Ads 468x60px

"Misericordiae Vultus - Wajah Kerahiman."



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
SCHOOL OF MERCY:
"MISERICORDIA ET MISERA."
"Misericordiae Vultus - Wajah Kerahiman."
Inilah bulla Paus Fransiskus yang penuh harapan dan sangat mewarnai Tahun Kerahiman yang lalu dan masih terus bergema hari ini, terlebih bertepatan dg Perayaan "HOMS" - "Hari Orang Miskin Sedunia".
Inilah juga yang menjadi salah satu pokok pada kisah injili ketika Yesus menampakkan kerahimanNya dan memberikan jawaban kepada Dismas, salah seorang dari "orang miskin", yakni penjahat yang digantung bersama Yesus di Kalvari, yang penuh dengan pengharapan akan belas kasihan Tuhan: "Dum spiro spero, Aku berharap selagi masih bernafas"
Adapun pola dasar "ABC" yg bisa kita lihat dalam menumbuh mekarkan hidup yang menghadirkan kerahiman, al:
1.
A = Ask for His mercy:
Sebagai "orang miskin", Dismas bertobat dan dengan penuh HARAPAN memohon kepada Yesus yang kaya akan kerahimanNya "Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!" Dkl: Ia ajak kita untuk terus datang dan mengharapkan belas kasihNya setiap hari.
2.
B = Be merciful:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus." Inilah jawaban Yesus atas semua pengharapan "orang miskin" yang mau datang dan terus berharap padaNya. Inilah jawaban Yesus yang rahim dan penuh KASIH, yang kaya dengan rahmat (Ef 2:4), yang penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kel 34:6), yang tidak pernah berhenti memperlihatkan keilahian-Nya dengan berbagai cara. Ia sebenarnya mengharapkan kita juga menjadi "pribadi ekaristis", yang siap dipilih diberkati dipecah dan dibagi bagi, yang berani berbagi kasih dalam tiga tataran kerahiman:
K arya yang murah hati
U capan yang memberkati
D oa yang sepenuh hati
3.
C = Completely trust:
Inilah dimensi ketiga orang yang penuh kerahiman, bahwa kita diajak bersama Dismas dan semua "orang miskin" untuk meyakini kekayaan kerahimanNya dg penuh utuh menyeluruh.
Dkl: Kita diajak punya pengharapan yang penuh IMAN karena inilah jalan yang mempersatukan Allah dan manusia.
Adapun buah pengharapan iman adalah kita tidak mudah takut karena Tuhan kita adalah Raja semesta, yang dalam bahasa Ibrani di masa Natal disebut Immanuel-yang slalu beserta kita dan yang dalam bahasa Yunani di masa Paskah disebut Alpha et Omega- yang slalu ada di awal dan akhir jaman.
Kita syukuri "colloquium salutatis-percakapan keselamatan" antara Dismas dengan Yesus di Kalvari ini dengan terus mengingat pesan Paus Fransiskus: “Dunia sekarang membutuhkan belas kasihan dan yang paling utama ialah supaya kita menghayatinya dan membawanya ke dalam segala dimensi dunia. Majulah! Kita sedang mengalami masa kerahiman. Inilah zaman kerahiman!”
ABC:
A wali dari apa yg ada
B agikan dg penuh sukacita
C inta Tuhan yg akan menyempurnakannya.
Bicara lebih lanjut seputar kerahiman, sebagai rangkaian gulat geliat dari penutupan Tahun Yubileum Kerahiman Allah, pada 20 November 2016 lalu, Paus Fransiskus menerbitkan surat Apostolik “Misericordia et Misera”, yang ditandatanganinya dalam suatu upacara publik dan kemudian memberikan salinan-salinannya kepada para perwakilan yang dipilih sebagai wakil khalayak umum di seluruh dunia.
Judul surat diambil merujuk pada kisah tentang perempuan yang berzina yang dihadapkan kepada Yesus. Setelah para penuduh menarik diri, yang tertinggal hanyalah Yesus dan perempuan itu, yang digambarkan oleh St. Agustinus Hippo sebagai "misera et misericordia" (penderitaan dan kerahiman). Paus Fransiskus sendiri mengambil istilah ini dan membalikkan kedua kata itu.
Tercandra, beberapa point pokok dalam surat yang tentunya penuh dengan "HIK-Harapan Iman Kasih" ini, antara lain :
1. Semua Imam boleh memberikan pengampunan atas dosa aborsi dan melepaskan sanksi ekskomunikasi kepada pada pelaku aborsi serta semua pihak yang terlibat di dalamnya.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa aborsi adalah dosa besar, karena mengakhiri hidup yang tidak bersalah. Namun, dengan cara yang sama, saya dapat dan juga harus menyatakan bahwa tidak ada dosa yang -rahmat Allah tidak dapat menjangkau dan menghapuskannya, ketika hati yang bertobat mencari perdamaian dengan Bapa. Karenanya, setiap Imam, boleh menjadi pemandu, memberi dukungan dan penghiburan kepada para pendosa dalam perjalanan rekonsiliasi khusus ini."
2. Para Imam SSPX (Komunitas Imam St Pius X), dapat terus mendengar pengakuan dan memberikan absolusi secara valid/sah dalam Sakramen Rekonsiliasi.
"Pada Tahun Yubileum saya juga memberikan kepada umat beriman (yang karena berbagai alasan) yang menghadiri gereja didampingi oleh Imam-Imam dari SSPX - Komunitas Imam St Pius X, sah dan dapat menerima absolusi atas dosa-dosa mereka.
Untuk kepentingan pastoral umat beriman ini, dan percaya pada niat baik dari para Imam mereka untuk berusaha dengan bantuan Tuhan untuk memulihkan secara penuh persekutuan mereka ke dalam Gereja Katolik, saya secara pribadi telah memutuskan untuk memperpanjang fakultas ini di luar Tahun Yubileum, sampai ketentuan lebih lanjut.
Jangan ada orang yang pernah dicabut dari tanda sakramental rekonsiliasi melalui pengampunan Gereja."
3. Kerahiman/ belas kasihan harus berlangsung seumur hidup, tidak hanya satu tahun.
"Dalam kehidupan sakramental, kerahiman diberikan kepada kita secara berkelimpahan.
Bukanlah tanpa makna bahwa Gereja menyebutkan belas kasih secara eksplisit dalam rumusan di dua 'sakramen penyembuhan', yaitu, Sakramen Tobat dan Rekonsiliasi dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.
Adapun bunyinya sbb:
'Allah, Bapa yang penuh belas kasihan, melalui kematian dan kebangkitan Anak-Nya telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya sendiri dan mengutus Roh Kudus di antara kita untuk pengampunan dosa; melalui pelayanan Gereja semoga Tuhan memberikan kepada kita; pengampunan dan perdamaian."
4. Kita harus bergerak aktif dalam mewujudkan keadilan sosial.
"Karakter sosial belas kasihan menuntut kita untuk tidak hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Kita diharuskan untuk membuang sikap ketidakpedulian dan kemunafikan."
5. Perayaan "Hari Orang Miskin Sedunia" (HOMS).
"Saya mempunyai gagasan bahwa, sebagai tanda yang nyata dari Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah ini, seluruh Gereja dapat merayakan, pada hari Minggu ke-33 pada Masa Biasa; "Hari Orang Miskin Sedunia".
Ini akan menjadi cara paling pantas untuk mempersiapkan perayaan Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta, yang diidentifikasi dengan orang kecil dan miskin, dan yang akan menilai kita dari karya-karya belas kasihan kita.
Ini akan menjadi hari untuk kita membantu masyarakat, dan tiap-tiap orang yang telah dibaptis dapat merenungkan bagaimana kemiskinan berada di jantung Injil.
Hari ini juga akan mewakili bentuk asli dari evangelisasi baru, yang dapat memperbaharui wajah Gereja."
Adapun yang menerima salinan surat tersebut sebagai perwakilan umat dunia, antara lain :
Mgr Luis Antonio Tagle, kardinal Filipina,
Mgr Leo Cushley, Uskup Agung Scotlandia,
dua orang imam misionaris dari Brasil dan Kongo,seorang diakon Roma dan keluarganya,
dua orang biarawati dari Korea Selatan dan Meksiko, tiga generasi keluarga Amerika Serikat, satu pasangan yang telah bertunangan,
pengajar-pengajar agama, serta dua orang wakil penyandang cacat dan orang sakit.
Tuhan memberkati dan melindungimu.
Ia menyinarimu dengan wajahNya dan memberimu kasih karunia.
Ia menghadapkan wajahNya dan memberimu damai sejahtera" (Bil 6:24-26)
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar