Ads 468x60px

Selasa, 20 Februari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 20 Februari 2018
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Yesaya (55:10-11)
(Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
Matius (6:7-15)
“Domine, doce nos orare - Tuhan, ajarlah kami berdoa.”
Yesus mengajar kita untuk berdoa kepada Allah sebagai Bapa.
Adapun beberapa permohonan dalam doa “Bapa Kami” itu: ada yang terkait dengan kekudusan ilahi; ada juga yang terkait dengan kebutuhan insani.
Singkatnya, doa ini berpola salib, vertikal dan horisontal dengan beberapa nilai dasar, al:
1.Persahabatan:
Sebagai Bapa, Allah hangat-dekat dan mengasihi kita. Kita dapat datang kepadaNya setiap saat dengan membawa persoalan kita kepadaNya (Mat 6:25-34).
2.Penyerahan:
Adalah hal yang penting bahwa Allah sendiri dihormati, dimuliakan dan ditinggikan (Maz 34:4) sembari menantikan datangnya Kerajaan Allah di langit dan bumi baru (Wahy 21:1; 2 Pet 3:10-12; Why 20:11; 22:20). Buahnya? Kita menyerahkan diri kepada kehendakNya melalui penyertaan Roh Kudus dalam hati kita (Rom 8:4-14) sehingga "kerajaanNya dan kebenaranNya" datang di tengah dunia (Mat 6:33).
3.Pengharapan
Doa juga seharusnya berisi permohonan real tentang kebutuhan sehari-hari (Fil 4:19; Luk 11:3). Kita juga berharap agar kita dibebaskan dari kuasa jahat (Luk 11:26; Luk 18:1; Luk 22:31; Yoh 17:15; 2Kor 2:11).
4.Pengampunan
Kita diajak memohon ampun sekaligus juga memberikan ampunan (Mat 6:14-15; Ibr 9:14; 1Yoh 1:9). Apabila kita tidak mengampuni orang, Allah tidak akan mengampuni dan doa kita tidak ada gunanya. Inilah prinsip penting dalam doa berdoa (Mat 18:35; Mrk 11:26; Luk 11:4).
Pastinya ada beberapa hal yang mendasari ke-4 nilai dasar dalam doa “Bapa Kami” di atas, yakni:
A. Carilah dahulu Kerajaan Allah (Mat 6:33)
B. Sadarilah kebaikan dan kasih Allah (Mat 6:8; Mat 7:11; Yoh 15:16; 16:23,26; Kol 1:9-12).
C. Berdoalah sesuai dengan kehendak Allah (Mrk 11:24; Yoh 21:22; 1Yoh 5:14)
D. Peliharalah persekutuan dengan Kristus (Yoh 15:7) dan penyertaan Roh Kudus sebagai Penasehat/Penolong (Luk 11:13;Yoh 14:16-18).
"Si Johan kena paku - Tuhan itu andalanku."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Oremus – Marilah kita berdoa.”
Inilah seruan awal dalam setiap doa pembuka dan doa penutup di setiap perayaan ekaristi. Pastinya: Bukankah kebanyakan dari kita diajari berdoa oleh orang-orang di sekitar kita?
Hari ini, Yesus juga mengajarkan sebuah doa kepada kita, yakni doa “Bapa Kami.” Bisa jadi, doa Bapa Kami (Bhs Latin: Pater Noster, bhs Yunani: Πάτερ ἡμῶν) adalah doa yang paling terkenal dalam sejarah agama Kristiani. Doa ini sendiri diambil dari kitab Injil Matius (6:9-13), yang muncul sebagai bagian dari Khotbah di Bukit. Meski Yesus kemungkinan besar mengajarkan doa ini dalam bahasa Aram, teks-teks awal kemungkinan besar terdapat dalam bahasa Yunani karena pengaruh Helenisme.
Di lain matra, karena bahasa Latin merupakan bahasa yang resmi dipakai dalam agama Kristen Barat, maka versi dalam bahasa Latin atau Pater Noster, merupakan sebuah terjemahan penting dari doa dalam bahasa Yunani ini.
Seperti yang saya tulis dalam buku “3Bulan 5Bintang 7Matahari” (RJK, Kanisius), doa Bapa Kami ini terbagi menjadi dua bagian.
Bagian yang pertama untuk memuji: memuliakan nama Tuhan (6:9-10) sedangkan bagian yang kedua, memohon: untuk kebutuhan bagi kita yang berdoa (6:11-13).
Secara lebih mendalam, sebenarnya doa Bapa Kami ini mengandung tujuh permohonan, yakni: “dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga, berilah kami rejeki pada hari ini, ampunilah kesalahan kami-seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami, janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, dan bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Berangkat dari dua bagian doa Bapa Kami yang mengandung tujuh permohonan sekaligus tujuh semangat, adapun tiga permenungan yang bisa diangkat, antara lain:
A.Doa itu memiliki karakter sederhana: "Dalam doamu, janganlah kamu bertele-tele, seperti kebiasaan orang tidak mengenal Allah."
Rupanya, pada jaman Yesus pun, ada kenyataan bahwa orang suka bertele-tele dalam berdoa. Anehnya, di jaman ini pun, kita tidak sulit menemukan contoh doa bertele-tele itu. Dalam kesempatan doa pribadi, doa keluarga, doa bersama, selalu ada saja yang berdoa bertele-tele: entah isinya, caranya, kata-katanya, nadanya, waktunya bertele-tele.
Cara Yesus membuka doa yang paling terkenal di dalam sejarah ini juga berkarakter sederhana untuk memahami tujuan doa yang sesungguhnya. Kita dibawa ke dalam hubungan yang akrab, hangat dan bersahabat sebagai anak-anakNya: Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat, bahkan yang bisa kita sapa sebagai “Bapa”. Begitu sederhana tapi tetap kaya makna, bukan?
B. Doa itu memiliki pola salib, kayu palang: Artinya tidak hanya “aku dan Tuhan” (vertikal), tetapi juga “aku dan sesama” (horisontal) juga.
Ya, pelbagai doa apa pun, betapapun bagusnya kata dan indahnya nuansa, jika tidak bermuara dalam relasi dengan sesama, menjadi hambar dan mungkin malah kehilangan nilainya.
Tak ada gunanya kita berdoa "ampunilah aku Tuhan" tapi kita tak mau mengampuni orang lain. Atau 'berilah kami rejeki", sementara kita sendiri tidak pernah mau memberi. Karena itu Matius menuliskan sebuah pesan Yesus: "jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu akan mengampuni kamu juga. Jika tidak, Bapamu juga tidak akan mengampunimu juga.” Jadi doa mesti bermuara ke dalam hidup kita, mesti diwujudkan dalam hidup bersama orang lain.
Sebaliknya, akan menjadi penuh makna, jika diangkat dari hidup nyata. "Jangan minta, jika tidak pernah rela memberi!" Doa akan mengangkat pengalaman hidup nyata dan sebaliknya, kita akan hidup lebih kaya makna dari inspirasi doa-doa kita.
C. Doa itu bisa berarti “Dikuatkan Oleh Allah”: Bukankah pada kenyataannya, kita kerap merasa lemah, entah lemah iman, lemah semangat, lemah harapan dan yang lain sebagainya? Walaupun kadang saya berkata, “Baik jika tanganmu kau lipat untuk berdoa, tetapi lebih baik lagi jika tanganmu kau buka untuk memberi,” bagi saya sebuah doa tetap mendapatkan aktualitasnya karena doa sendiri adalah napas kehidupan umat beriman. Tanpa napas, kita tak mungkin terus hidup bukan? Maka semua usaha, pekerjaan, rencana dan perjuangan tanpa disertai doa, tidak memiliki jiwa yang benar benar kuat.
Akhirnya, jelas bahwa doa Bapa Kami adalah contoh mengenai bagaimana kita patut berdoa. Apakah salah kalau kita menghapalkan Doa Bapa Kami? Tentu tidak! Apakah salah kalau kita mengulangi Doa Bapa Kami sebagai doa kita? Tidak, jika kita sungguh-sungguh dan dengan segenap hati.
Dkl: Betapapun indahnya suatu doa, yang tidak boleh terlupakan adalah bagaimana kita meresapkannya, sehingga kata-kata yang diucapkan bukan hanya sekedar hafalan (dimensi informasi/pengetahuan iman belaka), tetapi sungguh-sungguh keluar dari hati dan menjadi milik kita sendiri (dimensi internalisasi/pengendapan nilai-nilai). Labora et ora – Bekerja dan berdoalah!
“Cari goa di Gunung Pati – Mari berdoa sepenuh hati.”
2.
"Homo est animal loquens - Manusia adalah makhluk yang berkomunikasi."
Inilah salah satu keyakinan saya bahwasannya tindakan kita yang paling dasar adalah komunikasi ("comunicare: berbagi), dengan sesama dan semesta.
Secara sederhana, doa sendiri bukan melulu soal meminta-minta kepada Allah tapi juga adalah sebuah tindakan komunikasi kita dengan-Nya, yang penuh dengan rasa dan nuansa: syukur – pujian – ratapan - permohonan dll.
Hari ini, Yesus sendiri mengajarkan doa - berdoa lewat "Doa Bapa Kami", dimana salah satu penekananNya: “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta padaNya!"
Adapun "P3K" dalam doa "Bapa Kami", antara lain:
A."Persahabatan":
Yesus mengajak kita menyapa Allah sebagai Bapa. Allah hadir sebagai sahabat yang dekat dengan kita. Kita juga diajak bersahabat dengan semua anak-anak Bapa yang sama, itu sebabnya dikatakan "Bapa KAMI", bukan "Bapa saya/Bapa kamu/Bapa mereka".
B."Pujian":
Kita diajak selalu memujiNya: "dimuliakanlah namaMu-datanglah kerajaanMu-jadilah kehendakMu.
C."Permohonan":
Sebagai orang beriman, kita juga diajak untuk berani berharap lewat doa dan permohonan: "berilah kami rejeki - janganlah masukkan ke dalam cobaan-bebaskan kami dari yang jahat."
D."Kedamaian":
Ada sebuah bagian penting yang kadang sulit kita lakukan: "ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni yang bersalah kepada kami."
Kita diajak mau mengampuni sesama kalau mau diampuni Allah. Disini ada sebuah usaha untuk memperjuangkan kedamaian yang sejati dengan sesama dan sang khalik. Bukankah doa sendiri membuat kita lebih "sensual" (sense: rasa), lebih peka merasakan hati dan berbelarasa dengan sesama. Dan inilah awal sebuah hidup yang penuh dengan nada dasar "D", damai, yang selalu siap ber "RIP", "Race In Peace - Berpacu dalam damai."
"Ada goa di Tamansari - Mari berdoa setiap hari."
3.
“Orate - Berdoalah!"
Inilah salah satu ajakan orang beriman dalam keseharian hidupnya karena bukankah doa adalah "ruah", semacam nafas dalam kehidupan kita.
Mengacu pada bacaan hari ini, baiklah kita juga mengingat pesan Yesus: "Bila kalian berdoa, janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah." Dalam KBBI, "bertele-tele" berarti bercakap-cakap tidak jelas ujung pangkalnya, melantur, berlarut-larut.
Persis inilah yang dimaksudkan Yesus agar kita berdoa secara dewasa, tidak kekanak-kanakan, yakni berlarut-larut/ngelantur dengan banyak kata, karena sebenarnya lebih baik kita mempunyai hati tanpa kata-kata daripada mempunyai kata-kata tanpa hati, bukan?
Disinilah kita diajak belajar berdoa dengan tiga sikap dasar yang jauh dari sikap "kemunafikan rohani", antara lain:
A."Sederhana":
Tuhan mencintai kesederhanaan, karena doa pada intinya adalah sebuah relasi dan komunikasi sederhana antara yang insani dengan yang ilahi, tidak selalu berbentuk permohonan tapi juga bisa rasa syukur/curhatan, kerap tidak usah dengan banyak untaian kata tapi hanya duduk dan diam bersamaNya .
B."Setia":
Kita diajak selalu mengingatNya dalam setiap saat hidup kita, entah kita bersuka/sedang berduka, sehat/sakit, bahagia/kecewa karena Tuhan kita adalah Tuhan yang juga setia mendengarkan keluh kesah doa dan hidup kita.
C."Sepenuh hati":
Kita diajak berdoa dengan sepenuh hati, bukan dengan banyaknya kata tapi dengan mendalamnya cinta yang kita berikan kepadaNya, bukan karena mau pamer/dipuji orang tapi karena semata hanya untuk memuji nama Tuhan.
Disinilah doa yang sepenuh hati juga "berpola salib", karena doa yang baik membuat kita dekat dengan Tuhan juga sekaligus dekat dan hidup lebih baik dalam hubungan dengan sesama karena jelaslah bahwa doa yang sepenuh hati tidak terlepas dari kehidupan harian.
"Ada goa di Taman Asri - Mari berdoa setiap hari."
4.
"Omnis enim qui petit accipit, et qui quaerit invenit, et pulsanti aperietur - Setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."
Inilah sebuah harapan iman karena doa Bapa Kami adalah doa yang penuh harapan (Pater Noster, Πάτερ ἡμῶν), sebagai bagian dari Khotbah di Bukit.
Indahnya, doa ini mengajak kita memiliki “P4” iman, antara lain:
A.Persahabatan:
Doa dimulai dengan kata “Bapa”.
Kita dibawa ke dalam hubungan yang akrab, hangat dan bersahabat. Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat, bahkan “Bapa”- “Abba”. (Mrk 14:36, Rom 8:15; Gal 4:6).
Perkataan “Bapa kami” di sini juga mengingatkan kita tentang pentingnya dimensi persahabatan dengan sesama, karena Yesus mengangkat semua orang menjadi saudaraNya.
B.Pujian:
“Dikuduskanlah namaMu - Datanglah kerajaanMu - Jadilah kehendakMu."
Inilah pujian yang merupakan campuran dari “HIK”- “Harapan Iman dan Kasih, dalam satu faal yang mempersatukan hati kita yang bersyukur kepada Allah.
C.Permohonan:
“Berilah kami rezeki - janganlah masukkan kami dalam pencobaan -bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Allah mengasihi-memperdulikan kita dan mendengarkan aneka ria harapan.
Melalui Yesus, kita dapat menghampiri - menyembah dan membawa permohonan kita kepadaNya (Mat 6:25-34).
D.Pengampunan:
“Ampunilah kami akan segala kesalahan kami, sama seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” mengingatkan kita untuk berdamai dengan Tuhan sekaligus dengan sesama.
Pastinya, penutup dari doa Bapa Kami adalah sebuah kata: “AMIN” (Bhs Arab: yukminu' يؤمن). Kata “Amin” ini lekat dengan kata ‘iman’ (bahasa Arab:الإيمان) dan 'aaman' (أمن).
Diharapkan setiap orang yang mendoakan Bapa Kami juga melakukan apa yang didoakannya dengan penuh "iman", sehingga hidupnya "aman". Amin..?
"Ada goa di Kalisari - Mari berdoa setiap hari."
5.
Kutipan Teks Misa:
Kita dibina lewat budi yang bersedia menerima ajaran. (St. Siprianus)
Antifon Pembuka (Mzm 90 (89):1-2)
Tuhan, Engkaulah pelindung kami turun-menurun. Dari awal mula sampai akhirat, Engkau mendampingi kami.
O Lord, you have been our refuge, from generation to generation; from age to age, you are.
Doa Pembuka
Allah Bapa, kerinduan kami, pandanglah umat-Mu ini. Semoga dalam menjalani masa tobat, hati kami selalu bergembira karena rindu akan Dikau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."
Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru-seru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong: wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
"Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa."
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya Karena itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Doa Bapa Kami adalah doa Tuhan. Doa ini mewujudkan dan memperdalam persekutuan kita dengan Allah. Oleh Allah sendiri, kita diberi kata-kata doa dan cara berdoa. Dengan demikian, kita datang mendekat pada Allah. Dengan berdoa Bapa Kami, kita turut menghayati sikap batin Yesus sendiri, kita sedang berdoa bersama Yesus sendiri. Yesus menyatakan Allah sebagai Bapa kepada kita dan kita menjadi anak-anak Allah. Hanya melalui persekutuan dengan Yesus Kristus, kita boleh sungguh-sungguh menjadi anak-anak Allah.
Tiga harapan diungkapkan dalam doa Bapa Kami: Dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu; Ampunilah kesalahan kami. Kita sering menodai kekudusan Allah. Namun, justru dengan doa Bapa Kami, kita menjadi milik Tuhan yang bersemayan dalam diri kita. Kita mengalami kerahiman Allah yang mengampuni, bukan balas dendam. Kerahiman Allah merangkul seluruh kehidupan kita. Kita harus memiliki sikap rela mengampuni. Pengampunan adalah tema yang meresapi Injil seluruhnya. Doa Bapa Kami menuntut sikap sederhana dan penuh percaya. Kita tak perlu memamerkan diri dengan berdoa di hadapan orang-orang lain; tak perlu kita mengucapkan banyak kata-kata yang bertele-tele tanpa makna. Kita pun perlu waspada dengan doa-doa yang dikatakan spontan. Bisa saja bukan doa Tuhan tetapi egoisme kita, penuh bualan yang memadamkan roh. Ingatlah, ketika mendaraskan doa Bapa Kami, kita sedang berdoa kepada Allah dengan kata-kata yang diberikan oleh Allah sendiri. (Santo Siprianus).
Antifon Komuni (Mzm 4:2)
Ketika aku berseru kepada-Mu, Engkau mendengarkan daku, ya Allah yang Mahaadil, Engkau membebaskan daku dari deritaku. Kasihanilah aku, ya Tuhan, dan kabulkanlah doaku.
When I called, the God of justice gave me answer; from anguish you released me; have mercy, O Lord, and hear my prayer!
“Kita akan lebih mudah menerima apa yang kita minta, apabila kita berdoa dalam nama Kristus” (St. Agustinus)
Doa Malam
Bapa yang Mahakudus, syukur kepada-Mu, atas Putra-Mu yang telah mengajari kami bagaimana berdoa yang benar. Semoga doa luhur ini kami hayati dan jabarkan dalam aneka kegiatan kami setiap hari. Lindungilah kami dalam istirahat malam ini ya Bapa, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar