HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
SERI MONASTIK
MINOLOGIUM CITERSIENSIS
PART I = JANUARI - MARET
A.
JANUARI
1 Januari
Pada hari ini, dalam tahun 1186, wafatlah Beato Bernardus, abas Citeaux. Semula ia abas di Biara Fontain di Inggris. Setelah menjadi abas selama satu setengah tahun, berpulanglah ia dalam Tuhan. Mengenai dia, orang menyebutnya: lembut laksana domba, terang sebagai contoh bagi manusia. (Hag.n.115)
2 Januari
Di Barberi, Normandia, tahun 1665, wafatlah abas Lodovikus Guinet. Atas anjuran abas Clairvaux, Dionisius Largentier, ia yang masih remaja itu diperkenankan memeluk observansi yang keras. Kemudian ia diangkat menjadi bapa pengakuan para rubiah Maubuisson. Setelah itu, ia menjadi mahaguru di Kolese St. Bernardus di Paris, lalu menjadi Prior di Royaumont, dan kemudian diangkat menjadi abas Barbery. Oleh Kapitel Umum, ia diangkat menjadi Visitator General biara-biara Normandia. Sampai wafatnya, ia menjadi teladan ketaatan. (Hag.n.684)
3 Januari
Pada hari ini diperingati Beato Gulielmus III, abas Citeaux. Ia ditunjuk oleh Bapa Suci menjadi penengah dalam perkara-perkara yang terjadi antara para rahib dan bruder-bruder Ordo Grammount. Ia juga menerima para rahib yang terpaksa meninggalkan biaranya. Ia wafat dalam tahun 1194. (Hag.n.124)
4 Januari
Di Biara Elant - Perancis, diperingati Beato Rogerius, abas. Ia meninggalkan tanah kelahirannya di Inggris dan masuk biara Sistersiensis yang baru saja didirikan di Loroy. Kemudian, ia menjadi abas di Elant, yaitu sebuah biara yang baru didirikan. Ia dimuliakan dengan bermacam-macam tanda dan mukjizat, baik sebelum maupun sesudah wafatnya. (Hag.n.66)
5 Januari
Di Eberbach - Jerman, diperingati Yth. Abas Gerardus, seorang yang murni dan baik hati. Setelah menyatakan niatnya kepada St. Bernardus, ia masuk Ordo dan mengikuti St. Bernardus ke Clairvaux. Kemudian, ia menjadi abas Eberbach dari tahun 1173 sampai tahun 1177. (Hag.n.321)
6 Januari
Di Italia, diperingati Guido, rahib. Karena membela hak-hak gereja yang dipercayakan kepadanya, sebelum ditahbiskan menjadi Uskup Sarsina, ia dibunuh secara kejam oleh para perampok. (Hag.n.202.)
7 Januari
Peringatan Beato Gaufridus de Perona. Ia adalah bendahara Gereja Quintinus. Mulanya ia seorang bangsawan yang diajak oleh St. Bernardus ke biara. Setelah menjabat sebagai Prior, ia dipilih menjadi Uskup. Tetapi, meski diminta dengan sangat oleh Bapa Suci Eugenius III dan abasnya yang saleh, jabatan yang terhormat itu tetap ditolaknya. Ia wafat tak lama kemudian. (Hag.n.77)
8 Januari
Di Marienfield, tanggal 14 bulan ini, tahun 1330, wafatlah Yth. Abas Lubertus Boderik. Ia menjadi teladan, tidak hanya bagi para rahibnya, tetapi juga bagi masyarakat luas. Ia meletakkan jabatannya setelah bertugas selama 37 tahun. Setelah itu, beliau tidak pernah lagi meninggalkan klausura terkecuali bila diperintahkan oleh abasnya. Ia wafat dalam usia 80 tahun. (Hag.n.466)
9 Januari
Di Biara Cour Petrale, Keuskupan Chartus, pada tahun 1872, wafatlah Ibu Antonia Mezerette Desloriers, rubiah koor. Karena perbuatan-perbuatan dan keutamaan-keutamaannya, ia sangat dicintai oleh semua orang. Pada usia 33 tahun, ia masuk Biara St. Katarina di Laval. Di situ, hidupnya yang baik menjadi lebih sempurna. Beliau dikirim bersama beberapa rubiah lainnya untuk mendirikan biara baru Cour Petrale dan menjabat sebagai pembimbing para novis. Tiga tahun kemudian ia dipilih menjadi priorin. Ia wafat dalam usia 77 tahun. (Hag.n.715)
10 Januari
Di Roma, pada tahun 1620, wafatlah Yth. Yohanes dari Santo Hironimus, Vikaris Jendral pertama. Ia berasal dari Chalon dan seorang ahli hukum yang sangat dihormati. Kemudian dipilih menjadi pembesar biara dan sangat ketat dalam melaksanakan peraturan. Ia dianggap sebagai penghibur dalam kesusahan. Ia juga menjalankan tugas menolong para korban penyakit pes yang menular. Semua penduduk kota Roma yang menyaksikan perbuatan dan jasanya, menyebutnya sebagai orang suci. (Hag.n.538)
11 Januari
Di Biara St. Maria Hati Kudus Yesus, Westmalle, pada tahun 1921, wafatlah Bruder Hilarion Mathyssen. Di rumah, ia seorang pekerja miskin tetapi penuh kebaktian kepada Bunda Maria. Karena terikat kewajiban untuk menjaga orangtua, maka keinginannya untuk masuk biara sewaktu muda dibatalkan. Dalam usia 45 tahun, keinginannya itu dapat terlaksana. Di kalangan para saudara, ia dikenal sebagai seorang pendamai. Sepuluh tahun sebelum meninggal, ia menderita kanker perut. Namun ia tetap tenang dan tabah dalam menghadapi penderitaannya itu. (Hag.n.776)
12 Januari
Pada tanggal ini wafatlah St. Aelredus, Abas Riveaulx, Inggris. Ia dididik di Istana Skotlandia bersama Putera Mahkota Raja David. Kemudian beliau memilih masuk biara. Di antara para saudara, ia menonjol dalam keutamaan cinta kasih dan lembut hati. Ketika menjadi Abas Riveaulx, kecemerlangan cintanya dibuktikan Tuhan dengan mukjizat-mukjizat. Beliau mewariskan kepada kita karya-karyanya: “De Spirituali Amicitia” dan “Speculum Caritatis”. Ordo kita dinamakan beliau sebagai “Salib Kristus”. Sepuluh tahun sebelum wafat, ia menderita penyakit perut dan batuk. Beliau menyerahkan jiwanya pada hari kedua belas bulan Januari tahun 1167. (Hag.n.27)
13 Januari
Di Biara Bonnevaux, pada tanggal 14 bulan ini, pada tahun 1150, wafatlah Beato Amadeus de Oude, seorang tuan tanah, di Hauterive. Terpengaruh oleh kematian isterinya, berangkatlah ia bersama anaknya Amadeus muda serta 12 orang lainnya ke biara Bonnevaux. Di sana, karena pendidikan bagi puteranya dilalaikan, maka pergilah ia ke biara Cluny dan diterima dengan senang hati di situ. Tetapi, setelah puteranya diserahkan kepada saudara Kaisar Hendrik V, ia menyesalkan ketidaksetiaannya, maka kembalilah ia ke Bonnevaux. Di situ, ia membuat silih dengan laku tapa yang keras. (Hag.n.79)
14 Januari
Peringatan St. Guarinus, Uskup Sion - Swiss. Masih sebagai rahib Molesme, ia menggabungkan diri dengan pendiri-pendiri Aulps di Savoye. Pada tahun 1113, beliau menjadi abas bagi kedua Konggregasi tersebut. Ia mengumpulkan rahib-rahib yang pada waktu itu masih tersebar dalam sel-sel di pegunungan dan menjadikannya satu kumpulan. Mereka itu disuruhnya menjalankan Peraturan Santo Benediktus secara harafiah. Santo Bernardus, dalam suratnya, menyebut beliau sebagai “Orang yang layak menerima mahkota, karena usia lanjut, tetapi yang bangkit kembali sebagai pejuang muda menyongsong peperangan”. Kepada para rahibnya, Santo Bernardus berpesan: “Contohlah abas anda seperti beliau sudah mencontoh hidup Kristus”. Beliau menggembalakan kawanan yang diserahkan kepadanya selama 12 tahun, dan meninggal dunia pada tanggal 27 Agustus 1150. (Hag.n.17)
15 Januari
Di Notre Dame de Grace, Bricquebec pada tahun 1857, wafatlah Yth. Dom Agustinus Qufro pendiri biara tersebut. Sebagai imam, ia menjadi novis di biara Grosbois. Pada masa pengejaran di jaman Napoleon, ia diusir dari biara dan kembali menjadi imam biasa. Atas usul uskupnya, ia mendirikan sebuah biara baru. Setelah melewatkan hidupnya yang penuh jasa, ia meninggal pada usia 80 tahun. (Hag.n.70)
16 Januari
Di Elzas, wafatlah Bernardinus Juif. Mula-mula ia seo¬rang rahib dan imam di Biara Lucelles. Sewaktu penganiayaan pada abad 18 akan berakhir, ia diusir dari tanah air. Setelah beberapa lama mendengar banyak jiwa yang terlantar, ia kembali, dan kemudian diangkat oleh Uskup Bazel menjadi Komisarisnya. Dengan menyamar, ia mengunjungi umat dan mempersembahkan Kurban Misa serta memberikan sakramen-sakramen. Dalam usia lanjut, ia masuk kembali ke Biara Oelenberg. Tetapi kembali diusir dari biara oleh Revolusi Juli 1830. Beliau wafat dalam tahun 1836. (Hag.n.691)
17 Januari
Di Perancis, pada tahun 1623, wafatlah Pater Gabriel Alexus (Gallet). Ia putera sulung Konggregasi Feuillant yang menerima pakaian biara pada tahun 1577. Jika beliau pulang dari Toulouse atau dari kota-kota lainnya, kerapkali ia membawa beberapa orang novis. Beliau wafat dalam usia 67 tahun. (Hag.n.542)
18 Januari
Di Perancis, pada tahun 1122, wafatlah Gulielmus, uskup yang terkenal dari Chalons Sur Marne. Selama St. Bernardus menjalani masa kepemimpinannya di Clairvaux, terjalinlah hubungan yang erat di antara keduanya. Ia jugalah yang menerima “putera-putera” St. Bernardus yang mau mendirikan biara baru di Trois Fontaines. Dikatakan, bahwa delapan hari sebelum wafat, uskup yang mulia ini menerima pakaian Sistersiensis. (Hag.n.312)
19 Januari
Pesta St. Gulielmus, Uskup Agung Bouges. Ia seorang kanonik di Paris yang kemudian masuk Pertapaan Grammont. Karena perbedaan pendapat dengan para rahib, ia bersama beberapa rahib pindah ke Pontigny atas izin Bapa Suci, dan akhirnya menjadi prior di biara tersebut. Kemudian ia menjadi abas di biara Fontaine. Beliau meninggal pada tanggal 10 Januari 1209, sesudah sepuluh tahun menjadi uskup. (Hag.n.6)
20 Januari
Di Pertapaan Cambron, pada tahun 1196, wafatlah yang berbahagia Daniel dari Gerardsbergen, abas ketiga dari pertapaan itu. Ia murid St. Bernardus, dan terkenal dalam kerendahan hati. Karena hidupnya yang suci itu, ia dicintai oleh para raja dan bangsawan. Ada suatu ungkapan yang tepat sekali baginya yaitu: “Seperti dahulu Daniel dicintai raja-raja Kaldea, demikianlah ia dicintai oleh raja-raja kita”. (Hag.n.662)
21 Januari
Di Biara Porta Caeli, di hari kedelapan belas bulan ini, wafatlah rahib Condradus Burger. Ketika perang Swedia mengganas, dengan gigih ia mempertahankan biara-biara para rahib dan rubiah. Ia wafat di Wonental, sesudah menjalani hidup hampir selama dua puluh lima tahun di biara. (Hag.n.600)
22 Januari
Di Hemmenrode, Jerman, pada tahun 1206, wafatlah Beato Walterus von Bierbeek, rahib. Sejak kecil, ia sangat menghormati Bunda Tuhan. Ketika mendengar bahwa Ordo Sistersiensis secara istimewa bernaung di bawah lindungan Maria, ia segera mengabdikan diri pada pertapaan Sistersiensis tersebut. (Hag.n.146)
23 Januari
Di Argensolles-Champagne, peringatan akan Abdis Ida. Pertapaan ini dibangun atas prakarsa Puteri Ratu Blanca. Abdis Ida sangat menghormati Sakramen Mahakudus. (Hag.n.437)
24 Januari
Di Pertapaan Santa Maria Schlierbach-Austria, pada tahun 1924, wafatlah Pater Petrus Emberger. Ia dikenal sebagai pemimpin para novis, terutama dalam hal kerendahan hati, serta kesederhanaan. Ia wafat pada pesta St. Alberikus, salah seorang pendiri Ordo kita. (Hag.n.778)
25 Januari
Di Pertapaan Val Dieu-Belgia, pada tahun 1711, wafatlah Dom Paulus Piroulle, abas pertapaan tersebut. Beliau memang layak untuk disebut sebagai pembaharu biara tersebut. Dalam kebijaksanaan memimpin, beliau berhasil menyatukan kelembutan hati dari St. Bernardus dan kekuatan St. Paulus. (Hag.n.650b, Suppl)
26 Januari
Pesta Bapa Kita St. Alberikus. Ia seorang rahib dari Biara Molesme. Di sini, beliau menjabat prior selama beberapa tahun, di bawah pimpinan Abas Robertus. Karena hidup tapanya yang keras, tambahan pula setelah ia melihat bahwa Peraturan St. Benediktus kurang dilaksanakan dengan tertib, setelah perjuangan yang berat akhirnya bersama beberapa rahib yang sepandangan, mereka pindah ke Citeaux, dipimpin oleh abas mereka St. Robertus. Di Citeaux, ia tetap menjabat Prior. Tetapi ketika St. Robertus dipanggil kembali ke Molesme, Alberikus terpilih menjadi abas Citeaux. Kemudian beliau mengutus dua rahibnya ke Roma untuk memohon pengesahan bagi biara mereka yang baru itu. Hidup para rahib di Citeaux penuh dengan kekerasan dan kesederhanaan, sehingga jarang ada orang yang datang untuk hidup bertapa bersama mereka. Tidak adanya anggota-anggota baru sangat mencemaskan mereka. Setelah sembilan setengah tahun penuh diliputi kecemasan, pada tahun 1109 tanggal 26 Januari, St. Alberikus wafat. (Hag.n.2)
27 Januari
Di keabasan Santa Maria Bintang Laut Wettingen-Swiss, pada tahun 1718 wafatlah Pater Ursus Schutz. Sebelum masuk biara beliau hidup dari penghasilan sebagai penyanyi dan penggesek biola. Selama 22 tahun beliau menjabat sebagai Kantor, kemerduan suaranya mampu membangkitkan para rahib lainnya untuk beribadat dengan penuh takwa. Kemudian beliau diangkat sebagai pastor paroki, sesuatu jabatan yang sangat dienggani beliau, karena sangat tersiksa oleh kerinduan yang berkobar akan kesunyian pertapaan. (Hag.n.652)
28 Januari
Pesta Santo Amadeus, Uskup Lausanne. Beliau adalah putera Beato Amadeus, bangsawan Hauterive yang kemudian menjadi rahib Bonnevaux (peringatan akan beliau kita rayakan pada tanggal 13 Januari). Mula-mula, Amadeus Yunior masuk Cluny untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Kemudian masuk biara Clairvaux di bawah asuhan St. Bernardus. Berkat kesalehan dan kebijaksanaannya, ia diangkat menjadi abas di Hautecombe. Beberapa tahun kemudian, ia dipilih menjadi Uskup Lausanne. Karena mempertahankan hak-hak gereja secara gigih, beliau dihukum ke pembuangan. Wafat pada tanggal 27 Agustus 1159. (Hag.n.24)
29 Januari
Di Pertapaan Vienne-Dauphine, wafatlah pada tahun 1674 rubiah koor Margaretha Antonia Piguet. Ketika berusia 7 tahun, oleh orangtuanya, ia dipersembahkan kepada Tuhan di pertapaan tersebut. Pada usia 15 tahun, ia menerima dan mengenakan pakaian kebiaraannya. Pada permulaan hidup biarawatinya itu, ia bersikap acuh tak acuh, tetapi berkat rahmat Tuhan yang selalu dimintanya dalam doa, hidupnya kemudian merupakan suatu kemartiran terus-menerus. Motto beliau: “hidup terasing dan dunia dalam samadi dan kesunyian”. (Hag.n.596)
30 Januari
Pesta Beato Gerardus, saudara St. Bernardus. Dari antara para saudaranya, Gerarduslah yang paling lama menentang anjuran beliau untuk masuk biara. Tetapi kemudian, Gerardus akhirnya mengikuti jejak adiknya masuk di Citeaux, kemudian ke Clairvaux. Jabatan bendahara yang dibebankan kepadanya dilakukannya dengan bijaksana dan tekun. Wafat tanggal 13 Juni 1138. Ketika upacara pemakamannya St. Benardus tidak menangis, karena yakin bahwa Gerardus pasti masuk ke surga. Tetapi selang beberapa hari kemudian ketika berkotbah tentang Madah Agung, St. Bernardus tak kuasa menahan gelojak hatinya. Dengan bercucuran air mata, beliau meratapi kehilangan saudaranya yang sangat dikasihinya dan yang seakan-akan tak dapat dipisahkan dari dirinya itu. (Hag.n.11)
31 Januari
Di Lyon-Perancis, pada tanggal 3 Februari 1794, wafatlah sebagai martir Matius Gachet, rahib dari Konggregasi Feuillant. Selama ditawan, beliau tak henti-hentinya menolong semangat teman-teman sepenjara dalam memperjuangkan iman mereka, terlebih dalam pelayanan sakramen-sakramen. Di depan pengadilan, beliau menunjukkan diri sebagai pasukan Kristus yg sejati. Kemudian beliau dijatuhi hukuman tembak yang diterima dengan dengan penuh keperwiraan. (Hag.n.279)
B.
FEBRUARI
1 Februari
Peringatan atas Pater Pius dari Zeelandia, wafat pada tahun 1839 di Biara Santa Maria Remigius-Rocheford, Belgia, bertepatan dengan pesta penyucian St. Maria. Sejak kecil, beliau memiliki kata hati yang pasti, jiwa yang jernih dan setia kepada cita-cita yang diilhami rahmat. Sejak dari awal masuknya di pertapaan, St. Benediktus di Achel, beliau berusaha mewujudkan dalam hidupnya apa yang menjadi cita-cita St. Yohanes Bergmans: “Communia non communiter” (hal-hal yang biasa dengan cara yang luar biasa). Setelah menjabat superior di biara baru di Echt selama 5 tahun, dengan gembira pergilah ia ke biara lain yang didirikan oleh St. Remigius di Rochefort yaitu tempat di mana beliau dulu mengucapkan kaul. Setelah melewati masa 3 tahun di situ, pada hari kedua bulan ini ia beristirahat dalam damai, di tengah-tengah para saudara di gereja menyanyikan Kidung Simeon: “Sekarang Tuhan perkenankanlah hambaMu berpulang dalam damai menurut sabda Tuhan”. (Hag.n.730)
2 Februari
Wafat di Pertapaan Clairvaux, Beato Hugo Turso, rahib. Sepeninggal isterinya, ia lalu menjalani hidup yang saleh untuk Tuhan dalam purinya, Lichtenfels. Ia diperkuat dalam cara hidup tersebut dengan penampakan-penampakan yang penuh hiburan. Tahun 1287, ia masuk ke Biara Clairvaux dan mencapai puncak hidupnya tahun 1294, meninggal setelah banyak berbuat kebaikan. Kapel yang berada di purinya, menjadi semacam tempat ziarah yang banyak dikunjungi. (Hag.n.201 )
3 Februari
Peringatan akan Abas Haquinus dan para pertapa biara Nova Valis. Pada tahun 1521, ketika Raja Kristian II pulang ke Denmark setelah menghancurkan kota Stockholom secara kejam dan kafir, ia singgah ke biara tersebut. Dengan berpura-pura menerima kesediaan para rahib yang menyambutnya dengan senang hati, dan tanpa memperlihatkan rencananya yang jahat, ia menghadiri Misa Suci di gereja pada perayaan penyucian St. Maria. Tetapi, ketika para rahib ke luar dari altar, segera ia menyuruh menangkapi mereka, membelenggu dan membuang mereka ke dalam sungai. Abas yang sudah terbebas tangannya, mencoba berenang ke tepi, tetapi beliau dikejar oleh para abdi tirani dengan perahu dan dilukai berkali-kali sampai akhirnya tenggelam karena tak berdaya dan kehabisan darah. Demikianlah para rahib dan abas mereka, mempersembahkan korban syukur yang tak bercela kepada Allah. Melalui air, mereka dilabuhkan di pelabuhan yang abadi. (Hag.n.217)
4 Februari
Peringatan akan Kristianus seorang rahib muda yang wafat di Pertapaan Heisterbach, Jerman. Mungkin karena alasan sakit kepala yang berat, ia diizinkan untuk tidak menghadiri doa malam yang meriah. Tetapi hampir tidak pernahlah ia keluar dari koor kecuali kalau dipaksa. Ketika ditanya mengapa ia berbuat demikian, ia menjawab: “Tidak bisa saya untuk tidak hadir, karena dengan berdiri di luar koor dan mendengarkan suara koor mereka, hatiku semakin tersiksa. Kegembiraan yang kurindukan adalah bila aku boleh berada di tengah-tengah mereka.” Sebagaimana ucapan Caesarius: ”dimasukkan dalam kawah sakit badani”, begitulah hari-hari yang dilewatinya sebelum kematiannya. Tetapi 60 hari sebelum wafat, ia dikuatkan oleh penampakan St. Agatha. Dan pada hari pesta santa ini, berpindahlah beliau dari kesengsaraan ke kemuliaan. (Hag.n.381)
5 Februari
Peringatan akan Dom Maurus Mauchin, seorang rahib imam. Ia wafat di La Trappe tahun 1701. Selama 14 tahun, ia menanggung sakit yang parah, namun masih dengan sabar melayani abasnya yang menderita kelumpuhan tangan. Ketika abasnya meninggal, sakitnya menjadi lebih parah lagi, karena orang yang selama itu menjadi tempat pegangannya sudah tidak ada. Setelah tiga bulan dalam keadaan tersiksa dan bergumul dengan maut, dengan tabah dan gembira Ãa menyerahkan kembali jiwanya yang murni kepada Penciptanya. (Hag.n.632)
6 Februari
Pesta St. Raymundus, abas Biara Santa Maria Fitero, Spanyol. Pada tahun 1157, tatkala para prajurit Tempelir dan beberapa tokoh penguasa bertekuk lutut, atas dorongan seorang rahibnya, ia menerima Calvatara dari raja Sanchez untuk dipertahankan terhadap perlawanan orang-orang Sarasin. Di kemudian hari, ia dikenal sebagai pendiri Ordo Prajurit Calvatara. (Hag.n.26)
7 Februari
Peringatan Bahagia Nivardus, adik termuda dari St. Bernardus. Ketika St. Bernardus dan saudara-saudaranya akan meninggalkan rumahnya menuju ke Citeaux, Guido berkata kepada Nivardus: “Seluruh tanah milik keluarga kita, biarlah menjadi milikmu”. Sebagai reaksinya ia berkata: “Jadi untukmu surga dan untuk saya dunia? Pembagian ini tidak adil”. Tidak lama kemudian, ia mengikuti jejak saudara-saudaranya. Setelah mengucapkan kaulnya di Citeaux, kemudian ia dikirim oleh St. Stephanus kepada saudara-saudaranya di Biara Clairvaux. Dari situ, ia ikut mendirikan beberapa biara baru. Pada tahun 1150, ia wafat dan kemungkinan bahwa Biara Clairvaux merupakan tempatnya yang terakhir. (Hag.n.65)
8 Februari
Peringatan yang mulia Abas Isaac dari Pertapaan Stella. Mulanya ia seorang imam keuskupan Canterbury - Inggris. Kemudian pindah ke Perancis, menjadi rahib di Citeaux. Setelah itu menjadi abas di Stella dan akhirnya menjadi abas di Notre Dame de L’ Ile de Re, yaitu pertapaan baru yang didirikan olehnya. Di biara itulah lahir kotbah-kotbahnya yang menjadi warisan berharga bagi kita. Angkatan sesudah beliau, memuji pengertian yang luas dalam kotbah-kotbah tersebut, juga ajarannya yang segar serta kesalehannya yang menggembirakan. Ia dianggap sebagai seorang tokoh Kitab Suci, tetapi juga seorang yang penuh perhatian terhadap masalah filsafat dan teologi kontemporer. Ia wafat tahun 1169 setelah kembali ke Stella. (Hag.n.352)
9 Februari
Dalam bulan kedua tahun 1652, di hari kedua belas, wafat yang terhormat Petrus Marmet, rahib Mont Sainte Marie, di Salin - Perancis. Keinginannya untuk menjadi rahib Sistersiensis muncul, ketika ia sebagai kanonik, bertugas menjadi bapa pengakuan bagi para rubiah Sistersiensis di La Maigrange. Ia menerima pakaian biaranya di biara tersebut. Di situpun ia tetap menjadi bapa rohani yang terkenal, bagi beberapa Ordo Rubiah. Dalam doanya dan lewat perantaraan Santa Perawan Maria, berkali-kali kotanya dihindarkan dan diselamatkan, baik dari serangan pihak musuh maupun dari wabah penyakit dan bidaah. Ketika ia wafat dalam usia 70 tahun, diadakan pawai keliling yang meriah untuk menghormatinya. Kejadian itu masih berjalan hingga sekarang ini. (Hag.n.584)
10 Februari
Di Alvastra - Swedia, peringatan akan Ksatria Ulpho Ulphas, Pangeran Nerisia suami St. Brigita. Ia seorang tokoh yang gigih di medan pertempuran dan seorang penasehat raja yang berpengalaman. Ia menghayati kehidupan Kristen yang sejati, juga menjalani kaul kemurnian kekal, atas dorongan dan nasehat-nasehat istrinya yang merindukan keselamatan bagi suaminya. Setelah berziarah ke makam St. Yakobus di Kompostela, ia hidup sebagai anggota keluarga biara Alvastra selama empat tahun. Ia meninggal dunia pada tahun 1344 di hari kedua belas bulan ini. (Hag.n.467)
11 Februari
Di Maubuisson - Perancis, pada tahun 1709, beristirahatlah dengan tenang Abdis Ludovika Hollandina, puteri dari bekas Raja Bohemia Fredrik V. Ia dilahirkan ketika orang tuanya sedang menjalani masa pembuangan di S’ Gravenhage, dan dibaptis oleh seorang pejabat agama yang bukan Katolik. Karena pengaruh seorang temannya, ia mengenal agama Katolik. Pada usia 35 tahun, ia meninggalkan rumah orangtuanya. Karena jemu akan kehampaan dunia, maka sebagai jalan hidupnya yang baru ia memilih hidup dalam biara Maubuisson. Di situ ia mencurahkan perhatiannya pada bidang-bidang kerja yang sederhana. Beberapa tahun sesudahnya, ia dipilih menjadi abdis. Ia mengatur biaranya sesuai dengan nasehat abas ternama: De Rance. Hutang biara dapat dilunasi dan biara dapat diperbaharui. Dengan susah payah ia bertahan, dan memberi contoh kesabaran dalam derita. Ia meninggal dunia dalam usia 80 tahun. (Hag.n.648)
12 Februari
Hari pesta Beata Humbelina, adik kandung dari St. Bernardus. Ketika Beato Nivardus ikut menyepi di Citeaux, Humbelina yang bersifat lebih duniawi dinikahkan dengan seorang bangsawan. Suatu kali, Tuhan menggerakkan hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya di pertapaan. Ia datang lengkap dengan para pengiringnya. Tetapi St. Bernardus tidak senang akan hal itu, karena ia beranggapan bahwa adiknya itu terjerat iblis yang mau menangkap jiwa-jiwa. Maka, tak seorang pun dari mereka yang keluar untuk menemui Humbelina. Bingung, kesal dan malu berkecamuk dalam diri Humbelina. Dengan air mata berlinang ia berkata: “Memang, aku ini pendosa, tetapi untuk orang-orang semacam itulah Kristus telah wafat”. Mendengar itu, keluarlah St. Bernardus bersama saudaranya yang lain, sambil menasehatinya dengan menunjukkan teladan hidup ibu mereka. Humbelina pulang dengan hatinya yang tersentuh. Dua tahun sesudahnya, dengan seizin suaminya, Humbelina masuk ke Biara Yullei. Sisa hidupnya diabdikannyn kepada Allah di tengah para rubiah. Di situlah Allah menganugerahkan kepadanya rahmat kebahagiaan yang besar, sehingga terbuktilah bahwa ia sungguh saudari kandung para Pria Allah, baik jasmani maupun rohani. (Hag.n.13)
13 Februari
Di Spanyol, pada tahun 1606, wafatlah Bernardus de Eskobar. Mulanya ia abas Biara Sionberg. Badannya kecil, tetapi memiliki keutamaan dan cerdas. Ia dicintai karena kesalehan, kelembutan dan keramahannya. Semerbak kesucian yang memancar dari dalam dirinya, membuat banyak jiwa yang tertarik. Ketika menjadi abas, dan kemudian menjadi visitator general kongregasi, bawahannya dengan mudah mengenal, betapa banyak kebaik¬an yang telah mereka terima dari beliau. Ketika memperoleh kesempatan, ia berangkat ke Bonaval untuk lebih mencurahkan diri dalam ketenangan hidup doa dan samadi. Bayangan mengenai kematian, selalu menimbulkan kegembiraannya dan membuatnya bahagia. Setelah wafat, dikisahkan bahwa ia menampakkan diri kepada seorang rahib dan mengajaknya ke kehidupan abadi. (Hag.n.515)
14 Februari
Pesta Beato Conradus, seorang eremit murid dari St. Bernardus. Ia putera Hendrik de Zwarte, bangsawan di Bayer. Mengingkari segala kehormatan dan kekayaan, datanglah ia ke Pertapaan Clairvaux. Kemudian St. Bernardus yang lebih mengenal keadaan jiwanya, mengijinkannya untuk berangkat ke Yerusalem. Di sana ia menggabungkan diri dengan seorang abdi Allah yang menetap di padang pasir. Beberapa tahun kemudian, karena merasa bahwa dirinya tertimpa sakit serta rasa rindu kepada St. Bernardus, maka pulanglah ia. Karena sakit, terpaksalah ia mendarat di Bari. Ia pergi ke pemondokan di Molfetta. Di sana, walaupun ia sendiri sakit, ia tetap membantu melayani para sakit. Setelah agak sehat, ia lalu menyepi diri dalam sebuah kapel yang disucikan kepada Bunda Maria. Di situ jugalah, dalam kesunyian yang semerbak, ia beristirahat dalam damai Tuhan pada hari ketujuh belas bulan ketiga dalam tahun 1126. Dengan perarakan, jenazahnya dipindahkan oleh masyarakat ke Molfetta. Hingga kini, ia dibanggakan sebagai pelindung kota. Penghormatan baginya itu, diresmikan oleh Bapa Suci Gregorius XVI tahun 1832. (Hag.n.20)
15 Februari
Peringatan akan Henriette Vivier, rubiah koor di Biara Laval Benite dari Dalphine. Ia dipersamakan dengan Ayub yang suci, karena ketabahannya yang mentakjubkan. Hal itu disebabkan, karena selama sepuluh tahun, ia tertekan oleh beraneka macam penyakit yang tak putus-putusnya, tetapi tidak pernah membebani sesama rubiah. Dengan perantaraan Bunda Maria, yang padanya ia menaruh bakti secara istimewa, ia memperoleh kemba1i penglihatannya. Tahun 1632 ia wafat dalam usia 33 tahun, jenazahnya dimakamkan di dalam gereja. (Hag.n.565)
16 Februari
Di Clairvaux peringatan akan Galdricus, paman dari St. Bernardus. Ia seorang yang dihormati, baik karena ia menjadi penguasa setempat maupun karena kemasyurannya dalam bidang kemiliteran di masa itu. Ia adalah bangsawan Puri Touillon di Bourgondia. Ketika St. Bernardus mengajak saudara dan kenalan-kenalannya untuk “meninggalkan dunia”, dialah yang pertama-tama menyetujui untuk hidup membiara. Setelah hidup beberapa tahun di Clairvaux, dengan semangat bernyala dan mengemban segala kebaikan, berpulanglah ia dari dunia ini. Sebelum tarikan nafasnya yang terakhir, sebentar kemudian ia tampak kebingungan. Tetapi segera ia menjadi tenang penuh bahagia ketika tampillah abasnya yang suci, yang menguatkan jiwanya dengan memberikan kepastian bahwa ia akan memperoleh kehidupan yang kekal. (Hag.n.329)
17 Februari
Di Clairvaux, peringatan akan hamba Allah Alquirinus, seorang yang sangat beribadat. Ia pelaku keutamaan yang amat keras, namun hal itu dilakukannya tidak sampai melewati batas. Hal itu disebabkan karena ia ahli di bidang kedokteran. Meskipun para pembesar dan para bangsawan berdatangan untuk mengundangnya, namun hatinya lebih terpaut pada para hina dan pa¬pa. Tuhan sendiri kerap mengunjungi hamba-Nya ini dengan hiburan-hiburan suci dan secara ajaib membantu karya pengabdiannya. Meskipun ia sendiri lemah dan sakit-sakitan, tetapi untuk kesembuhannya sendiri selalu dipasrahkannya kepada Penyeleggaraan Ilahi. Ketika maut mendekat, ia diteguhkan oleh penampakan diri Kristus kepadanya. Sebagai merpati yang bersarang di relung bebatuan bukit karang, begitulah ia beristirahat dalam luka-luka Kristus Yang Maha Suci. (Hag.n.133)
18 Februari
Di Clairvaux, peringatan Beato Odo, subprior. Ia menanggung beban yang berat sejak biara itu didirikan. Walau sakit-sakitan, tetapi ia tetap seorang yang ringan tangan untuk melakukan segala pekerjaan, baik dengan teladan maupun nasehat-nasehat. Ketika St. Bernardus mendekati akhir hidupnya, ia ternyata diperkenankan Tuhan untuk mendahului St. Bernardus. Ia wafat dengan tenang dalam kata-kata hiburan St. Bernardus yang menguatkan. (Hag.n.80)
19 Februari
Peringatan akan St. Bonifacius. Dulunya ia Uskup di Laussanne. Selama beberapa tahun, ia tinggal di biara para rubiah di Kameren dekat Brussel. Setelah meninggal, ia dihormati sebagai seorang santo oleh para rubiah dan orang-orang luar.
20 Februari
Di Toledo - Spanyol, di Biara St. Klemens, meninggallah priorin Guimara Coronel. Dalam hidupnya, ia mencapai usia yang sangat lanjut dan hampir kehilangan daya ingatan. Sesudah wafatnya, dengan tanda-tanda yang jelas, Tuhan berkenan menunjukkan kemuliaan yang telah diperolehnya di surga. (Hag.n.507b,suppl)
21 Februari
Di Biara Pont Froide pada hari kedua puluh tiga bulan ini, tahun 1895, wafat Br. Arsenius Silvester. Ketika itu, biara sedang dalam puncak kemelaratannya. Ia sangat menyenangkan dalam karya manapun juga dan selalu penuh dengan cinta kasih. Ketika Konsili Vatikan sedang berlangsung, ia mendapat wahyu istimewa mengenai tantangan Uskup Dupanloup dari Orleans (mengenai dogma ketidaksesatan Bapa Suci). (Hag.n.753)
22 Februari
Di Pertapaan St. Maria La Trappe, dalam tahun 1695 tanggal 23 bulan ini, wafatlah rahib Basillius Ausoux. Meskipun bertabiat lincah, namun sejak usia 8-9 tahun ia telah belajar mengarahkan diri ke hidup doa. Ketika ayahnya kemudian memaksanya untuk berkeluarga, ia melarikan diri dari rumah pada malam hari lewat jendela. Dengan pertolongan Tuhan, ia mengenal La Trappe. Di La Trappe, ia bertekun dalam segala latihan. Ia sangat bergembira karena merasa turut mengambil bagian dalam kebahagian para martir, tatkala ia harus menjalani operasi berat, berkali-kali. Bahkan, ketika sebuah tulang rusuknya harus dipotong, ia menyemangati dokternya untuk operasi itu. Akhirnya, setelah berulangkali menerima dengan kasih yang gembira setiap penderitaan, dengan sukacita pula, ia mengangkat jiwanya ke hadirat Yang Mahakuasa. (Hag.n.627)
23 Februari
Pada tahun 1835, telah meninggal di Biara Notre Dame du Gard-Pikardia, Dom Germanus Gillon. Sebagai imam, ia menjabat tugas sebagai pembesar pada kantor gereja kollege di Amiens Kerinduannya akan kehidupan membiara, tidak terpenuhi karena adanya revolusi. Larilah ia ke Jerman dan masuk di biara Darfeld. Tahun 1818, ketika menjadi bapa pengakuan para rubiah Trappistin di Laval, ia terpilih menjadi Abas di Biara Le Gard, menggantikan Dom Eugenius. Dalam kehidupannya, ia meneladan cara hidup St. Aelredus dan Dom Agustinus, dan kepada bawahannya, ia menghimbau supaya mereka mengikuti pembaharuan Abas de Rance. Ia mendirikan tiga biara baru yaitu: Santa Maria Catsberg, Santa Maria Val dan S. Sixt. Selama dua belas tahun, ia menderita sakit pinggang berbatu. Berhubung ketika itu masih dilarang penggunaan cara ke¬dokteran yang mahal, maka ia menolak berada di bawah pengawasan ahli bedah. Penyakitnya itu jugalah yang akhirnya merenggut nyawa beliau. Pemakamannya dilaksanakan dalam perarakan besar terdiri dari para rahib dan masyarakat. Hari itu menjadi hari perkabungan bagi rakyat. Sewaktu jenazahnya dipindahkan ke makam yang baru, kendati sudah berusia delapan bulan, jenazah itu didapati masih dalam keadaan utuh. Makam barunya itu sekarang berada di Sept Fons. (Hag.n.680)
24 Februari
Peringatan akan Abas suci Adam dari Perseigne. Mulanya ia seorang kanonik regulir, tetapi menjadi rahib Benediktin. Dari situ, ia pindah ke Pontigny, di mana ia menjabat sebagai magister para novis, kemudian dipilih menjadi Abas Perseigne. Bersama Fulco dari Neuilly, Ia mengobarkan Perang Salib ke IV. Seringkali juga ia mendapat tugas-tugas yang sulit dan berat dari Bapa Suci. Selain termahsyur karena ajarannya, serta cara hidupnya yang keras, iapun dikenal sebagai guru kerohanian bagi banyak orang. Ia tidak hanya memberikan bimbingan rohani kepada para Benediktin, Cartusian dan rahib Sistersiensis, bahkan juga tokoh-tokoh terkenal seperti Richard Lionhard raja Inggris dan putera-puteri raja Perancis, Lodewyk VII. Pemuja Bunda Allah ini wafat pada tahun 1221. (Hag.n.431)
25 Februari
Di peringati di Italia, rahib Andreas Bonaventura dari Kongregasi Fuliensis. Ia seorang pencinta kesunyian. Setelah berkaul, diperbolehkan berdiam di puncak Gunung Socrate yang curam. Selama 27 tahun, beliau bersamadi di sana dalam Gereja St. Silvester tanpa merasa takut akan taufan, guntur dan petir yang terkadang menggelegar dengan dahsyatnya. Adapun gereja yang didiaminya itu, dulunya adalah tempat berdiam beberapa rahib, yang karena alasan tertentu meninggalkannya. Di situ jugalah hidupnya berakhir dalam tahun 1686. (Hag.n.549)
26 Februari
Di Moreruela Spanyol, peringatan akan Beato Petrus sang pelopor, abas pertama biara tersebut. Ia berhasil mempersatukan biara Benediktin yang dikuasainya dan Ordo Sistersiensis. Beliau adalah pria Allah yang dikaruniai anugerah untuk bernubuat dan meramal. (Hag.n.366)
27 Februari
Di Citeaux, peringatan akan Beato Robertus, Prior. Karena besar kesempurnaan-kesempurnaan yang ada padanya, maka beliau mendapat penghormatan dimakamkan di antara para abas pertama biara ini. (Hag.n.131)
28 Februari
Di Spanyol, dalam tahun 1649, wafatlah yang mulia Angelus Manrique, Uskup. Ia termasyur karena kepintarannya yang cemerlang dan kesuciannya yang harum. Tatkala ia akan dilahirkan, St. Teresia Avila meramalkan kepada ibunya, bahwa kelak anak tersebut akan menjadi orang besar dalam gereja. Pakaian Sistersiensis diterimanya di Biara Huerta di kala berusia 15 tahun. Saat itu, pengetahuannya sudah mentakjubkan banyak orang. Ketika berusia lanjut, ia diangkat oleh Raja Philips IV menjadi uskup. Dalam masa jabatannya yang singkat tetapi subur itu, ia tampil sebagai seorang gembala yang bijaksana, murah hati bagi yang miskin dan tekun dengan buku-buku. ”Annalia Sistersiensis” merupakan karyanya yang paling indah bagi kita. (Hag.n.529c Suppl)
MARET
1 Maret
Peringatan akan Zozimus Foisel, Abas. Ia wafat pada tanggal 13 Maret 1696 di Biara Santa Maria La Trappe. Karena kerinduannya untuk menghayati kehidupan di biara, ditinggalkannya tugasnya sebagai seorang imam yang baik dan terpandang. Setelah bertugas sebagai bendahara biara, ia lalu dipilih menjadi prior. Atas perjuangan Abas de Rance - dengan penetapan tertulis oleh raja, ia diperintahkan untuk menggantikan Abas de Rance. Tetapi dua bulan setelah kejadian itu, mendadak ia jatuh sakit. Beberapa hari kemudian, beristirahatlah beliau dalam ketentraman, diiringi lagu belas kasihan ilahi. (Hag.n.630)
2 Maret
Peringatan Abas Arnulphus de Ghistelles. Ia wafat di Brabant pada tahun 1276. Sebagai rahib muda, ia menolak dikirim belajar di Paris, dengan alasan ingin lebih memusatkan diri pada hidup membiara. Ia dipilih menjadi abas Villers, dan sebelumnya ia menjadi abas di Biara St. Bernardus dekat Schelde. Ia mengumpulkan kembali para rahib yang hidup tersebar di pondok-pondok.Lima tahun sesudahnya, ketika semua hutang biara terlunasi, berakhir pulalah hidupnya, yaitu di tahun 1276. (Hag.n.401)
3 Maret
Di Cortona - Italia, pada tahun 1620, berpulanglah rubiah koor Pertapaan Trinitas Maha Kudus, yaitu: Veronica Laparelli. Semakin bertambah usianya, semakin tekunlah dia dalam doa dan laku tapa. Banyak orang tertolong dari kesulitan berkat rubiah yang saleh ini. Dengan usia 83 tahun, melangkahlah beliau ke Perjamuan Surgawi. Keutamaannya diakui dan diumumkan oleh Bapa Suci Clemens XIV pada tanggal 12 April 1774. (Hag.n.57)
4 Maret
Di Lyon - Perancis, pada tahun 1236, hari kelima bulan ini, wafatlah yang mulia Uskup Agung Rodulphus de la Roche Aimon. Dikatakan, bahwa ia berasal dari keabasan Igny, lalu nenjadi abas di Clairvaux. Kemudian menduduki tahta keuskupan Agen, dan akhirnya atas dorongan Bapa Suci Gregorius IX, menjadi uskup agung Lyon pada tahun 1235. Tahun berikutnya, ia melangkah ke kehidupan abadi dan dimakamkan di Clairvaux. Di kemudian hari, mungkin pada tahun 1250, dekat tempat tersebut, dimakamkanlah Beata Aleth, ibu dari St. Bernardus, yang dipindahkan dari biara St. Benignus. (Hag.n.441)
5 Maret
Peringatan akan St. Petrus de Castro Novo, seorang martir. Ia menjadi diakon agung di Maguelonne, kemudian menjadi rahib di Font Froide. Oleh Bapa Suci Innocentius III, ia dikirim sebagai utusannya ke tengah para Albigensis. Dikobarkan oleh semangat untuk memuliakan Allah, ia menegur dan menghukum dengan keras para bidaah, sampai akhirnya ia sendiri tertusuk oleh tombak sekutu Pangeran Toulouse. Setelah mengucapkan doa pengampunan bagi pembunuhnya, wafatlah beliau pada tanggal 16 Februari 1208. Bapa Suci memaklumkannya sebagai martir sejati. (Hag.n.36)
6 Maret
Di biara Baindt - Jerman, pada tahun 1244, wafatlah Beata Anna de Frankhoven, Abdis. Para saudarinya sebiara, sangat terkesan dan terdorong dengan kehidupan rohaninya yang sangat menonjol. Beliau sungguh setangkai bunga yang amat indah, mekar di dalam “Taman Bunga”, arti yang terungkap dalam namanya: “Baindt” (taman bunga). (Hag.n.445)
7 Maret
Di Inggris, peringatan akan kemartiran beberapa abas dan rahib yang dibunuh secara kejam atas perintah Hendriks VIII. Pada tahun 1537, antara bulan Maret dan Mei, gugur karena mempertahankan imannya: Yohanes Harrison – abas Kirsted, bersama beberapa rahibnya, yaitu: Richardus Wade, Wilhelmus Swale dan Henricus Yenkinson. Kemudian menyusul Abas Yohanes Pasley dari keabasan Valley bersama rahibnya: Wilhelmus Haydock dan Ricardus Eastgate. Giliran ketiga, yaitu: abas Salley, Thomas Balton; Adam Selbar, abas Yoraval; Wilhelmus Theiks, abas Fontain; dan seorang rahib Land Park yaitu Wihelmus Moreland. Setahun kemudian, wafat juga Robertus Hobbes, abas dan Woburn bersama dua rahibnya, yaitu: Rudolphus Barnes dan Laurentius Blonham. (Hag.n.220-225)
8 Maret
Di Irlandia, pada tahun 1617, wafatlah Nicolaus Fagan, dengan meninggalkan jasa-jasanya. Setelah meninggalkan Biara Ferara - Spanyol, ia kembali ke tanah airnya. Tetapi di situ ia menerima perlakuan kejam. Berkali-kali, ia dipukuli dan dilukai oleh para bidaah. Tetapi, semakin besar pertentangan dari pihak musuh, semakin besar usahanya untuk pewartaan. Ia kemudian dipilih menjadi uskup, dan ternyata, bahwa ia lebih mencintai orang-orang yang tidak menyetujuinya. (Hag.n.228)
9 Maret
Di Clairvaux, peringatan akan hari wafatnya seorang bruder. Setelah tiga kali meninggalkan biara, ia akhirnya diterima kembali sesudah sungguh-sungguh bertobat, berkat nasehat dan doa dari St. Bernardus. Sesudah lama menderita kanker dan, tatkala maut mendekat, meledaklah ia dalam sorak-sorai mendengungkan lagu yang belum pernah diperdengarkan sebelumnya. Begitulah, dengan gembira sambil memuji Tuhan, ia menyerahkan jiwanya. (Hag.n.341)
10 Maret
Di Biara Santa Maria La Trappe, tanggal 11 bulan ini dalam tahun 1680, wafatlah Dom Claudius D’Estree. Ia berasal dari Ordo Caelestin. Hidupnya penuh dengan keutamaan-keutamaan yang menggembirakan orang-orang yang menyaksikannya. Tatkala dokter mengiris badannya dari bahu hingga punggung, ia tetap menyerahkan diri dengan pasrah dan dengan sukacita di hatinya yang tak terkatakan. (Hag.n.615)
11 Maret
Peringatan akan Abas Obazine. Mula-mula sebagai imam, ia menghayati hidup sebagai eremit bersama seorang temannya dengan penuh penyangkalan diri. Tetapi karena kemudian banyak pcngikutnya, maka ia mendirikan sebuah biara, Ketika biara itu ingin mengambil peraturan Ordo, atas nasehat seorang prior Cartusian, mereka tunduk di bawah Peraturan Sistersiensis dan pada tahun 1147 diterima oleh Kapitel Umum sebagai serikat Ordo. Akhirnya pada tahun 1159, tatkala ia mengunjungi anak biaranya: Bona aquae, ia tertimpa sakit demam dan wafatlah ia pada hari kedelapan bulan ini. (Hag.n.22)
12 Maret
Di Villers – Brabant, diperingati dua orang prior. Mereka itu mungkin hidup dalam abad XIII, yaitu: Gregorius dan Hendrikus de Marilis. Yang pertama sangat tegas dan keras terhadap bawahannya dalam mengemban hukum dan peraturan biara, sedangkan yang terakhir, lebih keras terhadap dirinya sendiri, rendah hati dan penuh belaskasihan. Sifatnya yang agung itulah yang menyebabkannya dikagumi oleh banyak orang besar. (Hag.n.403)
13 Maret
Di Lusitania, wafatlah St. Sancia, rubiah pendiri biara Celles dekat Coimbra. Ia puteri raja Lusitania II. Bersama seorang saudarinya, yaitu: St. Teresa dari Lyon, ia terpaksa mempertahankan warisan mereka terhadap saudaranya, raja Alphonsus II. Hidupnya amat saleh. Dan di rumahnya, ia biasa menerima saudara-saudara dina yang dikirimkan oleh St. Fransiskus dan juga para Dominikan. Untuk para wanita yang berhasil dikumpulkannya, dibangunnya sebuah biara Sistersiensis, dan biara itu diberi nama menurut tempat asal mereka, yaitu: Celles. Di situlah juga beliau menerima pakaian biara pada tahun 1223. Enam tahun kemudian, dengan penuh kegembiraan, beliau berpindah dari dunia ini. Penghormatan terhadap santa ini diresmikan oleh Bapa Suci Clemens XI pada tahun 1705. (Hag.n.44)
14 Maret
Di Paris, pada tahun 1621, wafatlah Pater Carolus dari St. Bernardus. Ia adalah pemilik puri di Fontaine, warisan dari leluhur Bapa kita St. Bernardus. Kemudian ia menjual puri tersebut kepada para rahib Feullant dan diubah menjadi biara. Ia sendiri kemudian menerima pakaian biaranya juga di pertapaan tersebut. Ia “diambil”, tatkala usianya sedang mekar-mekarnya. Makamnya dimuliakan dengan banyak mukzijat. (Hag.n.539)
15 Maret
Di Villers – Brabant, peringatan akan Bahagia Carolus, abas kedelapan dari biara tersebut. Pada tahun 1197, ia dipilih menjadi abas Villers. Kemudian ia diangkat menjadi pembesar biara St. Agatha de Hocht yang sedang terancam kehancuran. Di biara inilah beliau kemudian dipanggil Tuhan, ± pada tahun 1215. (Hag.n.394)
16 Maret
Di Perancis, tahun 1674 wafatlah Yth. Claudius Ruffier, Uskup Trois Chateaux Saint Paul. Walaupun sudah menjadi uskup, tetapi ia tidak pernah mengubah hidup tapanya. Limabelas tahun setelah wafat, jenazah uskup bahagia ini ditemukan masih dalam keadaan utuh, sedangkan makamnya dimuliakan dengan banyak tanda mukzijat. (Hag.n.581)
17 Maret
Di Perancis, peringatan akan Beato Stephanus Kardinal. Sebelum diangkat menjadi uskup oleh Bapa Suci Innocentius II pada tahun 1141 dan kemudian menjadi kardinal, mulanya ia rahib di biara Clairvaux. Hanya tiga tahun beliau menduduki jabatan terhormat itu. Pada tahun 1144, ia menghadap Tuhan. (Hag.n.76)
18 Maret
Di Irlandia, peringatan akan Beato Christianus O’Cornarchy, uskup dan murid St. Bernardus untuk mendirikan Biara Mellifont. Selama pemerintahannya, berdirilah biara cabang. Pada tahun 1150, Beato Eugenius mengangkatnya menjadi uskup Lismaraden dan sebagai Legat Bapa Suci untuk Irlandia. Karena usianya yang sudah lanjut dan kesehatan yang mulai terganggu, ia meletakkan jabatan tersebut dan mengundurkan diri ke biara Kyrie Eleison. Di situlah beliau tutup usia, pada tahun 1186. (Hag.n.318)
19 Maret
Di Villens Brabant, tahun 1239 wafatlah Beato Abundus, rahib. Pada usia 17 tahun, ia diterima di Pertapaan Villers. Berkat hidupnya yang penuh cinta kasih terhadap semua orang, terutama kepada orang berdosa, dan baktinya terhadap bunda tersuci, hidupnya yang penuh dengan keutamaan itu mendapat anugerah membuat tanda-tanda mukjizat dan kurnia meramal. (Hag.n.155)
20 Maret
Di Perancis, peringatan akan Guido de Chevreux, uskup dari Carcassonne, seorang rasul sejati. Sesudah menjadi abas, ia diminta oleh Bapa Suci Innocentius III untuk turut mengobarkan Perang Salib baru. Kemudian ia juga ditetapkan sebagai pemimpin 12 orang abas yang dikirim oleh Bapa Suci untuk menyerang bidaah Albigensis. Setelah itu, ia diangkat menjadi uskup Carcassonne dan menerima tahbisannya bersama dengan abas Citeaux yang dipilih menjadi uskup Narbonne. Setelah nembersihkan Gereja dari sesatan-sesatan, wafatlah ia pada tahun l223. (Hag.n.432)
21 Maret
Di Perancis, wafatlah Beato Yohanes, uskup Vallence. Mulanya ia menjadi rohaniwan di Keuskupan Lyon. Karena ingat akan kaul yang pernah diucapkannya dahulu, maka pergilah ia ke Citeaux. Atas permintaan Guido, Uskup dari Vienne (yang kelak menjadi Bapa Suci Calixtus II), Ia dikirim sebagai abas yang mendirikan Biara Bonevaux. Setelah 20 tahun memerintah, ia lalu dipilih menjadi uskup Valence. Karena keutamaan-keutamaan, hidupnya dimulyakan oleh Allah dengan tanda-tanda mukjizat, baik ketika ia masih hidup, maupun sesudah wafatnya. (Hag.n.14)
22 Maret
Di Citeaux, peringatan empat orang rahib yang tergolong pendiri biara. Mereka itu ialah: Odo, Yohanes, Letaldus dan Petrus. Di bawah pimpinan S. Robertus, Alberikus dan Stephanus mereka menghadap Legat Bapa Suci. Mereka berjanji akan mentaati peraturan St. Benediktus dengan lebih saksama dan sempurna. Alasan mereka menghadap ialah mohon izin untuk meninggalkan Molesme dan pergi ke Citeaux. (Hag.n.3)
23 Maret
Di Langheim - Jerman, peringatan akan Abas Adam. Ia disanjung sebagai abas pertama dan utama dari biara tersebut. Setelah memerintah lebih dari 45 tahun, wafatlah beliau pada tanggal 24 bulan ini, tahun 1180 (atau 1181). (Hag.n.533)
24 Maret
Di Perancis tahun 1606, wafat Yth. Petrus Bernardus, Superior General Kongregasi Feullant. Penghormatannya terhadap sengsara Kristus, diungkapkannya dalam laku tapa dan silih tobat. Akhirnya, saat wafatnya pun, jatuh pada waktu pekan suci. (Hag.n.533)
25 Maret
Di Citeaux, tahun 1304, wafatlah Yth. Abas Yohanes dari Pontoise. Sebelum itu, ia menjadi abas di Morte-mer dan kemudian di Igny. Ketika dalam suatu sidang di Paris, Raja Philips mengusulkan supaya Bapa Suci Bonifasius VIII diadili dalam sidang berdasarkan tuduhan sang raja, Abas Yohanes menghalangi kehendak raja tersebut dengan gigih. Akibatnya, dia dipenjarakan. Karena melihat, bahwa saudara-saudaranya terancam oleh raja, maka setelah dibebaskan dari penjara, beliau mengundurkan diri dari jabatannya. Dan tidak lama kemudian, beliau sendiri berpindah dari dunia ini. (Hag.n.464)
26 Maret
Di Poblet-Catalonia, diperingati Beato Petrus Marginet, rahib. Mulanya ia menjadi rahib, tetapi setelah menanggalkan pakaian biara, ia menggabungkan diri dengan para perampok selama 2 tahun. Atas doa-doa para saudaranya di biara, ia bertobat dan kembali ke biara. Sebagai laku silih tobat, ia diizinkan pembesarnya untuk menyepi dalam sebuah gua di Monte Pena, sampai pada hari wafatnya, yaitu: tahun 1433. (Hag.n.54)
27 Maret
Di Citeaux, peringatan Beato Petrus II, abas. Sebagai abas, ia hanya memerintah beberapa bulan saja, lalu wafat pada tahun 1194. Tulangnya, dipindahkan ke Mausoleum di depan pintu gereja, bersamaan dengan tulang-belulang para rahib yang mendahuluinya. (Hag.n.123)
28 Maret
Di Biara Notre Dame des Dombes, tanggal 13 bulan ini, telah wafat Pater Bruno Ducrest. Sebagai imam, ia menjabat tugas menjadi guru di Seminari Meximeux. Ketika ia menjadi magister dan superior di Biara Santa Maria Aiguebelle, ia mendapat tugas menemani Dom Agustinus Ladouze untuk mendirikan Biara des Dombes, dan di situ juga ia menjabat subprior. Beliau wafat tepat pada hari Jumat Suci, dalam usia 58 tahun. (Hag.n.718b)
29 Maret
Di Bellevaux - Perancis, tahun 1828 wafatlah Yth. Pater Eugenius Huvelin, pembaharu biara tersebut. Ia menerima pakaian biaranya di Sept Fons. Pada tahun 1792, ketika biara terdesak akan dibubarkan larilah dia ke Swiss. Ketika suasana agak reda ia kembali lagi. Dalam usia 75 tahun, ia sendirian menghidupkan kembali kehidupan Sistersiensis. Beliau wafat dalam usia 87 tahun. Jenazahnya dibawa oleh para rahib Trappist ke Biara Grace Dieu, tempat pengungsian mereka tatkala diusir dari Bellevaux. (Hag.n.689)
30 Maret
Di Calabria, peringatan Beato Yoakim, abas Fiore. Ia masuk di biara Sistersiensis Corazzo, di mana kemudian ia menjadi abas. Dengan seizin Bapa Suci, ia menyingkir ke Cassamari, kemudian bersama muridnya, beliau menyepi ke Gurun Fiore. Di tempat inilah kemudian berdiri sebuah biara. Beliau wafat pada hari ini dalam tahun 1202. (Hag.n.144)
31 Maret
Di Citeaux, peringatan Beato Gosuinus, abas. Ia lahir di Lotharingen, menjadi rahib di Citeaux, kemudian menjadi abas atas biara Bonnevaux. Tahun 1151, ia dipilih menjadi abas Citeaux. Setelah memerintah selama 4 tahun, pada tahun 1155, berpulanglah beliau dalam Tuhan. (Hag.n.88)
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar