HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 21 November 2017
Peringatan Wajib SP. Maria Dipersembahkan kepada Allah
(2Mak 6:18-31)
(Mzm 4:2-3.4-5.6- 7)
Lukas (19:1-10)
"Vidi - Aku melihat!"
Inilah sebuah kekhasan dari kisah populer di kota Yerikho tentang seorang kepala pemungut cukai yang kaya dan berbadan pendek bernama Zakeus, dimana Yesus melihat Zakeus dan Zakeus melihat Yesus yang kemudian berkata: "Zakheus, segeralah turun.Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu."
Perhatikanlah kata “melihat” terulang sampai 4x dalam kisah ini.
1.“Zakeus berusaha untuk MELIHAT orang apakah Yesus itu”
2.“Zakeus memanjat pohon ara untuk MELIHAT Yesus"
3.“Yesus MELIHAT”
4.“Semua orang yang MELIHAT hal itu bersungut-sungut"
Adapun dua kata “MELIHAT” pertama, menggambarkan pergolakan dan pergulatan batiniah seseorang yang dianggap pendosa oleh seluruh masyarakat.
Disinilah tampak adanya proses perkembangan iman Zakeus: Dari keingintahuan yang mulanya bersifat dangkal berubah menjadi suatu tindakan nyata yg dalam, yakni perjuangan yang mengalahkan keterbatasan diri (berlari lebih cepat supaya bisa di “depan” dan badannya yang pendek yang menjadi penghalang, diatasi dengan naik pohon ara).
Ya, seolah Zakeus berteriak dari kedalaman hatinya yang rapuh: "Yesus lihatlah diriku"
Kedua usaha keras luar biasa inilah yang “dilihat” oleh Yesus. Yesus tidak “MELIHAT” Zakeus sebagai pendosa (seperti orang banyak “MELIHAT”), tetapi Yesus "MELIHAT" seorang pendosa yang berusaha untuk bertobat dan mencari keselamatan.
Yesus "MELIHAT" dengan cara yang berbeda dari semua orang. Yesus "MELIHAT" hati yang hancur dan menghargai setiap usaha manusia yang mau MELIHAT Dia. Sudahkah kita memiliki cara pandang, "MELIHAT" orang lain seperti cara pandang Tuhan yang "MELIHAT", bukan melulu menghakimi tapi memahami, bukan menyakiti tapi memberkati.
Ya, inilah cara "MELIHAT" yang Tuhan ajarkan, yang penuh sikap mengasihi melayani dan mengampuni bagi orang seperti Zakeus, yang "ZAkatkan harta, KEnali Tuhan, USahakan tobat"
"Cari bahan di Cipaganti - Lihatlah Tuhan dengan rendah hati"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Panca” sila sang Zakheus
Sewaktu saya masih berseragam merah putih, setiap senin selalu ada pembacaan Pancasila sebagai dasar negara, dalam setiap upacara bendera. Dan, jika bangsa Indonesia punya Pancasila sebagai dasar negara, ternyata begitu jugalah yang dimiliki Zakeus, tokoh historis kita dari kota tua Yerikho. (Lukas 19:1-10).
Zakheus sendiri adalah kepala pemungut cukai pada zamannya dan sangat kaya raya. Kalau dianalogikan dengan zaman sekarang ini, mungkin ia seorang Dirjen Pajak, yang memiliki uang yang banyak, rumah yang megah, mobil yang mewah, keluarga yang tercukupi, dan segala macam yang kita inginkan dalam hidupnya. Tetapi nampaknya ia ‘jablai’, (baca: kesepian) kata orang muda sekarang.
Dkl: Sekalipun Zakheus adalah orang yang kaya, sebenarnya dia tidak hidup dengan tenang. Orang Latin bilang, admiranda sed non amanda, dikagumi - karena kaya, tapi tidak dicintai). Ia kaya tapi tidak bahagia. Kenapa? Karena banyak orang yang membenci dia.
Sebagai orang Yahudi, ia sudah ditolak. Ia memeras bangsanya sendiri. Coba saja pikir, berapa kali orang-orang berpikir untuk memukul dia, membinasakan dia atau merajam dia dengan batu karena dosa-dosanya. Apalagi hukum Yahudi adalah hukum yang keras. Ia bisa saja dirajam batu sampai mati.
Jelasnya, bagi banyak orang Yahudi, ia adalah seorang pembelot. Ia adalah duri dalam daging bagi bangsanya sendiri. Lewat profesinya inilah, dia memeras bangsanya sendiri dan mengembalikannya pada Kerajaan Roma. Pada saat itu memang Kerajaan Romawi merupakan kerajaan yang sangat besar dan daerah jajahannya berada di mana-mana. Salah satunya adalah tanah Yahudi, dan kota Yerikho ini adalah kota transit pada zaman itu.
Sebagai manusia, wajar bukan jika Zakheus, si pemungut pajak ini juga masih memiliki hati nurani (Pajak sendiri jika saya artikan adalah, “Perintah Allah Janganlah Anda Kacaukan”).
Ia capek, Ia letih memiliki hidup yang seperti ini. Sampai suatu saat, ia disapa secara pribadi oleh Yesus karena ia sungguh memiliki lima sila dalam hatinya, yakni:
Sila pertama, berusaha. Lihatlah Lukas 19:3 dan 19:4, “Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek, maka berlarilah ia mendahului orang banyak”. Jelaslah, malang bagi Zakheus, ia memiliki postur yang cukup pendek di antara orang-orang Yahudi pada umumnya. Ia berusaha menjinjitkan telapak kakinya, namun Ia tidak dapat melihat Yesus. Ia bahkan berusaha berdiri hanya menumpu ke jari-jari kakinya, Ia masih tidak dapat melihat Yesus. Ia bahkan melompat-lompat kecil, dan tetap saja postur orang-orang di depannya masih terlalu besar buat dia, lagi pula orang banyak itu terlalu besar jumlahnya.Zakheus pun berlari agak ke depan sedikit dan mendahului orang banyak. Dkl: Zakeus mengajak kita untuk berusaha.
Dan, ingatlah baik-baik, hampir setiap mukjijat Yesus terjadi ketika manusia berusaha. Dalam injil Yohanes 2:1-11, kisah perkawinan di desa Kana, mukjijat terjadi ketika Bunda Maria berusaha meminta kepada Yesus . Dalam injil Markus 10: 46-52, kisah tentang Bartimeus, pengemis yang buta dan miskin di pinggiran jalan, mukjijat terjadi ketika ia mau berusaha keras untuk memanggil Yesus.
Sila kedua, bersadar diri, karena Zakeus sadar diri bahwa badannya pendek, maka “…memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. (Luk 19:4). Ia mengajak kita sadar diri akan kelemahan kita masing-masing bukan?
Sila ketiga, ber-rendah hati, Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." (19:5). Dan, dijelaskan dalam Injil tersebut bahwa, “tampaklah Zakheus segera “turun” (19:6). Apakah kita juga mau rendah hati (baca: turun) dari “pohon-pohon dosa kita?
Sila keempat, bersukacita. Buktinya, Zakheus menerima Yesus dengan sukacita, bukan? Terlebih saat Yesus menyebut namanya dan bahkan mau menumpang di rumahnya. “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sangat bersuka cita.”
Sila kelima, berpeduli. Saat itu juga di rumah Zakheus, Ia mendengar bisikan-bisikan tetangga. Mereka kesal sekali karena Yesus lebih memilih tinggal di rumah orang berdosa, seperti Zakheus. Tapi, persis ketika semua orang lain bersungut-sungut karena iri pada Zakheus, ia berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.".
Kalau begitu, sudahkah hati kita juga memiliki “Pancasila” seperti Zakheus ini?
“Cari galah di atas dahan-Bertobatlah dan ikuti Tuhan.”
B.
Kutipan Teks Misa:
Allah Putra …. telah lahir sempurna dari Maria yang suci dan tetap Perawan oleh Roh Kudus…. (St. Epifanus, 374)
Antifon Pembuka
Diberkatilah engkau, Santa Perawan Maria, oleh Allah yang Mahatinggi melebihi semua wanita. Namamu diharumkan oleh Tuhan dan dimasyhurkan orang senantiasa.
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber segala rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipenuhi dengan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Kesaksian seorang ahli Taurat terkemuka, Eleazar pantas diteladani. Ia tidak mau hidup dalam kemunafikan dan kebohongan. Ia ingin mati secara terhormat daripada melanggar hukum Tuhan.
Bacaan dari Kitab Kedua Makabe (2Mak 6:18-31)
"Aku meninggalkan teladan baik, bila aku dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci."
Ada seorang ahli Taurat terkemuka, bernama Eleazar. Ia sudah lanjut usia dan sangat terhormat. Ia dipaksa membuka mulutnya untuk makan daging babi. Tetapi ia lebih mengutamakan mati secara terhormat daripada hidup ternista. Maka ia memuntahkan daging yang haram itu dan dengan rela hati menuju ke tempat deraan. Memang demikianlah seharusnya tindakan orang yang berani menolak apa yang tidak halal untuk dikecap kendati secara naluriah ia mencintai hidupnya. Tetapi para pengurus perjamuan kurban yang tak halal itu telah lama kenal baik dengan Eleazar. Karena itu mereka menyendirikan Eleazar, lalu menyuruh dia mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat ia sediakan sendiri. Lalu dari daging itu cukuplah kalau ia pura-pura makan apa yang dititahkan raja. Dengan demikian nyawanya akan diselamatkan, dan ia akan diperlakukan dengan baik demi persahabatan yang lama. Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya dan bagi ubannya yang jernih dan amat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya, dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas ia minta, supaya segera dikkirim ke dunia orang mati saja. Kata Eleazar, “Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, jangan-jangan banyak pemuda kusesatkan oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing. Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini. Selain itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku. Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam pihak manusia, tetapi tak mungkin aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati. Dari sebab itu dengan berpulang secara jantan aku mau menyatakan diri layak bagi usiaku. Dengan demikian aku pun meninggalkan teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela mati demi hukum Taurat yang mulia dan suci ini.” Setelah berkata demikian, Eleazar langsung menuju tempat deraan. Adapun orang-orang yang beberapa saat sebelumnya bersikap baik terhadapnya, sekarang memusuhi dia karena menurut mereka Eleazar tadi berbicara seperti orang gila. Sesudah didera sampai hampir mati, Eleazar mangaduh, katanya, “Bagi Tuhan yang memiliki pengetahuan kudus, ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung derita hebat dalam tubuhku akibat deraan ini. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan senang hati karena aku takut akan Tuhan.” Demikian Eleazar berpulang dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya bagi kaum muda, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang menopang aku.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.6- 7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, "Baginya tidak ada pertolongan dari Allah."
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri, dan tertidur; dan kemudian bangun lagi sebab Tuhan menopangku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Yoh 4:10b)
Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.
Zakheus tampil sebagai orang jujur. Jabatannya tidak menghalangi dia untuk menerima Yesus dan mengakui segala dosanya. Kasih Yesus telah mengubah hidupnya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)
"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini aku mau menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena oran ini pun anak Abaham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Luk 1:49)
Besarlah perbuatan Yang Mahakuasa bagiku, dan kuduslah nama-Nya.
Doa Malam
Ya Tuhan, berkatilah istirahatku malam ini, agar aku dapat melaksanakan rasa lelahku dan menimba kekuatan baru untuk aktivitas besok. Terima kasih, ya Tuhan, untuk semua yang telah kuterima hari ini. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar