HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
"TTS" - "TRIBUTE TO SAINT":
St. Antonius, Abas dkk. (PART VII)
APOGHTEMATA PATRUM EDISI JULI
(RJK. 2018).
The devil is afraid of us when we pray and make sacrifices. He is also afraid when we are humble and good. He is especially afraid when we love Jesus very much. He runs away when we make the Sign of the Cross.
-Saint Anthony, Abbot
01 Juli
Para penatua mengatakan tentang Abas Agaton kepada Abas Elias di Mesir sebagai berikut : “Ia seorang Abas yang baik.”
Abas Alias menjawab mereka : “Dibandingkan dengan orang-orang seangkatannya, ia memang baik.”
Mereka berkata kepadanya : “Dan bagaimana kalau ia dibandingkan dengan para nenek moyang ?”
Ia memberi jawaban demikian : “Aku telah mengatakan bahwa dibandingkan dengan orang-orang seangkatannya ia baik, tetapi dibandingkan dengan para nenek moyang, di Scetis aku pernah melihat seorang rahib yang seperti Yosua putra Nun, dapat membuat matahari tetap bersinar di langit.”
Mendengar itu mereka menjadi sangat heran dan memuliakan Allah.
02 Juli
Abas Elias berkata : “Apa yang dapat diperbuay oleh dosa kalau di situ ada laku tobat ? Dan apa gunanya cintakasih kalau di situ ada kesombongan ?”
03 Juli
Abas Elias berkata : “Manusia mengarahkan pikirannya entah kepada dosa-dosa mereka, entah kepada Yesus, entah kepada manusia.”
Ia juga berkata : “Kalau roh tidak setala dengan tubuh, sia-sialah jerih payah kita. Orang yang mencintai penderitaan akan memperoleh kegembiraan dan kedamaian di kenudian hari.”
04 Juli
Abas Elias berkata : “Seorang penatua tinggal di sebuah kuil dan para iblis datang kepadanya sambil berkata : ‘Tinggalkan tempat ini karena ini milik kami’.
Sang penatua berkata : “Tidak ada tempat yang menjadi milik kalian.”
Kemudian mereka mulai menghambur-hamburkan daun-daun palma sang penatua, satu per satu, dan sang penatua
mengumpulkannya kembali dengan tekun.
Beberapa saat kemudian iblis memegang
tangannya dan menyeret dia ke pintu. Ketika sang penatua mencapai pintu, ia memegang jenang pintu dengan tangannya yang lain
sambil berteriak : “Yesus, selamatkan daku.”
Langsung si iblis lari.
Kemudian sang penatua mulai menangis. Dan Tuhan berkata kepadanya : “Mengapa engkau menangis ?”
Sang penatua menjawab : “ Karena para iblis telah berani menyergap seorang manusia dan memperlakukaannya seperti ini.”
Tuhan berkata : “Engkau sudah lengah. Bukankah begitu engkau berpaling kepada-Ku lagi, engkau lihat bahwa Aku berada di sisimu”.
Aku mengatakan ini karena memang perlu untuk menanggung penderitaan yang hebat, karena orang yang tidak bersedia berbuat demikian, tidak dapat datang kepada Allahnya. Karena ia sendiri telah disalibkan demi keselamatan kita.
05 Juli
Seorang saudara yang menjalankan hidup sunyi dalam pertapaan gua Abas Saba datang kepada Abas Elias dan berkata kepadanya : “Bapa, berilah kepada saya sebuah cara hidup.”
Sang penatua berkata kepada saudara itu : “Pada zaman para pendahulu kita, mereka sangat memperhatikan ketiga keutamaan ini, kemiskinan, ketaatan dan puasa. Tetapi di kalangan para rahib sekarang, ketamakan, rasa percaya-diri dan kerakusan telah mengambil alih keutamaan-keutamaan tersebut. Pilihlah mana yang paling kau inginkan.”
06 Juli
Seorang saudara yang diserang oleh iblis mencurahkan kesulitannya kepada Abas Heraklides.
Untuk menghiburnya Heraklides menceriterkan kisah berikut ini :
“Ada seorang penatua yang mempunyai seorang murid yang bertahun-tahun lamanya selalu menaati dia dalam segala hal. Pada suatu hari, ketika ia diserang oleh iblis, ia meniarap di muka sang penatua dan berkata : “Izinkanlah saya menjadi rahib sendirian.”
Sang penatua menjawab, “Mari kita selidiki daerah ini dan kita buatkan sebuah sel untukmu.”
Mereka menemukan tempat yang cocok satu mil jauhnya. Mereka pergi ke sana dan membangun sebuah sel.
Lalu sang penatua berkata kepada saudara itu : “Apa yang kusuruh lakukan kepadamu, lakukanlah. Setiap kali engkau ditimpa kesusahan, makanlah, minumlah, tidurlah, asal saja jangan keluar dari selmu sampai hari Sabtu. Sesudah itu datanglah kepadaku.”
Saudara itu bertahan selama dua hari, berbuat sesuai dengan apa yang diperintahkan sang penatua.
Tetapi pada hari ketiga ia mulai terserang rasa bosan (accedia) dan berkata kepada dirinya sendiri : “Mengapa sang penatua mengatur ini semua bagiku ?’
Kemudian sambil berdiri ia menyanyikan banyak mazmur, sesudah matahari terbenam ia makan, lalu berbaring di atas tikarnya untuk tidur.
Tetapi ia melihat seorang Etiopia sedang berbaring di situ sambil menggertakkan giginya kepadanya.
Diserang oleh rasa takut yang amat besar, ia berlari kepada sang penatua, mengetuk pintunya dan berkata : “Bapa, kasihanilah aku, buka pintu”.
Sang penatua, yang melihat bahwa ia telah tidak menaati perintahnya, tidak membukakan pintu sampai pagi.
Lalu pagi-pagi sekali ia membuka pintu dan menemukan dia di luar sambil memohon dengan sangat untuk menolong dia.
Merasa sangat kasihan, sang penatua mengajak dia masuk ke dalam.
Lalu saudara itu berkata : “Bapa, saya membutuhkan Bapa. Di atas tempat tidur saya, saya melihat seorang Etiopia yang hitam, ketika saya hendak pergi tidur.”
Sang penatua menjawab : “Engkau menderita karena engkau tidak menaati perintahku.”
Kemudian, sesuai dengan kemampuannya, sang penatua mengajarkan dia disiplin hidup sebagai rahib yang tinggal sendirian, dan dalam waktu singkat ia menjadi seorang rahib yang baik.
07 Juli
Abas Teodorus dari Pherme memperoleh 3 buah buku yang bagus.
Ia datang kepada Abas Makarius dan berkata kepadanya : “Saya mempunyai 3 buku yang bagus sekali dan saya mendapat manfaat darinya. Para saudara juga menggunakannya dan mendapatkan manfaat. Katakanlah kepada saya apa yang harus saya lakukan : tetap memiliki buku-buku itu untuk saya gunakan dan juga saudara-saudara lainnya, atau menjualnya dan memberikan uangnya kepada orang miskin ?”
Sang penatua menjawab : “Tindakanmu itu baik, tetapi yang terbaik ialah kalau tidak memiliki apapun.”
Mendengar itu, ia pergi dan menjual buku-bukunya dan memberikan uangnya kepada orang miskin.
08 Juli
Seorang saudara tinggal di Cellia dan dalam kesunyiannya ia mengalami kesusahan.
Ia datang kepada Abas Teodorus dari Pherme untuk menceritakan kesulitannya itu.
Sang penatua berkata kepadanya : “Pergilah. Cobalah untuk menjadi lebih rendah hati dalm cita-citamu, tempatkan dirimu di bawah ketaatan dan tinggallah bersama rahib-rahib lainnya.”
Kemudian ia kembali kepada sang penatua dan berkata : “Saya tidak menemukan kedamaian bersama orang-orang lain.”
Sang penatua berkata kepadanya : “Kalau engkau tidak menemukan kedamaian entah hidup sendirian entah hidup bersama orang lain, lalu mengapa engkau mau menjadi rahib ? Bukankah seorang rahib harus menderita pencobaan-pencobaan ? Katakan kepadaku sudah berapa tahun engkau memakai jubah ?”
Ia menjawab : “Sudah 8 tahun.”
Lalu sang penatua berkata : “Aku sudah memakai jubah selama 70 tahun dan belum menemukan kedamaian. Dan engkau ingin mendapatkan kedamaian dalam waktu 8 tahun ?”
Mendengar perkataan itu saudara tersebut pergi dan merasa diteguhkan.
09 Juli
Seorang saudara datang kepada Abas Teodorus dan selama tiga hari ia mohon kepada sang penatua untuk mengucapkan sepatah kata baginya tetapi ia tidak mendapatkan jawaban apa pun. Maka ia pergi dengan sedih.
Kemudian murid sang penatua berkata kepadanya : “Bapa, mengapa Bapa tidak mengatakan apa-apa kepadanya ? Lihat, ia pergi dengan sedih.”
Sang penatua berkata : “Aku tidak bicara kepadanya, karena ia tukang jual omongan yang mencari kebanggaan diri sendiri melalui kata-kata orang lain.”
10 Juli
Abas Teodorus berkata :
“Kalau engkau berteman dengan seseorang dan ia jatuh ke dalam godaan percabulan, ulurkan tanganmu kalau engkau dapat, untuk menolong dia terbebas dari godaan itu. Tetapi kalau ia terjatuh ke dalam kesesatan (bidaah), dan engkau tidak dapat meyakinkan dia untuk meninggalkan kesesatannya, jauhkan dirimu cepat-cepat dari dia, karena kalau engkau berlambat, engkau juga bisa diseret olehnya ke dalam jurang yang sama.”
11 Juli
Seorang saudara bertanya kepada Abas Teodorus : “Bapa, bolehkah saya tidak makan roti untuk beberapa hari ?”
Sang penatua menjawab : “Boleh, aku pun melakukan yang sama.”
Saudara itu berkata lagi : “Yang saya maksudkan ialah membawa keledaiku ke
tukang roti untuk menjadikannya tepung.”
Sang penatua menjawab : “Kalau engkau pergi ke tukang roti, mengapa tidak sekalian saja membuat tepung itu menjadi roti ? Apa perlunya sampau dua kali pergi ke sana ?”
12 Juli
Abas Teodorus berkata : “Ada tiga hal dasar bagi seorang rahib, yaitu, kemiskinan, askesis, dan mengasingkan diri dari orang banyak.”
Ia juga berkata : “Jangan tidur di tempat di mana ada seorang wanita.”
13 Juli
Murid Abas Teodorus berkata :
“Pada suatu hari ada seseorang datang untuk menjual bawang dan ia mengisi sebuah wadah dengan bawang untukku. Sang penatua berkata, ‘Isilah wadah itu dengan gandum dan berikan kepadanya’.
Di situ ada dua tumpukan gandum, yang satu berisi gandum baik dan yang lainnya gandum campuran. Aku mengisi wadah itu dengan gandum campuran untuk diberikan kepadanya. Kemudian sang penatua memandang kepadaku dengan marah dan sedih.
Karena takut, aku terjatuh dan memecahkan wadah itu. Ketika aku meniarap di hadapannya, sang penatua berkata : “Bangunlah, itu bukan kesalahanmu tetapi kesalahanku, karena aku telah mengatakan hal yang menyebabkan engkau jatuh.”
Lalu ia pergi dan mengisi skapulirnya dengan gandum baik serta memberikannya kepada pedagang itu bersama dengan bawang-bawangnya.”
14 Juli
Dikatakan tentang Abas Teodorus bahwa meskipun ia ditahbiskan sebagai diakon di Scetis, ia menolak untuk melaksanakan fungsinya itu dan melarikan diri ke banyak tempat untuk menghindarinya.
Setiap kali, para penatua membawa dia kembali ke Scetis dengan berkata : “Jangan menolak diakonatmu.”
Abas Teodorus berkata kepada mereka : “Aku akan berdoa kepada Allah supaya Ia mengatakan kepastian apakah aku harus mengambil bagian dalam liturgi sesuai dengan tugasku itu.”
Lalu ia berdoa kepada Allah demikian : “Kalau ini kehendak-Mu supaya aku tetap berada dalam tugas ini, berilah aku tanda supaya aku menjadi yakin.”
Kemudian tampak kepadanya sebuah tiang api, dari bumi sampai ke langit, dan ada suara yang berkata kepadanya : “Kalau engkau dapat menjadi seperti tiang api ini, pergilah, jadilah seorang diakon.”
Ketika mendengar hal itu ia memutuskan untuk tidak pernah lagi menerima lagi tugas tersebut.
Ketika ia pergi ke gereja para saudara membungkuk di hadapannya dan berkata : “Kalau engkau tidak ingin menjadi diakon, sekurang-kurangnya peganglah piala ini.”
Tetapi ia menolaknya dan berkata : “Kalau kalian tetap menganggu aku dengan masalah ini, aku akan pergi dari sini.”
Maka mereka membiarkan dia dalam damai.
15 Juli
Dikatakan tentang Abas Teodorus bahwa ketika ia menetap di Scetis, seorang iblis datang kepadanya ingin memasuki sel nya, tetapi ia mengikatnya di luar sel nya.
Sekali lagi iblis lain mencoba masuk, dan ia mengikatnya juga.
Iblis ketiga mencoba yang sama, dan ketika ia menemukan kedua iblis yang terikat itu, ia berkata kepada mereka : “Mengapa kalian berdiri seperti ini di luar?”
Mereka berkata kepadanya : “Dia sedang duduk di dalam dan tidak mengijinkan kami masuk.”
Maka iblis ketiga itu mencoba masuk dengan kekerasan. Tetapi sang penatua mengikat dia juga.
Karena takut akan doa-doa sang penatua, mereka memohon kepadanya : “Biarkan kami pergi.”
Dan sang penatua berkata kepada mereka : “Pergilah.”
Lalu mereka lari pontang-panting.
16 Juli
Salah seorang Bapa mengisahkan tentang Abas Teodorus dari Pherme demikian :
“Pada suatu sore aku datang kepadanya dan mendapatkan dia sedang mengenakan pakaian koyak, dadanya telanjang dan kapnya tergantung di depan dadanya. Lalu ada orang besar datang mengunjunginya. Ketika ia mengetuk pintu, sang penatua membukakannya dan menemuinya serta duduk di pintu untuk berbicara dengannya. Aku mengambil salah satu sisi mantolnya, dan menutupi pundaknya dengan mantol itu. Tetapi sang penatua merentangkan tangannya dan mengibaskan mantol itu.
Ketika orang besar itu telah pergi, aku berkata kepadanya : “Bapa, mengapa engkau berbuat seperti itu ? Orang tadi datang untuk mendapatkan manfaat rohani, sekarang barangkali ia menjadi syok.”
Lalu sang penatua berkata kepadaku : “Apa yang kau maksudkan ? Apakah kita masih menjadi budak manusia ? Kita melakukan apa yang penting saja, lainnya itu berlebihan. Orang yang mengharapkan manfaat rohani, biarlah mendapatkannya; orang yang mau menjadi syok, biarlah syok. Bagiku, aku akan menemui orang sebagaimana mereka menemukan aku saat itu.”
Kemudian ia berkata kepada muridnya : “Kalau seseorang datang mengunjungi aku, jangan mengatakan apa pun hanya demi kehormatan manusiawi. Jadi kalau aku sedang makan, katakan kepadanya, Dia sedang makan. Dan kalau aku sedang tidur, katakan saja kepadanya, Dia sedang tidur.”
17 Juli
Pada suatu hari ada tiga pencuri sedang mendatangi Abas Teodorus. Sementara dua pencuri memegangi dia, pencuri yang ketiga mengambili miliknya.
Ketika ia sudah mengambil buku-bukunya, ia juga ingin mengambil jubahnya. Maka sang penatua berkata kepada mereka : “Jangan ambil itu.”
Tetapi mereka tidak menggubrisnya.
Oleh karena itu sang penatua berjuang melepaskan diri dan berhasil mendorong kedua pencuri yang memeganginya. Mereka menjadi takut.
Kemudian sang penatua berkata kepada mereka : “Jangan takut. Bagilah barang-barang ini menjadi empat bagian. Ambillah tiga bagian untuk kalian dan tinggalkan untukku satu bagian.”
Maka mereka melakukannya dan untuk bagiannya sang penatua mendapat jubah yang ia gunakan untuk ke synaxis.
18 Juli
Abas Teodorus dari Enaton berkata : “Ketika aku masih muda, aku tinggal di gurun. Pada suatu hari aku pergi ke tukang roti untuk membuat dua buah roti. Disana aku bertemu dengan seorang saudara yang juga ingin membuat roti tetapi tidak ada orang untuk menolongnya. Maka aku sisihkan kepunyaanku dan membantu dia.
Ketika sudah selesai, datanglah seorang saudara lain, sekali lagi aku membantu dia memanggangkan rotinya.
Lalu datang orang ketiga dan aku melakukan hal yang sama. Begitulah seterusnya yang satu sesudah yang lain, aku membuatkan roti untuk setiap saudara yang datang. Aku membuatkan enam adonan.
Akhirnya aku membuat untuk diriku sendiri dua buah roti, seorang diri karena tidak ada lagi orang yang datang.”
19 Juli
Dikatakan tentang Abas Teodorus dan Abas Lucius, keduanya dari Enaton, bahwa selama lima puluh tahun mereka biasa mengolok-olok godaan yang mereka alami dengan berkata : “Sesudah musim dingin ini, kami akan pergi dari sini.”
Ketika musim panas tiba, mereka berkata : “Sesudah musim panas ini kami akan meninggalkan tempat ini.”
Begitulah mereka menghabiskan seluruh hidup mereka dengan cara demikian. Kita patut selalu mengenang mereka dalam ingatan kita.
20 Juli
Abas Teodorus dari Enaton berkata : “Kalau Allah menegur kita karena kita melalaikan doa-doa kita dan tidak setia dalam mendaraskan mazmur, maka kita tidak dapat selamat.”
21 Juli
Abas Teodorus dari Scetis berkata :
“Sebuah pikiran mendatangi aku yang membuat aku jadi kacau dan tidak bebas. Pikiran itu membuat aku tidak dapat melakukan apa-apa dan menghambat kemajuanku dalam keutamaan. Tetapi orang yang berjaga-jaga dapat menghalaunya dan bangkit untuk berdoa.”
22 Juli
Abas Abraham dari Iberia bertanya kepada Abas Teodorus dari Eleuteropolis : “Bapa, mana yang benar ? Apakah aku harus mencari kemuliaan untuk diriku sendiri ataukah penghinaan ?”
Sang penatua berkata : “Kalau untuk diriku sendir, aku lebih suka memilih mencari kemuliaan daripada penghinaan (nama buruk). Kalau aku melakukan sesuatu yang baik dna aku memuji diriku sendiri karena kebaikan itu, aku dapat mengutuk pikiran – pikiranku dengan berkata kepada diriku sendiri bahwa aku sebenarnya tidak pantas menerima pujian itu. Tetapi penghinaan berasal dari perbuatan iblis. Lalu bagaimana aku dapat menentramkan suara hatiku kalau orang-orang menjadi syok karena ulahku ? Maka lebih baik melakukan yang baik dan memuji diri sendiri karena kebaikan itu.”
Abas Abraham berkata : “Bapa, engkau telah bicara baik.”
23 Juli
Abas Teodorus dari Eleuteropolis berkata : “Mengurangi makan menguasai tubuh rahib.”
Seorang penatua yang lain berkata : “Berjaga malam menguasai tubuh lebih lagi.”
24 Juli
Abas Teodorus dari Eleuteropolis berkata : “Kalau engkau orang yang bisa menguasai diri, jangan mengadili orang yang berzinah, karena bisa terjadi engkau malah melanggar hukum sama seperti si penzinah itu. Bukankah Dia yang berkata “Jangan berzinah”, berkata juga. ‘Jangan menghakimi’?
25 Juli
Abas Theonas berkata : “Jikalau roh kita berpaling dari kontemplasi akan Allah, maka kita menjadi budak dari nafsu-nafsu daging kita.”
26 Juli
Pada suatu hari Theofilus agung yang suci datang ke pegunungan Nitria dan Abas dari tempat itu datang menemuinya.
Uskup Agung itu berkata kepadanya : “Bapa, dalam cara hidup sekarang ini mana yang Bapa ikuti, apa yang Bapa anggap paling baik ?”
Sang penatua berkata : “Tindakan menuduh diriku sendiri dan senantiasa mencela diriku.”
Abas Theofilus berkata : “Tidak ada jalan lain kecuali demikian itu.”
27 Juli
Pada suatu hari Abas Theofilus Uskup Agung, datang ke Scetis. Para saudara yang berkumpul, berkata kepada Abas Pambo : “Katakanlah sesuatu kepada uskup agung itu, supaya ia mendapatkan manfaat rohani.”
Sang penatua berkata kepada mereka : “Jikalau ia tidak mendapatkan manfaat rohani dari diam-ku, dia juga tidak akan mendapatkan manfaat rohani dari bicara-ku.”
28 Juli
Pada suatu hari Uskup Agung Theofilus memanggil beberapa Bapa untuk datang ke Alexandria, untuk berdoa dan memusnahkan kuil-kuil kafir yang ada di sana.
Ketika mereka sedang makan bersama dia, dihidangkan di hadapan mereka daging sapi muda dan mereka memakannya tanpa menyadari apa itu.
Sang uskup mengambil sepotong daging, menawarkannya kepada seorang penatua yang duduk di sebelahnya sambil berkata : “Bapa, ini daging enak, makanlah.”
Tetapi ia menjawab : “Sampai sekarang, kami mengira kami sedang makan sayuran, tetapi kalau ini daging, kami tidak memakannya.”
Maka tidak seorang pun dari mereka mencoba lagi daging yang dihidangkan itu.
29 Juli
Ama Theodora berkata : “Marilah kita berjuang untuk melalui pintu yang sempit. Sama seperti pepohonan, kalau mereka tidak berdiri tegak sebelum badai musim dingin tiba, mereka tidak dapat menghasilkan buah, demikian juga dengan kita. Zaman sekarang ini adalah zaman badai dan hanya melalui banyak pencobaan serta godaan kita dapat memperoleh warisan dalam kerajaan surga.”
30 Juli
Ama Theodora berkata : “Hidup dalam damai merupakan sesuatu yang baik, yang dialami oleh orang bijaksana dengan mempraktekkan doa terus-menerus. Sungguh merupakan sesuatu yang agung untuk seorang perawan atau seorang rahib untuk hidup dalam damai, khususnya untuk yang masih muda. Tetapi engkau harus menyadari bahwa begitu engkau bermaksud untuk hidup dalam damai, langsung iblis datang dan memberati jiwamu dengan rasa bosan (acedia), rasa takut dan pikiran-pikiran jahat.
Iblis juga menyerang tubuhmu dengan penyakit, kelesuan, kelemahan di bagian lutut dan seluruh anggota tubuh.
Iblis menguras habis kekuatan jiwa dan tubuh, sehingga orang percaya bahwa ia sakit dan tidak dapat lagi berdoa. Tetapi kalau kita berjaga, semua godaan itu akan hilang.
Ada seorang rahib yang setiap kali mulai berdoa ia jadi masuk angin dan demam, juga sakit kepala. Dalam keadaan seperti itu ia berkata kepada dirinya sendiri, ‘aku sakit dan hampir mati, karena itu sekarang aku harus bangun sebelum aku mati untuk berdoa.’ Dengan berpikir seperti itu ia mengerasi dirinya dan berdoa. Ketika ia selesai berdoa, demamnya juga menjadi reda. Jadi, dengan pikiran seperti itu, saudara tersebut melawan dan berdoa dan dapat mengalahkan pikiran-pikirannya.”
31 Juli
Ama Theodora berkata bahwa bukan askesis, bukan berjaga, juga bukan penderitaan dalam bentuk apa saja yang dapat menyelamatkan seseorang, melainkan hanya kerendahan hati yang sejati.
Ada seorang anakorit yang dapat mengusir iblis. Lalu ia bertanya kepada iblis : “Apa yang membuat kalian lari ? Apakah puasa ?”
Mereka menjawab : “Kami tidak makan atau minum.”
“Apakah berjaga ?”
Mereka menjawab : “Kami tidak pernah tidur.”
“Apakah pemisahan dari dunia ?”
“Kami tinggal di padang gurun.”
“Lalu kuasa apa yang dapat mengusir kalian ?”
Mereka berkata : “Tidak ada yang dapat mengalahkan kami kecuali kerendahan hati.”
Lihat, bagaimana kerendahan hati menang terhadap iblis ?”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar