HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
NASKAH NOVENA ST CLARA DAN SKETSA KISAH HIDUPNYA.
Pergilah dalam damai; engkau telah mengikuti jalan yang benar; pergilah dengan penuh keyakinan, sebab Pencipta-mu telah menguduskanmu, telah memeliharamu terus-menerus, dan telah mengasihimu dengan segala kelembutan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Oh Tuhan, terberkatilah Engkau karena telah menciptakan aku.
St. Klara Assisi
Go in peace; you have followed the good way; go in confidence, because your Creator has sanctified you, has cared for you constantly, and has loved you with all the tenderness of a mother for her child. O God, blessed be You for having created me. — St. Clare of Assisi
-----------------------
DOA IBU KLARA YANG SUCI
PADA SAKRAMEN YANG MAHAKUDUS
Tuhan, jangan sampai jiwa-jiwa orang beriman yang menyerahkan diri pada-Mu, terlempar pada kemarahan setan-setan. Berilah perlindungan bagi para perawan hamba-Mu, yang telah engkau tebus dengan darah-Mu yang maha kasih.
Santa Clara yang wafat pada 11 Agustus 1253, diketahui memiliki karunia “vision” (penglihatan) misalnya saat St. Fransiskus wafat – Clara bisa menyaksikan sahabat yang dikasihinya itu wafat padahal terpisah dengan jarak kira-kira 400 km. Dan karena itulah ia dinobatkan sebagai santa pelindung bagi mereka yang memiliki penyakit/gangguan pada mata.
Di bawah ini dilampirkan naskah DOA NOVENA ST CLARA. Dapat dipergunakan untuk mempersiapkan diri merayakan Hari Raya Santa Klara tgl 3 – 11 Agustus atau pada kesempatan-kesempatan yang lain.
Pada mulanya naskah ini diterbitkan bagi para religius anggota Ordo Santa Klara, atas permintaan salah seorang puteri mereka sebagai ungkapan syukur atas rahmat yang mereka terima berkat novena ini.
Karena bahannya diambil berdasarkan pada kaul-kaul meriah, pastilah hal itu sesuai dengan para religius yang bersifat pingitan kepausan.
Kendati dimaksudkan sebagai persiapan bagi pesta St. Klara dari tgl 3 hingga 11 Agustus, novena ini dapat dipergunakan juga pada kesempatan lain selama sembilan hari berturut-turut.
Novena ini bisa diadakan di gereja atau kapel atau ruang doa atau di hadapan patung St. Klara, dan setiap renungan dan sapaan ditutup dengan 5 x Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan, disertai dengan antifona dan doa dari St. Klara.
1.
HARI PERTAMA
St. Klara menghinakan semua keduniawian; dia membiarkan rambut kepalanyanya dicukur dan mempersembahkan diri sebagai Pengantin Ilahi di depan altar Santa Perawan Maria.
St. Fransiskus memberikan jubah Ordo kepadanya
Renungan
Juga dalam hidup rohani, suatu permulaan yang baik sangatlah penting; untuk sebagian, hal itu mempermudah dan meneguhkan tugas-tugas kehidupan kita. Mereka yang memperoleh keistimewaan telah mendapatkan pendidikan dalam hal takut akan Tuhan pada masa mudanya, biasanya senantiasa dipenuhi dengan ketakutan yang penuh rahmat ini sampai pada hari kematiannya.
Bagi kita hal itu diperkuat oleh Kitab Suci: orang tidak akan menyimpang dari jalan yang telah dilaluinya sejak masa mudanya. Si penabur menentukan sendiri apa yang dia panen.
Semenjak masa kanak-kanaknya, Klara telah bertekun dalam pengabdiannya kepada Tuhan. Dan sejalan dengan bertambahnya tahun-tahun umurnya, di dalam dirinya pun bertumbuh kesalehannya. Ketika selanjutnya dia berkenalan dengan Fransiskus, dia lalu
mengambilnya sebagai bapa pembimbingnya.
Berkat dorongan semangat dari Fransiskus, Klara pun meninggalkan segala sesuatu demi mengikuti Kristus dalam Jalan Salib-Nya. Dan hal itu dilakukannya dengan radikal. Dia meninggalkan rumah orang tuanya. Dia tanggalkan rambutnya yang lembut terurai itu dan pada malam Hari Minggu Palma dengan sepenuh hati dia mempersembahkan di depan altar, yang diberkati bagi Ratu Para Malaikat, cinta keperawanannya kepada Yesus, sang Pengantinnya. Dan setelah pakaian indahnya digantinya dengan pakaian yang miskin, dia pun menarik diri dari dunia untuk hidup dalam ketersembunyian sebuah biara.
Para pengantin Yesus adalah sekaligus perawan dan ibu. Mereka adalah perawan berkat kemandulan badani yang mereka lakukan dengan bebas; mereka adalah ibu berkat kesuburan rohani, yang memberikan kepada hidup mereka anak-anak rohani.
Generat virgo filias, Perawan telah melahirkan banyak anak perempuan.– Sekarang ini, puteri-puteri rohani St. Klara menjadi sedemikian tak terhitung lagi, sehingga dia, setelah Bunda Tuhan, menjadi yang paling subur dan paling penuh kemuliaan di antara semua ibu rohani yang ada.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Betapa patut diteladani, bagaimana engkau telah meninggalkan dunia, demi menjadi putri pertama dari bapa orang-orang miskin. Betapa menariknya langkah-langkahmu yang pertama pada jalan kemiskinan dan matiraga. Quam pulchri sunt gressus tui, betapa indahnya langkah-langkahmu itu! Dan dengan langkah yang tegap engkau maju terus pada jalan itu sampai pada pengosongan diri sepenuhnya.
Maka, pada persimpangan jalan hidupmu, penyangkalan radikalmu terhadap dunia itu tidak lain merupakan langkah selanjutnya yang konsisten dari penyangkalan batinmu terhadap hal-hal duniawi dan fana, sehingga dalam pergaulanmu dengan Tuhan, dalam sikap kanak-kanak dan perawan, lambat laun hal-hal duniawi dan fana itu kehilangan daya tariknya.
Secara batiniah engkau telah melepaskan diri dari hal-hal yang menyenangkan manusia di dunia: dari rambut kepalamu yang indah terurai dan dari pesona indahnya pakaian para bangsawan. Ketika Tuhan memanggilmu untuk melepaskan diri dari keduanya, makahal itu pun merupakan kebahagiaan bagimu. Dengan jalan itu engkau boleh mempersembahkan keperawananmu kepada Pengantin Ilahimu. Selanjutnya, dalam pakaianmu yang miskin sederhana itu, kecantikan batinmu pun akan berkenan pada-Nya.
Juga berlaku bagi panggilan kami dalam Ordo yang telah engkau dirikan ini, apa yang pernah dikatakan Kristus kepada para murid-Nya: “Bukan kamu yang telah memilih Aku, melainkan Akulah yang telah memilih kamu”.(Yoh 15:16)
Betapa sering, mungkin kami telah berpikir-pikir perihal suara suci dari Tuhan, yang telah membuat kami meninggalkan semua hal demi untuk mengikuti-Nya. Yang seorang sudah mendengar suara itu dalam doa-doa yang saleh dari ayah dan ibunya untuk dapat mempersembahkan salah seorang anaknya kepada Tuhan. Bagi yang lain, suara itu merupakan sebuah pengingkaran atas kesenangan-kesenangan duniawi. Yang lain lagi pada mulanya telah membuatnya berjuang seperti Yakob yang telah bergumul melawan malaikat. Tetapi bagi semuanya, mengikuti suara tersebut sungguh merupakan hal yang manis memukau. Pastilah, kenang-kenangan yang manis dari masa-masa bayi kehidupan membiara kami, telah berkembang bersama-sama dengan pertumbuhan jiwa kami.
Dalam anggaran dasarmu, engkau telah dengan cermat menggariskan apa yang telah diminta oleh Tuhan dari mereka yang mau mengikuti-Nya tanpa syarat dalam kemiskinan, ketaatan dan kemurnian. Bagi kami, anggaran dasarmu itu merupakan suara dari Yesus sendiri. Karena itu, mintalah bagi kami rahmat, supaya kami, seturut contoh keibuanmu, dapat senantiasa mendengarkan suara Yesus dengan semakin sempurna, sebagaimana telah kami janjikan dalam profesi kami.
Doa
Selanjutnya didoakan
5 kali Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan,
demi mengikuti contoh St. Klara dalam hormatnya kepada sengsara Tuhan dan Sakramen Yang Mahakudus.
Sesudah itu Antifon:
Salve Sponsa Dei, Virgo Sacra, planta Minorum:
Tu vas munditiae, tu praevia forma Sororum:Clara, tuis precibus duc nos ad regna polorum.
V. Ora pro nobis beata Mater Clara
R. Ut digni afficiamur promissionibus Christi
Oremus:
Famulos tuos qauesumus Domine, beatae Virginis tuae Clarae, votivam commemorationem recensentes coe-lestium gaudiorum sua facias interventione participes et tui Unigeniti cohaeredes. Qui tecum vivit et regnat in saecula saeculorum. Amen.
Salam Pengantin Tuhan, Perawan Suci, tanaman Saudara-saudara Dina: Engkau, tempayan kesucian, engkau contoh hidup bagi Saudari-saudarimu:
Klara, dengan doa-doamu hantarkan kami pada kerajaan orang-orang kudus.
V. Doakanlah kami ya Bunda Klara nan suci
R. Supaya kami layak menikmati janji-janji Kristus.
Marilah berdoa:
Kami mohon kepada-Mu ya Tuhan, buatlah hamba-hamba-Mu ini, yang merayakan peringatan Klara, Perawan Suci-Mu, dapat ambil bagian dalam menikmati kebahagiaan surgawi dan tetap bersatu pada Yang Terlahir dari-Mu, Yesus Kristus, yang hidup dan bertakhta bersama-Mu sepanjang segala masa. Amin.
Di sini ditambahkan seruan:
Terpujilah Yesus Kristus dan Ibu-Nya yang Mahasuci.
(Doa-doa tersebut didoakan juga selama hari-hari berikutnya).
2.
HARI KE DUA
St. Klara mendorong para putrinya
untuk tetap setia pada kemiskinan yang telah mereka janjikan sebagai putri-putri rohani dari seorang ibu yang miskin.
Kemiskinan St. Klara
Renungan
“Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai apa-apa untuk meletakkan kepalanya.” (Mat 8:20). Bagi-Nya kemiskinan merupakan mata uang yang paling jitu untuk memperoleh Kerajaan Surga. Bila orang mengosongkan diri demi memperoleh Kehidupan kekal, maka dia pun akan memperoleh harta dalam Surga.
Anak muda yang dinasehati oleh Yesus mengenai hal ini, telah mengundurkan diri (lih. Mrk 10:17-22).
Tidak ada yang lebih mudah mempesona orang dari pada uang. Kendati demikian, Yesus tidak kekurangan jiwa-jiwa yang mulia dan murah hati, yang, seperti Petrus, telah meninggalkansegala-galanya demi Dia, untuk mengikuti-Nya dalam kemiskinan-Nya. Pada masa perdana Gereja, orang-orang Kristen memandang harta benda mereka sebagai milik bersama.
Namun, bila terjadi pertobatan masal yang melibatkan segenap anggota kelompok masyarakat, maka ketersediaan dan keterbukaan batin bagi Kekristenan tidak jarang juga absen. Bila demikian, maka cita-cita kemiskinan Injili sudah mulai kehilangan daya tariknya dan kesederhanaan Kristen terus menerus didesak oleh kemewahan dan kelimpahan.
Namun, pada saat-saat kehidupan batin Gereja merosot, muncullah – seringkali bahkan dengan campur tangan Tuhan yang nyata – suatu usaha meningkatkannya dengan penghayatan cita-cita yang lebih tinggi. Demikianlah Tuhan telah membuat Fransiskus menghayati kembali kecintaan akan kemiskinan Injili dan membimbing pelaksanaannya dalam Gereja sampai terbentuknya pembaruan kesederhanaan Kristiani. Demikian juga Klara, disemangati oleh Fransiskus, menjalani kemiskinan dan matiraga yang radikal dan dengan jalan itu dia pun menjadi ibu dari para putri rohani yang jumlahnya terus menerus bertambah.
Klara sama sekali tidak pernah malu akan kehidupannya yang miskin. Kemiskinan adalah kekayaan dalam mata Tuhan dan hal itu memberikan sosok nilai yang sama sekali istimewa pada hidupnya. Ketika dia mulai menghuni San Damiano sebagai biaranya yang pertama, dia pun memperdalam fondasinya pada suatu kemiskinan yang radikal: kehidupan dirinya dan semua putri-putrinya hanyalah ditopang pada derma dari para orang beriman. Sri Paus memandang kehidupan yang keras sedemikian itu tidak dapat dipertanggung-jawabkan dan menghendaki untuk membatasi kaulnya perihal masalah ini.
Namun dengan penuh kebebasan dan terus terang Klara menjawab bahwa, bila Sri Paus berkehendak memberikan kepadanya suatu keistimewaan, maka hendaknya dia mengijinkan kehidupan yang semacam ini, sambil mohon pengampunan atas segala dosa-dosanya.
Betapa kita, pada gilirannya, menjadi pasti dalam kesucian kita, bila kita dengan kekuatan rahmat Allah, selalu lebih bertarak demi cinta kita kepada Tuhan. Namun betapa kita akan bertambah takut, bila kita menjadi tidak taat pada apa yang telah kita janjikan kepada Tuhan.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Beribu-ribu kali terberkatilah, Ibu yang manis, yang dengan penuh kebijak¬sanaan telah memberikan tempat pertama kepada kemiskinan injili di dalam Anggaran Dasar Ordomu. Dengan jalan itu engkau telah memperkenalkannya kepada kami sebagai suatu harta karun yang tak ternilai, yang dapat dipergunakan untuk membeli harta Surgawi.
Mengenai hal ini, saya telah mengambil keputusan menanggalkan diri dari semua hal-hal yang berlebihan. Saya juga mau menekan setiap kerinduan akan hal-hal yang sedemikian itu di dalam diriku sendiri. Karena, sebagaimana dikatakan oleh St. Theresia, memiliki hal-hal semacam itu tidaklah dapat dipersatukan dengan kemiskinan, yang harus menjadi tanda pengenal kehidupan kita.
Demi cinta kepada Tuhan, saya pun mau menanggung segala ketidak-nyamanan yang ditimbulkan oleh kemiskinan itu. Juga dalam segala sesuatu yang sangat diperlukan, saya akan memilih apa yang kurang menarik hati dan yang tidak akan merangsang kecenderungan untuk mencari diri sendiri.
Semakin seorang religius dapat berkekurangan dalam hidupnya, menjadi semakin kayalah baginya dalam kehidupan kekal. Sudah dalam hidupnya di dunia ini dia telah memiliki seratus kali lipat di dalam kasih pada Dia yang bagi-Nyalah religius itu telah meninggalkan segala sesuatu.Dan tanpa Dia, hati insaninya akan tetap dingin dan kosong, kendati berada di dalam kelimpahan hal-hal duniawi.
Doa
Seperti pada hari pertama.
3.
HARI KETIGA
Bila kepada Klara diberitakan kata-kata kehidupan kekal sebagai suatu anugerah, maka dia pun membiarkan diri seutuhnya dipimpin oleh Kebijaksanaan Ilahi.
Kerendahan hati St. Klara
Renungan
Dalam pelajaran sekolah milik Yesus, kerendahan hati merupakan pelajaran yang pertama. “Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29).
Suatu perbuatan kerendahan hati, yang dilakukan dalam rangka mengikuti Dia, memiliki nilai yang jauh lebih tinggi secara tak terhingga, daripada pengetahuan dan ilmu yang dapat diberikan oleh dunia kepada kita.
Dari semua kebajikan, kerendahan hati merupakan kebajikan yang pertama dan yang paling penting. Dia adalah dasar dan padanyalah bangunan dari kesempurnaan kita harus dibangun. Karena tanpa kerendahan hati, kita membangunnya di atas pasir, yang akan hancur menghadapi badai pencobaan.
Klara yakin sepenuhnya akan hal ini. Kata-kata Yesus ini selalu terbayang di depan jiwanya: “Yang merendahkan diri, akan ditinggikan” (Mat 23:12). Dan berkat ajaran Fransiskus dalam melaksanakan kerendahan hati itu, dia, dalam kesempatan-kesempatan yang dialaminya, menunjukkan bahwa dia secara sempurna memiliki kebajikan yang memikat hati ini.
Selama tiga tahun, dengan teguh hati dia menolak menerima kedudukan sebagai Abdis. Dia hanya menjadi Abdiskarena desakan ketaatannya dan kewibawaan yang ditimbulkannya, hanya dia pakai untuk merendahkan dirinya sendiri. Bila sesama suster-susternya duduk, dia pun tetap berdiri, layaknya seorang hamba yang tetap siap melayani tuan-tuan puterinya. Dia menawarkan diri untuk membersihkan kaki-kaki para putrinya dan dengan kerendahan hati yang dalam, dia mencuci dan mencium kaki-kaki itu.
Semerbak kesuciannya merembes masuk ke dalam istana Kepausan, namun setiap pujian dari kewibawaan yang tinggi itu tidaklah mengakibatkan sesuatu di dalam dirinya, selain kesadaran yang lebih mendalam bahwa hanya Tuhan sajalah yang sedang berkarya di dalam dirinya.
Dalam keyakinan batinnya, kesombongan merupakan induk dari setiap dosa, sebagaimana kebajikan hanya dapat berakar dalam sikap kerendahan hati. Sikapnya yang tetap menempatkan Tuhan pada tempat yang tinggi dalam rahmat-rahmat yang sempat dia terima, hanya dapat dijelaskan dalam rangka kerendahan hatinya yang mendalam.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Ibuku yang manis. Di surga engkau telah memperoleh kecantikanmu berkat kerendahan hatimu. Karena hal ini telah menghiasimu dengan mahkota yang tak ternilai dan takkan layu, yang telah engkau raih di dunia ini berkat kerendahan-hatimu. Selama hidupmu di dunia ini, engkau telah memahami sepenuhnya kata-kata sang Guru. “Yang merendahkan diri, akan ditinggikan”(Mat 23:12). Karena itu engkau selalu mengusahakan untuk lebih merendahkan diri dan, di dalam kegiatan-kegitan kehidupan membiara, engkau selalu memilih apa yang paling tidak menarik dan dengan demikian engkau menempatkan diri di latar belakang saja.
Karena itu, saya mohon kepadamu, supaya contohmu yang cemerlang itu mencerahkan jiwaku, sehingga saya pun dapat mendalami kebajikan yang berharga ini. – Padamkanlah percikan api pengagungan diri dalam hatiku, supaya dapat tetap selamanya setia pada semboyan keibuanmu. Matikanlah manusia lama dalam diriku, yang telah terbalut dengan jubahmu yang baru dan karena itu menjadi manusia yang baru.
Karena itu, berkat kasih bagi Yesus Kristus dan mengikuti contohmu, saya mau merendahkan diri sedalam-dalamnya, karenasampai wafat di Salib, Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya bagiku, orang yang tak berguna dan berdosa ini. Demi mencapai tujuan itu, saya mau menerima setiap penghinaan, dan setiap kritik dalam hidupku. Karena kerendahan hati itu terungkap terutama dalam menyerahkan diri pada pandangan, pendapat dan kemauan atasan, maka saya berjanji untuk taat secara buta dengan jalan melaksanakan dengan penuh cinta kasih perintah-perintahnya. Dengan demikian saya mengharapkan dapat mengambil bagian dalam kemuliaan, yang telah ditentukan oleh Tuhan bagi orang yang rendah hati.
Doa
Seperti pada hari pertama.
4.
HARI KE EMPAT
Tanaman kecil dan lemah dari St. Fransiskus telah bercabang-cabang ke seluruh dunia dan menghasilkan buah-buah yang mengherankan. Itu terjadi berkat kemurnian keperawanan yang telah dijanjikan Klara atas dukungan Fransiskus. Dia telah mengembang-biakkan diri dengan keturunan rohani dan tak kan pernah kehilangan kesuburannya.
Kemurnian keperawanan St. Klara
Renungan
Untuk pertumbuhannya, sebatang tanaman selalu membutuhkan pemeliha¬raan dari seorang tukang kebun yang cakap. Supaya benih bertarak keperawanan yang telah bersemi di dalam hatinya dapat tumbuh dan berkembang, maka dia pun dipindahkan ke dalam biara San Damiano oleh tangan Fransiskus yang penuh kasih.
Dan dalam lingkup biara inilah dia memperoleh pertumbuhan dan buah-buah yang sedemikian menakjubkan, sehingga kemudian putri-putri rohaninya menjadi berlipat ganda tak terhitung jumlahnya. Dan tanaman itu pun tak kenal layu, akan tetap tumbuh berkembang dalam hati ibunya dalam penyerahan diri pada Tuhan dengan iman yang kokoh tak terpatahkan.
Dalam nyala semangat anak-anaknya, orang pun masih selalu menemukan kembali pelajaran-pelajaran yang penuh keselamatan dari hati ibu Klara. Kemurnian keperawanan membuat ciptaan lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
Karena itu para perawan yang dipersembahkan kepada Tuhan dapat dibandingkan dengan para malaikat di surga: bahkan hal ini dapat membuat para malaikat itu iri hati pada perawan itu. Juga malaikat-malaikat itu adalah perawan, namun, sebagaimana dikatakan oleh St. Bernardus, mereka itu perawan secara alami; mereka tidak mempunyai tubuh yang menghalang-halanginya. Tetapi mereka yang memiliki tubuh dan telah mempersembahkan keperawanannya, harus terus menerus berjuang melawan kodrat dirinya.
Dalam hal ini para malaikat itu lebih layak, sedangkan para perawan itu telah menimbulkan ketakjuban. Karena itu, seperti dikatakan oleh St. Ambrosius, bila keadaan keperawanan dihormati sebagai kemartiran tanpa darah, hal itu bukanlah karena kemurnian itu sendiri mendapatkan siksaan, tetapi karena hal itu telah membuat orang menjadi martir di dalam perjuangan yang harus dia perjuangkan demi keperawanan itu.
Tetapi, demikian janji Klara pada putri-putrinya, haruslah sedemikian besar upah yang telah dijanjikan Tuhan bagi hati yang perawan dan betapa upah ini mendorong dan memperkuat kita dalam berjuang memperoleh kebajikan yang teguh dan mantap.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Kami memberikan salam kepadamu, ya Ibu Klara yang kudus, pengantin dan perawan nan setia dari Kristus, tanaman istimewa dalam kebun Serafin, bejana rohani kemurnian hati, yang menjadi subur berbuah dalam begitu tak terbilang banyak orang dan yang boleh berkembang bagaikan bunga leli tanpa noda, sebagaimana engkau sendiri.
Dalam ajaran-ajaranmu yang suci, engkau telah mengingatkan kami akan upah yang dinantikan oleh para perawan yang bijaksana dalam bangsal pernikahan.
Namun dengan penuh ketakutan aku pun berpikir akan perawan-perawan yang bodoh, yang karena ketidak-setiaan mereka pada Pengantin Pria yang perawan itu, harus dihukum di dalam sebuah neraka kekal karena kelekatan mereka pada dosa.
Karena itu aku pun mohon kepadamu, hendaklah berkat pemeliharaan keibuanmu, saya selalu dijauhkan dari apa saja yang akan memikat panca inderaku. Palingkanlah mataku dari apa saja yang dapat merangsang kesia-siaanku.
Averte oculos meos ne videant vanitatem.Pada pihakku sendiri, saya kerap terlena dalam kesenangan indrawi, tenggelam dalam hal-hal yang merangsang perasaanku. Saya berniat untuk tidak berbicara perihal hal-hal yang berbahaya. Sudah menjadi keputusanku untuk, dengan bantuan Tuhan, tetap berjaga, dan berjuang supaya, melalui kemartiran tanpa darah, dapat diperbolehkan memperoleh mahkota keperawanan.
Doa
Seperti pada hari pertama.
5.
HARI KE LIMA
St. Klara melakukan pertobatan yang bagi dirinya sendiri meluruskan jalan ke arah Tuhan dan bagi dunia merupakan contoh cemerlang akan kesederhanaan dan keugaharian.
Sikap Pertobatan St. Klara
Renungan
Sikap pertobatan merupakan tindak penolakan akan dosa dan tindak matiraga demi hukuman-hukuman denda yang sudah selayaknya dia tanggung.
Kendati dosanya sudah diampuni oleh Tuhan, namun bagi manusia masih tetap ada kenyataan bahwa dia telah tersesat. Dia masih tetap harus menyesali hal itu dan bila Tuhan telah melepaskan tangan-Nya yang menghukum, manusia masih harus menghukum dirinya sendiri.
Sikap pertobatan akan membuat orang menghindarkan diri dari dosa. Hal itu berarti bahwa di dalam diri kita harus terdapat ketakutan yang hidup dan dihayati seperti anak-anak, untuk tidak menghina Tuhan dan mengekang kecenderungan alami pada dosa, dengan jalan matiraga secara suka rela, sebagaimana dikatakan oleh Paulus: castigo corpus meum et in servitutem redigo: ‘Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya’ (1 Kor 9:27).
Karena itu, kehidupannya yang murni dan tak bernoda – yang kita kagumi ada dalam diri Klara – merupakan sebab yang terdalam bagi pertobatannya. Dalam ketakutannya akan dosa yang sekecil apa pun, dia tidak berhenti mendera dan menyiksa tubuhnya yang lemah itu. Demikianlah dia menyalibkan kodratnya yang penuh dosa, demi menyerupai Dia, yang telah menebus dosa-dosa kita dengan menyalibkan tubuh-Nya yang tak bercela itu.
Selama masih hidup di dunia, di bawah pakaiannya yang mewah itu, Klara mengenakan pakaian kasar. Dan untuk mematikan cita rasa akan hal-hal yang enak-enak, dia berpantang diri akan bumbu-bumbu rempah-rempah yang lezat-lezat. Secara diam-diam dia memberikannya kepada orang-orang miskin dan khususnya kepada makhluk-makhluk yang renta.
Selama hidup membiaranya, dia mengenakan jubah yang dibuat dari bahan yang kasar, dan berikat pinggang dengan seutas tali dengan tiga belas simpul. Dia berjalan dengan kaki telanjang dan dia tidur berkasurkan setumpuk carang-carang batang anggur. Setengah tubuhnya ditutupi dengan pakaian tapa terbuat dari bulu onta dan ikat pinggang pertobatan. Pakaian pertobatan semacam itu dia kenakan selama empat puluh tahun. Bahkan seorang yang sehat dan kokoh tidak akan tahan mengenakan itu semua kendati hanya selama beberapa hari.
Dia menjalani masa Adven dan masa Puasa dengan hanya makan roti dan air, serta berpantang dari rempah dan bumbu mana pun pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Di samping itu, selama dua puluh delapan tahun dia menanggung segala macam ketidak-nyamanan dengan wajah yang selalu penuh kegembiraan, karena baginya tidak ada hari yang lebih indah, dari pada hari-hari saatTuhan mengunjungi manusia.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Ibuku yang suci, betapa malunya aku, bila aku merenungkan cara hidupmu yang keras itu. Surga telah menganugerahimu dengan berbagai macam berkat dan jiwamu menjadi murni tak bercela. Kendati demikian engkau tidak henti-hentinya menyakiti dan menyalibkan ragamu bagaikan pendosa yang terbesar. Kelelahan karena berjaga malam, tidak tidur, telah membuat tubuhmu tidak mampu lagi untuk bangkit.Kendati demikian engkau tetap bermati raga secara badaniah dengan berpuasa, mengenakan pakaian pertobatan dan ulah tobat yang berat.
Engkau pun memohon kepada Tuhan, supaya Tuhan berkenan mengijin¬kanmu ambil bagian dalam Salib-Nya yang berat itu, tetapi ijinkanlah saya merindukan, agar Tuhan, untuk beberapa saat saja, membuat keajaiban bagiku: yakni membebaskan daku dari penderitaan badaniah yang tak seberapa. Betapa besar tanggung-jawab yang akan kutanggung pada saat kematianku, bila saja saya tidak mampu menghargai hal itu.
Karena itu saya memutuskan, dengan rahmat Tuhan, untuk memikul salib pertobatan dengan penuh ketabahan. Saya mau menguasai kecenderunganku untuk mencari yang mudah-mudah saja dan dengan jalan mati raga memberikan silih pada apa yang telah saya lakukan secara keliru selama hidupku.
Pertobatan menutup pintu neraka dan membuka pintu surga.
Hai neraka, betapa mengerikan engkau! Hai Surga, betapa engkau mempesona!
Ibuku yang suci, hindarkanlah aku dari neraka dan,demi Belaskasihan Tuhan, perolehlah bagiku surga.
Doa
Seperti pada hari pertama.
6.
HARI KE ENAM
Dalam cintanya pada Salib, St. Klara mengajari putri-putri rohaninya untuk bersama dia meratapi Yesus yang tersalib.
Devosi St. Klara terhadap Sengsara Suci
Renungan
Klara mendengarkan suara Tuhan dan menyucikan dirinya pada siraman rahmat-Nya. Demikianlah Tuhan menuntunnya untuk memberikan bimbingan, terutama melalui contohnya.
Demi menyucikan dirinya sendiri, dia mencari kekuatan dalam cintanya kepada Yesus yang tersalib. Dalam hal ini pun dia membimbing khususnya putri-putri rohaninya.
Karena kecintaannya pada Salib, maka dalam saat-saat ekstase rohaninya dia lebih suka tinggal di Golgota.
Didorong oleh cucuran air mata dan berkat kekuatannya yang menguduskan, Klara mendorong putri-putri rohaninya untuk mencari perlindungan dalam luka-luka Yesus. Dalam cintanya pada Salib terletak juga penolakannya atas manusia lama yang berdosa dan dalam matiraganya yang terus menerus diperbarui, dia lambat laun mengubah orang-orang lain menjadi orang-orang yang diperbarui dalam Yesus Kristus.
Sering kali dia juga tinggal di taman Getsemani. Sambil mencari apa yang baginya pahit bagaikan mur, dicampurnyalah – demi untuk mengurangi penderitaan Yesus – air mata kepedihannya sendiri dengan keringat kematian Tuhan Yesus Kristus.
Di ruang pengadilan Pontius Pilatus, tampaklah di depan Klara anggota-anggota tubuh Yesus, kendati tidak bersalah, terkoyak-koyak oleh hantaman cambuk. Kepala yang dimahkotai duri telah menyobek hatinya. Demikian juga segala macam penderitaan-Nya sangat menyakiti hati Klara. Salib menjadi bahan pembicaraannya sehari-hari. Dia mengetahui hal itu dari kitab Wahyu Santo Yohanes sebagai sebuah buku yang dimeteraikan dengan tujuh meterai, yang di dalamnya ada tertulis nama-nama jiwa-jiwa terpilih dan yang ditebus dengan Darah-Nya.
Sebagaimana Paulus di antara orang-orang Korintus hanya mengenal Kristus yang tersalib, demikian pula Salib merupakan pengetahuan Klara yang tertinggi dan satu-satunya. Non enim judicavi me scire aliquid inter nos, nisi Jesum Christum et hunc crucifixum: “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan” (1 Kor 2:2)
Sapaan kepada Ibu Klara:
Air mata manis dari Klara mengajar saya untuk meratapi sengsara Tuhanku Yesus Kristus. Dan pengajaran yang menyelamatkan ini tertera dalam di hatiku, bahwa siapa yang ingin mengambil bagian dalam Kerajaan Surga, harus juga mengambil bagian dalam perjalanann-Nya yang penuh penderitaan menuju ke Kalvari.
Hanya melalui jalan inilah orang dapat merayakan kemenangan atas segala kesulitan hidup. Dan bila orang menyimpang dari jalan ini, akan terjerumus ke dalam jurang.
Mengikuti contohmu, ya Ibu yang suci, saya hanya akan melalui jalan yang penuh dengan mur yang pahit dan bersama denganmu di depan, saya pun akan menemukan bahwa kami pertama-tama harus berubah rupa bersama dengan Yesus di gunung Tabor, bila kamidalam sebuah permenungan yang sungguh-sungguh akan penderitaan Yesus, menyerupakan diri pada-Nya dalam penderitaan-Nya.
Mohonkanlah bagiku pada Yesus yang begitu engkau cintai, supaya Yesus sudi datang tinggal dalam hatiku dan berkat luka-luka-Nya yang kudus, saya dapat menangkal apa pun jua yang akan memisahkanku dari Yesus.
Semoga paku-paku yang telah menembusi tangan dan kaki-Nya, memakukan saya juga pada salib-Nya untuk selamanya, sehingga Sang Penyelamatku yang tersalib itu akan tetap hidup di dalam diriku. Semoga duri-duri, yang telah melukai kepala-Nya itu, juga menancap pada hatiku, supaya hatiku dapat sepenuhnya menyatu dengan Yesus karena sudah meninggalkan setan. Semoga anggur asam yg telah membasahi bibir Yesus, menetesi bahkan kesenangan dan hiburanku yang paling wajar sekalipun.
Ibuku yang baik hati, mohonkanlah bagiku kebahagiaan itu, sehingga saya layak untuk disebut putrimu yang sejati.
Doa
Seperti pada hari pertama.
7.
HARI KE TUJUH
Ketika kota Asisi dikepung oleh tentara-tentara Sarasin dan biara St. Klara terancam oleh orang-orang yang bengis itu, maka, berkat doa-doa dan air matanya, Klara memperoleh anugerah: berhasil mempertahankan biaranya dan membebaskan kota Asisi itu sendiri.
Devosi Kepada Sakramen yang Mahakudus
Renungan
Yesus yang secara nyata dan sesungguhnya hadir dalam Sakramen Yang Mahakudus merupakansumber kehidupan dan kesucian. Dia hadir di sana bagaikan sebuah tungku cinta yang menyala-nyala. Dari sanalah semua orang kudus Gereja Tuhan telah menimba nyala dan kehangatan cinta mereka.
Dalam kebajikan-Nya yang dalamnya tak terduga itu, Yesus adalah sekolah kehidupan bagi semua orang kudus. Dia adalah kebahagiaan mereka yang tertinggi dan tak terbagikan. Mereka telah Dia penuhi dengan rasa muak terhadap kenikmatan duniawi yang penuh dosa. Dia adalah keselamatan mereka dalam perjuangan mereka melawan kekuatan-kekuatan neraka. Dia sepenuhnya memiliki segala sesuatu yang dapat dimohon dan diterima oleh semua orang kudus itu.
Sejak saat masa mudanya Klara telah diresapi dengan devosi yang besar pada Sakramen yang Mahakudus. Sudah sebagai anak-anak dia merasa diri tertarik pada Yesus dan dengan bertambahnya tahun-tahun umurnya, semakin besarlah kebahagiaan yang dialaminya bila berada bersama dengan Yesus.
Begitu dia tinggal di San Damiano, maka gereja biara itu pun menjadi tempat kediamannya yang paling indah. Selama berjam-jam, sampai jauh malam, berlututlah dia di depan tabernakel, untuk menunjukkan cintanya kepada-Nya yang hadir dalam rupa Sakramen.
Kendati dia sendiri miskin, namun Yesus dalam gereja-Nya tidak boleh kekuarangan sesuatu pun. Bahkan pada tempattidur semasa sakitnya pun dia tetap memintal, menjahit dan membordir untuk Yesus.
Maka, ketika kota Asisi dikepung oleh orang-orang Sarasin, demikian juga biara Klara terancam oleh mereka itu, bergegaslah dia bersama dengan para putrinya ke gereja untuk mohon pertolongan pada Raja segala raja.
Dan ketika dia mendengar dari Tabernakel kata-kata “Aku akan menolongmu”, maka dibukanyalah tabernakel itu dengan penyerahan diri yang tinggi, diambilnya Sibori Kudus dalam tangannya dan diulurkannya tangan yang memegang Sibori itu untuk mengusir orang-orang Sarasin itu. Dan Yesus pun berbuat sesuatu baginya, karena seketika itu juga orang-orang yang ganas itu merosot tanpa daya dari tembok kota yang sedang mereka panjat.
Perayaan Misa Kudus juga setiap hari memberikan suatu semangat yang baru. Beberapa kali dia diperkenankan menyaksikan Yesus dalam Hosti Kudus.
Dalam kesadaran akan kedinaan dan ketidak-layakannya, dia pun berkeberatan menerima Raja Besar itu dalam hatinya, tetapi bukankah Raja itu adalah Pengantin Prianya.
Karena itu pun Klara meraih-Nya dengan cintanya yang menyala-nyala, yang nampak dalam sinar matanya, dalam pancaran rohani seluruh keberadaannya. Sedemikian dalam dan kuatnya kerendahan hati dan cintanya akan devosi pada Sakramen Mahakudus, sehingga seluruh hidupnya, sepenuhnya berada di antara para Kudus Tuhan.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Ibu yang kudus, betapa saya harus malu, bila saya menyadari persiapanku untuk menyambut Sakramen Yang Mahakudus. Kendati saya tidak usah terpana sampai meneteskan air mata seperti engkau, namun saya haruslah merindukan Yesus dengan cinta dan kegembiraan kudus. Kendati demikian, betapa hatiku, yang dijadikan tempat tinggal oleh Yesus, sering kali dingin dan bebal.
Tetapi, mengapa dalam diriku hanya menyala begitu sedikit cinta kasih yang telah menyerap engkau itu. Dalam diriku tidak terdapat kerendahan hati yang nyata. Saya begitu sedikit memikirkan kekurangan rohani saya, ketidak-sempurnaan hidupku, yang karenanya saya tidak pantas menerima Dia, yang begitu kudus tanpa batas.
Betapa terdapat pertentangan antara Yesus dan diriku: sejauh dalam Tubuh-Nya terdapat luka-luka-Nya yang mulia, sedangkan saya selalu enggan dan takut menyalibkan kodrat tubuhku yang penuh dosa.
Padahal Yesus bahkan telah menghadirkan diri dalam Sakramen yang Mahakudus sebagai peringatan akan sengsara dan kematian-Nya. Sedangkan saya begitu sedikit menyadari adanya cinta kasih yang telah menyerahkan sengsara dan kematian-Nya itu. Yang lebih menjadikan saya malu ialah: di mana Yesus masih melangkah lebih jauh dengan mentakhtakan diri dalam Sakramen yang Mahakudus karena cinta-Nya dan Dia pun terus mencintaiku sampai akhir, cintaku pada-Nya masih tetap tidak sempurna, sama sekali tidak sepenuh hati, begitu sedikitnya saya ikut prihatin terhadap penolakan yang Dia alami pada begitu banyak orang.
Ibu yang suci, bila dalam hal itu saya sudah tidak pantas menamakan diri sebagai putri rohanimu, betapa kurang pantasnya lagi aku menerima Yesus dalam hatiku. Hanya kerinduan-Nya yang begitu nyata saja yang dapat memenangkan saya mengatasi ketakutan itu. Karena Dia datang kepadaku bukan karena saya ini suci, melainkan karena Dia mau membuat saya menjadi suci. Karena itu saya sampai pada keputusan yang serius untuk setiap hari semakin lebih menghargai rahmat yang besar ini. Di dalamnya saya akan meresapi bahwa makanan para malaikat itu harus memperdalam dan memperteguh hidupku dan terlebih lagi harus memperbanyak cinta kasihku.
Sebagai ibu rohaniku, engkau telah memimpinku dalam hal ini. Dengan semangat keibuan akan mendukung saya supaya bersamamu saya boleh sempat mengagungkan cinta kasih Yesus yang terungkap sepenuh-penuhnya.
Doa
Seperti pada hari pertama.
8.
HARI KE DELAPAN
Hamba Allah, bentara cinta, Serafin dari Asisi (Fransiskus) telah mendorong Klara untuk mencintai Tuhan, yang karena cinta-Nya kepada manusia Dia sendiri telah menjadi manusia.
Cinta Kasih St. Klara
Renungan
Cinta mengidentifikasikan diri dengan apa yang dicintainya. Bila cinta itu mengarah pada yang di bawahnya, maka dia pun menjadi satu dengan orang-orang berdosa; bila cinta itu mencari yang berada di atasnya, maka dia menjadi satu dengan Tuhan. Karena itu berbahagialah jiwa, yang dengan mengikuti jejak Ibunya yang suci, telah mempersembahkan jiwanya seutuhnya kepada Tuhan.
Tatapan Tuhan di surga bertujuan cinta kasih. Tidak adanya hal itu mengakibatkan kebencian kekal di neraka. Sekilas saja pancaran sinar Kemuliaan, di mana nampak Kesucian Tuhan, akan membangkitkan cinta di neraka, sedemikian besar sehingga neraka akan berubah menjadi surga. Betapa membangun dan penuh pengajaran, bila orang merenungkan cinta kasih Klara dalam hidupnya.
Perjuangannya demi kesempurnaan sama sekali tidak menutup kebajikan mana pun. Sebaliknya, saling keterikatan dan jiwa keduanya, itulah cinta baginya.
Seluruh hidupnya nampak dihayati dalam pertobatan, namun apa yang mendorongnya ke arah itu, adalah cinta, sebagaimana cinta itu telah menguasai segenap tindak perbuatannya. Karena itulah seluruhnya patut mendapatkan martabat yang begitu tinggi.
Orang merasakan cinta itu bila dia mendengarkan Sabda Tuhan, dan dalam kerinduannya untuk menjadi martir. Bila dia berbicara perihal Tuhan, atau bila mendengar saja orang lain berbicara tentang Tuhan, maka hati Klara terpukau dan sering kali lalu berubah menjadi ekstase.
Dalam membimbing putri-putri rohaninya, usahanya sama sekali diarahkan untuk menjiwai mereka dengan cinta murni kepada Tuhan. Namun cinta semacam itu haruslah didahului dengan memutuskan diri dari cinta diri dan pamrih diri.
Hal itu menuntut pelepasan diri dari segala ciptaan, menjauhkan diri dari apa saja yang mempersulit pelepasan diri ini. Jadi hal itu tidaklah mungkin tanpa matiraga rohani dan jasmani, tanpa menekan kodrat-kodrat kita yang rendah.
Kita harus meninggalkan baik diri kita sendiri maupun apa yang ada di luar kita demi untuk belajar dari Yesus: pertama-tama kita harus sepenuhnya menemukan Yesus dan Yesus datang untuk hidup di dalam diri kita dan kita boleh hidup di dalam Yesus. “Qui manet in caritate, in Deo manet et Deus in eo” = Barang siapa tinggal dalam kasih, dia tinggal dalam Tuhan dan Tuhan dalam dia.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Kendati saya tidak layak mencintai sebagaimana engkau mencintai, namun saya mohon kepadamu, supaya berkat perantaraanmu, juga dalam hatiku dapat menyala sesuatu dari cinta yang lembut, teguh dan mulia, yang telah menjiwaimu demi hormat dan kemuliaan Tuhan. Satu percikan saja dari cintamu itu sudahlah cukup untuk memurnikan hatiku dari kedosaanku, dapat bertahan diri dalam perjuangan yang berkobar-kobar melawan setan dan untuk dapat mempersembahkan hidupku demi kemuliaan Tuhan.
Permohonanku kepadamu,ialah supaya cintaku ini dapat berkembang, terutama supaya dapat menjawab cinta Tuhan dalam memanggilku untuk menghayati hidup membiara. Sama sekali tidak patutlah saya sampai kehilangan Tuhan. Dia memanggilku supaya rahmat-rahmat-Nya yang istimewa itu dapat dipermuliakan dalam diriku dengan jalan membuat diriku sebesar mungkin serupa dengan-Nya.
Karena ada kemiripan dengan Tuhan, maka saya pun mengambil keputusan untuk menaati peraturan-peraturan hidup membiara, di mana diuraikan keempat kaulku. Selanjutnya peraturan itu memuat kewajiban-kewajiban yang telah saya terima bersama dengan profesiku pada Ordo dan pada sesama suster. Akhirnya dari diriku dimintanya untuk hidup bersma dengan mereka, yang selama hidupnya tidak memperoleh keistimewaan itu dan bahkan tersesat sama sekali dari Tuhan.
Keserupaan dengan Tuhan ini juga dimungkinkan bagiku terjadi setiap hari. Pertama-tama dengan merayakan Ekaristi dan menyambut Komuni Kudus. Saya menemukan bayanan keserupaan itu juga dalam suara-suara teguran dari atasan, dalam contoh dukungan dari para sesama suster.
Setiap meditasi, setiap pelajaran rohani, setiap retret mengingatkan saya pada hal itu. Akhirnya saya memiliki Sakramen Pengakuan Dosa untuk memurnikan diriku dari segala kekuranganku.
Karena itu, betapa bagiku, dalam keadaanku sekarang ini, perjuangan untuk menyerupakan diri dengan Tuhan menjadi dipermudah, tetapi dengan bertambahnya tahun kehidupan religiusku muncullah pertanyaan padaku, yang harus diberikan jawaban pada waktu pengadilan Tuhan: saya menjawab dengan menunjukkan bahwa Tuhan telah memilih aku ke dalam Ordo Santa Klara. Bila dalam hal ini saya dapat menjawab hanya dengan keragu-raguan dan ketidak-pastian, hal itu terjadi, sayangnya, karena cintaku masih begitu tidak sempurna.
Karena itu, ya Ibu yang suci, doakanlah saya, perolehlah bagiku, supaya saya boleh belajar mencintai Yesus, sebagaimana engkau telah mencintai-Nya.
Doa
Seperti pada hari pertama.
9.
HARI KE SEMBILAN
Klara telah menyalibkan dirinya pada salib Yesus. Karena itu dia boleh meninggal dunia sambil mendekap salib supaya dapat ambil bagian dalam iring-iringan para perawan dari Anak Domba dalam kemuliaan-Nya.
Kematian St. Klara
Renungan
Betapa kita salah mengenal saudara maut, bila kita menggambarkannya sebagai sesuatu yang menakutkan. Kematian tidaklah bengis. Dia itu baik dan manis, karena dia menutup kehidupan duniawi kita dan menyingkapkan kehidupan kekal sebagai ganjaran yang besarnya melampaui batas, yang telah dipersiapkan oleh Tuhan bagi para hamba-Nya.
Dalam hal ini Klara mengabdikan hidupnya selama 42 tahun dengan disertai penyerahan diri yang kudus pada Tuhan untuk menyambut saat kematiannya.
Sewaktu ikatan duniawi dari tubuhnya mulai terurai, dia mendorong perpisahan itu berjalan sepenuhnya dalam pengharapan memperleh kebahagiaan yang telah dipersiapkan baginya oleh Sang Pengantin Ilahinya. Tuhan, demikian dia berusaha untuk menyemangati dirinyasendiri, Tuhan, yang telah mencipatakan, membimbing dan menguduskan engkau, akan membimbing engkau juga sampai pada akhir jalan hidupmu.
Si anak terutama merasa aman dalam pelukan tangan ibunya. Karena itu dalam saat kematiannya, nampaklah kepadanya Sang Ibu Tuhan, sebagai Ratu para perawan dan Dia pun dengan pelukannya yang lembut membawa jiwa Klara ke tempat penghunian orang-orang yang terberkati.
Demikianlah orang-orang benar milik Tuhan meninggal dunia dan kematian itu bagi mereka merupakan suatu keuntungan: kehidupan duniawinya meluluhkan diri dalam kehidupan kekal yang penuh kebahagiaan. Tentulah Tuhan memberikan rahmat yang cukup pada saat kematian setiap orang yang berdosa, tetapi cinta ini tidaklah mengecualikan cinta utamanya bagi orang-orang benar: bagi-Nya mereka itu kaya dan mahal dan karena itu Dia mengutus para kudus dan para malaikat-Nya untuk menyambut jiwa orang benar dan mengantarnya ke surga, di mana dia boleh untuk selamanya berdiam di pangkuan Abraham.
Demikianlah yang terjadi pada Klara, ketika dia meninggal sebagai orang yang benar. Mereka yang mengikuti Klara dalam jalan kebenarannya, akan boleh juga mengikutinya di Surga.
Sapaan kepada Ibu Klara:
Bila saya merenungkan perpindahan yang penuh berkat dari tempat pembuangan ini ke Rumah Tuhan, Sang Bapa, maka hatiku pun penuh dengan kebahagiaan perihal perubahan sosok yang mengagumkan, yang telah terjadi padamu. Pakaian yang lusuh yang telah harus melindungi tubuhmu yang kurus terhadap udara dingin dan beku, menjadi dimuliakan dan berubah menjadi mantol murni bercahaya dari orang-orang benar.
Kerendahan hatimu telah mengangkatmu sampai pada Surga yang tinggi, di mana engkau, berkat kemiskinan dan tirakatmu, boleh ambil bagian dalam kerajaan Allah. Berkat keperawananmu yang murni, engkau pun boleh mengikuti Sang Anak Domba dari dekat, dalam pakaian putihmu dan ranting palma, yang telah bertunas pada duri-duri matiragamu.
Bersama dengan Yesus engkau telah meminum pialah penderitaan dan dengan jalan itu engkau telah mempersiapkan tempat dalam Kerajaan-Nya. Yesus berada dalam Sakramen Yang Mahakudus, Roti yang hidup, yang telah turun dari Surga. Karena itu selanjutnya engkau boleh hidup untuk selamanya, supaya dengan cinta serafinmu, engkau dapat mengulang-ulang kidung para Serafin: Kudus, kudus, kudus Tuhan segala kuasa.
Bila saya merenungkan kemuliaanmu seperti ini, saya pun menyadari, bahwa kemuliaan tersebut merupakan mahkota bagi hati keibuanmu, bahwa putri-putrimu yang telah engkau terima dan lahirkan secara rohani, boleh ambil bagian dalam kemuliaanmu itu. Juga di surga, seorang anak tidaklah dipisahkan dari ibunya.
Karena itu saya mau hidup dan mati sebagai anakmu dengan berpegangan pada Anggaran Dasar yang telah engkau tinggalkan bagiku dan yang menyerap rohmu secara sepenuhnya. Saya pun memperbarui kesetiaanku pada hal-hal yang berkat jasamu telah saya profesikan dalam keempat kaul, sehinggaengkau dapat secara sempurna tetap hidup dalam diriku sampai pada saat kematianku.
Namun, dalam kelemahanku, tidak dapatlah saya melepaskan diri dari pengantaraan-keibuanmu. Perolehlah bagiku rahmat yang diperlukan untuk menjadikan jalan hidupmu semakin lebih murni terukir dalam hidupku, sehingga dapat semakin menjadi mirip denganmu, karena engkau boleh dimuliakan dalam diriku, sebagaimana Tuhan telah dimuliakan dalam dirimu.
Saya mohon hal ini kepadamu tidak hanya untuk diriku sendiri, tetapi bagi semua sesama susterku, karena mereka semua telah dipersatukan dalam Tuhan bersama dengan engkau. Semoga juga merupakan buah hasil yang utama dari novena ini.
Karena itu kami mau hidup dan mati sebagaimana engkau, dengan luka Yesus dalam jiwa kami dan di dalam pelukan tangan Ibu Yang Berduka-cita.
Doa
Seperti pada hari pertama.
========
Tidak ada komentar:
Posting Komentar