HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 11 Februari 2018
Hari Minggu Biasa VI
Imamat (13:1-2.44-46)
(Mzm 32:1-2.5.11; Ul: 7)
(1Kor 10:31-11:1)
Markus (1:40-45)
"Vox Dei - Suara Tuhan."
Adapun hari ini, Yesus yang menyembuhkan orang kusta hadir sebagai "Vox Dei, suara Tuhan di tengah umatNya dengan 3 perintah dasar, antara lain:
A."Pergilah":
Ia mengajak orang kusta yang telah sembuh itu untuk "pergi", meninggalkan pola hidup yang lama.
Dkl: Kita juga diajak untuk berubah dan berbenah, hidup baru setiap harinya, tidak menjadi "golput", cuek bebek, tapi ikut terlibat dan tanggap zaman dengan masyarakat.
B."Perlihatkanlah dirimu kepada imam":
Ia mengajak orang kusta itu untuk menyatukan pengalaman kesembuhannya bersama dengan iman Gereja sebagai umat Allah yang terwakili dalam para imamnya.
Dengan kata lain:
Kita diajak untuk bersekutu, tidak menjadi orang yang "anonim", tapi memiliki semangat komunio/kesatuan dengan gereja, dalam bahasa Mgr Romero, "sentire cum ecclesia - sehati dengan Gereja," tidak apatis dan skeptis tapi optimis berjalan bersama Gereja.
C."Persembahkanlah u/pentahiranmu":
Ia ajak orang itu untuk berserah, mempersembahkan hidup secara pribadi kepada Tuhan tanpa hiruk pikuk dan kebisingan. Kita juga diajak untuk mempersembahkan segala ruwet renteng pengalaman hidup kita kepadaNya tanpa banyak hiruk-pikuk dan kemeriahan yang dangkal.
Dengan kata lain:
Kita diajak selalu mempersembahkan hidup secara pribadi kepadaNya, dengan sikap yang reflektif. Yang pasti, mengacu pada Injil hari ini, kendati Yesus melarangnya untuk memberitakan peristiwa penyembuhannya tapi orang kusta itu sebagai "vox populi-suara rakyat" tetap saja mewartakan kabar gembira kepada yang lain. Kita juga diajak untuk terus mewartakan kebaikan Tuhan dengan mau berubah-bersekutu dan berserah kepadaNya.
"Ada usus ada bakmie - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1. "Splagxnizomai - Tergerak hati."
Inilah salah satu nuansa yang saya rasakan setiap kali mempersembahkan misa untuk para narapidana di penjara bersama para sahabat SOCIUS.
Adapun Yesus juga “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” saat seorang kusta datang dan berlutut di hadapanNya. Pada zaman itu, orang kusta membutuhkan dua hal; penyembuhan dan pernyataan ketahiran dari imam (Im 14:2- 32), yang harus disertai upacara korban.
Sialnya, banyak imam tidak suka "blusukan", mereka lebih suka berada di “kota” Yerusalem karena lebih memberi "income" dan prestise.
Gengsi dan ambisi duniawi inilah yang banyak menumpulkan hati yang peka, "sensible" kepada orang kecil, apalagi penyakit kusta dianggap penyakit yang "menyeramkan" dan tak tersembuhkan.
Disinilah, kita diajak mempunyai beberapa hal mendasar supaya punyai "ketergerakan hati", antara lain:
A.Kepasrahan:
Kita diajak selalu mengandalkanNya karena hanya kuasa Allah saja yang bisa menyembuhkan, itu sebabnya dikatakan bahwa menyembuhkan orang kusta dinilai ‘sederajat’ dengan membangkitkan orang mati.
B.Keberanian:
Si kusta berani datang kepada Yesus karena Ia mengimani Yesus sebagai Sumber Kehidupan. Kita juga diajak untuk membawa banyak orang, terlebih yang kecil dan miskin agar berani datang kepada Tuhan.
C.Kesabaran:
Ia memberi peringatan keras supaya jangan mengatakan apapun kepada siapapun.
Ia ajak kita mengenalNya dengan sabar, bukan hanya karena omongan orang tapi karena pengalaman pribadi bersamaNya.
"Dari LebakBulus ke Fatmawati - Jadilah orang yang tulus dan murahhati."
2.
“Nil sine numini - Tak ada yg dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.”
Mengacu pada bacaan hari ini, adalah seorang kusta dmana penderitanya tidak layak menyembah Allah di tempat ibadat dan dicap najis (Im. 13:1-3).
Ada beberapa pokok iman yang bisa kita petik dari dua tokoh utama, Yesus dan orang kusta, antara lain:
A.Orang Kusta:
a.Perjuangan hidup:
Ia berjuang untuk datang sambil berlutut di hadapanNya dan memohon bantuanNya.
b.Pengakuan iman:
Ia memiliki keyakinan kuat akan kuasa ilahi: “Engkau dapat mentahirkan aku”.
c.Penyerahan diri:
Ia tunduk dan merendahkan hati: “kalau Engkau mau.”
Inilah sikap sederhana sebagai seorang beriman yang berpasrah pada kehendakNya: “Fiat voluntas Tua-Jadilah kehendakMu.”
B.Yesus:
a.Tergerak:
Ia tergerak hatiNya oleh belas kasihan. Ini menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang rahim, yang selalu berbela rasa dan ikut hadir dalam derita/pergulatan hidup kita.
b.Bergerak:
Ia bergerak mengulurkan tangan dan menjamah orang itu.
Ketika seorang raja/imam menjamah orang sakit, ia berkata: "Aku menjamah, Allah menyembuhkan". Namun, Yesus menjamah sekaligus menyembuhkan.
c. Berkuasa:
"Aku mau, jadilah engkau tahir." Kuasa Yesus bekerja juga di dalam dan melalui perkataanNya (Mzm. 107:20; Yoh. 15:3; 17:17). Ia dengan senang hati memberikan kuasa sekaligus kemurahan hati bagi mereka yang mau datang dan menyerahkan diri kepada kehendakNya.
Akhirnya, Yesus menyuruh orang itu pergi, atau secara lebih harafiah: "mendorong ke luar" (exebalen). Disinilah kita diajak untuk juga mau "pergi", berangkat keluar dari kungkungan kenajisan dan cinta diri, mau lahir baru dengan penuh rasa syukur karena Tuhan selalu mengasihi kita.
"Dari Efesus ke Miami - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami!"
3. Daily Quote from the early church fathers:
“Why did Jesus touch the leper”,
by Origen of Alexandria (185-254 AD)
"And why did [Jesus] touch him, since the law forbade the touching of a leper? He touched him to show that 'all things are clean to the clean' (Titus 1:15). Because the filth that is in one person does not adhere to others, nor does external uncleanness defile the clean of heart.
So, he touches him in his untouchability, that he might instruct us in humility; that he might teach us that we should despise no one, or abhor them, or regard them as pitiable, because of some wound of their body or some blemish for which they might be called to render an account...
So, stretching forth his hand to touch, the leprosy immediately departs. The hand of the Lord is found to have touched not a leper, but a body made clean!
Let us consider here, beloved, if there be anyone here that has the taint of leprosy in his soul, or the contamination of guilt in his heart? If he has, instantly adoring God, let him say: 'Lord, if you will, you can make me clean.'"
(excerpt from FRAGMENTS ON MATTHEW 2.2–3)
4.
Kutipan Teks Misa:
Sabda Tuhan itu bagaikan pohon hidup; semua cabangnya memberikan buah yang terberkati (St. Efrem dari Diatesaron)
Antifon Pembuka (Mzm 31:3-4-PS 658)
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku.
Be my protector, O God, a mighty stronghold to save me. For you are my rock, my stronghold! Lead me, guide me, for the sake of your name.
Esto mihi in Deum protectorem, et in locum refugii, ut salvum me facias: quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum dux mihi eris, et enutries me.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Imamat (13:1-2.44-46)
"Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan."
Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.11; Ul: 7)
1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau mengampuni kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur!
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 10:31-11:1)
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Lukas 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Ada lebih dari 4 ribu orang mengikuti Yesus. Mereka sudah mengikuti Yesus cukup lama, sehingga mereka capek, haus, lapar, dan membutuhkan makanan. Tetapi, para murid tidak menyediakan makanan bagi mereka. Melihat itu Yesus berbelas kasih kepada mereka dan bertanya kepada para murid-Nya, apa yang mereka punya. Ternyata mereka hanya mempunyai 7 orti dan beberapa ikan. Jelas itu tidak cukup bagi sebanyak orang seperti itu.
Yesus akhirnya membuat mukjizat. Ia minta mereka duduk, lalu Ia mengucapkan syukur dan memecahkan roti itu dan memberikan kepada para murid supaya membagikan kepada orang-orang itu. Dan hasilnya luar biasa, masih sisa 7 bakul.
Yang menarik dari mukjizat itu adalah bahwa para murid dilibatkan oleh Yesus. Mereka dilibatkan untuk membagikan roti yang sudah diberkati-Nya kepada orang banyak. Tampaknya, mukjizat Tuhan membutuhkan keterlibatan kita, sehingga kita bukan hanya menjadi penonton. Iman kita, andil kita, keterlibatan kita diperlukan agar Tuhan membuat mukjizat bagi orang-orang yang membutuhkan. Mungkin keterlibatan kita kecil, tidak apa-apa. Mungkin keterlibatan kita hanya ikut membagi, itu sudah cukup.
Apakah aku mau terlibat dalam kegiatan Tuhan membuat mukjizat kasih bagi semua orang, terutama bagi mereka yang lemah, yang sakit, yang menderita, yang membutuhkan uluran kasih Tuhan? Apa yang dapat kita sumbangkan dalam hal ini? Apakah aku rela ikut membagikan kasih kepada mereka?
Beberapa orang berkisah kepada saya begini: 'Aku hanya ikut hadir dalam kegiatan amal itu, tetapi ternyata hasilnya luar biasa.' ; 'Aku hanya ikut menolong satu korban gempa, tetapi ternyata hasilnya luar biasa, banyak korban gempa diselamatkan.' Bantuan kita yang kecil-kecil, akhirnya terkumpul menjadi besar, dan mukjizat agung terjadi pada orang-orang yang membutuhkan. Marilah, andil dalam mukjizat kasih Tuhan!
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 313)
Antifon Komuni (Mzm 78:29-30)
Mereka makan dan menjadi sangat kenyang. Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, tetapi mereka belum merasa puas.
They ate and had their fill, and what they craved the Lord gave them; they were not disappointed in what they craved.
Manducaverunt, et saturati sunt nimis, et desiderium eorum attulit eis Dominus: non sunt fraudati a desiderio sio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar