HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 24 Desember 2017
Hari Minggu Adven IV
(Novena Natal Hari Kesembilan)
(2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16)
(Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 2a)
Roma (16:25-27)
Lukas (1:26-38)
“Veritas - Kebenaran"
Inilah semboyan salah satu kampus tertua di Amerika, Harvard University yang kembali saya kenang sebagai anti tesis dari era kekinian yang disebut "post truth society", ketika rasionalitas mudah dikalahkan oleh emosionalitas, ketika data dan fakta kalah oleh kata kata yang kadang penuh dusta dan sarat kepentingan akan tahta.
Adapun di Minggu Advent ke-4 ini, Bunda Maria juga menghadirkan "veritas" ketika dia berkata: "Ecce ancilla Domini fiat mihi secundum verbum tuum” (Luk 1,38). Inilah kata-kata yang menutup dialog penuh kebenaran antara Maria dengan Malaikat Gabriel.
Ada 3 alasan dasar mengapa Maria bisa menghadirkan "veritas", al:
1.Maria mendapat kasih karunia Allah (Kej 6:8, Luk 1:30).
Hidupnya yang sederhana dan suci begitu menyenangkan hati Allah sehingga Ia telah memilihnya untuk tugas yang sangat penting (2Tim 2:21).
2.Maria tidak hanya mendapat sukacita yang besar tetapi juga penderitaan dan kepedihan (Luk 2:35), sebab Anaknya akan ditolak dan disalibkan.
Di dunia ini, panggilan Allah akan selalu meliputi berkat dan penderitaan, suka dan dukacita, tawa dan tangisan, keberhasilan dan kekecewaan.
3.Maria mendapatkan Roh Kudus:
Baik Lukas maupun Matius menandaskan dengan jelas bahwa Yesus telah lahir dari seorang perawan (Luk 1:27; Mat 1:18,23). Roh Kudus akan turun ke atas Maria dan anak itu akan dikandung semata-mata oleh perbuatan ajaib Allah.
Akibatnya, Yesus akan menjadi "kudus".
Mariapun penuh dengan Roh Kudus karena ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah.
Dengan sukarela, ia menerima baik kehormatan maupun celaan yang akan dialaminya karena menjadi ibu dari Anak yang kudus ini.
Itulah yang membuatnya juga menjadi kudus.
"Burung Tekukur di Taman Ria-
Kita bersyukur punya Bunda Maria."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Salve Regina, Mater misericordia - Salam ya Ratu Bunda yang berbelaskasih".
Itulah salam kita pada Sang "WANITA-Wajah Indah penuh cinta" bernama Maria. Seperti yang saya tulis dalm buku "BBM" (RJK. Kanisius), kerendahan hatinya membuat kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus datang juga ke dalam Maria-meski dalam cara yang berbeda ("In Christo fuit plenitude gratiae, sicut in capite influente; in Maria vero, sicut in collo transfundente").
Adapun 3 teladan dari nama "Maria" (Mater/yang menghangatkan; Amabilis/yang mengasihi; Regna/yang memberi pedoman; Imaculata/yang menguduskan & Admirabilis/yang mengagumkan), yakni: "MAu Rendah hati Ikut Allah":
1."Mau":
Maria adl tanah trbuka. Ia "mau" dibntuk o/Allah. Maria yg biasa+sderhana mjd Maria yg luar biasa+istimewa krn "mau" nya kpd Allah adl "mau" tanpa batas: Ia tak byk protes tp mau iklas trbuka spenuhhati pd rencana Allah. Ia rela "brjln" dr Nazaret ke kandang Betlehem-Mesir-Kana-Galilea+Golgota.
2."Rendah hati":
Bukankah Yesus berkata "Beati pauperibus spiritu-berbahagialah mereka yang rendah hati" (Mat 5:3). Alkitab juga sangat menjunjung kerendahan hati (Zef 2:3, Kol 3:12, Ef 4:2, Fil 2:3): Ia menjunjung kehormatan (Ams 15:33), ganjarannya adalah kekayaan hormat & kehidupan (Ams 22:4), Orang rendah hati akan mewarisi bumi: makan & kenyang (Mz 22:7), dimahkotai kselamatan (Mz 149:4) & menerima pujian (Ams 29:23). Kerendahan hati adalah suatu sikap seperti Maria yang selalu merendah-terbuka & miskin di hadapan Allah: "Ecce ancilla Domini-Aku ini HAMBA Tuhan".
3."Ikut Allah:
Ukuran mutu iman bukan pada terkabul/tidak doa doanya tapi pada ksungguhan totalnya u/ikuti jejak Kristus: "bukan kehendakku tp kehendakMu". Maria siap bersalin di kandang domba, berlari jauh ke Mesir & berjalan penuh duka dari Nazareth-Kana-Galilea sampai Golgota: "Fiat mihi secundum verbum Tuum-terjadilah padaku menurut perkataanMu". Yang pasti: Spes nostra salve-Maria harapan kita!
"Dari Taman Ria ke Sukabumi - Bunda Maria doakanlah kami."
B.
"Immaculata - Tanpa Noda Dosa."
Inilah salah satu gelar dan dogma gereja terhadap Bunda Maria yang kita rayakan di bulan Desember ini.
Adapun 3 dogma lainnya, yakni
- Mater Dei/Bunda Allah,
- Mater Virginis/Bunda Perawan,
- Maria Asumpta/Bunda yang diangkat ke surga.
Sebenarnya, bersama dengan berjalannya masa advent ke-4 ini, kita juga dipanggil menjadi orang yang ber-semangat "imaculata" dengan mengingat 3 pernyataan iman dalam bac injil hari ini, al:
1."Jangan takut hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Tuhan":
Kita diajak mempunyai keberanian karna yakin bahwa Allah senantiasa menyertai lika liku hidup kita.
Ia tak pernah meninggalkan kita berjuang sendirian.
2."Bagaimana mungkin itu terjadi karna aku belum bersuami":
Kita diajak memiliki keterbukaan hati terhadap Allah, juga ketika mengalami kegalauan dan kebingungan hidup.
3."Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu":
Kepasrahan sekaligus kerendahan hati adalah modal dasar orang yang berjuang untuk hidup suci. Inilah juga yang diwartakan Bunda Maria, yang "MAu Rendah hati Ikut Allah." Kita diajak mengenakan semangat rendah hati dan menanggalkan iri hati & tinggi hati.
Akhirnya, hendaklah kita mencari surga itu dan marilah kita mencarinya melalui dan bersama Bunda Kerahiman Ilahi karena ia menjadi "tanda yang kelihatan dari rahmat yang tak kelihatan"
(the visible sign of an invisible grace)"
====
Salve, Regine, Mater misericordiae!
Vita, Dulcedo, et Spes nostra! salve.
Ad te clamamus, exsules filii Evae.
Ad te suspiramus, gementes et flentes in hac lacrymarum valle.
Eia ergo, Advocata nostra! illos tuos misericordes oculos ad nos converte.
Et Jesum, benedictum Fructum ventris tui, nobis post hoc exsilium ostende,
o clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria!
Bunda Imakulata,
Hatimu tergerak bila kami dalam derita,
Hatimu gelisah bila kami dalam godaan,
Hatimu menangis bila kami bersalah,
Hatimu cemas bila kami kurang berani,
Hatimu sedih bila kami kurang cinta,
Hatimu iba bila kami tidak bercita-cita..
Bunda Imakulata,
Kuatkanlah kami yang lemah imannya,
Kasihanilah kami yang putus asa harapannya,
Kobarkanlah kami yang padam kasihnya,
Segarkanlah kami yang lapar dan haus,
Sadarkanlah kami bila terlena dalam kesenangan,
Sandarkanlah hati kami bagi penderitaan sesama..
Bunda Imakulata,
Dampingilah mereka yang harus berjuang tanpa teman,
Dengarkanlah ratapan mereka yang menangis,
Dampingilah kami pada saat mati nanti...
C.
Maria - Mau Rendah Hati Ikut Allah
Maria adalah seorang gadis belia, mungkin usianya masih belasan tahun, ketika ia menjadi Bunda Yesus. Kemungkinan besar Maria dilahirkan di kota Sepphoris, yang terletak di sebelah utara Palestina. Sepphoris adalah sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai.
Sepphoris merupakan ibu kota Galilea. Kota itu memiliki banyak rumah yang indah dan bahkan sebuah gedung teater yang besar. Sepphoris hancur luluh dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanak-kanak.
Jadi keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah dusun kecil yang berpenduduk hanya 150 hingga 300 orang (“Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda, bisa berarti “lili, bunga bakung” yang merupakan simbol kehidupan, dapat juga berarti “keturunan”).
Sosok Bunda Maria sendiri telah melekat di benak setiap orang katolik. Hatinya yang penuh kasih dan ketaatannya kepada Tuhan membuat ia mendapatkan karunia kudus dengan mengandung Putra Allah. Sikapnya yang peka terhadap orang lain dan situasi di sekitarnya membuatnya menjadi Ibu kebijaksanaan.
Peranan Maria dalam mengasuh Yesus di tengah keluarga Nazaret membuat Yesus pun menjadi putra yang bijaksana. Kebijaksanaan Yesus bukan semata-mata karunia dari Bapa-Nya di Surga tetapi memang nyata juga berasal dari didikan Maria sebagai bunda yang tidak gegabah dan bijaksana dalam bertindak. Itulah kehidupan keluarga Maria dua ribu tahun yang lalu, yang sederhana, harmonis dan bahagia. Pada zaman sekarang, apa yang bisa kembali kita petik dari Maria?
Kita sebetulnya bisa lebih belajar menjadi “Maria-Maria jaman sekarang”, ketika kita sungguh bersedia sejenak bijak merenung-menungkan arti nama Maria. Nama Maria itu punya arti, yakni: Mau Rendah Hati Ikut Allah.
-Mau:
Setiap tindakan kasih dimulai dengan “mau” dulu. Maria adalah tanah terbuka, mutlak terbuka “mau” kepada Allah. Maria, seorang perempuan biasa ciptaan kecil dan lemah menjadi luar biasa dan tak terbatas karena “mau”-nya kepada Allah adalah “mau” tanpa batas.
-Rendah hati:
Alkitab sangat menjunjung sikap rendah hati: Kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal 15:33), namun tinggi hati mendahului kehancuran (Amsal 18:12). Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan (Amsal 22:4). Banyak ayat kitab suci yang mengatakan orang-orang rendah hati akan mewarisi bumi: “Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang (Maz 22:7), dimahkotai dengan keselamatan (Maz 149:4), dan menerima pujian (Amsal 29:23).” Sebab itu umat Tuhan dianjurkan agar mencari dan mengenakan kerendahan hati (Zef 2:3, Kol 3:12). Hendaklah kamu selalu rendah hati (Efesus 4:2, Filipi 2:3).
Kerendahan hati sendiri bukanlah suatu sikap yang sekadar menganggap diri penuh kelemahan dan kekurangan dan sebaliknya orang lain penuh kekuatan dan kelebihan. Kerendahan hati adalah suatu sikap yang merendah dan terbuka di hadapan Allah. Kerendahan hati adalah suatu sikap hidup yang menganggap orang lain sama penting dan mulianya dengan diri sendiri dan karena itu dengan ikhlas menghormati dan melayaninya tanpa merasa hina atau rendah.
Lebih dalam, kerendahan hati adalah suatu sikap hidup yang terus-menerus membuka diri untuk dikoreksi dan tak pernah mengklaim kebenaran sebagai monopoli diri sendiri. Pada akhirnya kerendahan hati adalah sikap yang membuka diri kepada pertolongan orang lain dan terutama Allah. Allah memanggil kita bersikap rendah hati sebagaimana diteladankan oleh Maria. Allah tidak pernah menuntut banyak dari kita. Dia hanya menuntut tiga hal, satu diantaranya: hidup rendah hati. (Mikha 6:8).
Lantas bagaimana? Rendahkanlah hatimu seperti Maria, dan terimalah berkatNya berlimpah-limpah. Jelas, Maria sendiri sadar dengan rendah hati bahwa ia hanyalah seorang hamba (Luk 1:38). Ketika Malaikat Agung Gabriel datang untuk memaklumkan kepadanya bahwa dialah yang dipilih Tuhan menjadi Bunda PutraNya, dia dapat saja menolak. Tetapi dia menerimanya bahkan meski dia tahu bahwa penderitaan-penderitaan yang tak disampaikan akan menyertainya, dan bahwa dia akan menjadi Ratu Para Martir. Dia menerimanya dengan rendah hati demi kasih kepada manusia berdosa. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (Efesus 4:2)
-Ikut Allah:
Ukuran mutu iman Maria bukan pada terkabul atau tidaknya doa-doanya, tapi pada kesungguhannya untuk mengikuti jejak Kristus dalam seluruh pengalaman hidup yang ditawarkan Tuhan: “Bukan kehendakku, tapi kehendakMu yang terjadi”.
Maria memahami benar apa kehendak Allah dan ia setia serta taat ikut Allah. Maria tidak diceritakan dalam kisah-kisah Injil mengenai Transfigurasi ataupun masuknya Yesus dengan jaya ke Yerusalem, tetapi ia malahan diceritakan ada di kandang Betlehem yang kotor, di perjalanan yang melelahkan dari Israel ke Mesir, juga di Kalvari yang penuh duka.
Injil Yohanes 19:25 mengatakan, “Dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.”. Atas amanat wasiat Kristus dari atas salib, Bunda Maria dimaklumkan sebagai Bunda seluruh umat manusia.
D.
Praebe mihi cor Tuum Maria - Berikan aku hatiMu ya Maria.
Itulah harapan iman kt hari ini yg jg sy tulis dlm buku "3Bulan 5Bintang 7Matahari" (RJK. Kanisius). Scr khusus, di Lourdes kpd Bernadeth, di Paris kpd Katarina Laboure+di Guadalupe kpd Juan Diego, Maria sll mnyatakan diri sbg "Imaculata".
Adapun bicara ttg Maria tak ada hbsnya ("De Maria numquam satis") krn bgitu byknya nilai+keutamaan yg dikandungnya. Ada byk sequel film, teater, buku "sastro-sastra rohani": puisi prosa cerpen novel tablo+lagu bicara ttg Maria.
Tp, hari ini sy tawarkan sbuah jalan spy kt juga bs suci+tak bernoda u/ "mengandung"+"melahirkan" Yesus yakni "keledai", al:
1.
KErendahan hati:
Maria brarti "MAu Rendahhati Ikut Allah". Di masa muda, ia sdh brkata "Ecce ancilla Domini, fiat mihi scundum tuum" (Aku hamba Tuhan, jadilah pdku sturut prkataanMu, Luk 1:38). Bukankah krendahan hati membuatnya bisa menginjak kepala ular, lambang roh jht yg membuat Hawa+Adam terusir dr firdaus? Bukankah rendah hatinya membuat Allah mjd bebas utk menyatakan diriNya?
2.
LEmah lembut:
Doa, kata+tindakannya pnuh kelemahlembutan. Dia jrg muncul+tak byk kata, tp stiap kmunculannya sll bermakna. Di Betlehem, di Kana, di Golgota sampai mnjelang Pntakosta. Adapun nama Maria mengandung 5 ciri org yg lemahlembut: "Mater/yg menghangatkan (Luk 2:48), Amabilis/yg mengasihi (Luk 1:46), Regna/yg membri pedoman (Yoh 2:5), Imaculata/yg menguduskan (Luk 1:38), Admirabilis/yg mengagumkan (Yoh 2:3).
3.
DAYa tahan:
Pernah ditolak? Terluka dan berduka? Maria pernah! Di Bait Allah, Yesus hilang berhari-hari. Di Kana, Yesus menguji imannya. Di Golgota, anaknya tersalib hina. Tp satu kalimatnya membuatnya sll punya daya tahan meski kerap jatuh/dijatuhkan, trluka/dilukai: "Apapun kata Yesus, lakukan itu" (Yoh 2:5).
"Ke Taman Ria cari bakmi - Bunda Maria doakanlah kami."
E.
Kutipan Teks Misa
“Bunda Maria, Bunda Allah…, bait Allah yang kudus yang di dalamnya Tuhan sendiri dikandung… Sebab jika Tuhan Yesus adalah Allah, bagaimanakah mungkin Bunda Maria yang mengandung-Nya tidak disebut sebagai Bunda Allah?” (St. Sirilus dari Alexandria)
Misa Minggu Adven IV dilaksanakan pada Sabtu sore, 23 Desember 2017 atau Minggu pagi atau Siang 24 Desember 2017. Umat wajib mengikuti Misa Minggu Adven IV entah pada Sabtu sore 23 Desember 2017 atau Minggu pagi atau Siang 24 Desember 2017 ditambah mengikuti minimal 1 (satu) Misa Hari Raya Natal, entah itu Misa Vigili atau Misa Malam atau Misa Fajar atau Misa Siang. Periksalah jadwal misa Sabtu/Minggu ini. Kewajiban ini tidak berlaku bagi umat yang memiliki halangan serius, contoh: sakit berat
Pembuka
* Ya Allah, bersegeralah menolong aku.
* Ya Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin, alleluya.
Antifon Pembuka (bdk. Yes 45:8)
Hai langit, turunkan embun, hai awan, curahkan yang adil, hai bumi, bukalah dirimu, dan tumbuhkanlah Sang Penyelamat.
Drop down dew from above, you heavens, and let the clouds rain down the Just One; let the earth be opened and bring forth a Savior.
Rorate caeli desuper, et nubes pluant iustum: aperiatur terra, et germinet Salvatorem.
Doa Pembuka
Ya Allah, kami mengetahui dari kabar Malaikat bahwa Yesus Kristus, Putra-Mu menjadi manusia. Maka kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami diantar ke kebangkitan yang mulia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ajakan Penantian Almasih
Ulangan. Sembah sujudlah Tuhanmu, Raja yang akan datang
1. Bergemarlah hai putri Sion, dan bersorak-sorailah putri Yerusalem. Lihatlah, Tuhan akan datang, dan hari itu akan tampaklah Terang yang agung. Gunung-gunung akan meneteskan serba manisan, dan bukit-bukit akan mengalirkan susu dan air madu, karena akan datanglah Nabi yang agung, Dialah yang membarui Yerusalem. Ulangan
2. Lihatlah, Ia akan datang dari rumah Daud, sebagai Allah dan manusia, dan akan bersemayam di atas singgasana-Nya. Kamulah akan melihat-Nya, maka sukacitalah hatimu. Ulangan
3. Lihatlah, akan tiba Tuhan Pelindung kita. Yang tersuci dari Israel dengan mahkota kerajaan di atas kepala-nya. Dialah yang akan memerintah dari laut sampai ke laut, dan dari sungai sampai ke ujung bumi. Ulangan
4. Lihatlah, Tuhan akan menampakkan diri dan tidak akan menipu kamu. Bila Ia bertangguh, hendaklah kamu menunggu dengan tabah, karena sesungguhnya Ia akan datang dan tak lama lagi. Ulangan
5. Ia akan turun bagai hujan menetesi bumi. Dan pada masa itu akan terbitlah keadilan dan berlimpah kedamaian. Maka para raja sedunia akan menyembah Dia dan segala bangsa akan mengabdi-Nya. Ulangan
6. Seorang bayi dilahirkan bagi kita, dan digelarkan Allah yang kuat, Ialah yang akan datang bersemayam di atas takhta Daud bapa-Nya, dan memangku tampuk pemerintahan. Ulangan
7. Hai Betlehem, kota Allah Mahatinggi, dari padamu tampillah Pemimpin Israel. Karena kekal asalnya, maka Ia akan dimuliakan di seluruh dunia. Dan bila ia datang, damailah di atas bumi ini. Ulangan
8. Besok hari, dosa-dosa dunia akan terbasmi, karena Sang Penyelamat dunia sudah menjadi di Raja kita. (Tuhanmu......)
U. Tuhanmu kini sudah dekat, mari sujud menyembah.
03. Madah
(PS No. 439, MB No. 316, Yubilate No. 341)
Pencipta Bintang Semesta
04. Mazmur dan Kidung
Antifon: Angkatlah mukamu, sebab Penyelamatmu sudah dekat.
Mazmur:
Bersukacitalah surga dan bersoraklah bumi.
Gunung-gunung nyanyikanlah madah pujian.
Hendaklah gunung-gunung menyerukan kesukaan.
Dan bukit-bukit mewartakan keadilan.
Karena Tuhan kita akan datang dan akan menyayangi fakir miskin-Nya.
Langit embunkanlah dan awan-awan hujankanlah yang adil.
Hendaklah bumi terbuka dan melahirkan Penebus.
Ingatkan akan daku ya Tuhan, sekadar kebaikan-Mu terhadap umat-Mu.
Kunjungilah aku dengan selamat-Mu.
Perlihatkanlah kebaikan-Mu, ya Tuhan dan berilah kami selamat-Mu.
Utuslah ya Tuhan, utuslah Anak Domba, penguasa dunia.
Dari padang gurun ke bukit Sion.
Ya Tuhan mahakuasa, pulihkanlah kami kembali.
Perlihatkanlah sinar wajah-Mu, maka selamatkanlah kami.
Datanglah, ya Tuhan, dan kunjungilah kami dalam damai.
Supaya bersukacitalah kami di hadapan-Mu dengan segenap hati.
Semoga jalan-jalan-Mu dikenal di bumi dan selamat-Mu diketahui para bangsa.
Bangkitkanlah kuasa-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
Datanglah ya Tuhan dan janganlah berlambat.
Bebaskanlah Umat-Mu dari belenggu dosanya.
Kiranya Engkau ya Tuhan menembusi langit dan turunlah.
Semoga hancur-leburlah gunung-gunung di hadapan-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: Angkatlah mukamu, sebab Penyelamatmu sudah dekat.
Kidung:
Antifon: Esok hari kamu akan diselamatkan, Sabda Tuhan segala kuasa.
Meskipun berwujud pada Allah +
Kristus Yesus tidak mau berpegang teguh *
Pada kemuliaan-Nya yang setara dengan Allah.
Ia telah menghampakan diri +
dengan mengambil keadaan hamba *
dan menjadi sama dengan manusia.
Ia kelihatan sebagai seorang manusia dan
merendahkan diri +
karena taat sampai mati *
sampai mati di salib.
Sebab itu Allah telah meninggikan Dia +
dan menganugerahkan kepada-Nya *
nama yang melebihi segala nama.
Agar dalam nama Yesus +
bertekuklah setiap lutut *
di surga tinggi, di bumi dan di bawah bumi.
Agar setiap lidah mengakui +
untuk kemuliaan Allah Bapa *
Tuhanlah Yesus Kristus.
Kemuliaan kepada Bapa *
dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu *
dan sepanjang segala abad.
Antifon: Esok hari kamu akan diselamatkan, Sabda Tuhan segala kuasa.
Capitulum
P. Sebagai penganjur bagi kita telah masuklah Anak Domba yang tak bernoda, dan telah dinobatkan menjadi Imam Agung, menurut peraturan Melkisedekh sampai selama-lamanya. Dialah Raja yang turunan-Nya tak akan berkesudahan.
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16)
"Kerajaan Daud akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan Tuhan."
Pada waktu itu, ketika Raja Daud telah menetap di rumahnya sendiri, dan Tuhan telah mengaruniakan kepadanya keamanan terhadap semua musuh di sekelilingnya, berkatalah Raja Daud kepada Nabi Natan, “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.” Lalu berkatalah Nabi Natan kepada raja, “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau.” Teapi pada malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah untuk Kudiami? Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika engkau menggiring kambing domba! Engkau Kuambil untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani, dan telah melenyapkan semua musuh dari hadapanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan ataupun ditindas oleh orang-orang lalim seperti dulu, yaitu sejak aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan kepadamu keamanan terhadap semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat perhentian bersama nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 2a)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun temurrun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku. Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (16:25-27)
"Rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi kini dinyatakan."
Saudara-saudara, Allah berkuasa menguatkan kamu menurut Injil yang kumaklumkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, yang isinya ialah pernyataan rahasia yang berabad-abad lamanya tersembunyi, tetapi kini dinyatakan, yang menurut perintah Allah yang abadi telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman. Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat itu, segala kemuliaan sampai selama-lamanya oleh Yesus Kristus. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:38)
Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)
"Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
Dalam bulan keenam, Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhurnya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang dikatakan mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada hal yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu.” Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Allah memiliki cara tersendiri untuk mendekati setiap orang. Ia bisa menyapa seseorang secara langsung lewat penglihatan rohani seperti seringkali dialami oleh para kudus, tetapi juga melalui orang lain. Bisa juga lewat pengalaman yang menyakitkan sekalipun dalam kehidupan. Karena ini adalah cara Allah, maka tidak mengherankan jika kita sering kali kurang mampu memahaminya.
Kepada Maria seperti yang kita dengar dalam Injil hari ini, Ia mendekatinya melalui Malaikat Gabriel. Walau demikian, Ia pun tidak serta merta bisa memahami maksud Malaikat Gabriel itu. Dalam Injil dikatakan bahwa Maria terkejut ketika menerima kabar dari malaikat itu. Tidak hanya itu, Maria juga bertanya atas pertanyaan malaikat itu. Rupanya, ia belum mampu memahami perkataan malaikat yang mengatakan bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki dan hendaklah ia menamai-Nya Yesus. Setelah malaikat itu menjelaskan, baru Maria menyatakan keterbukaan hatinya kepada Tuhan lewat malaikat itu.
Dalam arti tertentu, perjalanan hidup rohani kita sama dengan Maria. Tidak selalu mudah bagi kita untuk mengerti rencana Allah dalam hidup kita. Banyak kali peristiwa yang terjadi di sekitar kita yang mengejutkan kita seperti bencana alam dan mengakibatkan banyak orang terpaksa kehilangan pekerjaan dan masa depan; kesulitan perekonomian yang mengakibatkan berbagai tindakan kriminal baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat luas; serta perebutan kekuasaan yang memaksa orang untuk menghalalkan segala cara seperti politisasi agama. Sesuatu yang seharusnya tidak terjadi tetapi itu yang kita temukan dalam kehidupan. Melihat semuai tu, tentu kita bertanya-tanya tentang akhir dari semua peristiwa tersebut.
Banyak orang menyuarakan keluh kesahnya, derita yang dialaminya, ketidakadilan yang menimpa kelompoknya tetapi seolah semakin tidak tampak hasilnya. Dalam situasi seperti ini, biasanya terjadi dua hal. Pertama, orang terus berjuang dengan kekuatannya sendiri; atau kedua, orang putus asa, lalu membiarkan semuanya berlalu. Di sini letak perbedaan kita dengan Maria. Proses hidup rohani Maria itu berakhir pada keterbukaan hatinya pada karya Allah. Dia tahu bahwa apa yang dikatakan oleh malaikat itu pada awalnya tidak mungkin terjadi baginya, tetapi pada akhirnya keyakinannya akan Allah rupanya membuat ia mampu bertumpu pada-Nya.
Untuk sampai pada pengalaman iman seperti Maria ini, kita memerlukan kerendahan hati yang mendalam di hadapan Tuhan. Kita butuh pertobatan intelektual, sebab banyak pengalaman yang tidak bisa kita pahami dalam kehidupan ini dengan cara manusiawi kita. Seperti Maria, kita perlu meletakkan pertanyaan-pertanyaan kita di kaki Tuhan Yesus. Kita perlu berdiam diri di hadapan-Nya dan membiarkan Dia menyatakan kehendak-Nya atas hidup kita. Bagi kita, orang beriman, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Seluruh hidup kita ini berada dalam rencana Tuhan. Maka, kita perlu terus-menerus mendekatkan diri kepada Tuhan agar kita mampu menyelami rencana-Nya yang agung itu.
Bersama seluruh Gereja, hari ini kita merayakan hari Minggu Adven IV, penantian kita akan kelahiran Yesus Kristus dalam hidup kita. Kita nantikan kelahiran-Nya dengan kerendahan hati di hadapan Tuhan karena hanya orang demikian yang akan mampu menyaksikan kemuliaan Allah di tengah keluarga kita, Gereja dan masyarakat.
Antifon Persiapan Persembahan (Luk 1:28)
Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu; terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Blessed are you among women, and blessed is the fruit of your womb.
Ave Maria, gratia plena, Dominus tecum: benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventri tui.
Antifon Komuni (Yes 7:14)
Seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, yang akan diberi nama Immanuel.
Behold, a Virgin shall conceive and bear a son; and his name will be called Emmanuel.
Ecce virgo concipiet, et pariet filium: et vocabitur nomen eius Emmanuel.
Kidung Maria.
Antifon: Bila matahari tampak di langit, kamu akan melihat Raja segala raja, yang berasal dari Bapa, bagaikan pengantin dari bilik mempelai.
Aku mengagungkan Tuhan
Hatiku bersukaria karena Allah, Penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku hamba-Nya yang hina ini.
Mulai sekarang aku disebut bahagia oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang mahakuasa. Kuduslah nama-Nya.
Kasih sayang-Nya turun-menurun kepada orang yang takwa.
Perkasalah perbuatan tangan-Nya.
Dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya.
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.
Orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel hamba-Nya.
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan-Nya untuk selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: Bila matahari tampak di langit, kamu akan melihat Raja segala raja, yang berasal dari Bapa, bagaikan pengantin dari bilik mempelai.
Doa Permohonan
P. Saudara-saudari, marilah kita berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus yang akan datang untuk mendengarkan doa permohonan orang yang berkeyakinan iman dan rendah hati:
1. Semoga kebaikan Yesus yang diwahyukan kepada orang-orang pilihan-Nya menjadikan hati kita lebih ikhlas dan sederhana. Marilah kita berseru:
U. Datanglah ya Tuhan Yesus
2. Agar mereka yang dianggap sebagai orang pinggiran boleh bergembira karena menyadari kedatangan Yesus dalam cara yang sederhana di gua Betlehem. Marilah kita berseru:
3. Semoga semua orang yang berkehendak baik dapat belajar dari pesan Natal untuk mengalahkan kesombongan dengan kerendahan hati. Marilah kita berseru:
4. Semoga perayaan Malam Natal dilaksanakan dimana-mana dengan hati yang terbuka untuk memperbarui diri dalam iman, harap dan kasih. Marilah kita berseru:
P. Bapa surgawi, Engkau meninggikan yang hina dina dan menurunkan yang angkuh hati. Semoga kehadiran Putra-Mu di tengah kami mendorong semangat kami untuk mengutamakan Kerajaan-Mu dalam segala tinglah laku kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
Bapa Kami (kalau tanpa Misa)
Antifon Komuni (Luk 1:68)
Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.
Blessed be the Lord, the God of Israel! He has visited his people and redeemed them.
=====
Pada syahadat para rasul bagian “yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria” atau pada syahadat nikea bagian “Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria dan menjadi manusia” kita membungkuk dan pada Hari Natal berlutut.
Sikap membungkuk adalah untuk memberikan penghormatan kepada 'penjelmaan Putra yang dikandung dari Roh Kudus - melalui (oleh) perawan Maria'. Maka sikap hormat dan terimakasih atas karya agung Allah itu, pada Hari Raya Natal dan Hari Raya Kabar Sukacita diungkapkan bukan hanya dengan membungkuk tetapi dengan berlutut.
Dengan sikap berlutut jelas sekali bahwa maksud tindakan hormat bukan pertama-tama kepada Maria, tetapi kepada Allah sendiri yang melakukan Karya Agung dalam diri Bunda Maria.
Mau perbandingan praktis, bisa kita lihat dalam praktik berlutut ke arah tabernakel, bukan untuk menghormati tabernakel sebagai tabernakel, tetapi hormat kepada Dia yang berdiam di dalam tabernakel itu. Nah, (rahim) Maria adalah "tabernakel" pertama bagi Putra di dunia ini.
Kalimat “yang dikandung dari Roh Kudus…” dipandang sebagai awal dari puncak karya agung Allah dalam diri Yesus Kristus, yaitu peristiwa inkarnasi (penjelmaan Tuhan menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus).
Dalam peristiwa inkarnasi itu, Allah yang agung dan perkasa sungguh-sungguh merendahkan diri-Nya untuk menjadi manusia lemah untuk menguatkan dan menyelamatkan kita. Maka sepantasnya kita menyatakan hormat yang mendalam dan dengan rendah hati tunduk menyembah Dia yang begitu rela menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita.
F.
ULASAN EKSEGETIS
BACAAN MISA HARI MINGGU ADVEN IV TAHUN A 24 Desember 2017 (Luk 1:26-38) : APA YANG TERJADI DI SANA?
Rekan-rekan yang budiman!
Dikisahkan dalam Luk 1:26-38 (Injil Minggu Adven IV tahun B ) bagaimana malaikat Gabriel diutus ke sebuah kota kecil di Galilea – di sebelah utara Tanah Suci – kepada Maria yang diperkenalkan dalam Injil sebagai “perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud”.
Setelah mengucapkan salam damai, Gabriel memberitakan bahwa seorang anak lelaki akan lahir dari Maria, dan hendaknya ia dinamai Yesus. Ia akan menjadi besar dan dinamakan Anak Allah Yang Maha Tinggi dan akan dikaruniai kekuasaan tanpa akhir. Bagaimana ini mungkin, ia kan belum bersuami?
Tak ada yang mustahil bagi Allah, Gabriel menjelaskan, Elisabet yang sudah lanjut usia pun kini sudah enam bulan mengandung. Yang terjadi sekarang lebih besar. Anak yang akan dilahirkan Maria itu akan disebut kudus, Anak Allah, karena Maria akan dinaungi kuasa Allah dan Roh Kudus akan turun ke atas dirinya.
SAAT-SAAT YANG MENENTUKAN
Marilah sejenak berhenti pada ay. 27 sebelum mendengarkan jawaban Maria nanti. Dapat kita rasa-rasakan, inilah saat-saat yang paling menegangkan dalam seluruh peristiwa itu. Memang kita tahu apa jawaban Maria. Juga orang dulu sudah tahu. Ia mengucapkan kesediaannya dengan tulus (Luk 1:38 “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”).
Tapi marilah bayangkan, apa yang bisa terjadi seandainya malaikat Gabriel datang ke pada orang lain? Atau, bagaimana seandainya jawaban Maria bukan seperti itu? Tentu kelanjutan kisah ini amat berbeda. Tetapi juga tak akan ada cerita kunjungan Gabriel, dan Injil pun takkan pernah ditulis.
Seluruh warta Injili yang kita kenal sekarang sebenarnya berawal sebagai kelanjutan kisah ini. Bahkan sejarah kemanusiaan setelah itu akan amat berbeda. Memang semua “andaikata” di atas itu tidak ada dasarnya samasekali. Tetapi cara itu membantu untuk menyadari bahwa yang terjadi di Nazaret dua ribu tahun silam itu bukan perkara yang biasa-biasa saja.
Dari saat itu kemanusiaan mengambil arah baru sampai ke zaman ini. Juga Yang Ilahi masuk ke dalam kemanusiaan dan belajar merasakan apa itu menderita, apa itu bergembira, apa itu bergaul dengan orang lain, apa itu “dulu”, “kini” dan “nanti”, pendek kata, bisa menyelami bagaimana hidup sebagai manusia yang katanya semula diciptakan-Nya sebagai gambar dan rupa-Nya. Kalau gambar ini belum sepenuhnya cocok, kini Ia boleh mencoba memperbaikinya sendiri dan bukan asal menuntut. Dan semua ini karena seorang gadis di Nazaret itu? Mari kita lihat dari dekat siapa Maria dalam kisah Lukas ini.
MARIA
Mengapa Lukas menyebutkan dengan lengkap bahwa malaikat Gabriel datang kepada “seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud.
Nama perawan itu Maria.” (ay. 27) Boleh jadi ia merasa perlu menampilkan profil Maria sebagai tunangan Yusuf, orang keturunan Daud. Dengan demikian bagi pembaca zaman dulu jelas bahwa berkat kedua orang itulah nanti Yesus menjadi keturunan Daud dan dengan demikian memang berhak mendapat kepenuhan janji Tuhan kepada nenek moyang dahulu.
Hal ini akan ditegaskan kembali dalam silsilah Yesus, lihat Luk 3:23-38, khususnya ay. 31. Dengan menyebut Maria dalam kedudukan ini, Lukas ingin mengajak pembaca melihat bahwa Gabriel memang diutus mendatangi seorang yang memungkinkan Yesus nanti lahir dalam garis keturunan Daud. Ini yang pokok.
Maria kemudian berkata, bagaimana mungkin ini terjadi, karena ia “belum bersuami” (ay. 34). Tidak usah kita sangkal bahwa waktu itu Maria memang masih berpikir dalam ukuran-ukuran yang tidak dipakai Gabriel, atau lebih tepat, oleh Dia yang mengutusnya. Dan Gabriel pun akan meluruskan pemikiran Maria.
Keterbukaan Maria untuk menerima penjelasan, itulah yang menjadi kekuatannya. Bukan kesediaan buta mengatakan aku ini cuma hamba dan menurut saja. Bila hanya itu maka pernyataan dalam ay. 38 tidak akan bertahan lama. Tak bakal Maria berani menyimpan dalam hati kata-kata Simeon (Luk 2:35) nanti mengenai pedang yang akan menembus dirinya sendiri (“jiwamu”) sendiri “supaya nyata pikiran hati orang banyak.”
Maksudnya, Maria akan memperoleh pemahaman batin yang mendalam – bagai ditembus pedang – juga dengan rasa nyeri dan dengan demikian bisa memahami pula pemikiran orang banyak. Tentunya bukan untuk asal mengetahui, melainkan membantu sebisanya.
Selanjutnya, bila kesediaan Maria itu hanya sebatas antusiasme sesaat saja, ia takkan dapat menimbang-nimbang terus apa maksud kata-kata Yesus kecil yang diketemukan kembali di Bait Allah (Luk 2:51). Di situ Yesus berkata, “…bukankah ia harus berada dalam rumah Bapaku?”, maksudnya, memikirkan urusan Allah yang semakin bisa dialami sebagai Bapa itu.
Memang arti kata-kata itu masih gelap. Tetapi Maria tetap menyimpannya dalam hati, memikir-mikirkan, tidak mendiamkannya begitu saja. Jawaban dalam Luk 1:38 itu dalam bahasa sekarang akan disebut komitmen terhadap Allah. Ikut mengusahakan agar yang dikerjakan-Nya bisa berhasil.
Dan dalam pandangan penginjil, ini dijalankannya dengan menerima kehadiran Roh Kudus di dalam dirinya. Kehadiran itu nanti mengambil ujud sebagai anak yang namanya sudah diberikan dari atas, seperti dikatakan Gabriel (ay. 31), yakni Yesus, harfiahnya “Tuhan itu jaya”, pertanda ia menjadi penyelamat.
KEJUTAN
Siapa yang tidak terkejut bila tiba-tiba didatangi malaikat? Dan bukan sebarang malaikat, melainkan Gabriel – pembawa berita ilahi yang namanya saja sudah menggetarkan: “Allah itu Perkasa”. Imam yang bukan sebarangan imam seperti Zakharia tak terkecuali.
Dan itu terjadi di Bait Allah, tempat yang paling wajar bagi malaikat menampakkan diri dan menyampaikan berita dari atas sana. Dan toh pengalaman ini mengejutkan baginya. Lebih lanjut seperti diceritakan Lukas, Zakharia “…terkejut dan menjadi takut” (Luk 1:12).
Bagaimana dengan Maria? Ia juga terkejut. Lukas mencatat bahwa setelah mendengar salam damai dari Gabriel, “Maria terkejut … , lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.” Tidak sama dengan Zakharia, yang ketika terkejut malah melingkar ketakutan dan hanya melihat kesulitan belaka.
Kali ini Gabriel berhadapan dengan seorang gadis yang meskipun terguncang batinnya tetap berpijak di bumi dengan dua kaki. Ia berani bertanya pada diri sendiri, memikirkan apa gerangan yang hendak disampaikan malaikat Allah Perkasa – Gabriel – yang menggetarkan itu?
Dan kita patut berterima kasih kepada Lukas yang menjajarkan dua reaksi yang berbeda itu dalam bentuk kisah dan membantu kita semakin mengerti apa yang sebetulnya terjadi. Terkejut memang bagian dari diri kita, tetapi tak usah kita biarkan menjadi rasa takut. Lebih positif bila diolah menjadi pemikiran proaktif, seperti gadis pemberani dari Nazaret itu.
Maria mulai memikirkan dan mencari makna kata-kata sang malaikat. Dan kita tahu kehidupannya memang kehidupan menemukan arti salam damai Gabriel kepadanya sekalipun tak selalu gampang jalannya bahkan ada banyak penderitaan. Dan kemauannya memahami kedatangan Yang Ilahi kepadanya itu menjadi kekuatannya.
Boleh kita bayangkan bahwa Yesus nanti akan banyak belajar dari seorang ibu seperti itu. Dengan caranya yang khas dan halus Lukas juga menyebutkannya. Setelah mengatakan bahwa Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuanya dikatakannya (Luk 2: 52) bahwa Yesus – yang waktu itu berumur 12 tahun – “makin dewasa dan bertambah hikmatnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”.
WARTA
Kepada Maria malaikat Gabriel berkata “Jangan takut…”. Kata-kata ini juga pernah ditujukannya bagi Zakharia. Tapi kepadanya ditambahkan, “sebab doamu telah dikabulkan” (Luk 1:13; tentunya keinginan Zakharia mendapat keturunan).
Tetapi kepada Maria dijelaskan, “sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah.” Gabriel mengajar Maria agar semakin berani hidup menurut jalan yang tak tersangka-sangka tapi bukan asal-asalan.
Dengan demikian Maria akan menemukan anugerah “yang ada di hadapan Allah”, yakni pemberian yang diperhatikan Allah sendiri, yang menjadi kesayangan-Nya sendiri. Seakan-akan belum cukup. Gabriel menambahkan bahwa wujudnya ialah anak lelaki dan yang namanya sudah ditentukan dari sana, yakni Yesus.
Kini semua jadi lebih jelas. Karena berada di hadapan Allah, maka sang anugerah itu juga akan menjadi besar dan dikenal sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi, artinya orang yang amat dekat dengan-Nya. Gabriel, kendati penampakannya yang menggentarkan, ialah kekuatan yang dapat membimbing di jalan kehidupan. Sejak saat itu Maria hidup menyongsong kelahiran Dia yang bakal datang dalam ujud manusia. Maria adalah “adven” yang hidup.
Uraian Lukas mengenai kedatangan Gabriel kepada Maria bisa dipakai untuk membaca kembali pengalaman hidup kita masing-masing. Kehadiran yang sering membuat terkejut itu juga dapat membuat kita makin menyadari dan mendekat kepada Yang Ilahi sendiri – tentunya bila kita mau mencari tahu dan menyelami artinya. Seperti Maria.
DARI BACAAN KEDUA (Rm 16:25-27): MEMUJI KEILAHIAN
Bacaan kedua dipungut dari penutupan surat Paulus kepada umat di Roma dan yang berisi pujian akan Allah. Para ahli teks umumnya berpendapat bahwa bagian ini tidak termasuk surat kepada umat di Roma , tapi disertakan di situ kemudian setelah surat itu berulang kali dibacakan. Ketika surat itu semakin dikenal di kalangan umat di tempat-tempat lain, bagian penutupan tadi diterima menjadi bagian resmi dari surat ini dan wartanya termasuk khazanah iman umat awal pula.
Pada dasarnya ditegaskan bagaimana Allah telah memenuhi janji-Nya, dan bagaimana Yesus Kristus – yang telah mulai diimani umat – ialah kenyataan yang berabad-abad sebelumnya diwahyukan Allah dalam Kitab Suci. Ini warta bagi mereka yang mengenal KS hingga saat itu, yakni orang-orang Yahudi.
Dengan demikian Yesus Kristus menjadi
kehadiran ilahi di tengah-tengah kemanusiaan. Penegasan ini didasarkan pada pengalaman iman yang ditekuni dalam doa dan disertai kesediaan menerima Kabar Gembira. Dalam Yesus Kristus-lah umat manusia bisa rujuk kembali dengan Yang Ilahi, entah mereka yang mengenal Allah dalam KS atau mereka yang berasal dari kalangan lebih luas.
Bagi orang zaman ini, kepercayaan yang termaktub dalam penutupan surat ini bisa jadi arahan batin. Kemanusian yang sejati ialah yang mau mengarah ke kehadiran Yang Ilahi, betapa jauhnya kini terasa.
Pastor Agustinus Gianto, SJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar