Ads 468x60px

SOLO 273th Spirit Of Loving Others



SOLO 273th
Spirit Of Loving Others
Sabtu, 17 / 2 / 2018.
Sejarah Singkat Kota Solo.
Solo yang bersemboyan "Berseri" ("Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah") dengan mottonya “The Spirit of Java” (Jiwanya Jawa), pada awalnya tidak lebih dari sebuah desa terpencil yang tenang, 12 km di sebelah timur Kartasura, ibukota kerajaan Mataram.
Pakoe Boewono II yang menjadi Raja Mataram waktu itu mencari tempat yang lebih pas untuk membangun kembali kerajaannya, dan di tahun 1745 Masehi, kerajaannya dibongkar dan dipindah menuju Kota Solo yang terletak di tepi Kali (Sungai) Bengawan Solo.
Ya, sejarah kota ini berawal saat Kerajaan (Keraton) Kartosuro telah mengalami kerusakan sangat parah akibat perang antara Baginda (Sunan Pakubuwono/PB II) dengan Sunan Kuning/Geger Pecinan (1742).
Berkat bantuan VOC dan Pangeran Cakraningrat IV (Madura), PB II dapat merebut kembali Keraton Kartasura. Tentu saja bantuan tersebut tidak gratis akan tetapi dengan mengorbankan beberapa wilayah warisan Mataram untuk diberikan pada VOC.
Selain itu pemberontakan juga telah mengakibatkan hancurnya bangunan keraton. Hancurnya bangunan keraton dinilai telah menghilangkan kesaktian keraton karena pemberontak itu telah masuk kedalam keraton, sehingga akan mempengaruhi pamor dan wibawa kerajaan, oleh karena itu sudah tidak tepat kalau terus mempertahankan keraton Kartasuro sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota kerajaan Mataram.
Berawal dari situ, maka PB II menunjuk beberapa orang narapraja diantaranya : Tumenggung Honggowongso, Adipati Pringgoloyo, Adipati Sindurejo, Tumenggung Mangkuyudo, Tumenggung Pusponegoro, Ngabei Yosodipuro, Mayoor Hoogendorp, yang kemudian ditambah dengan Pangeran Wijil, Tumenggung Tirtiwigunio, Kyai Kalifah Buyut dan Penggulu Fekih Ibrahim, untuk mencari tempat yang akan dijadikan sebagai pusat pemeritahan kerajaan.
Setelah melakukan pengembaraan ke berbagai tempat, para narapraja tersebut akhirnya menemukan tiga tempat atau desa yaitu Desa Kadipala, Desa Sala, dan desa Sana Sewu, yang bisa dijadikan sebagai pusat pemerintahan baru.
Setelah melakukan perundingan, akhirnya dipilihlah Desa Sala untuk diajukan kepada Sunan PB II sebagai pusat keraton Mataram yang baru. Desa Sala yang letaknya kurang lebih 10 Km sebelah timur kota Kartasuro. Baginda menyetujui usulan tersebut, yang kemudian oleh Sri Baginda Sunan Paku Buana II diberi nama Surakarta Hadiningrat.
Pada hari Rabu tanggal 15 Sura 1670 atau 17 Februari 1745, pindahlah Baginda Sunan Paku Buana II dari Kartasuro ke Surakarta Hadiningrat, perpindahan ini dilaksanakan dengan kirab secara besar-besaran. Maka sejak saat itu Ibu kota Kerajaan Mataram pindah dari Kartasuro ke Surakarta Hadiningrat. Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar hari lahir Kota Solo. Dari Desa Sala tersebut pusat pemerintahan Kerajaan Mataram dijalankan dan dikendalikan.
Disebut sebagai Desa Sala, karena di desa tersebut hidup seorang tokoh masyarakat yang bijaksana bernama KI GEDE SALA. Selain itu desa ini juga berawa-rawa dan penuh dengan pohon Sala yaitu pohon tom atau nila, namun ada juga yang menyebut pohon sala sejenis pohon pinus.
Kendati aslinya bernama Sala (pakai huruf a - diucapkan seperti "pojok") namun dalam perkembangannya berubah dan lebih akrab disebut Solo (pakai huruf o - diucapkan seperti "toko"), hal ini terjadi terjadi karena kesalahan orang Belanda dalam menyebut nama kota ini karena memang lidah mereka tidak seluwes lidah orang Indonesia.
Sejak saat itu kemudian tidak hanya orang asing saja, akan tetapi masyarakat Indonesia pun menyebut dengan SOLO. Penyebutan ini terasa lebih mudah dilafalkan, dicerna dan memiliki makna yang khas dibanding nama resminya.
Nama Surakarta Hadiningrat menjadi seperti kalah pamor dibanding Solo karena sikap sang pemberi nama, Paku Buwono II, yang saat itu pro kolonial. Surakarta kemudian dianggap menceriminkan watak kekuasaan, kapitalis-kolonial, sementara Solo mencerminkan semangat kerakyatan (mengakar sebagaimana asal namanya dari pohon Sala) dan memberi keteduan, keayoman pada rakyat (rimbun dedaunan).
Bagi orang Solo, persoalan nama tersebut bukanlah suatu masalah yang berarti. Persoalan itu hanya muncul dikalangan intelektual akademis saja. Sebab bagi rakyat Solo, nama Surakarta pun diterima sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada PB II, yang adalah pendahulu, terlepas dari sikap pro kolonial dan lain sebagainya.
Dengan demikian baik nama Surakarta maupun Solo keduanya akan senantiasa hadir, mencerminkan hubungan yang saling menghargai antara pemimpin dan rakyat. Pemimpin itu harus senantiasa mengakar dan mengayomi rakyatnya dan harus menjalankan amanat kepemimpinannya untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyatnya. Karena itulah, dibalik kepopuleran nama Solo, teringat pula akan Pohon Sala yang akan selalu mengakar dan merakyat.
Vaya con Dios – mari pergi bersama Tuhan
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
VARIA:
I.
Visi Misi dan Lambang
A.
Visi dan Misi Kota Surakarta
(Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2001
tanggal 13 Desember 2001) :
Visi :
Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa , Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga.
Misi:
1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan , serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam pengusahaan dan pendaya gunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yan g berlandas kan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.
4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerintahan
B.
Lambang Daerah
Arti Lambang :
Warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya.
Makna dari lukisan :
1. Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan.
2. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan.
3. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan.
4. Panah berarti selalu waspada.
5. Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala.
6. Bintang kanan kiri melukiskan bintang dilangit dan berarti kesejahteraan.
7. Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat.
8. Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a kearah kemakmuran
9. Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari buah padi berarti tanggal 16
10. Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti mengandung arti do'a keluhuran
Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet:
1. Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak enam.
2. Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan berwatak empat
3. Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti " terus " dan berwatak sembilan
4. Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu
II.BPMKS
“BPMKS – Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta” merupakan bantuan pendidikan yang diperuntukkan bagi: Siswa Warga Kota Surakarta dari Keluarga Mampu yang bersekolah di Kota Surakarta pada jenjang SD/MI, SMP/MTs Negeri
1. Siswa Warga Kota Surakarta dari Keluarga Mampu yang bersekolah di Kota Surakarta pada Jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB
2. Siswa warga Kota Surakarta dari keluarga tidak mampu yang bersekolah di Kota Surakarta jenjang SD/MI/SDLB Negeri/Swasta, SMP/MTs/SMPLB Negeri/swasta, SMA/MA/SMK/SMALB Negeri/Swasta.
3. Siswa warga Kota Surakarta dari keluarga tidak mampu yang bersekolah pada sekolah PLUS jenjang SD, SMP dan SMK Kota Surakarta.
4. Siswa warga Kota Surakarta yang yang tidak bersekolah, tetapi masih dalam usia sekolah jenjang SD, SMP dan SMK.
BPMKS dibagi menjadi 3 jenis kartu kategori yaitu silver, gold dan platinum :
1. Kartu BPMKS Silver
Kriteria Siswa yang dapat menerima :
1. Siswa Warga Surakarta dari warga mampu yang bersekolah di kota Surakarta pada jenjang SD/MI Negeri, SMP/MTs Negeri .
2. Siswa Warga Surakarta dari keluarga mampu yang bersekolah di kota Surakarta jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB Negeri/Swasta.
2. Kartu BPMKS Gold
Kriteria yang dapat menerima :
1. Siswa warga kota Surakarta dari keluarga tidak mampu yang bersekolah di kota Surakarta jenjang
2. SD/MI/SDLB Negeri/Swasta, SMP/MTs/SMPLB Negeri/Swasta, SMA/MA/SMALB Negeri/Swasta.
3. Kartu BPMKS Platinum
Kriteri Siswa yang dapat menerima :
1. Siswa Warga kota Surakarta dari keluarga yang tidak mampu yang bersekolah pada sekolah PLUS jenjang SD, SMP dan SMK kota Surakarta.
2. Siswa Warga kota Surakarta yang tidak bersekolah, tetapi masih dalam usia sekolah jenjang SD, SMP dan SMK serta yang akan melanjutkan ke Sekolah Plus
III.
Wisata Kuliner: “Spirit Of Loving Others”
A.Cabuk Rambak biasa dijajakan berkeliling kampung pada hari-hari biasa. Saat perayaan sekaten bisa dijumpai di sekitar halaman Masjid Agung Keraton. Makanan dengan menu utama ketupat ini sangat khas di Solo. Ketupat sering disebut juga dengan gendar janur, karena beras sebagai bahan utama ketupat dimasak dalam anyaman janur / daun kelapa yang masih muda. Yang membedakan dengan makanan ketupat di daerah lain adalah bumbunya. Bumbu cabuk rambak memakai wijen yang digoreng bersama santan kelapa, cabai, bawang putih, kemiri dan gula merah. Makanan ini disantap dengan karak, sejenis krupuk dengan bahan dasar beras.
B.Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Isi tengkleng adalah tulang-tulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan usus, sate jerohan, otak dan organ-organ lain seperti mata, telinga, pipi, kaki dan lain-lain. Kenikmatan menyantap tengkleng akan terasa ketika kita menggerogoti sedikit daging yang menempel pada tulang dan menghisap isinya. Makanan ini dapat ditemukan di samping Gapura Pasar Klewer dan Warung Tengkleng Yu Tentrem di Jl Letjend Sutoyo.
C.Sate Kere ini sangat unik karena menu utamanya adalah sate tempe gembus, yaitu tempe yang dibuat dari ampas kedele sisa pembuatan tahu. Selain itu juga ada sate jerohan sapi, seperti paru, limpa, hati, iso, torpedo, ginjal, dan babat. Sebelum dibakar bahan makanan ini direndam dalam bumbu khas. Sedangkan bumbu untuk menyantapnya yaitu bumbu kacang, dengan kacang yang tidak terlalu banyak sehingga terasa lebih ringan. Sate kere dapat dijumpai di sebelah selatan stadion sriwedari, Warung Yu Rebi dan di depan TK Marsudirini.
D.Gudeg Ceker berbahan dasar ceker (kaki ayam) yang menjadi pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Ceker direbus dengan bumbu santan yang direbus dengan bumbu santan sehingga terasa lunak dan lezat. Selain gudeg, ceker juga dapat disajikan sebagai makanan pendamping bubur. Paduan menu ini akan semakin lezat ketika disiram dengan kuah Sambel Goreng Krecek. Gudeg ceker ini dapat ditemui di Jl. Wolter Monginsidi Margoyudan, Warung Gudeg Ceker bu Kasno dibuka mulai jam 2 pagi dan Warung Gudeg sebelah utara perempatan warung pelem buka mulai jam 7 malam.
E.Selat Segar Solo adalah salah satu bentuk percampuran masakan berkuah asal barat dengan selera lidah lokal. Racikan selat solo merupakan adaptasi dari salad yang terdiri dari irisan daging, ditambah dengan rebusan wortel, buncis, telur pindang, kentang dan dilengkapi mayonaise serta kuah kecap yang segar. Warung selat yang terkenal di Solo adalah Warung Selat Mbak Lies di Serengan dan RM Kusuma Sari di Perempatan Nonongan.
F.Tahu Kupat adalah salah satu makanan khas Solo yang terdiri dari ketupat, mi basah, taoge, tahu goreng, bakwan yang dipotong-potong dan kacang goreng yang disiram dengan bumbu kecap manis. Sebagai tambahan kadang juga ditambah telur dadar. Tahu kupat dapat dengan mudah ditemui di sepanjang Jl. Gajah Mada dan di depan Pasar Kadipolo.
G.Bakmi Toprak Solo berbeda dengan ketoprak jakarta. Toprak solo terdiri dari mi kuning, irisan kol, tahu tempe goreng, telur dan sosis goreng, kemudian disiram dengan kuah kaldu dan irisan tetelan daging sapi serta taburan bawang goreng dan seledri. Sebagai pelengkap bisa ditambah karak (kerupuk nasi).
H.Nasi Liwet merupakan makanan khas Solo yang paling terkenal. Nasi Liwet adalah beras yang dimasak denga kaldu ayam yang membuat nasi terasa gurih dan beraroma lezat. Nasi tersebut dicampur dengan sayur labu siyam yang dimasak agak pedas, telur pindang rebus, daging ayam suwir, kumut (terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Disajikan dengan daun pisang yang dibentuk pincuk sebagai piringnya. Penjual Nasi Liwet banyak dapat dijumpai di daerah Keprabon, buka mulai jam 4 sore.
I.Timlo Solo adalah hidangan berkuah bening yang berisi sosis goreng yang dipotong-potong, telur ayam pindang dan irisan hati ampela ayam. Menu ini disantap dengan nasi putih yang ditaburi bawang goreng. Berbeda dengan daerah lain, timlo solo tidak memakai soun dan jamur. Warung Timlo dapat dijumpai di Timur Pasar Gede buka pagi hari dan di Jl Urip Sumoharjo.
J.Sambel Tumpang terdiri dari nasi putih yang ditumpangi aneka sayuran rebus seperti bayam, taoge, dan kacang panjang kemudian disiram kuah kental yang terbuat dari santan dan tempe sangit (tempe yang mulai membusuk) yang dihaluskan. Sambel tumpang dapat ditemukan stadion manahan dan di pasar-pasar tradisional.
Ada cara lain untuk menikmati gule kambing yang disebut Gul-Gor (Gule Goreng). Gule kambing yang berkuah santan kental dimasak diatas anglo (kompor) arang sampai kering. Proses ini akan membuat daging semakin empuk dan menciptakan rasa unik dan khas. Penjual Gulgor dapat dijumpai di Jl. Diponegoro, sebelah bekas gedung bioskop Dedy Teather dan di depan RS Kustati Pasar Kliwon.
K.Sate Buntel adalah sate kambing khas kota Solo terbuat dari daging kambing yang dicincang halus, diberi bumbu bawang dan merica, kemudian dibuntel (bungkus) dengan lemak kambing. Dimakan bersama kecap, irisan cabe rawit, bawang merah, irisan kol dan tomat. Menu yang lain adalah sate kikil kambing dan gule sumsum. Warung sate kambing dapat dijumpai di Jl. Sutan Syahrir Tambak Segaran.
L.Pecel Ndeso adalah nasi pecel yang berasal dari beras merah, dicampur sayur yang berisi dedaunan dan tanaman mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi, dan kacang panjang, sambal wijen putih atau hitam. Disantap bersama belut goreng, wader pari goreng, telur ceplok, sosis solo, bongko (kacang merah dan kelapa), gembrot (kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng. Warung pecel ndeso yang terkenal di solo adalah Waroeng Tempo Doeloe di Jl. Dr Supomo 55 Pasar Mbeling, selain itu juga pecel ndeso banyak dijajakan oleh ibu-ibu berkeliling kampung.
M.Wedangan HIK merupakan salah satu tempat bersosialisasi masyarakat Solo. Tidak hanya sebagai tempat berjualan makanan, tapi juga sarana bersantai, bertukar informasi dengan suasana yang khas. Di atas meja atau gerobak yang unik tersaji nasi yang dibungkus kecil-kecil dan berbagai lauk pauk yang sangat akrab di lidah karena merupakan makanan sehari-hari dan dapat dijumpai di setiap sudut kota Solo.
N.Serabi Solo berbeda dengan serabi daerah lain. Jajanan ini tidak dimakan bersama kuah santan yang manis, karena rasanya sendiri sudah manisa dan gurih. Serabi Solo terbuat dari adonan tepung beras, gula pasir, dan santan. Serabi Solo berbentuk bulat seperti piring dengan kerak disekelilingnya. Serabi Solo memakai toping yang beraneka macam seperti taburan coklat, nangka, dan irisan pisang.
O.Intip adalah kerak nasi yang dijemur sampai kering, kemudian digoreng dalam minyak yang panas. Setelah matang ditaburi garam dan adonan gula merah cair. Intip ini terasa gurih karena sari dari nasi yang mengumpul di kerak nasi yang ada di dasar periuk. Intip banyak dijumpai di toko oleh-oleh daerah Pasar Klewer, Pasar Jongke, Pasar Singosaren, depan Toko Orion, dan toko intip di sebelah utara Mangkunegaran.
P.Dawet Ayu Pasar Gede ini berbeda dengan dawet lainnya. Dawet ini berasal dari cendol dari tepung beras atau Onggok, ketan hitam, dan selasih yang disiram dengan sirup dari gula kelapayang berwarna bening. Dawet ayu ini tersedia di dalam Pasar Gede Hardjonagoro di pagi hari.
Q.Gempol Pleret terbuat dari tepung beras kasar yang dibuat bulatan-bulatan berdiameter sekitar 1,5 cm. Bulatan ini kemudian disiram dengan kuah santan dan gula kelapa. Gempol Pleret bisa dijumpai di depan toko Abon Varia, Coyudan, pasar tradisional dan banyak juga penjaja keliling yang menjual gempol pleret.
R.Susu Segar dijajakan di tenda-tenda mulai sore hari. Menu utamanya adalah susu segar murni, akan tetapi ada menu lain seperti susu sirup, susu coklat, susu jahe, susu madu, bahkan susu telor.
S.Wedang Dongo adalah minuman beraroma jahe ini mirip dengan wedang ronde. Wedang dongo terdiri dari bulatan yang terbuat dari tepung ketan yang berisi kacang tumbuk dan irisan kolang kaling, kemudian disiram dengan air jahe manis.
T.Rambak petis adalah salah satu makanan yang tidak boleh dilupakan saat mencari oleh-oleh khas Solo. Berbahan baku dari kulit sapi dan kerbau. Camilan ini diproses seperti membuat kerupuk. Yang unik dari panganan ini adalah petisnya. Petis ini semacam kecap yang dihidangkan bersama rambak, dibuat dari kaldu sapi yang diproses bersama gula dan bumbu khas.
U.Tahok, makanan yang konon berasal dari Cina, terbuat dari dari ampas kedelai yang menggumpal seperti agar-agar lembek, kemudian disiram dengan kuah dari campuran gula dan jahe sehingga terasa hangat. Pedagang tahok dapat dijumpai di utara kretek gantung, lodji wetan atau diselatan pasar besar.
V.Abon Sapi dan Ayam Varia adalah oleh-oleh khas kota Solo, terletak di Jl. Coyudan 114, buka mulai jam 9 pagi. Toko ini selain abon juga menjual oleh-oleh khas lain seperti serundeng.
W.Soto Gading adalah warung soto yang paling terkenal di kota Solo. Soto disajikan langsung bersama nasi putih. Tersedia juga lauk yang komplit di meja-meja pengunjung. Dengan rasa yang khas, warung soto ini selalu menjadi tujuan wisata kuliner.
X.Orion adalah toko roti yang berumur puluhan tahun dan dikenal sebagai toko roti tertus di Kota Solo. Menu khas toko ini adalah roti mandarin. Toko ini terletak di Jl. Urip Sumoharjo, utara pasar besar.
Toko roti yang mempunyai produk khas yaitu Roti Kecik, sejenis roti kering yang berbentuk stick sebesar ibu jari. Berbahan baku tepung ketan beraroma kayu manis. Roti Kecik Ganep bertempat di Jl. Sutan Syahrir 176 Tambaksegaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar