HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 19 Februari 2018
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Imamat (19:1-2.11-18)
(Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
Matius (25:31-46)
"Just DO it - Lakukanlah!
Inilah yang menjadi pesan inti Yesus hari ini tentang "penghakiman terakhir", bahwa Yesus bukan cuma datang sebagai "Yang Baik", tapi sekaligus sebagai "Yang Adil". Ia memisahkan "kambing" dengan "domba", penghuni surga dan neraka, yang mendapatkan berkat dan yang mendapat kutuk.
Adapun 3 semangat iman yang bisa kita jalani secara real- aktual - operasional, yakni “SKI”,antara lain:
1."S” = “Solidaritas":
Yesus hadir dan bersolider dengan semua orang, terlebih yang kecil lemah miskin tersingkir : "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
2."K” = “Karitas":
Kelak, kita masing-masing akan diadili dengan ukuran yang jelas, yakni berdasarkan apa yang kita lakukan terhadap sesama. Disinilah kita diajak mempunyai "karitas", kasih yang berkualitas, seperti: berbagi makanan, minuman dan pakaian, memberi tumpangan, mengunjungi orang sakit+yg ada di penjara, dll.
3."I” = “Integritas":
Yesus mengharapkan supaya kita menjadi orang yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh, dimana iman tidak terpisah dari hidup harian, dimana iman yang diungkapkan dan dirayakan juga mesti diwujudnyatakan dengan keberpihakan dan keterlibatan yang nyata, terlebih kepada orang kecil. Sembari terus mengejawantahkan keterlibatan dan keberpihakan kepada orang kecil, hal-hal tidak baik juga seharusnya terus kita hentikan, seperti yang disebut dalam bacaan I: mencuri, berbohong, memeras/merampas, membenci, menfitnah, mengutuk, dendam, dll.
"Ci Meylan cari bahan - Siapkanlah jalan bagi Tuhan!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Memoria passionis – Kenangan penderitaan."
Inilah salah satu pesan inti yang muncul dalam masa prapaskah yang juga menjadi salah satu inti bacaan injil hari ini bahwasannya Tuhan selalu mengenang dan mengingat segala sikap hidup kita, entah baik/buruk yang kita buat kini.
Dalam bahasa St Yohanes Maria Vianney: "Saat hidup di dunia ini adalah saat kerahiman. Saat kematian nanti adalah saat penghakiman".
Artinya: selama kita hidup, Tuhan selalu memberikan kerahimanNya, berupa pengampunan dan kesempatan untuk berbenah dan berbuah dengan kepedulian yang nyata. Dan, setelah kematian, kesempatan itu tidak ada lagi karena yang ada hanyalah penghakiman. Jelasnya, pada saat itulah kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita kepada Tuhan (Mat 25:31-46).
Adapun 3 dasar iman, supaya tidak mudah lupa ber-"memoria", antara lain:
A."Focus":
Kita diajak hidup dengan tujuan/fokus yang jelas, tidak mendua dan tidak setengah setengah, yakni semata-mata hidup bagi dan bersama Tuhan yang jelas-jelas bersolider dengan banyak orang kecil.
B."Locus":
Dunia harian dan sesama kita, terlebih yang kecil dan miskin adalah tempat/locus untuk beriman secara aktual, untuk menciptakan surga di tengah dunia.
C."Actus":
Tuhan menghendaki agar dengan "kekayaan" kita, entah harta/talenta, kita mau berkarya nyata/actus, peka berbelarasa dan suka berpeduli pada “yesus yesus kecil" di sekitar kita, menjadikan hidup devosi yang berbuah pada aksi dan keterlibatan nyata pada dunia sosial dengan sikap iman yang manusiawi. Bukankah kerap menjadi suci berarti menjadi semakin manusiawi?
"Sate Kadir ada di Cisantana -Tuhan hadir lewat banyak orang sederhana."
2.
"Adveniat regnum Tuum - Datanglah kerajaanMu."
Inilah salah satu harapan iman yang kita kenangkan bahwa Ia merajai hidup sekaligus menjadi hakim atas hidup kita dan seluruh isinya: "Mereka akan masuk ke tempat siksaan kekal tapi orang benar ke dalam hidup kekal" (Mat 25:46).
Dengan kata lain:
Raja ini menjadi "hakim & gembala" yang memisahkan orang benar dari orang jahat, domba dari kambing (Mat 25:32) dengan beberapa intinya, antara lain:
A. Pada saat Kristus datang kembali, semua orang yang masih hidup di bumi ini dan lolos dari "masa kesengsaraan besar" masih bercampur.
B. Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik/"kambing" dari orang benar/"domba" (Mat 25:32-33; Mat 13:41)
C. Penghakiman akan dilandaskan pada perbuatan kasih & kebaikan terhadap mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita ("yang lapar-haus-asing-telanjang-sakit-dipenjara"). Ungkapan kasih dan belas kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46)
D. Orang fasik/"kambing" tidak akan diizinkan untuk memasuki KerajaanNya tapi akan langsung dicampakkan ke tempat hukuman kekal/"neraka" (Mat 25:41,46; Why 14:11)
E.Orang baik/"domba" akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4) yakni "surga".
Adapun mengacu pada Nats di Mat 25:41, pemberontakan Iblis melawan Allah (Mat 4:10) mengikutsertakan sepertiga dari malaikat di sorga (Why 12:4). Sebagian dari mereka sudah terbelenggu di neraka (2Pet 2:4; Yud 1:6), sedangkan yg lain masih bebas berkeliaran di bawah kekuasaan Iblis (Mat 12:24; 25:41; Ef 2:2; Why 12:7)
"Dari Tarsus ke Jayakarta - Tuhan Yesus adalah Raja kita."
3.
“Gloria Dei viviens homo - Kemuliaan Allah terpantulkan dalam kemanusiaan yang dipulihkan menuju kehidupan yang penuh”.
Inilah kata St. Ireneus yang menyadarkan kita tentang perlunya pengejawantahan iman, meng-"horisontal"-kan Kerajaan Allah. Pengejawantahan iman ini didasari ingatan iman bahwa Yesus akan datang lagi untuk menghakimi dan membawa pemisahan (Mat 25:31-46).
Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (Dan 7:9-14; Why 5:10; 19:11-20:4) dengan beberapa pokok iman, antara lain:
A) Pada saat Kristus datang, orang yang baik dan jahat, yang masih hidup dan lolos dari masa kesengsaraan besar masih bercampur.
B) Penghakiman meliputi pemisahan orang fasik dari orang benar (Mat 25:32-33; Mat 13:41).
C) Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih kepada orang miskin yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46).
D) Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Allah, tetapi akan langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal (Mat 25:41,46; Why 14:11).
E) Orang benar akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4).
Nah, Yesus berkata bahwa yang menjadi dasar penghakiman adalah tanggapan nyata ketika kita melihat orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakitmdan dipenjara: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40).
Disinilah, Allah hadir sebagai Allah berbelarasa, yang selalu mendengar jeritan umatNya, terlebih yang miskin. Kitab Suci sendiri secara gamblang menggambarkan keberpihakan Allah terhadap kaum miskin. Yesus lahir dalam keadaan miskin dan secara terbuka mengungkapkan pembelaanNya terhadap orang miskin, bahkan menyamakan diri dengan orang miskin.
"Dari Tangerang ke Formosa - Jadilah orang yang berbelarasa"
4.
“Passio Christi, conforta me – Sengsara Kristus, kuatkanlah kami!”
Yesus yang menguatkan kita pernah bersabda: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas."
Yesus mengkontraskan antara orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas dan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir untuk menggambarkan tiap orang yang melakukan sabda-Nya dan yang tidak. Disinilah kita diajak menjadi orang bijak yang mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya.
Adapun tiga sikap dasar untuk menjadi orang bijak yang mempunyai pondasi kuat untuk semakin mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya, al:
A. Introspeksi:
Permenungan. Kita diajak untuk memiliki waktu/ruang hening untuk merenungkan hidup, tidak hanyut pada rutinitas harian.
B. Internalisasi:
Pembatinan. Kita diajak untuk membatinkan dan mengendapkan apa yang menjadi kegiatan harian kita sehingga apa yang kita katakan dan laksanakan benar benar penuh dan utuh karena benar benar menjadi milik kita
C. Inkarnasi.
Perwujudan. Inilah dimensi iman kristiani yang membuat apa yang kita wartakan juga sekaligus kita wujudkan. Tuhan butuh bukti bukan janji, butuh tindakan nyata bujan hanya kata kata yang hampa. Iman yang kita ungkapkan dan rayakan sekaligus juga mengundang kita untuk mewujudnyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jelasnya, Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46).
"Cari mangga di Kalisari - Ciptakan surga setiap hari."
5.
“Iustitia omnibus - Keadilan untuk semua.”
Inilah salah satu core values yang saya angkat dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius) yang juga menjadi inspirasi hari ini.
Ya, Tuhan datang dengan keadilannya yang paripurna. Adapun tiga cara supaya kita mendapatkan keadilan Tuhan, antara lain:
A. Berbagi dalam kehidupan:
“Donato ergo sum - Aku berbagi maka aku ada”, karena dengan memberi, bukan dengan menerima, kita bisa menjadi kaya, bukan?
Yesus mengajak kita menjadi kaya dengan melaksanakan keseimbangan dan perilaku keagamaan yang tidak berkanjang dalam ruang domestifikasi belaka, tapi menjadi daya gerak-daya ubah-katalisator untuk berbelarasa bagi sesama.
Ia jelas menunjukkan jati diri kemanusiaan dan keberimanan bahwa manusi membawa gambar diri “Yang Ilahi” dalam dirinya, saat tindakan belas-kasihan kepada sesama merajai kehidupan dan berbuah dalam tindakan kepedulian yang dibagikan secara nyata.
Jelasnya, Ia menyamakan kasih kepada Tuhan (“Yang Ilahi”) dengan kasih yang dibagikan kepada sesama (“yang insani”). Seberapa besar kasih kepada orang lain terlebih yang kecil dan miskin, sedemikianlah kasih yang (sebenarnya) hadir untuk “Yang Ilahi”.
Yang pasti, masalahnya bukan apakah kita akan mati, tapi bagaimana cara kita hidup karena bukankah orang kaya yang tidak mau berbagi, akhirnya menjadi tidak kaya dan mengalami derita kekal?
B. Berharap pada Tuhan:
“Dum spiro spero - Selama masih bernafas aku terus berharap.” Yesus memberikan harapan pada banyak orang miskin, yang hidupnya penuh duka-derita dan samsara.
Tuhan kita adalah Tuhan yang adil - mau menolong dan mengenal derita hati kita karena Ia bukanlah Tuhan yang angkat tangan/cuci tangan tapi Tuhan yang mau turun tangan, bahkan Tuhan yang mau datang ke dunia sebagai ”Dia”, yang membiarkan dirinya disepak keluar dari dunia. Ia menjadi sakramen yang hidup. Ia menghadirkan wajah Allah yang mewartakan pengharapan, terlebih bagi banyak orang miskin.
Harapan sendiri tidak sama dengan optimisme. Optimisme muncul atas siasat naluri/pertimbangan manusiawi, sedangkan pengharapan itu berada pada tingkatan inspirasi, pada tingkatan iman.
Disinilah bersama banyak orang miskin, kita juga diajak untuk terus berharap dan mengandalkan Tuhan karena Ia tidak pernah membuta-membisu-tuli-menjauh dan membiarkan ketidakadilan terus mendera hidup kita.
Dalam bahasa Yeremia: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akarnya ke tepi batang air dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."
C. Beriman dengan mendalam:
“Soli Deo Gloria - Hanya bagi kemuliaan Tuhan!” Jelasnya, kita bukan mahluk insani dalam perjalanan rohani, tapi kita adala adalah mahluk rohani dalam perjalanan insani.
De facto, banyak hal kini menjadi komersial sekaligus banal (dangkal): mall menjadi “gereja”, computer dan tv menjadi “tabernakel”, hp menjadi “rosario”, bahkan uang seakan menjadi “menjadi ”hosti” atau “Tuhan”. Hidup kita juga menjadi seperti komedi putar: makin cepat dan makin cepat, namun tidak bisa keluar dari putaran itu sendiri.
Disinilah, kita perlu ber-4 s “"solitude/sendiri, "silence/heningan; "stillness/tenang dan "simplicity”/sederhana dengan mengingat Azas-Dasar Ignatius: “Kita diciptakan untuk memuji, menghormati dan mengabdi Allah. Ciptaan lain diciptakan untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu kita harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi; dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut sejauh itu merintangi. Oleh karena itu kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segalanya”.
Hal inilah yang seharusnya terus menggema dan membahana dalam kedalaman hidup iman kita karena iman adalah bahan bakar kehidupan bukan?
”Cari arang di Kanosa - Jadilah orang yang mudah berbelarasa."
6.
Kutipan Teks Misa:
”Sementara orang lain menderita kekurangan, janganlah kita bekerja untuk menimbun dan menumpuk harta.” (St. Gregorius dari Nazianze)
Antifon Pembuka (Mzm 123 (122) :2-3)
Sebagaimana mata seorang hamba tertuju kepada tuannya, demikian pula mata kita terarah kepada Allah, agar Ia mengasihi kita. Sayangilah kami, ya Tuhan, sayangilah kami.
Like the eyes of slaves on the hand of their lords, so our eyes are on the Lord our God, till he show us his mercy. Have mercy on us, Lord, have mercy.
Doa Pembuka
Allah Bapa Penyelamat orang berdosa, bukalah hati kami untuk menerima ajaran-Mu. Semoga kami bertobat dari dosa dan memperoleh manfaat dari matiraga kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ada dua hal utama yang harus dilakukan untuk mencapai kekudusan. Pertama, apa yang harus ditinggalkan: tidak lain perbuatan-perbuatan buruk yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kedua, apa yang harus diperdalam: cinta kita kepada Tuhan dan sesama.
Bacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."
Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada segenap jemaat Israel, dan katakan kepada mereka: Kuduskanlah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus. Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia, dan janganlah merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli, dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan; engkau harus takut akan Allahmu; Akulah Tuhan. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah membela orang kecil secara tidak wajar, dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran.Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hati, tetapi engkau harus berterus terang menegur sesamamu, dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15; R: Yoh. 6:64b)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati, perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan penebusku.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan, hari ini adalah hari penyelamatan!
Pada hari penghakiman, Raja itu akan memisahkan seluruh umat dan menempatkan mereka di sebelah kanan dan kiri-Nya. Yang di sebelah kanan akan mendapat tempat yang layak, dan yang sebelah kiri akan dibuang ke dalam api yang kekal. Hanya mereka yang memiliki hati untuk orang lain yang paling hina akan dikumpulkan di sebelah kanan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)
"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat datang bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kita semua dipanggil untuk menjadi kudus. Alasan mendasar karena Allah kita adalah kudus adanya. Selain membutuhkan rahmat Tuhan, kita harus melakukan sesuatu untuk mencapai kekudusan itu. Sepuluh perintah Allah menjadi pedoman yang sederhana untuk kita. Kita juga diminta untuk melakukan hal-hal yang baik, yaitu bertumbuh dalam kasih, mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri. Yesus menunjukkan bagaimana mengasihi sesama itu. Kita diminta untuk berbuat sesuatu bagi mereka yang miskin, sakit dan menderita. Terbukakah mata kita untuk melihat penderitaan sesama dan mau berbuat sesuatu?
Antifon Komuni (Mat 25:40, 34)
Sungguh, Aku bersabda kepadamu: Apa pun yang kamu lakukan bagi saudara-Ku yang terhina sekali pun, itu kamu lakukan bagi-Ku. Datanglah kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, dan milikilah kerajaan yang tersedia bagimu sejak dunia dijadikan.
Amen, I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me, says the Lord. Come, you blessed of my Father, receive the kingdom prepared for you from the foundation of the world.
Doa Malam
Bapa Yang Mahamurah, Engkau selalu menunjukkan cinta yang tulus kepada siapa pun. Semoga aku pun mampu hidup dalam kasih, yang terungkap melalui perbuatanku sehari-hari. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar