, ia milikku, dan ia selalu begitu."
Seputar Yoko, pada tanggal 9 November 1966, setelah tour The Beatles yang terakhir, dan setelah Lennon menyelesaikan perekaman film How I Won the War, Lennon mengunjungi pameran seni Yoko Ono di Indica Gallery, di Masons's Yard, London.
Lennon memulai hubungannya dengan Ono di bulan Mei 1968 setelah kembali dari India. Cynthia mengajukan cerai beberapa bulan kemudian, didasarkan pada perselingkuhan Lennon dengan Ono. Lennon dan Ono menjadi tak terpisahkan, bahkan saat sesi-sesi rekaman The Beatles.
Media massa bersikap kurang baik pada Ono - menulis artikel-artikel yang memojokkan dia, dengan beberapa nada rasis - dan menyebut dia 'jelek'. Lennon yang marah, berkata bahwa tidak ada John dan Yoko, namun mereka adalah satu orang; 'John and Yoko'. Kehadiran Ono tiap hari di studio membuat suasana intern The Beatles pada masa perekaman album White Album pada tahun 1968 semakin memanas.
Pada akhir tahun 1968, Lennon dan Ono tampil dengan nama 'Dirty mac' pada Roll and Roll Circusnya Rolling Stones.
Selama dua tahun terakhir Lennon di The Beatles, ia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama Ono, mengikuti portes-protes publik menentang Perang Vietnam. Lennon mengirim kembali medali MBEnya, yang diberikan Ratu Elizabeth pada tahun 1965, sebagai bentuk protes atas keikutsertaan Inggris pada perang di Nigeria, serta dukungan negara tersebut pada Perang Vietnam.
Pada tanggal 20 Maret 1969, Lennon dan Ono menikah di Gibraltar, dan menghabiskan bulan madu mereka di Amsterdam pada acara yang dinamakan '"Bed-In" for peace'. Di belakang tempat tidur mereka terdapat poster-poster yang bertuliskan "Hair Peace. Bed Peace."
Mereka menggelar aksi itu kembali di Montreal, dimana keduanya, bersama musisi-musisi lainnya, merekam "Give Peace a Chance", lagu yang kemudian menjadi salah satu anthem pergerakan untuk perdamaian.
Beberapa saat setelah pernikahannya, Lennon mengubah namanya menjadi John Winston Ono Lennon. Ia juga menulis lagu "[The Ballad of John and Yoko]", yang menceritakan tentang pernikahan mereka. Lagu itu direkam bersama McCartney.
Pada tahun 1973, Yoko mendekati May Pang, asisten pribadi mereka, meminta Pang untuk "bersama dengan John, membantunya dan memastikan ia mendapatkan apa yang ia inginkan". Yoko kemudian mengusir Lennon keluar dari rumah. Lennon dan Pang pindah ke Los Angeles - periode yang sering disebut sebagai "the lost weekend", walau masa ini berlangsung hingga awal tahun 1975.
Selama masa ini, Pang mendorong Lennon untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan putranya, Julian Lennon. Pang juga menjalin persahabatan yang baik dengan Cynthia Lennon.
Setelah tiba di Hollywood, Lennon bergabung kembali bersama produser Phil Spector dan mulai menggarap LP Rock 'n' Roll. Pada masa ini, Lennon juga sering mabuk-mabukan dan pesta drugs bersama teman-temannya, di antaranya Harry Nilsson, Keith Moon, Ringo Starr, Alice Cooper, Micky Dolenz dan teman-teman mereka yang lain. Akhirnya, Lennon kembali ke pelukan Yoko Ono pada awal tahun 1975.
Pada tanggal 9 Oktober 1975 - ulang tahun John Lennon yang ketiga puluh lima - Yoko Ono melahirkan putra mereka: Sean Ono Lennon setelah tiga kali keguguran. Menyesal akan hubungan buruk yang dimilikinya dengan putra pertamanya Julian, Lennon memutuskan untuk pensiun dari musik sehingga ia dapat mendedikasikan dirinya pada kehidupan keluarga.
Pada tahun 1976, status imigrasi U.S. Lennon akhirnya selesai, setelah lama berkutat dengan pemerintahan Richard Nixon yang juga melibatkan investigasi FBI - penyadapan telepon dan agen-agen yang sering mengikuti Lennon. Ketika Jimmy Carter menjadi Presiden di tanggal 20 Januari 1977, Lennon dan Ono diundang menghadiri pesta penobatan, menandai akhir dari perseteruan antara pemerintahan Amerika Serikat dengan Lennon. Setelah itu, Lennon jarang terlihat di publik hingga 3,5 tahun kemudian, saat ia 'kembali' pada tahun 1980.
Saat Beatlemania terjadi di seluruh dunia, John tidak pernah melihat atau mendengar berita dari ayahnya, Freddie Lennon, sejak ia berusia 5 tahun.
Ketika Freddie menyadari bahwa putranya adalah John Lennon yang terkenal, anggota The Beatles, ia akhirnya menemui John di sela-sela syuting film. John tidak menerima kunjungan ini dengan baik dan menyuruh Freddie pergi.
Kemudian John menjadi lebih hangat dan mereka bertemu beberapa kali selama tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1969 ketika John menyuruh Freddie untuk keluar dari rumahnya. John tidak berbicara dengan ayahnya lagi sejak tahun 1976, ketika ia mendengar bahwa Freddie sekarat. John menelepon Freddie di ranjangnya, dan mereka berbaikan kembali.
Pada 8 Desember 1980, John meninggal dunia setelah ditembak empat kali oleh Mark David Chapman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar