Ads 468x60px

03 Desember 2017



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
03 Desember 2017
Pesta St. Fransiskus Xaverius,
Imam dan Pelindung Karya Misi
“Ite - Pergilah!"
Inilah salah satu ajakan Yesus pada pesta St. "FX", yang dalam bahasa St.Ignatius Loyola adalah: "Ite inflammate omnia- Pergilah kobarkan api bagi dunia."
Adapun perutusan ini mengandung 3 ajakan iman, antara lain:
1.Pergilah ke seluruh dunia - “Poreuthentes eis ton kosmon”.
Ia menegaskan bahwa Injil itu tidak tertutup/esklusif tapi terbuka, bersifat universal dan global. Keselamatan itu tidak dibatasi tapi melewati batas-batas geografis-sosiologis dan psikologis.
2.Pergilah kepada semua makhluk-“Apanta keruksate to euangelion pase te ktisei!”
Dalam Mat 28:19, dikatakan bahwa Kristus memerintahkan kepada kita untuk menjadikan semua makhluk, dalam hal ini segala bangsa/"panta ethne" (negro, indian, asia, eropa dll) menjadi sasaran berita Injil.
Jelasnya, kabar keselamatan itu seluas keselamatan itu sendiri, terbuka tidak hanya pada sesama yang sama tapi juga sesama yang tidak sama, yang beda agama dan budaya, bahkan juga terbuka terhadap semesta dengan segala flora fauna.
Disini, juga ada kata perintah "keruksate (memproklamasikan/memberitakan). Inilah sebuah kata yang bernada kemenangan, karenanya Kristus-lah yang sebenarnya menjadi inti pusat dari berita Injil, berpindah dari pola lama "egosentris" ke pola baru "kristussentris."
3.Pergilah dengan membawa tanda-tanda.
"Semeion" (tanda/cap) menjadi bukti bahwa berita Injil itu benar, bahwa Allah pasti mengaruniakan "tanda" kepada orang percaya yang mau memberitakan Injil. Tanda-tanda ini tidak akan bekerja jika tidak ada pemberitaan Injil karena ketika Injil terlebih dahulu diberitakan maka tanda-tanda ini mengikutinya: "memegang ular/tahan terhadap racun".
Inilah beberapa janji yang diberikanNya kepada kita yang menghadapi bahaya ketika melayani Kristus dan menyebarkan injil Kristus. Inilah sebuah berkat yang diberikanNya kepada kita yang siap menjadi rekan sekerjaNya.
"Abdulllah menanam Kaktus - Pergilah kamu semua diutus!"
====
Madah Ibadat Bacaan, Pagi, Siang,
PEKAN ADVEN I
PESTA St. FRANSISKUS XAVERIUS, IMAM
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
MADAH IBADAT BACAAN
Santo Fransiskus yang dipilih Tuhan
Engkau diutus menyebarkan iman
Tak kunjung putus giat mewartakan
Yesus penebus
Dengan semangat yang tak terpadamkan
Engkau berangkat untuk menunaikan
Tugas yang berat penuh pengurbanan
Sepanjang hayat
Ribuan umat di tanah India
Dan banyak rakyat Asia Tenggara
Rela bertobat dan teguh percaya
Sehingga selamat
Bimbinglah kami dalam menghayati
Iman sejati kurnia ilahi
Untuk berbakti dan sungguh mengabdi
Tritunggal suci
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Mari kita mengenangkan
Pelayanan hamba Tuhan
Memuji Santo Fransiskus
Sebagai bentara Kristus
Ia rela meninggalkan
Saudara dan handai taulan
Dengan ikhlas mengurbankan
Pangkat serta kedudukan
Dengan semangat bernyala
Menjelajahi Asia
Ia giat mewartakan
Kabar rahmat keselamatan
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada hamba yang setya
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Kita bersama memuji
Tuhan Allah maha suci
Yang mengurniakan rahmat
Kepada seluruh umat
Kita menyatakan hormat
Pada Tuhan penyelamat
Sambil sujud mohon berkat
Agar tabah lagi kuat
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BACAAN SINGKAT
(1 Kor 15,1-2a.3-4)
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu akan injil yang kuwartakan kepadamu, yang telah kamu terima.
Injil itu meneguhkan dan menyelamatkan kamu.
Injil yang kusampaikan kepadamu itu telah kuterima sendiri. Intisarinya ialah, bahwa Kristus telah mati karna dosa kita, sesuai dengan kitab suci.
Ia dimakamkan, dan Ia dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan kitab suci.
DOA
Allah, penyelamat sekalian manusia, pelbagai bangsa Kaujadikan milikMu berkat pewartaan St. Fransiskus Xaverius. Semoga semangat kerasulannya berkobar dalam hati semua orang beriman.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami,
Amin.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Ite inflammate omnia - Pergilah kobarkan api bagi dunia."
Inilah kalimat St. Ignatius ketika mengutus St. "FX" (Fransiskus Xaverius) ke tanah misi.
St. "FX", 1506-1552 sendiri adalah salah satu teman awal Ignatius Loyola sebagai founding father jesuit, yang menghabiskan masa hidupnya sebagai misionaris di India, Indonesia, Malaya dan Jepang.
Nah, bersama dengan pesta St "FX" hari ini, sy kenangkan juga dua buah doa dasar yang dibuat oleh St."FX" dan sy tuliskan juga di buku "FX-Sketsa Walikota Surakarta":
"Ya Tuhan,
Ajarilah kami melayani Engkau karena Engkau pantas dilayani.
Ajarilah kami memberi tanpa menghitung pengorbanan.
Berjuang tanpa ingat akan luka-luka.
Bekerja tanpa mencari istirahat.
Berusaha tanpa minta ganjaran apa pun.
Kecuali dapat mengetahui bahwa kami telah melakukan kehendakMu melalui Kristus Tuhan kami."
"Ya Allahku, aku cinta padaMu melampaui segala sesuatu.
Dan aku dengan seutuh jiwa membenci dosa-dosa karena dengan dosa, Engkau telah kuhina, karena Engkau memang tidak berkenan ada dosa di hadirat Dikau yang mahabaik dan pantas dicinta.
Aku akui, aku harus mencintai Engkau dengan cinta yang melampaui segala dan aku harus mencoba membuktikan cintaku padaMu.
Aku terima Engkau di hati dan pikiranku, sebagai yang jauh tak terhingga lebih besar daripada segala yang ada di dunia, tak peduli betapapun bernilai dan indahnya.
Oleh karenanya, dengan tekad bulat aku berketetapan,
Tak pernah aku akan setuju Engkau terhina, atau melakukan sesuatu yang tak berkenan di hatiMu yang baik dan berkuasa, ataupun menempatkan diri dalam bahaya akan jatuh dari rahmatMu yang suci.
Sekuat daya yang ada padaku, aku bertekad untuk tetap dalam rahmat sampai hembusan nafas terakhir pada saat aku mati. Amin."
B.
"Verbum est Evangelicum - Kata mjd kabar baik".
Itulah smangat Fransiskus Xaverius (FX), seorang bangsawan Spanyol yg mjd "founding fathers Jesuit brsama Ignatius Loyola/Inigo. Slama ± 12 th (1540-1552), FX menjelajah India-Indonesia, Jepang+Cina utk wartakan Injil. Ia meninggal di Shangchuan Cina+diangkat sbg "pelindung misi/pewartaan injil".
Kata 'Injil' berasal dr bhs Yunani ευαγγέλιον (euangelion), berarti "kabar baik".
Adapun 3 ciri kabar baik, al:
1."KAsih":
Motto Jesuit yg ikut dirintis brsama 6 sahabatnya "Ad Maiorem Dei Gloriam-smua demi bsarnya kmuliaan Tuhan". Ia tinggalkan smua demi kasihnya pd Tuhan+pd kselamatan jiwa agar nama Tuhan smakin dimuliakan. Dlm bhs motto para imam Xaverian yg sy tulis dlm buku "XXI" (Kanisius), "CARITAS Christi Urget Nos-KASIH Kristus yg mndorong kami".
2."saBAR":
Ia blajar bahasa+budaya org/suku stempat dr India, Jepang, Malaka, Amboina+pulau lain trmasuk Ternate+Moro. Ia jg hrs kluar msk hutan, menunggu kapal+mengarungi samudera. Ia jg mengajar byk doa+aneka tradisi Katolik. Adapun slh satu semboyan yg diingatnya, "Ite inflammate omnia-Go set the world alight-pergi+kobarkan api Tuhan ke sluruh dunia." Ini smua membutuhkan ksabaran yg luar biasa bukan? Sabar trhdp diri sndiri, trhdp sesama+yg pasti sabar trhdp rencana Tuhan.
3."BAhagia Ikut Kristus":
Kata Inigo, FX punya otak yg cemerlang, trlebih latar blakangnya sbg bangsawan+mahasiswa yg brilian di Univ Sorbonne Paris. Tp kepandaian-kebangsawanan+kekayaannya diserahkan hanya pd Tuhan, krn ia bahagia ikut Kristus. Semboyannya: "Apa gunanya org memproleh sluruh dunia tp khilangan jiwanya?" Bagi FX, Tuhan saja cukup u/nya, "In omnibus Christus/Kristus di dlm sgala-galanya" (Kol 3:11)......
"Ke Brastagi cari ikan dan teman-pergi+wartakanlah iman."
C.
St. Fransiskus Xaverius, Misionaris Asia.
PELINDUNG KARYA MISI
Kemarin, 3 Desember Gereja Katolik merayakan pesta orang kudus ini. Ada baiknya mengingat kembali riwayatnya.
Francesco de Yassu Javier lahir di istana Xavier di Navarra, bagian utara Spanyol pada tanggal 7 April 1506. Orangtuanya bangsawan kaya raya. Pendidikan dasarnya berlangsung di Navarra dan kemudian dilanjutkan di Universitas Paris pada usia 19 tahun. Di Paris ia selalu bergaul dengan orang-orang terpelajar dan terkemuka.
Salah seorang teman pergaulan dan sahabatnya ialah Ignasius Loyola, yg kemudian akan mendirikan Serikat Jesus. Ignasius jauh lebih tua, dan mempunyai pengaruh besar terhadap jalan hidup Fransiskus di kemudian hari sebagai seorang misionaris besar dalam sejarah Gereja.
Pertanyaan dasar yang membuka lembaran hidupnya yang baru ialah: “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, namun kehilangan jiwanya?“ Pertanyaan ini sungguh mempengaruhi sikapnya yang mengilhami jalan hidupnya sehingga ia berani mengabdikan seluruh hidupnya sebagai Abdi Allah bagi penyebaran Injil dan pembangunan Kerajaan Allah di dunia.
Bersama Ignasius Loyola dan lima rekannya yang lain, termasuk Petrus Faber, Fransiskus mengikrarkan kaulnya pada tanggal 15 Agustus 1534 di gereja Montmatre. Upacara pengikraran kaul ini menandai awal berdirinya Serikat Yesus yang secara resmi direstui oleh Paus Paulus III (1534-1549) pada tahun 1540.
Selain kaul kemiskinan dan kemurnian hidup, mereka juga berjanji untuk membantu paus dalam usaha memberantas berbagai ajaran sesat dan menyebarluaskan iman Kristen.
Fransiskus ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 24 Juni 1537. Setahun kemudian, ia berangkat ke Roma dan bersama Ignasius, ia menyelesaikan berbagai urusan yang berkaitan dengan pendirian Serikat Yesus dan misinya.
Pada tanggal 16 Maret 1540, Xaverius meninggalkan rekan-rekannya di Roma dan berangkat ke Portugal untuk memenuhi undangan raja Portugal, yang meminta imam-imam Yesuit untuk mewartakan Injil di wilayah jajahan Portugis di India.
Bersama dua rekannya dari Porturgis, Fransiskus memulai perjalanan yang sulit itu pada tanggal 7 April 1541. Mereka tiba di Goa, India pada tanggal 6 Mei 1542 dan mulai berkarya di India Selatan dan Sri Lanka. Karyanya di Goa diberkati dengan keberhasilan yang gemilang. Dengan cara pewartaannya yang menarik dan kesalehan hidupnya, ia berhasil menawan hati banyak orang dan mempermandikan mereka menjadi pengikut-pengikut Kristus.
Ia dengan berani membela orang-orang pribumi yang menderita karena tingkah penguasa sebangsa maupun penguasa kolonial yang korup sambil mengajari mereka ajaran-ajaran Kristen yang mengutamakan cinta kasih. Dalam sebuah suratnya kepada Ignasius pada tanggal 15 Januari 1544, ia menulis: “Lenganku sering terasa sangat letih dan sakit karena membaptis begitu banyak orang dan mengajari mereka kewajiban-kewajiban iman Kristiani dalam bahasa mereka.“
Pada tahun berikutnya, sekitar tanggal 27 Januari, ia mengabarkan lagi ke Roma bahwa ia sudah mempermandikan kurang-lebih 10.000 orang dalam waktu satu bulan. Diceritakannya pula tentang kecintaan mereka padanya karena perbuatan-perbuatan baik dan ajaib yang dilakukannya di tengah-tengah mereka.
Selama tiga tahun (1542-1545), Fransiskus Xaverius mewartakan Injil di pantai Barat India. Semua perbuatannya yang agung itu terdengar juga hingga ke Malaka. Oleh karena itu, pada musim semi tahun 1545, ia tiba di Malaka dan mewartakan Injil di sana.
Selama berada di sana ia memanfaatkan waktunya untuk membina akhlak dan hidup perkawinan penduduk Malaka yang sangat merosot karena kekayaan yang berlimpah-ruah. Ia rajin berkotbah dan mengajar orang-orang yang sudah lama tidak memperhatikan kebutuhan rohaninya. Demi keberhasilan karyanya ia dengan tekun mempelajari bahasa Melayu dan menerjemahkan ajaran-ajaran Kristen dan doa-doa dalam bahasa Melayu.
Awal tahun 1546, ia berlayar dengan kapal dagang ke gugusan kepulauan di Indonesia bagian timur, terutama di Maluku. Ia mencatat:
“Para pelaut menyita seluruh waktuku dari pagi hingga malam: terus menerus mendengarkan pengakuan dosa, mengunjungi orang sakit, memberikan sakramen-sakramen dan penghiburan rohani kepada mereka yang akan meninggal dan sering pula berkotbah.
Selama masa puasa saya kerjakan itu. Pulau Ambon banyak penduduknya, di antaranya tujuh desa yang beragama Kristen. Begitu tiba, saya mengunjungi desa-desa itu dan memberikan Sakramen Permandian kepada anak-anak yang belum menerimanya.
Kira-kira 390 mil dari situ terdapat suatu negeri, Pantai Moro namanya. Konon, di sana banyak orang Kristen yang sama sekali belum mendapatkan pelajaran agama.
Saya akan pergi ke sana secepatnya. Saya menulis laporan ini supaya kamu tahu, betapa kamu dibutuhkan di sini. Memang saya sadar, bahwa kamu diperlukan di India juga, tetapi pulau-pulau ini sangat membutuhkan pertolongan yang lebih besar lagi.“
Fransiskus mempermandikan kira-kira 1000 orang Ambon dan mempersiapkan kedatangan imam-imam baru. Lalu ia menuju ke Ternate pada bulan Juli 1546. Setiap pagi Fransiskus berkotbah kepada saudagar-saudagar Portugis, yang seluruh pikirannya dijejali dengan urusan-urusan perdagangan rempah-rempah dan wanita.
Malam hari ia mengumpulkan orang-orang berbahasa Melayu, melatih mereka baik-baik untuk mengerti dan menghafalkan doa-doa serta menyanyikan cerita-cerita Kitab Suci. Tentang hasil jerih-payahnya, ia menulis: “Syukur kepada Allah! Di Ternate ini sudah menjadi kebiasaan, anak lelaki di jalan-jalan dan anak perempuan di rumah, para buruh di perkebunan dan nelayan-nelayan di laut, siang-malam menyanyikan lagu-lagu suci, bukan lagi nyanyian-nyanyian kotor.
Mereka senang menyanyikan lagu Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Maria, Sepuluh Perintah Allah, Perbuatan-perbuatan Belaskasih, Pengakuan Dosa Umum serta banyak lagu dan doa sejenis. Mereka itu, baik yang baru bertobat maupun yang masih kafir, menyanyi dalam bahasa mereka sendiri. Syukur kepada Allah bahwa saya dengan cepat disukai, baik oleh orang Portugis di pulau ini maupun oleh orang pribumi yang beragama Kristen dan yang bukan!“
Setelah Fransiskus mengatur kedatangan pengganti-penggantinya, ia kembali ke Malaka untuk selanjutnya pergi ke Jepang. Tentang rencana kerasulannya di Jepang ia menulis kepada Ignasius: “Iman kita harus diwartakan kepada orang-orang Jepang, sebab mereka mempunyai hasrat dan kerinduan yang besar untuk mendengarkan warta Injil dan menjadi Kristen.“
Pada tanggal 14 Juni 1549, Fransiskus berlayar ke Jepang ditemani oleh Pater Cosmas de Torres, Bruder Juan Fernandez, Anger, seorang Jepang yang sudah bertobat dan dua orang lainnya. Mereka tiba di Kagoshima, Kyushu pada tanggal 15 Agustus 1549. Mula-mula mereka berusaha mempelajari bahasa Jepang dan menerjemahkan ajaran-ajaran Kristen ke dalam bahasa daerah setempat.
Dari Kagoshima, pada bulan Agustus 1550 Fransiskus bersama kawan-kawannya berlayar ke Honshu, pulau terbesar dari gugusan kepulauan Jepang. Orang-orang Jepang menyambut baik mereka dan sangat antusias mendengarkan pewartaan Injil.
Mereka tertarik sekali dengan ajaran-ajaran Kristen yang disampaikan dengan penuh rasa hormat dan keberanian. Satu setengah tahun di Jepang penuh dengan kerja keras. Kecemburuan dan perlawanan dari rahib-rahib Budha sangat gencar namun semuanya dapat diatasi.
Pada tahun 1552 Xaverius didesak untuk kembali ke India guna menyelesaikan masalah-masalah administratif yang timbul selama ia tidak ada. Pater Torres dan Bruder Fernandez menetap di Jepang untuk melanjutkan karya misi di sana.
Setelah menyelesaikan masalah-masalah Yesuit di India, Xaverius mengalihkan perhatiannya ke Tiongkok, sebuah negara besar yang pada waktu itu tertutup bagi orang-orang asing. Pada bulan April 1552, ia berlayar menuju Cina dengan sebuah kapal Portugis dan didaratkan di pulau Sanchian, di depan muara sungai Chukiang.
Di sana ia menunggu jemputan perahu yang bersedia menyelundupkannya ke daratan Tiongkok. Tetapi ia tiba-tiba jatuh sakit dan dalam waktu dua minggu ia menghembuskan nafas terakhir di sebuah gubug, ditemani hanya oleh seorang pemuda Tionghoa yang telah menemani dia dari Goa.
Fransiskus meninggal dunia di Sanchian pada tanggal 3 Desember 1552. Jenazahnya dibawa ke Malaka utk dikuburkan sementara di sana, lalu dibawa ke Goa. (Kalau ke Malaka, jangan lupa mengunjungi bekas kuburnya di reruntuhan gereja).
Fransiskus Xaverius adalah seorang sahabat bagi semua orang. Ia sangat energik dan menarik, rendah hati dan penuh pengabdian. Sebagai seorang pendekar karya misi, ia mendirikan pusat-pusat katekumenat dan sekolah-sekolah, dan berusaha mendidik imam-imam pribumi di setiap tempat yang ia kunjungi.
Demi keberhasilan karyanya ia dengan tekun mempelajari bahasa daerah. Pastor Ludwig, sejarawan Gereja yang terkenal, menjuluki Fransiskus Xaverius sebagai seorang “Misionaris Perintis Agama Salib“ di Asia dan misionaris terbesar semenjak Santo Paulus.
Dengan semangat heroiknya, ia mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa Asia sambil tetap mengingatkan Gereja akan panggilannya untuk mewartakan Sabda Allah kepada semua bangsa. Pada tahun 1622 ia dinyatakan 'kudus' oleh Paus Gregorius XV (1621-1623). Karena teladan hidupnya, Paus Pius X (1903-1914) mengangkat dia sebagai pelindung utama karya misi.
D.
Tangan St. FX akan "jalan jalan"
Angele Regnier, salah satu tokoh Katolik Kanada, akan menemani peninggalan/relikui Santo Fransiskus Xaverius dari Roma ke Ottawa sebelum memulai perjalanan ke 14 kota di Kanada dari 3 Januari sampai 2 Februari ini.
Peninggalan itu adalah tangan kanan santo yang meninggal di Cina, dikubur sementara di Malaka, lalu disimpan secara permanen di Goa, India. Atas permintaan Roma, tangan kanannya dipotong dan dikirim ke Roma 465 th lalu.
Angèle Regnier mengatakan bahwa perjalanan tsb akan "seperti melakukan perjalanan dengan seorang teman." Tangan itu akan mendapatkan kursi sendiri dalam penerbangan. "Anda tidak bisa hanya melempar lengan yang membaptis lebih dari 100.000 orang ke tempat kargo," katanya. Dia harus dapat tempat duduk sendiri.
Tentu dia perlu menjelaskan hal ini kepada maskapai Air Canada yg akan ditumpanginya. Perlu memesan tempat duduk, tapi bukan untuk orang, melainkan sebuah lengan. Dia juga harus mendapatkan dokumen resmi dari Italia utk membawa relikui itu.

** Menurut cerita, waktu tangan dipotong, malamnya patungnya di belakang gereja di Malaka tersambar petir, tangan patung putus, dan tetap begitu sampai skg. Kalau ke sana jangan lupa melihat bekas kubur dan patung buntung ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar