REQUIESCAT IN PACE
SUGENG TINDAK MAS PUTUT.
(Linus Putut Pudyantoro)
Penggagas "Mia Patria Choir" dan Alumnus Seminari Mertoyudan Tahun 1980
SUGENG TINDAK MAS PUTUT.
(Linus Putut Pudyantoro)
Penggagas "Mia Patria Choir" dan Alumnus Seminari Mertoyudan Tahun 1980
Bukankah hidup manusia itu seperti rumput:
pagi hari tumbuh,
siang hari berkembang,
sore hari menjadi kering, layu & mati?
(Mz 90:6).
pagi hari tumbuh,
siang hari berkembang,
sore hari menjadi kering, layu & mati?
(Mz 90:6).
Tahun ini:
Oktober 2017 - Bulan Rosario dan Memoar 100 Tahun Maria menampakkan diri di Fatima.
Oktober 2017 - Bulan Rosario dan Memoar 100 Tahun Maria menampakkan diri di Fatima.
Senin, 16 Oktober Bung Josse Gesiradja (Bogor), pelatih paduan suara Sekolah Regina Pacis Bogor berpulang. Kamis, 19 Oktober Pak Hary Dwi, pegiat paduan suara di Jakarta (Alam Sutra) berpulang.
Dan Kamis, 26 Oktober subuh, salah satu maestro musik KAJ, Mas Putut alias Pak Linus Putut Pudyantoro (Cijantung) pencipta lagu gereja, pegiat paduan suara di Jakarta dan sering berpelayanan di berbagai daerah ini juga turut berpulang.
Ya, menurut kakak kandungnya, Mas AM Putut Prabantoro, (jaringan Merto '78), adiknya Linus Putut Pudyantoro yang adalah alumnus SD Pangudi Luhur Yogyakarta dan alumnus Seminari Mertoyudan (tahun masuk: 1980) ini "sowan Gusti", meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 26 Oktober 2017 kurang lebih pukul 01.15 WIB.
Saya sendiri mengenal mas Putut sudah sejak dari Seminari Menengah, karena tinggal di paroki yang sama (St. Aloysius Gonzaga - Cijantung) dan salah satu lagu cipta karya mas Putut yang berjudul: "Panggilan Tuhan" sering kami nyanyikan di seminari; bahkan seakan menjadi "lagu wajib" koor Seminari Wacana Bhakti Jakarta waktu itu.
Dua pertemuan saya terakhir dengan almarhum adalah di Jakarta dan Semarang. Di Jakarta, ketika bersama-sama memberikan "SKI" - "Sekolah Kerahiman Ilahi" di Gereja Bonaventura Pulomas dimana beliau men-sharingkan proses kreatif album rohaninya dan pengalaman seni dan imannya dalam menghayati doa devosi seperti koronka dan rosario. Di Semarang, adalah ketika mas Putut Pudyantoro menjadi dirigen di penghujung acara misa tahbisan Uskup Agung KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko di Lapangan Bhayangkara Akpol Semarang, 20 Mei 2017.
Mas Putut yang adalah warga paroki Gonzaga di Cijantung ini sendiri terlahir di Palembang, 23 September 1964. Beberapa tahun lalu, isterinya Ririn meninggal dunia karena sakit. Dari perkawinannya itu, almarhum Linus Putut Pudyantoro meninggalkan dua anak kandung yakni Dinus dan Stanis.
Sebagai alumnus Seminari Mertoyudan dan punya talenta hebat di bidang musik, almarhum Linus Putut Pudyantoro adalah penggagas berdirinya kelompok paduan suara "Mia Patria Choir."
Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin kelompok Mia Patria Choir, almarhum Putut
Pudyantoro telah membawa nama baik Indonesia ke berbagai pentas internasional berkat penampilan elok Mia Patria Choir dalam sejumlah program eksibisi budaya Indonesia melalui gerak tari-tarian dan nyanyian di sejumlah negara di Eropa. Adapun tampilan karya musiknya sungguh sungguh josss, bukan saja lintas paroki atau keuskupan tapi juga lintas negara: Belanda, Italia, Swiss, Austria.
Pudyantoro telah membawa nama baik Indonesia ke berbagai pentas internasional berkat penampilan elok Mia Patria Choir dalam sejumlah program eksibisi budaya Indonesia melalui gerak tari-tarian dan nyanyian di sejumlah negara di Eropa. Adapun tampilan karya musiknya sungguh sungguh josss, bukan saja lintas paroki atau keuskupan tapi juga lintas negara: Belanda, Italia, Swiss, Austria.
Sebagai komponis, almarhum Linus Putut Pudyantoro banyak melahirkan komposisi-komposisi lagu-lagu rohani yang kini menjadi tembang-tembang andalan dalam kidung-kidung pujian rohani dan liturgis dalam perayaan ekaristi, misa panggilan, misa inkulturasi (Jawa - Sunda - Mandarin) dan misa perkawinan, seperti lirik lagu "Bapa Kami", "Kasih", "Panggilan Tuhan", "Ekaristi" dll. Bahkan, Putut juga membuat beberapa album lagu rohani yang sungguh membantu penghayatan iman umat, seperti album "Madah Imanku" dan ada juga album yang bisa mengiringi pendarasan doa koronka dan rosario.
Selain memberi pelatihan musik di beberapa tempat, almarhum Linus Putut Pudyantoro juga menjadi dirigen di penghujung acara misa tahbisan Uskup Agung KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko di Lapangan Bhayangkara Akpol Semarang, 20 Mei 2017 dan beberapa acara seperti Tahbisan Imam atau Pesta Syukur Tahbisan Uskup serta konon juga membuat lagu mars untuk KAS dan beberapa gereja seperti Gereja Sambiroto.
Mas Putut yang ternyata pernah masuk di Novisiat Jesuit di St Stanislaus Kotska Girisinta - Ungaran ini sendiri mengenyam Pendidikan Bahasa Inggris di Sanata Dharma Yogyakarta, 1985-1990.
Sebagai mantan frater Jesuit, bisa jadi ia sungguh dekat dan mencintai spiritualitas Ignasian. Konon ketika Paroki St. Antonius Purbayan Surakarta mengadakan Misa Syukur dalam rangka Pesta Santo Ignatius Loyola & 100 Tahun Paroki Purbayan yang kebetulan dipimpin oleh Selebran Utama Rm. Albertus Mardi Santosa, SJ (teman seangkatan mas Putut, ketika di Novisiat Girisonta), maka "Mia Patria Choir" ikut memeriahkan misa di Purbayan. Sebagai hadiah untuk pesta 100 tahun Paroki St. Antonius Purbayan, mas Putut juga memberikan hadiah berupa sebuah lagu hymne yang syairnya memadukan spiritualitas Santo Antonius Padua sebagai seorang Fransiskan yang menjadi santo pelindung Paroki Purbayan dengan spiritualitas Santo Ignatius Loyola sebagai pendiri Serikat Yesus di mana para Rama yang berkarya di Paroki Purbayan dilayani oleh para Yesuit.
Selain aktif dalam bidang musik Gereja, mas Putut ternyata juga adalah seorang Management Consultant. Ia pernah memiliki franchise kursus Inggris "ILP" di Cijantung dan Depok serta Marketing Manager PT Pembangunan Perumahan (1993-1999).
Menurut rencana, jenazah disemayamkan di rumah kediamannya di Cijantung, Jakarta Timur dan rencananya akan ada misa pelepasan jenasah di Gereja Aloysius Gonzaga Cijantung.
1.
Misa Requiem
Hari Kamis, 26 Oktober 2017 - Pkl. 19.30 di
Rmh. Kediaman
Jln. Pertengahan, Gg. Arimbi no. 89
RT 003 / RW 007
Kel. Cijantung
Kec. Pasar Rebo
Jakarta Timur.
Misa Requiem
Hari Kamis, 26 Oktober 2017 - Pkl. 19.30 di
Rmh. Kediaman
Jln. Pertengahan, Gg. Arimbi no. 89
RT 003 / RW 007
Kel. Cijantung
Kec. Pasar Rebo
Jakarta Timur.
2.
Misa Pelepasan Jenasah
Jumat, 27 Oktober 2017
Pkl. 12.00
Di Gereja Aloysius Gonzaga
Jln. Pendidikan III
Cijantung - Jaktim
Misa Pelepasan Jenasah
Jumat, 27 Oktober 2017
Pkl. 12.00
Di Gereja Aloysius Gonzaga
Jln. Pendidikan III
Cijantung - Jaktim
..Aku tidak mengeluh tentang kematian, O Allah yang hidup. Itu bukanlah sesuatu yang menyedihkan bagiku. Ketakutan akan kematian adalah takut yang diciptakan manusia bagi dirinya sendiri. Lebih kuat dari apapun di dunia ini, kematian adalah apa yang membawaku untuk menemui, berjumpa dengan Engkau....
Satu pemaknaan lain muncul, apabila hidup adalah pertempuran melawan kematian, maka kita harus sadar bahwa kematian akan selalu menang. Lantaran kematian itu sesuatu yang pasti, kita tidak hanya dituntut mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Tetapi juga, kalau bisa, memilih cara kematian itu terjadi. Cara kematian yang terhormat, punya makna bagi kehidupan orang lain. Bukan kematian yang sia-sia dan tidak bermakna, seperti kematian seorang pengecut!
Finita est - Selesailah sudah......
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. (Mzm 130:1-2).
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. (Mzm 130:1-2).
Sic Transit Gloria Mundi - Demikian mudah berlalunya kemuliaan dunia.....
Jangan menangis, kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah, kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.
Jangan menangis, kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah, kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.
Pulvis et umbra sumus - Kita hanyalah debu dan bayangan.....
40 hari dalam semalam,
bergulir tanpa pesan, beranjak tanpa jejak
jiwa lelah kini istirahat, di belahan bumi tak terjangkau
40 hari dalam semalam,
berjalan tak lagi dalam kelam, lepas bebas jiwa yang lelah, menembus tirai kebakaan, sampaikan salam padaNYA…
40 hari dalam semalam,
bergulir tanpa pesan, beranjak tanpa jejak
jiwa lelah kini istirahat, di belahan bumi tak terjangkau
40 hari dalam semalam,
berjalan tak lagi dalam kelam, lepas bebas jiwa yang lelah, menembus tirai kebakaan, sampaikan salam padaNYA…
Exegi monumentum aere perennius - Telah kuselesaikan sebuah monumen yang lebih kekal dari perunggu.....
Petikan cinta menggetar sukma, di raga hampa jiwa terpasung, kau usung keranda menjemputnya,di bibir beku kau lumat dia
Petikan cinta menggetar sukma, di raga hampa jiwa terpasung, kau usung keranda menjemputnya,di bibir beku kau lumat dia
Duduklah di sini, hai sang kekasih, bersandarlah di bahu waktu, di tirai putih membalut tubuh, kurangkul engkau tiada jemu.
Hembuskan napas perlahan, usah terburu, usah meragu, engkaupun sungguh tahu, malam tiada pernah berkesudahan.
Pour Lui je vis, Pour Lui je meurs - Untuk Dia aku hidup, dan untuk Dia aku mati.....
Kematian kerap menjadi saat pelepasan, yah - seperti kupu kupu yang terbang, cinta sejati tak pernah lapuk oleh kekejaman, atau kekerasan,
oleh tanah atau kuburan. Cinta sejati itu akan terbang, seperti sepasang kupu-kupu, hilang dan lepas ke langit tinggi, bebas sejati dan abadi.
Kematian kerap menjadi saat pelepasan, yah - seperti kupu kupu yang terbang, cinta sejati tak pernah lapuk oleh kekejaman, atau kekerasan,
oleh tanah atau kuburan. Cinta sejati itu akan terbang, seperti sepasang kupu-kupu, hilang dan lepas ke langit tinggi, bebas sejati dan abadi.
Si Deus pro nobis, quis contra nos? - Bila Tuhan beserta kita, siapa yang berani melawan kita?....
Jauh
Ku kayuh perahu
Susuri buih tiada jemu
Ku kayuh perahu
Susuri buih tiada jemu
Dalam
Aku menyelam
Mencari MutiaraMu yang karam
Aku menyelam
Mencari MutiaraMu yang karam
Tinggi
Tangan meraih
Tali-tali illahi tiada henti
Tangan meraih
Tali-tali illahi tiada henti
Lelah
Jiwa berkelana
Mengembara dalam fatamorgana
Jiwa berkelana
Mengembara dalam fatamorgana
Tabah !
Hati Mencoba
Menanti panggilan
Menunggu giliran”
Hati Mencoba
Menanti panggilan
Menunggu giliran”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
IN MEMORIAM.
Linus Putut Pudyantoro bersama Mia Patria Choir bersyukur bisa tampil di hadapan Paus Fransiskus saat Audiensi Umum, Rabu, 21/9/2016.
Penampilan mereka di Vatikan ini dalam rangkaian lawatan budaya ke beberapa negara di Eropa. Kami diberi tempat duduk khusus, VIP; tepat di depan mimbar Paus, tidak gabung dengan pengunjung lain, ujar Putut.
Putut dan kelompok kor budaya asuhannya melantunkan lagu-lagu daerah dan lagu kebangsaan Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri yang mereka rasakan ketika bisa memperkenalkan budaya Indonesia lewat lagu kepada Paus dan peziarah yang memadati Lapangan St Petrus Vatikan.
Putut dan Mia Patria Choir awalnya diberi waktu dua menit untuk unjuk gigi. Kami diminta terus menyanyi, mengiringi Paus masuk ke arena audiensi sampai ia berkelilingi untuk menyapa ratusan ribu peziarah. Ternyata hampir 25 menit, kenangnya. Kami tak menduga Paus berhenti di depan kami dan memberikan berkat. Kami merasa takjub dan bersyukur, imbuh Putut.
B.
GOING HOME.
GOING HOME.
Nil sine numini - Tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi", karena benarlah seperti kata Socrates: "ketika aku menemukan kehidupan, kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan dan bergembira dengan kematian. Kita hidup untuk mati, dan mati untuk hidup.
Berpulang, aku berpulang
Tenang dan damai, aku berpulang
Tidaklah jauh, lewati pintu terbuka
Tenang dan damai, aku berpulang
Tidaklah jauh, lewati pintu terbuka
Tugas telah usai, tiada cemas tersisa
Bunda menanti, ayah pun menunggu
Banyaklah wajah yang kukenal,
dari masa lalu
Bunda menanti, ayah pun menunggu
Banyaklah wajah yang kukenal,
dari masa lalu
Ketakutan lenyap, kesakitan hilang
Rintangan musnah, perjalanan usai
Bintang fajar terangi jalanku
Mimpi buruk hilang sudah
Bayang-bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Rintangan musnah, perjalanan usai
Bintang fajar terangi jalanku
Mimpi buruk hilang sudah
Bayang-bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Di hidup abadilah aku
Tiada jeda, tiada akhir
Hanya ada kehidupan
Tersadar penuh, dengan senyuman
Untuk selamanya
Tiada jeda, tiada akhir
Hanya ada kehidupan
Tersadar penuh, dengan senyuman
Untuk selamanya
Berpulang, aku berpulang
Bayang bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Hidup abadi kumulai
Aku kini berpulang
Bayang bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Hidup abadi kumulai
Aku kini berpulang
C.
IN PARADISUM DEDUCANT TE ANGELI
AD VITAM AETERNAM.
IN PARADISUM DEDUCANT TE ANGELI
AD VITAM AETERNAM.
Saat seseorang berpulang, segumpal awan menjelma menjadi malaikat, dan melayang ke surga meminta Tuhan untuk meletakkan setangkai bunga di atas sebuah bantal
Sang burungpun menyampaikan pesan itu ke bumi dan melantunkan seuntai doa yang menyebabkan hujan menangis
Mereka memang harus pergi, tapi mereka tidak benar-benar pergi. Roh mereka di atas sanalah yang menidurkan matahari, membangunkan rerumputan dan memutar bola dunia
Kadang kau dapat melihat mereka menari di dalam awan di siang hari di saat mereka seharusnya nyenyak tertidur
Mereka melukis keindahan pelangi dan juga temaram matahari senja dan membangunkan ombak di lautan, mereka melambungkan bintang jatuh dan mendengarkan semua harapan, nyanyian mereka merdu dalam hembusan angin, berbisik pada kita : “Jangan terlalu sedih. Pemandangan di sini indah dan aku baik-baik saja”
------
“When somebody dies, a cloud turns into an angel, and flies up to tell God to put another flower on a pillow.
A bird gives the message back to the world and sings a silent prayer that makes the rain cry.....
People dissappear, but they never really go away. The spirits up there put the sun to bed, wake up grass, and spin the earth in dizzy circles.
Sometimes you can see them dancing in a cloud during the day-time, when they’re supposed to be sleeping
They paint the rainbows and also the sunsets,
and make waves splash and tug at the tide. They toss shooting stars and listen to wishes,
and they sing wind-songs, they whisper to us:
“Don’t miss me too much. The view is nice and I’m doing just fine”
and make waves splash and tug at the tide. They toss shooting stars and listen to wishes,
and they sing wind-songs, they whisper to us:
“Don’t miss me too much. The view is nice and I’m doing just fine”
D.
ANTOLOGI TIGA DOA INDULGENSI ARWAH
(BUKU "DOA". RJK).
ANTOLOGI TIGA DOA INDULGENSI ARWAH
(BUKU "DOA". RJK).
PART I
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (A)
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (A)
Allah yang Mahakuasa dan Maharahim,
kehidupan dan kematian kami berada di dalam tangan kasih-Mu.
kehidupan dan kematian kami berada di dalam tangan kasih-Mu.
Engkau telah memanggil saudara-saudari kami dari kehidupan di dunia ini untuk menghadap hadirat-Mu (kita kenangkan nama semua arwah yang kita doakan.......)
Dengan penuh harapan kami menantikan saat kebangkitan, sebab Kristus telah bangkit
sebagai yang pertama dari antara orang mati.
sebagai yang pertama dari antara orang mati.
Bapa, kasihanilah saudara-saudari kami
yang kami mohonkan pengampunan dan indulgensi dari hukuman kedosaan mereka,
melalui perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu.
yang kami mohonkan pengampunan dan indulgensi dari hukuman kedosaan mereka,
melalui perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu.
Allah Bapa yang Mahakasih,
Engkau tidak hanya menaruh perhatian
pada kesalahan, kelemahan, dan kedosaan segenap hamba-Mu, yang sudah Engkau panggil menghadap hadirat-Mu, tetapi Engkau juga mengingat segala kebaikan dan kasih mereka, bahkan niat baik dari saudara-saudari kami yang kami doakan.
Engkau tidak hanya menaruh perhatian
pada kesalahan, kelemahan, dan kedosaan segenap hamba-Mu, yang sudah Engkau panggil menghadap hadirat-Mu, tetapi Engkau juga mengingat segala kebaikan dan kasih mereka, bahkan niat baik dari saudara-saudari kami yang kami doakan.
Maka kami memohon dengan rendah hati
indulgensi bagi mereka yang sudah wafat,
agar mereka Engkau perkenankan menikmati kehidupan kekal, seperti yang dijanjikan oleh Yesus Kristus, Tuhan kami.
indulgensi bagi mereka yang sudah wafat,
agar mereka Engkau perkenankan menikmati kehidupan kekal, seperti yang dijanjikan oleh Yesus Kristus, Tuhan kami.
Tuhan Yesus Kristus, andalan kami,
Engkau telah menjanjikan firdaus kepada penyamun yang bertobat. Sambutlah saudara-saudari yang kami doakan, dan Engkau rahmati kebahagiaan abadi bersama-Mu.
Engkau telah menjanjikan firdaus kepada penyamun yang bertobat. Sambutlah saudara-saudari yang kami doakan, dan Engkau rahmati kebahagiaan abadi bersama-Mu.
Bagi mereka yang belum pernah mendengar kabar baik-Mu, atau mereka yang telah meninggalkannya, semoga mereka yang ketika Engkau panggil berada dalam ketidaksiapan atau ketidakpantasan, bahkan belum bertobat,
juga memperoleh pengampunan-Mu berdasar belas kasih dan kemurahan hati-Mu.
juga memperoleh pengampunan-Mu berdasar belas kasih dan kemurahan hati-Mu.
Kami mohonkan bagi mereka pengampunan dan indulgensi, keringanan hukuman atas kedosaan mereka berdasarkan belas kasih-Mu.
Kami memohon anugerahilah saudara-saudari kami kehidupan abadi.
Persatukanlah mereka dengan para kudus-Mu
dan izinkanlah mereka mengambil bagian
dalam perjamuan surgawi bersamaMu. Amin.
Kami memohon anugerahilah saudara-saudari kami kehidupan abadi.
Persatukanlah mereka dengan para kudus-Mu
dan izinkanlah mereka mengambil bagian
dalam perjamuan surgawi bersamaMu. Amin.
PART II.
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI JIWA ORANG BERIMAN (B)
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI JIWA ORANG BERIMAN (B)
Bapa yang maharahim,
percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas,
bersama seluruh Gereja-Mu,
pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah (nama2 yang didoakan...)
dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka.
percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas,
bersama seluruh Gereja-Mu,
pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah (nama2 yang didoakan...)
dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka.
Perkenankan mereka semua memasuki hidup abadi yang terang dan bahagia di surga mulia,
dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu.
dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu.
Ini semua kami mohon
di dalam Kristus Putra-Mu dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
di dalam Kristus Putra-Mu dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
Aku percaya...
Bapa Kami...
Salam Maria...
Bapa Kami...
Salam Maria...
C.
PART III
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (C).
PART III
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (C).
Allah Bapa,
terimalah doa kami, yang kami haturkan bersama segenap keluarga kami.
terimalah doa kami, yang kami haturkan bersama segenap keluarga kami.
Sambutlah doa kami, dan semoga doa kami berguna bagi keselamatan jiwa para hamba-Mu,
yang telah menghadap ke hadirat-Mu.
yang telah menghadap ke hadirat-Mu.
Dan terdorong oleh harapan, iman dan kasih,
kami mau memperteguh doa kami dengan
doa yang telah diajarkan Tuhan Yesus
yang menjadi pusaka Gereja dan kami mau memuji Bunda-Nya, Santa Perawan Maria.
kami mau memperteguh doa kami dengan
doa yang telah diajarkan Tuhan Yesus
yang menjadi pusaka Gereja dan kami mau memuji Bunda-Nya, Santa Perawan Maria.
Bapa Kami... (1 x)
Salam Maria... (3 x)
Salam Maria... (3 x)
Ya Yesus yang baik,
Ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka.
Dan antarlah jiwa-jiwa ke dalam surga,
terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.
Ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka.
Dan antarlah jiwa-jiwa ke dalam surga,
terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.
Datanglah ya Roh Kudus! Datanglah dengan kekuatan perantaraan Bunda Maria yang tak bernoda, mempelai-Mu yang terkasih.
Bunda Maria kami mencintaimu
Lindungilah kami.
Selamatkanlah kami, dan selamatkanlah dunia.
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus
Lindungilah kami.
Selamatkanlah kami, dan selamatkanlah dunia.
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus
Marilah berdoa,
Ya Tuhan, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putera-Mu menjadi manusia.
Ya Tuhan, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putera-Mu menjadi manusia.
Kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya berkat sengsara dan salib-Nya kami diikutsertakan dalam kebangkitan yang mulia. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Semoga jiwa-jiwa orang beriman yang meninggal dunia, beristirahat dalam ketentraman karena kerahiman Tuhan. Amin.
E.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS: PENGHARAPAN KRISTIANI DALAM MENGHADAPI KEMATIAN
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS: PENGHARAPAN KRISTIANI DALAM MENGHADAPI KEMATIAN
Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!
Hari ini saya ingin membandingkan pengharapan kristiani dengan kenyataan kematian, sebuah kenyataan yang cenderung semakin terhapuskan oleh peradaban modern kita.
Hari ini saya ingin membandingkan pengharapan kristiani dengan kenyataan kematian, sebuah kenyataan yang cenderung semakin terhapuskan oleh peradaban modern kita.
Jadi, ketika kematian tiba, terhadap orang yang dekat dengan kita atau terhadap diri kita, kita mendapati diri kita tidak siap, bahkan kehilangan "abjad" yang sesuai untuk mengucapkan kata-kata bermakna tentang misteri itu, yang bagaimanapun juga tetap ada.
Tetapi tanda-tanda pertama peradaban manusia dilalui sebenarnya melalui keadaan yang membingungkan ini. Kita dapat mengatakan bahwa manusia dilahirkan dengan kultus orang mati.
Peradaban-peradaban lain, sebelum peradaban kita, memiliki keberanian untuk melihatnya di wajah. Itu adalah sebuah peristiwa yang diceritakan oleh para orang tua kepada angkatan-angkatan baru, sebagai sebuah kenyataan yang tak terhindarkan yang mengharuskan manusia hidup untuk sesuatu yang mutlak.
Mazmur 90 menyatakan : "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (ayat 12). Menghitung hari kita sehingga hati kita menjadi bijaksana! - kata-kata yang membawa kita ke kenyataan yang sehat, menghilangkan khayalan kemahakuasaan. Apakah kita? Kita "bukanlah apa-apa", kata Pemazmur lainnya (bdk. 88:48); hari-hari kita berlari dengan cepat: bahkan jika kita hidup seratus tahun, pada akhirnya itu akan tampak seolah-olah sebuah kilat. Berkali-kali saya telah mendengar para orang tua berkata: "Hidup berlalu bagi saya sebagai sebuah kilat ...".
Demikianlah kematian melucuti kehidupan kita. Kematian membuat kita menemukan bahwa tindakan kebanggaan, tindakan kegusaran, tindakan kebencian kita adalah kesia-siaan, kesombongan belaka. Kita menyadari dengan menyesal bahwa kita tidak cukup mengasihi dan kita tidak mengusahakan apa yang penting. Dan, sebaliknya, kita melihat apa yang kita tabur itu benar-benar baik : kasih sayang yang untuknya kita mengorbankan diri kita, dan sekarang memegang tangan kita.
Yesus menerangi misteri kematian kita. Dengan perilaku-Nya, Ia mengizinkan kita untuk merasa sedih ketika orang yang disayang pergi. Ia "sangat" sedih di depan makam Lazarus, sahabat-Nya, dan Ia "menangis" (Yoh 11:35). Dalam sikap-Nya ini, kita merasakan Yesus sangat dekat - saudara kita. Ia menangisi Lazarus, sahabat-Nya.
Dan kemudian Yesus berdoa kepada Bapa, sumber kehidupan, dan memerintahkan Lazarus untuk keluar dari kubur. Dan begitulah yang terjadi. Pengharapan kristiani berasal dari sikap ini, yang ditanggung Yesus melawan kematian manusia : jika pengharapan tersebut hadir dalam Ciptaan, bagaimanapun, bekas lukalah yang merusak rancangan kasih Allah, dan Sang Juruselamat ingin menyembuhkannya.
Di tempat lain Injil-Injil berbicara tentang seorang bapa yang putrinya sakit keras, dan ia berpaling kepada Yesus dengan iman sehingga Ia sudi menyelamatkannya (bdk. Mrk 5:21-24.35-543). Tidak ada sosok yang lebih mengharukan daripada sosok seorang ayah atau seorang ibu dengan seorang anak yang sakit. Dan Yesus segera pergi dengan orang itu, yang disebut Yairus. Pada titik tertentu seseorang datang dari rumah Yairus untuk mengatakan bahwa gadis itu sudah meninggal, dan tidak perlu lagi mengganggu Sang Guru. Tetapi, Yesus berkata kepada Yairus : "Jangan takut, percaya saja!" (Mrk 5:36). Yesus tahu bahwa orang itu tergoda untuk bereaksi dengan kemarahan dan keputusasaan, karena gadis kecil itu telah meninggal, dan Ia menganjurkan kepadanya untuk menghargai api kecil yang menyala di dalam hatinya : iman. "Jangan takut, hanya memiliki iman". "Jangan takut, teruslah nyalakan api itu!" Dan kemudian, sampai di rumah tersebut, Ia membangkitkan gadis kecil itu dari kematian dan mengembalikan dia hidup-hidup kepada orang-orang terkasihnya.
Yesus menempatkan kita pada "bubungan" iman ini. Kepada Marta yang menangisi kematian Lazarus saudaranya, Ia menentang terang sebuah dogma: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yoh 11:25-26). Itulah apa yang diulangi Yesus kepada kita masing-masing setiap kali kematian itu mengoyak jalinan kehidupan dan kasih sayang. Seluruh keberadaan kita dimainkan di sini, di antara lereng iman dan tebing ketakutan. Yesus berkata : Aku bukan kematian, Akulah kebangkitan dan hidup; apakah kamu percaya hal ini? Apakah kamu percaya hal ini?" Apakah kita, yang berada di lapangan [Santo Petrus] hari ini, percaya hal ini?
Kita semua kecil dan rentan di hadapan misteri kematian. Tetapi, betapa rahmatnya jika pada saat itu kita menyimpan di dalam hati kita sedikit api iman! Yesus akan memegang tangan kita, seperti Ia memegang tangan putri Yairus, dan mengulangi sekali lagi : "Talita kum", yang berarti : "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" (Mrk 5:41). Ia akan mengatakannya kepada kita, kepada kita masing-masing: "Bangunlah, bangunlah!" Sekarang saya mengundang kalian untuk memejamkan mata dan memikirkan saat kematian kita. Kita masing-masing memikirkan kematian kita dan membayangkan saat yang akan datang itu, saat Yesus memegang tangan kita dan berkata kepada kita : Datanglah, ikutlah bersama-Ku, bangkitlah". Pengharapan akan berakhir di sana dan itu akan menjadi kenyataan, kenyataan kehidupan. Pikirkanlah : Yesus sendiri akan mendatangi kita masing-masing dan akan memegang tangan kita, dengan kelembutan-Nya, kelemahlembutan-Nya, kasih-Nya. Dan masing-masing mengulangi di dalam hati perkataan Yesus : "Bangunlah, ayo. Bangunlah, ayo. Bangunlah, bangkitlah!".
Inilah pengharapan kita dalam menghadapi kematian. Bagi orang yang percaya, pengharapan adalah sebuah pintu yang terbuka sepenuhnya; bagi orang yang meragukannya, ada sebuah celah cahaya yang merembes dari ambang pintu yang tidak tertutup sama sekali. Tetapi, bagi kita semua, itu akan menjadi rahmat, saat cahaya, dari perjumpaan dengan Yesus ini, akan menerangi kita.
=====
[Ringkasan dalam bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur]
[Ringkasan dalam bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur]
Saudara dan saudari yang terkasih: pagi ini saya ingin merenungkan pengharapan kristiani dan kenyataan kematian, suatu kenyataan di mana dunia modern kita begitu sering membuat kita tidak siap untuk menghadapinya.
Peradaban-peradaban masa lalu memiliki keberanian untuk menghadapi kematian, dan angkatan-angkatan tua mengajarkan angkatan-angkatan yang lebih muda untuk melihat peristiwa yang tak terhindarkan itu sebagai panggilan untuk hidup demi sesuatu yang abadi, lebih besar dari diri mereka sendiri. Untuk hari-hari kita, tidak peduli seberapa banyak mereka, lewat seperti sebuah nafas.
Tetapi, Yesuslah yang pada akhirnya membantu kita menghadapi misteri ini. Ia menunjukkan kepada kita bahwa wajarlah meratapi kehilangan orang yang dikasihi. Karena Ia juga menangis pada kematian Lazarus.
Tetapi Ia tidak hanya berduka; Ia juga berdoa kepada Bapa dan memanggil Lazarus dari kubur. Inilah pengharapan kristiani kita : Yesus telah datang untuk menyembuhkan kita, untuk menyelamatkan kita dari kematian. Ia berkata : "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25); jika kita percaya kepada-Nya, bahkan jika kita meninggal, kita akan hidup. Dalam menghadapi kesedihan kita, Yesus mengundang kita untuk beriman kepada-Nya.
Inilah pengharapan kita : ketika kita berduka, kita tahu bahwa Kristus tetap selalu dekat dengan kita. Dan suatu hari, ketika kita juga menghadapi kematian, kita akan mendengar suara Yesus : "Aku berkata kepadamu, bangunlah" (Mrk 5:41).
====
REPOST:
Jejak Vocalista Sonora di Linus Putut Pudyantoro
Gereja Katolik Indonesia sedang berduka. Salah satu penulis lagu, pemimpin paduan suara, Linus Pudyantoro, meninggal dunia kemarin. Linus mewariskan banyak karya. Barangkali salah satu yang fenomenal adalah lagu Bapa Kami dalam struktur melodi yang lebih populer dan terkesan ekumenis.
Selain musik liturgi, Linus juga peduli pada musik tradisi Indonesia. Pada tahun 2010, Linus memimpin paduan suaranya, Mia Patria (artinya: Negeriku), berkeliling Eropa untuk mempromosikan lagu-lagu daerah Indonesia dan liturgi. Pada kesempatan itu, Mia Patria sempat bernyanyi di Basilika St. Petrus, di depan Paus.
Kombinasi antara musik liturgi dengan musik daerah itu mengingkatkan saya pada paduan suara Vocalista Sonora, yang didirikan oleh Paul Widyawan di Yogyakarta tahun 1968 dan kemudian bernaung di bawah Pusat Musik Liturgi pimpinan Karl Edmund Prier, SJ. Linus sempat bergabung di Vocalista Sonora tahun 1980-an. Di antaranya dengan mengikuti Tour ke Eropa tahun 1988.
Vocalista Sonora secara rutin mengadakan lokakarya musik liturgi dengan menggali metafora-metafora musik tradisi Indonesia. Ini selaras dengan kebijakan inkulturasi Gereja Katolik. Kebanyakan lalu ditulis di buku ibadah Madah Bakti. Pun juga, Vocalista Sonora juga sering sekali mementaskan lagu-lagu daerah Indonesia. Nama pentasnya adalah Pentas Bineka. Kombinasi ini pula yang membuat Vocalista Sonora didukung oleh lembaga-lembaga Jerman seperti Missio Aachen dan Missereor untuk pentas keliling Eropa tahun 1978, 1984, 1988, dan 1992 dimana saya ikut. Format yang sama diteruskan oleh Linus.
Bahasa pementasan Mia Patria hampir sama dengan Vocalista Sonora. Pakaian tradisional Indonesia dari Sabang sampai Merauke dipakai oleh para penyanyi sopran, alto, tenor, dan bas. Secara teknik vokal sebenarnya tidak terlalu berpegang pada teknik standar paduan suara. Namun secara keseluruhan, panggung tetap elok. Alumnus Vocalista Sonora lain yang juga banyak mengeksplorasi tema kebinekaan adalah Jay Wijayanto yang mendirikan The Indonesia Choir. Bedanya, TIC mencoba memakai idiom lebih populer misalnya dalam pemilihan kostum.
Namun ada perbedaan ciri lagu-lagu Paul Widyawan dengan lagu-lagu Linus Putut. Paul Widyawan sangat terpengaruh oleh ekspresi tradisional Indonesia. Sementara Putut lebih banyak terpengaruh oleh relijiusitas populer dan ekumene. Mereka berdua adalah penulis lagu penting dalam sejarah Gereja Indonesia. Mereka digerakkan oleh jaman yang berbeda. Paul digerakkan oleh semangat inkulturasi sementara Linus banyak dipengaruhi oleh pembumian ajaran gereja serta semangat ekumene. Lagu-lagu Putut banyak diterima oleh komunitas urban.
Mas Putut sudah meninggalkan kita. Saya tidak terlalu mengenalnya secara pribadi karena ada di Vocalista Sonora di jaman berbeda. Kami hanya sempat bertemu dan ngobrol beberapa kali. Selamat jalan dan beristirahatlah dalam damai abadi.
----------------
NB:
A.
IN MEMORIAM.
----------------
Jejak Vocalista Sonora di Linus Putut Pudyantoro
Gereja Katolik Indonesia sedang berduka. Salah satu penulis lagu, pemimpin paduan suara, Linus Pudyantoro, meninggal dunia kemarin. Linus mewariskan banyak karya. Barangkali salah satu yang fenomenal adalah lagu Bapa Kami dalam struktur melodi yang lebih populer dan terkesan ekumenis.
Selain musik liturgi, Linus juga peduli pada musik tradisi Indonesia. Pada tahun 2010, Linus memimpin paduan suaranya, Mia Patria (artinya: Negeriku), berkeliling Eropa untuk mempromosikan lagu-lagu daerah Indonesia dan liturgi. Pada kesempatan itu, Mia Patria sempat bernyanyi di Basilika St. Petrus, di depan Paus.
Kombinasi antara musik liturgi dengan musik daerah itu mengingkatkan saya pada paduan suara Vocalista Sonora, yang didirikan oleh Paul Widyawan di Yogyakarta tahun 1968 dan kemudian bernaung di bawah Pusat Musik Liturgi pimpinan Karl Edmund Prier, SJ. Linus sempat bergabung di Vocalista Sonora tahun 1980-an. Di antaranya dengan mengikuti Tour ke Eropa tahun 1988.
Vocalista Sonora secara rutin mengadakan lokakarya musik liturgi dengan menggali metafora-metafora musik tradisi Indonesia. Ini selaras dengan kebijakan inkulturasi Gereja Katolik. Kebanyakan lalu ditulis di buku ibadah Madah Bakti. Pun juga, Vocalista Sonora juga sering sekali mementaskan lagu-lagu daerah Indonesia. Nama pentasnya adalah Pentas Bineka. Kombinasi ini pula yang membuat Vocalista Sonora didukung oleh lembaga-lembaga Jerman seperti Missio Aachen dan Missereor untuk pentas keliling Eropa tahun 1978, 1984, 1988, dan 1992 dimana saya ikut. Format yang sama diteruskan oleh Linus.
Bahasa pementasan Mia Patria hampir sama dengan Vocalista Sonora. Pakaian tradisional Indonesia dari Sabang sampai Merauke dipakai oleh para penyanyi sopran, alto, tenor, dan bas. Secara teknik vokal sebenarnya tidak terlalu berpegang pada teknik standar paduan suara. Namun secara keseluruhan, panggung tetap elok. Alumnus Vocalista Sonora lain yang juga banyak mengeksplorasi tema kebinekaan adalah Jay Wijayanto yang mendirikan The Indonesia Choir. Bedanya, TIC mencoba memakai idiom lebih populer misalnya dalam pemilihan kostum.
Namun ada perbedaan ciri lagu-lagu Paul Widyawan dengan lagu-lagu Linus Putut. Paul Widyawan sangat terpengaruh oleh ekspresi tradisional Indonesia. Sementara Putut lebih banyak terpengaruh oleh relijiusitas populer dan ekumene. Mereka berdua adalah penulis lagu penting dalam sejarah Gereja Indonesia. Mereka digerakkan oleh jaman yang berbeda. Paul digerakkan oleh semangat inkulturasi sementara Linus banyak dipengaruhi oleh pembumian ajaran gereja serta semangat ekumene. Lagu-lagu Putut banyak diterima oleh komunitas urban.
Mas Putut sudah meninggalkan kita. Saya tidak terlalu mengenalnya secara pribadi karena ada di Vocalista Sonora di jaman berbeda. Kami hanya sempat bertemu dan ngobrol beberapa kali. Selamat jalan dan beristirahatlah dalam damai abadi.
Tulisan dari seorang teman yg saya share. Terimakasih.
NB:
REQUIESCAT IN PACE
SUGENG TINDAK MAS PUTUT.
(Linus Putut Pudyantoro)
Penggagas "Mia Patria Choir" dan Alumnus Seminari Mertoyudan Tahun 1980
REQUIESCAT IN PACE
SUGENG TINDAK MAS PUTUT.
(Linus Putut Pudyantoro)
Penggagas "Mia Patria Choir" dan Alumnus Seminari Mertoyudan Tahun 1980
Bukankah hidup manusia itu seperti rumput:
pagi hari tumbuh,
siang hari berkembang,
sore hari menjadi kering, layu & mati?
(Mz 90:6).
pagi hari tumbuh,
siang hari berkembang,
sore hari menjadi kering, layu & mati?
(Mz 90:6).
Tahun ini:
Oktober 2017 - Bulan Rosario dan Memoar 100 Tahun Maria menampakkan diri di Fatima.
Oktober 2017 - Bulan Rosario dan Memoar 100 Tahun Maria menampakkan diri di Fatima.
Senin, 16 Oktober Bung Josse Gesiradja (Bogor), pelatih paduan suara Sekolah Regina Pacis Bogor berpulang. Kamis, 19 Oktober Pak Hary Dwi, pegiat paduan suara di Jakarta (Alam Sutra) berpulang.
Dan Kamis, 26 Oktober subuh, salah satu maestro musik KAJ, Mas Putut alias Pak Linus Putut Pudyantoro (Cijantung) pencipta lagu gereja, pegiat paduan suara di Jakarta dan sering berpelayanan di berbagai daerah ini juga turut berpulang.
Ya, menurut kakak kandungnya, Mas AM Putut Prabantoro, (jaringan Merto '78), adiknya Linus Putut Pudyantoro yang adalah alumnus SD Pangudi Luhur Yogyakarta dan alumnus Seminari Mertoyudan (tahun masuk: 1980) ini "sowan Gusti", meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 26 Oktober 2017 kurang lebih pukul 01.15 WIB.
Saya sendiri mengenal mas Putut sudah sejak dari Seminari Menengah, karena tinggal di paroki yang sama (St. Aloysius Gonzaga - Cijantung) dan salah satu lagu cipta karya mas Putut yang berjudul: "Panggilan Tuhan" sering kami nyanyikan di seminari; bahkan seakan menjadi "lagu wajib" koor Seminari Wacana Bhakti Jakarta waktu itu.
Dua pertemuan saya terakhir dengan almarhum adalah di Jakarta dan Semarang. Di Jakarta, ketika bersama-sama memberikan "SKI" - "Sekolah Kerahiman Ilahi" di Gereja Bonaventura Pulomas dimana beliau men-sharingkan proses kreatif album rohaninya dan pengalaman seni dan imannya dalam menghayati doa devosi seperti koronka dan rosario. Di Semarang, adalah ketika mas Putut Pudyantoro menjadi dirigen di penghujung acara misa tahbisan Uskup Agung KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko di Lapangan Bhayangkara Akpol Semarang, 20 Mei 2017.
Mas Putut yang adalah warga paroki Gonzaga di Cijantung ini sendiri terlahir di Palembang, 23 September 1964. Beberapa tahun lalu, isterinya Ririn meninggal dunia karena sakit. Dari perkawinannya itu, almarhum Linus Putut Pudyantoro meninggalkan dua anak kandung yakni Dinus dan Stanis.
Sebagai alumnus Seminari Mertoyudan dan punya talenta hebat di bidang musik, almarhum Linus Putut Pudyantoro adalah penggagas berdirinya kelompok paduan suara "Mia Patria Choir."
Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin kelompok Mia Patria Choir, almarhum Putut
Pudyantoro telah membawa nama baik Indonesia ke berbagai pentas internasional berkat penampilan elok Mia Patria Choir dalam sejumlah program eksibisi budaya Indonesia melalui gerak tari-tarian dan nyanyian di sejumlah negara di Eropa. Adapun tampilan karya musiknya sungguh sungguh josss, bukan saja lintas paroki atau keuskupan tapi juga lintas negara: Belanda, Italia, Swiss, Austria.
Pudyantoro telah membawa nama baik Indonesia ke berbagai pentas internasional berkat penampilan elok Mia Patria Choir dalam sejumlah program eksibisi budaya Indonesia melalui gerak tari-tarian dan nyanyian di sejumlah negara di Eropa. Adapun tampilan karya musiknya sungguh sungguh josss, bukan saja lintas paroki atau keuskupan tapi juga lintas negara: Belanda, Italia, Swiss, Austria.
Sebagai komponis, almarhum Linus Putut Pudyantoro banyak melahirkan komposisi-komposisi lagu-lagu rohani yang kini menjadi tembang-tembang andalan dalam kidung-kidung pujian rohani dan liturgis dalam perayaan ekaristi, misa panggilan, misa inkulturasi (Jawa - Sunda - Mandarin) dan misa perkawinan, seperti lirik lagu "Bapa Kami", "Kasih", "Panggilan Tuhan", "Ekaristi" dll. Bahkan, Putut juga membuat beberapa album lagu rohani yang sungguh membantu penghayatan iman umat, seperti album "Madah Imanku" dan ada juga album yang bisa mengiringi pendarasan doa koronka dan rosario.
Selain memberi pelatihan musik di beberapa tempat, almarhum Linus Putut Pudyantoro juga menjadi dirigen di penghujung acara misa tahbisan Uskup Agung KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko di Lapangan Bhayangkara Akpol Semarang, 20 Mei 2017 dan beberapa acara seperti Tahbisan Imam atau Pesta Syukur Tahbisan Uskup serta konon juga membuat lagu mars untuk KAS dan beberapa gereja seperti Gereja Sambiroto.
Mas Putut yang ternyata pernah masuk di Novisiat Jesuit di St Stanislaus Kotska Girisinta - Ungaran ini sendiri mengenyam Pendidikan Bahasa Inggris di Sanata Dharma Yogyakarta, 1985-1990.
Sebagai mantan frater Jesuit, bisa jadi ia sungguh dekat dan mencintai spiritualitas Ignasian. Konon ketika Paroki St. Antonius Purbayan Surakarta mengadakan Misa Syukur dalam rangka Pesta Santo Ignatius Loyola & 100 Tahun Paroki Purbayan yang kebetulan dipimpin oleh Selebran Utama Rm. Albertus Mardi Santosa, SJ (teman seangkatan mas Putut, ketika di Novisiat Girisonta), maka "Mia Patria Choir" ikut memeriahkan misa di Purbayan. Sebagai hadiah untuk pesta 100 tahun Paroki St. Antonius Purbayan, mas Putut juga memberikan hadiah berupa sebuah lagu hymne yang syairnya memadukan spiritualitas Santo Antonius Padua sebagai seorang Fransiskan yang menjadi santo pelindung Paroki Purbayan dengan spiritualitas Santo Ignatius Loyola sebagai pendiri Serikat Yesus di mana para Rama yang berkarya di Paroki Purbayan dilayani oleh para Yesuit.
Selain aktif dalam bidang musik Gereja, mas Putut ternyata juga adalah seorang Management Consultant. Ia pernah memiliki franchise kursus Inggris "ILP" di Cijantung dan Depok serta Marketing Manager PT Pembangunan Perumahan (1993-1999).
Menurut rencana, jenazah disemayamkan di rumah kediamannya di Cijantung, Jakarta Timur dan rencananya akan ada misa pelepasan jenasah di Gereja Aloysius Gonzaga Cijantung.
1.
Misa Requiem
Hari Kamis, 26 Oktober 2017 - Pkl. 19.30 di
Rmh. Kediaman
Jln. Pertengahan, Gg. Arimbi no. 89
RT 003 / RW 007
Kel. Cijantung
Kec. Pasar Rebo
Jakarta Timur.
Misa Requiem
Hari Kamis, 26 Oktober 2017 - Pkl. 19.30 di
Rmh. Kediaman
Jln. Pertengahan, Gg. Arimbi no. 89
RT 003 / RW 007
Kel. Cijantung
Kec. Pasar Rebo
Jakarta Timur.
2.
Misa Pelepasan Jenasah
Jumat, 27 Oktober 2017
Pkl. 12.00
Di Gereja Aloysius Gonzaga
Jln. Pendidikan III
Cijantung - Jaktim
Misa Pelepasan Jenasah
Jumat, 27 Oktober 2017
Pkl. 12.00
Di Gereja Aloysius Gonzaga
Jln. Pendidikan III
Cijantung - Jaktim
..Aku tidak mengeluh tentang kematian, O Allah yang hidup. Itu bukanlah sesuatu yang menyedihkan bagiku. Ketakutan akan kematian adalah takut yang diciptakan manusia bagi dirinya sendiri. Lebih kuat dari apapun di dunia ini, kematian adalah apa yang membawaku untuk menemui, berjumpa dengan Engkau....
Satu pemaknaan lain muncul, apabila hidup adalah pertempuran melawan kematian, maka kita harus sadar bahwa kematian akan selalu menang. Lantaran kematian itu sesuatu yang pasti, kita tidak hanya dituntut mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Tetapi juga, kalau bisa, memilih cara kematian itu terjadi. Cara kematian yang terhormat, punya makna bagi kehidupan orang lain. Bukan kematian yang sia-sia dan tidak bermakna, seperti kematian seorang pengecut!
Finita est - Selesailah sudah......
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. (Mzm 130:1-2).
Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. (Mzm 130:1-2).
Sic Transit Gloria Mundi - Demikian mudah berlalunya kemuliaan dunia.....
Jangan menangis, kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah, kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.
Jangan menangis, kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah, kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.
Pulvis et umbra sumus - Kita hanyalah debu dan bayangan.....
40 hari dalam semalam,
bergulir tanpa pesan, beranjak tanpa jejak
jiwa lelah kini istirahat, di belahan bumi tak terjangkau
40 hari dalam semalam,
berjalan tak lagi dalam kelam, lepas bebas jiwa yang lelah, menembus tirai kebakaan, sampaikan salam padaNYA…
40 hari dalam semalam,
bergulir tanpa pesan, beranjak tanpa jejak
jiwa lelah kini istirahat, di belahan bumi tak terjangkau
40 hari dalam semalam,
berjalan tak lagi dalam kelam, lepas bebas jiwa yang lelah, menembus tirai kebakaan, sampaikan salam padaNYA…
Exegi monumentum aere perennius - Telah kuselesaikan sebuah monumen yang lebih kekal dari perunggu.....
Petikan cinta menggetar sukma, di raga hampa jiwa terpasung, kau usung keranda menjemputnya,di bibir beku kau lumat dia
Petikan cinta menggetar sukma, di raga hampa jiwa terpasung, kau usung keranda menjemputnya,di bibir beku kau lumat dia
Duduklah di sini, hai sang kekasih, bersandarlah di bahu waktu, di tirai putih membalut tubuh, kurangkul engkau tiada jemu.
Hembuskan napas perlahan, usah terburu, usah meragu, engkaupun sungguh tahu, malam tiada pernah berkesudahan.
Pour Lui je vis, Pour Lui je meurs - Untuk Dia aku hidup, dan untuk Dia aku mati.....
Kematian kerap menjadi saat pelepasan, yah - seperti kupu kupu yang terbang, cinta sejati tak pernah lapuk oleh kekejaman, atau kekerasan,
oleh tanah atau kuburan. Cinta sejati itu akan terbang, seperti sepasang kupu-kupu, hilang dan lepas ke langit tinggi, bebas sejati dan abadi.
Kematian kerap menjadi saat pelepasan, yah - seperti kupu kupu yang terbang, cinta sejati tak pernah lapuk oleh kekejaman, atau kekerasan,
oleh tanah atau kuburan. Cinta sejati itu akan terbang, seperti sepasang kupu-kupu, hilang dan lepas ke langit tinggi, bebas sejati dan abadi.
Si Deus pro nobis, quis contra nos? - Bila Tuhan beserta kita, siapa yang berani melawan kita?....
Jauh
Ku kayuh perahu
Susuri buih tiada jemu
Ku kayuh perahu
Susuri buih tiada jemu
Dalam
Aku menyelam
Mencari MutiaraMu yang karam
Aku menyelam
Mencari MutiaraMu yang karam
Tinggi
Tangan meraih
Tali-tali illahi tiada henti
Tangan meraih
Tali-tali illahi tiada henti
Lelah
Jiwa berkelana
Mengembara dalam fatamorgana
Jiwa berkelana
Mengembara dalam fatamorgana
Tabah !
Hati Mencoba
Menanti panggilan
Menunggu giliran”
Hati Mencoba
Menanti panggilan
Menunggu giliran”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
IN MEMORIAM.
Linus Putut Pudyantoro bersama Mia Patria Choir bersyukur bisa tampil di hadapan Paus Fransiskus saat Audiensi Umum, Rabu, 21/9/2016.
Penampilan mereka di Vatikan ini dalam rangkaian lawatan budaya ke beberapa negara di Eropa. Kami diberi tempat duduk khusus, VIP; tepat di depan mimbar Paus, tidak gabung dengan pengunjung lain, ujar Putut.
Putut dan kelompok kor budaya asuhannya melantunkan lagu-lagu daerah dan lagu kebangsaan Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri yang mereka rasakan ketika bisa memperkenalkan budaya Indonesia lewat lagu kepada Paus dan peziarah yang memadati Lapangan St Petrus Vatikan.
Putut dan Mia Patria Choir awalnya diberi waktu dua menit untuk unjuk gigi. Kami diminta terus menyanyi, mengiringi Paus masuk ke arena audiensi sampai ia berkelilingi untuk menyapa ratusan ribu peziarah. Ternyata hampir 25 menit, kenangnya. Kami tak menduga Paus berhenti di depan kami dan memberikan berkat. Kami merasa takjub dan bersyukur, imbuh Putut.
B.
GOING HOME.
GOING HOME.
Nil sine numini - Tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi", karena benarlah seperti kata Socrates: "ketika aku menemukan kehidupan, kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan dan bergembira dengan kematian. Kita hidup untuk mati, dan mati untuk hidup.
Berpulang, aku berpulang
Tenang dan damai, aku berpulang
Tidaklah jauh, lewati pintu terbuka
Tenang dan damai, aku berpulang
Tidaklah jauh, lewati pintu terbuka
Tugas telah usai, tiada cemas tersisa
Bunda menanti, ayah pun menunggu
Banyaklah wajah yang kukenal,
dari masa lalu
Bunda menanti, ayah pun menunggu
Banyaklah wajah yang kukenal,
dari masa lalu
Ketakutan lenyap, kesakitan hilang
Rintangan musnah, perjalanan usai
Bintang fajar terangi jalanku
Mimpi buruk hilang sudah
Bayang-bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Rintangan musnah, perjalanan usai
Bintang fajar terangi jalanku
Mimpi buruk hilang sudah
Bayang-bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Di hidup abadilah aku
Tiada jeda, tiada akhir
Hanya ada kehidupan
Tersadar penuh, dengan senyuman
Untuk selamanya
Tiada jeda, tiada akhir
Hanya ada kehidupan
Tersadar penuh, dengan senyuman
Untuk selamanya
Berpulang, aku berpulang
Bayang bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Hidup abadi kumulai
Aku kini berpulang
Bayang bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Hidup abadi kumulai
Aku kini berpulang
C.
IN PARADISUM DEDUCANT TE ANGELI
AD VITAM AETERNAM.
IN PARADISUM DEDUCANT TE ANGELI
AD VITAM AETERNAM.
Saat seseorang berpulang, segumpal awan menjelma menjadi malaikat, dan melayang ke surga meminta Tuhan untuk meletakkan setangkai bunga di atas sebuah bantal
Sang burungpun menyampaikan pesan itu ke bumi dan melantunkan seuntai doa yang menyebabkan hujan menangis
Mereka memang harus pergi, tapi mereka tidak benar-benar pergi. Roh mereka di atas sanalah yang menidurkan matahari, membangunkan rerumputan dan memutar bola dunia
Kadang kau dapat melihat mereka menari di dalam awan di siang hari di saat mereka seharusnya nyenyak tertidur
Mereka melukis keindahan pelangi dan juga temaram matahari senja dan membangunkan ombak di lautan, mereka melambungkan bintang jatuh dan mendengarkan semua harapan, nyanyian mereka merdu dalam hembusan angin, berbisik pada kita : “Jangan terlalu sedih. Pemandangan di sini indah dan aku baik-baik saja”
------
“When somebody dies, a cloud turns into an angel, and flies up to tell God to put another flower on a pillow.
A bird gives the message back to the world and sings a silent prayer that makes the rain cry.....
People dissappear, but they never really go away. The spirits up there put the sun to bed, wake up grass, and spin the earth in dizzy circles.
Sometimes you can see them dancing in a cloud during the day-time, when they’re supposed to be sleeping
They paint the rainbows and also the sunsets,
and make waves splash and tug at the tide. They toss shooting stars and listen to wishes,
and they sing wind-songs, they whisper to us:
“Don’t miss me too much. The view is nice and I’m doing just fine”
and make waves splash and tug at the tide. They toss shooting stars and listen to wishes,
and they sing wind-songs, they whisper to us:
“Don’t miss me too much. The view is nice and I’m doing just fine”
D.
ANTOLOGI TIGA DOA INDULGENSI ARWAH
(BUKU "DOA". RJK).
ANTOLOGI TIGA DOA INDULGENSI ARWAH
(BUKU "DOA". RJK).
PART I
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (A)
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (A)
Allah yang Mahakuasa dan Maharahim,
kehidupan dan kematian kami berada di dalam tangan kasih-Mu.
kehidupan dan kematian kami berada di dalam tangan kasih-Mu.
Engkau telah memanggil saudara-saudari kami dari kehidupan di dunia ini untuk menghadap hadirat-Mu (kita kenangkan nama semua arwah yang kita doakan.......)
Dengan penuh harapan kami menantikan saat kebangkitan, sebab Kristus telah bangkit
sebagai yang pertama dari antara orang mati.
sebagai yang pertama dari antara orang mati.
Bapa, kasihanilah saudara-saudari kami
yang kami mohonkan pengampunan dan indulgensi dari hukuman kedosaan mereka,
melalui perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu.
yang kami mohonkan pengampunan dan indulgensi dari hukuman kedosaan mereka,
melalui perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu.
Allah Bapa yang Mahakasih,
Engkau tidak hanya menaruh perhatian
pada kesalahan, kelemahan, dan kedosaan segenap hamba-Mu, yang sudah Engkau panggil menghadap hadirat-Mu, tetapi Engkau juga mengingat segala kebaikan dan kasih mereka, bahkan niat baik dari saudara-saudari kami yang kami doakan.
Engkau tidak hanya menaruh perhatian
pada kesalahan, kelemahan, dan kedosaan segenap hamba-Mu, yang sudah Engkau panggil menghadap hadirat-Mu, tetapi Engkau juga mengingat segala kebaikan dan kasih mereka, bahkan niat baik dari saudara-saudari kami yang kami doakan.
Maka kami memohon dengan rendah hati
indulgensi bagi mereka yang sudah wafat,
agar mereka Engkau perkenankan menikmati kehidupan kekal, seperti yang dijanjikan oleh Yesus Kristus, Tuhan kami.
indulgensi bagi mereka yang sudah wafat,
agar mereka Engkau perkenankan menikmati kehidupan kekal, seperti yang dijanjikan oleh Yesus Kristus, Tuhan kami.
Tuhan Yesus Kristus, andalan kami,
Engkau telah menjanjikan firdaus kepada penyamun yang bertobat. Sambutlah saudara-saudari yang kami doakan, dan Engkau rahmati kebahagiaan abadi bersama-Mu.
Engkau telah menjanjikan firdaus kepada penyamun yang bertobat. Sambutlah saudara-saudari yang kami doakan, dan Engkau rahmati kebahagiaan abadi bersama-Mu.
Bagi mereka yang belum pernah mendengar kabar baik-Mu, atau mereka yang telah meninggalkannya, semoga mereka yang ketika Engkau panggil berada dalam ketidaksiapan atau ketidakpantasan, bahkan belum bertobat,
juga memperoleh pengampunan-Mu berdasar belas kasih dan kemurahan hati-Mu.
juga memperoleh pengampunan-Mu berdasar belas kasih dan kemurahan hati-Mu.
Kami mohonkan bagi mereka pengampunan dan indulgensi, keringanan hukuman atas kedosaan mereka berdasarkan belas kasih-Mu.
Kami memohon anugerahilah saudara-saudari kami kehidupan abadi.
Persatukanlah mereka dengan para kudus-Mu
dan izinkanlah mereka mengambil bagian
dalam perjamuan surgawi bersamaMu. Amin.
Kami memohon anugerahilah saudara-saudari kami kehidupan abadi.
Persatukanlah mereka dengan para kudus-Mu
dan izinkanlah mereka mengambil bagian
dalam perjamuan surgawi bersamaMu. Amin.
PART II.
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI JIWA ORANG BERIMAN (B)
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI JIWA ORANG BERIMAN (B)
Bapa yang maharahim,
percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas,
bersama seluruh Gereja-Mu,
pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah (nama2 yang didoakan...)
dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka.
percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas,
bersama seluruh Gereja-Mu,
pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah (nama2 yang didoakan...)
dari segala hukuman atas dosa-dosa mereka.
Perkenankan mereka semua memasuki hidup abadi yang terang dan bahagia di surga mulia,
dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu.
dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu.
Ini semua kami mohon
di dalam Kristus Putra-Mu dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
di dalam Kristus Putra-Mu dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
Aku percaya...
Bapa Kami...
Salam Maria...
Bapa Kami...
Salam Maria...
C.
PART III
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (C).
PART III
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN (C).
Allah Bapa,
terimalah doa kami, yang kami haturkan bersama segenap keluarga kami.
terimalah doa kami, yang kami haturkan bersama segenap keluarga kami.
Sambutlah doa kami, dan semoga doa kami berguna bagi keselamatan jiwa para hamba-Mu,
yang telah menghadap ke hadirat-Mu.
yang telah menghadap ke hadirat-Mu.
Dan terdorong oleh harapan, iman dan kasih,
kami mau memperteguh doa kami dengan
doa yang telah diajarkan Tuhan Yesus
yang menjadi pusaka Gereja dan kami mau memuji Bunda-Nya, Santa Perawan Maria.
kami mau memperteguh doa kami dengan
doa yang telah diajarkan Tuhan Yesus
yang menjadi pusaka Gereja dan kami mau memuji Bunda-Nya, Santa Perawan Maria.
Bapa Kami... (1 x)
Salam Maria... (3 x)
Salam Maria... (3 x)
Ya Yesus yang baik,
Ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka.
Dan antarlah jiwa-jiwa ke dalam surga,
terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.
Ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka.
Dan antarlah jiwa-jiwa ke dalam surga,
terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.
Datanglah ya Roh Kudus! Datanglah dengan kekuatan perantaraan Bunda Maria yang tak bernoda, mempelai-Mu yang terkasih.
Bunda Maria kami mencintaimu
Lindungilah kami.
Selamatkanlah kami, dan selamatkanlah dunia.
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus
Lindungilah kami.
Selamatkanlah kami, dan selamatkanlah dunia.
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus
Marilah berdoa,
Ya Tuhan, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putera-Mu menjadi manusia.
Ya Tuhan, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putera-Mu menjadi manusia.
Kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya berkat sengsara dan salib-Nya kami diikutsertakan dalam kebangkitan yang mulia. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Semoga jiwa-jiwa orang beriman yang meninggal dunia, beristirahat dalam ketentraman karena kerahiman Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar