HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 03 Juni 2018
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
Keluaran (24:3-8)
(Mzm 116:12-13.15.16b-18; Ul: lh. 1Kor 10: lh.16)
Ibrani (9:11-15)
Markus (14:12-16.22-26)
HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
"Ecclesia et eucharistia – Gereja dan ekaristi".
Inilah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena ekaristi-lah yang menjadi fundamen dasar adanya Gereja, dsanalah dihadirkan Yesus yang menjadi "hosti" (Yun: kurban) yang siap mengalami 4 dimensi:
Di pilih
Di berkati
Di pecah
Di bagi bagi.
Selain itu, hari ini juga bersama dengan HR Tubuh dan Darah Kristus, banyak paroki yang mengadakan penerimaan komuni pertama buat umatnya. Komuni sendiri bisa berarti "persatuan" dengan 3 ciri dasarnya:
KO barkan iman
MU liakan Tuhan
mari mengima NI
Adapun 3 vitamin yang diberikan Yesus pada hari ini supaya kita bisa ber-"komuni" dan menjadi pribadi ekaristis yang siap "dipilih-diberkati-dipecah dan dibagi-bagi", al:
1. "Vit C/Cinta untuk berbagi":
Cinta adalah Kasih. Ya, seperti Yesus yang kasih/memberi roti (hasil olahan insani) dan ikan (hasil olahan alami/ilahi), kita juga harus mau berbagi pada org lain: “Kamu harus memberi mereka makan” (Luk 9:13).
2. "Vit D/Doa untuk beriman":
Ketika ada "masalah logistik": 5 roti dan 2 ikan buat 5000 orang, Yesus meminta mereka semua"duduk": diam dan merendah bersama dengan yang lainnya. Ia berdoa menengadah ke atas dan memohon berkat kepada Bapa.
Pastinya, dengan doa: yang "impossible" menjadi "i’m possible", yang kurang menjadi lebih, yang lemah menjadi kuat, yang 5 roti dan 2 ikan menjadi cukup buat 5000 orang bahkan sisa 12 bakul
3. Vit E/Ekaristi untuk bersyukur:
"Elok KArena kRIStus ada di hati". Roti serta ikan itu dipecah dan dibagi buat semua orang, bukankah ini tanda misteri ekaristi bahwa Tuhan hadir sebagai yang siap "dipecah dan dibagi bagi" untuk kita?
Dengan ekaristi, kita juga mengalami trilogi jalan iman, yakni:
via purgativa/jalan pemurnian
via illuminativa/jalan pencerahan
via unitiva/jalan persatuan.
Jelasnya, kita itu "dimurnikan-dicerahkan dan disatukan" dalam cinta Tuhan yang hadir setiap kali kita merayakan ekaristi.
Satu hal yang pasti, setiap kali saya mempersembahkan ekaristi, baiklah rumusan ABC kita bisa bawa pulang:
A wali dari apa yang ada
B agikan dengan penuh sukacita
C inta Tuhan yang akan menyempurnakannya, karena bukankah kita sudah punya "5roti" (5 jari tangan, 5 jari kaki, 5 indra dll) serta "2 ikan" (2 mata, 2 tangan, 2 kaki, 2 telinga dll).
"Naik delman pakai AC Daikin - Dengan rahmat iman, semua bisa menjadi mungkin."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"You are what you eat."
01.
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Yang Mahakudus (Sanctissimi Corpus et Sanguis Christi) dirayakan secara universal untuk Gereja di seluruh dunia sejak tanggal 8 September 1264 dengan diterbitkannya bulla “Transiturus de hoc mundo” oleh Paus Urbanus IV dan dirayakan pada hari Kamis setelah Hari Raya Allah Tritunggal Mahakudus untuk mengenang Perjamuan Tuhan (Cenae Domini) yang juga dirayakan pada hari Kamis.
Sebelumnya perayaan ini hanya merupakan perayaan lokal di Keuskupan Liège (Belgia). Berdasarkan pewahyuan yang diterima oleh St. Juliana dari Mont St. Cornillon, Belgia, Mgr. Robert de Thorete, Uskup Liege, Belgia pada tahun 1246 menetapkan perayaan Tubuh dan Darah Kristus untuk seluruh keuskupannya.
Dalam sebuah penampakan kepada St. Yuliana, Tuhan Yesus menghendaki agar misteri Tubuh dan Darah-Nya dihormati secara khusus karena semakin banyak umat beriman meragukan kehadiran-Nya yang nyata dalam Sakramen Ekaristi Mahakudus.
Pendangkalan iman ini membuat Gereja menjadi lesu dan banyak orang berpaling kepada bidaah dan praktek paranormal. Pada zaman itu di Eropa berkembang bidaah yang menyangkal kehadiran nyata (realis praesentia) Kristus dalam Ekaristi. Bidaah itu disebut Berengarianisme.
02.
Atas permintaan Paus Urbanus IV, St Thomas Aquinas menulis ofisi (doa resmi Gereja) untuk pesta ini yang kemudian dikenal sebagai ofisi paling indah di dalam brevir (buku doa harian resmi yang wajib didoakan oleh para imam dan biarawan-biarawati) dan mengilhami Kidung Ekaristi terkenal “Pange Lingua Gloriosi” (PS. 502) dan “Tantum Ergo Sacramentum” (PS 558 dan 559).
Dalam perkembangan kemudian perayaan ini dilaksanakan pada hari Minggu dan dirayakan dengan prosesi Sakramen Mahakudus, di mana Hosti Kudus diarak ke segenap penjuru kota, disertai dengan pujian dan litani.
Penetapan perayaan ini untuk Gereja di seluruh dunia juga dipengaruhi oleh mukjizat Ekaristi yang terjadi di Bolsena, yakni mukjizat yang dialami oleh Rm. Peter dari Prague (Praha) pada tahun 1263.
Dalam peziarahannya ke Roma, Rm Peter mampir di Gereja St. Christina di Bolsena (sekitar 70 Km di sebelah utara Roma) dan memohon ijin untuk merayakan Ekaristi. Imam ini mempunyai keraguan serius tentang kehadiran nyata dan sungguh-sungguh (realis praesentia) Kristus dalam Ekaristi.
Ketika konsekrasi, dari Hosti Kudus mengalirlah darah yang membasahi tangannya dan bahkan jatuh ke lantai marmer. Hosti kudus kemudian diletakkan dalam sebuah corporal dan dibawa menghadap Paus Urbanus IV yang saat itu kebetulan tinggal di istana kepausan di Orvieto, dekat kota Bolsena.
03.
Pada zaman Yesus, roti dan anggur selain merupakan makanan sehari-hari juga biasa dipakai untuk pesta.
Namun orang-orang Yahudi juga memaknainya sebagai simbol. Roti menjadi tanda kesetiaan Allah pada janji-Nya, yaitu menyelenggarakan hidup umat-Nya, sedangkan Anggur melambangkan hasil kerja atau jerih lelah manusia. Sebagai minuman pesta anggur melambangkan kegembiraan dan kebahagiaan. Pada saat makan bersama, memecah roti dan minum anggur dari satu piala adalah ungkapan kesatuan dalam rasa syukur kepada Allah yang memberi hidup.
Tradisi ini dipakai oleh Yesus Kristus pada saat perjamuan malam terakhir dengan memberi makna baru. Roti dan anggur menjadi simbol Tubuh dan Darah-Nya, simbol dari pengorbananNya yang total dan sempurna di kayu salib agar manusia memperoleh hidup kekal.
04.
Sabda dalam ay. 24: “Inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang”menggemakan kembali dan sekaligus memperbaharui perjanjian antara Yahwe dengan Israel dalam Kel 24:8.
Darah disiramkan pada mezbah (lambang kehadiran Allah) dan pada seluruh bangsa dengan janji,“Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan” (Kel 24:7) karena sejak saat itu Israel menjadi milik Tuhan yang berada dalam perlindungan-Nya.
Bagi orang Yahudi, darah adalah simbol dari kehidupan. Nyawa manusia ada di dalam darahnya. Apabila orang kehabisan darah maka matilah dia. Karena kehidupan manusia itu milik Tuhan maka ada larangan tegas untuk tidak boleh minum darah. Bila orang menyembelih binatang untuk dimakan, darahnya harus dibuang dan ditimbuni dengan tanah (Im 17:10-16).
Dalam Perjanjian Baru tidak lagi memakai darah binatang tetapi Darah Kristus sendiri, yakni hidup-Nya.
Ungkapan “darah-Ku, darah perjanjian” mengacu pada Hymne Hamba Yahwe dalam Kitab Nabi Yesaya yang menyebutkan bahwa dalam diri Sang Hamba Yahwelah perjanjian itu terwujud (Yes 42:6, “Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa” dan Yes 49:8, “Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi”).
Yesus menyadari bahwa Dirinyalah wujud perjanjian itu. Karena itulah Dia dapat memberikan pembebasan atau penyelamatan. Gagasan ini mirip dengan ungkapan Yesus dalam Injil Yohanes yang menyatakan bahwa Dirinya adalah terang, jalan, kebenaran, kehidupan dsb.
Perjanjian itu tidak lagi terbatas untuk Israel tetapi untuk semua orang. Berkah Darah-Nya semua orang ditebus agar tetap menjadi milik-Nya. Semua persembahan dalam Perjanjian Lama (kecuali persembahan penghapus dosa) biasanya dimakan.
Dengan cara itu umat mengambil bagian dalam persembahan dan berkat yang diperoleh dari persembahan itu. Maka ketika Yesus memberikan roti agar dimakan oleh para murid artinya mereka diajak untuk mengambil bagian dalam persembahan Diri Yesus dan daya kehidupan yang diperoleh dari sengsara dan wafat-Nya.
05.
Kisah bagaimana para murid diminta untuk mempersiapkan perjamuan paskah dalam ay. 12-16 mempunyai tujuan ganda yakni menjadikan Perjamuan Tuhan sebagai ganti Paskah Yahudi dan menyatakan bahwa semua peristiwa yang terjadi sesudahnya, yakni sengsara, penyaliban dan wafat Tuhan bukanlah bencana tragis yang menimpa Yesus tanpa dapat dielakkan tetapi memang telah diduga dan dipersiapkan serta dijalani-Nya dengan penuh kesadaran.
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus meminta agar para murid selalu mengulang peristiwa pemecahan roti itu untuk mengenangkan pemberian Diri-Nya. Kenangan ini mengaktualisasikan kehadiran dan penyertaan Kristus dalam kehidupan umat beriman seperti yang dijanjikan-Nya, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:20).
06.
Cinta membutuhkan kehadiran dan kebersamaan. Mencintai berarti ingin selalu hadir dan bersama-sama orang yang dicintai menjalani hidup serta mengalami aneka macam peristiwa dalam kehidupan ini agar dapat saling mendukung dan menguatkan.
Maka ketika orang yang kita cintai tidak ada di samping kita, kita merindukannya. Kerinduan itu muncul bukan karena lama tak bertemu, tetapi karena kita berharap dia ada bersama kita apapun yang sedang kita lakukan.
Dalam kehadiran itu, komunikasi dapat terjalin dengan intens. Dalam kehadiran itu kita dapat mengungkapkan perhatian, kepedulian, komitmen secara penuh. Kehadiran tidak selalu fisik, tetapi dapat terjadi lewat berbagai macam cara. Kasih Allah dalam Yesus Kristus juga terwujud lewat kehadiran-Nya yang nyata dalam Perayaan Ekaristi. Kasih yang total dihayati-Nya sampai pada kesediaan-Nya untuk wafat di kayu salib demi keselamatan umat yang dikasihi-Nya. Kasih dan kehadiran itu yang kita aktualisasikan dalam Perayaan Ekaristi.
07.
Kasih Kristus yang total diwujudkan dalam penyerahan Tubuh dan Darah. Istilah itu mirip dengan penyerahan seluruh hidup, yakni menyerahkan "jiwa dan raga”.
Menjelang Hari Raya Paskah, umat Perjanjian Lama mempersembahkan korban persembahan Anak Domba Paskah. Paskah adalah salah satu hari raya utama orang Yahudi untuk mengenang kembali saat Allah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
Dengan menyembelih anak domba Paskah dan menaruh darahnya di ambang pintu rumah agar supaya malaikat maut melewati mereka “yang ditutupi oleh darah” (Kel 12:11-13) adalah merupakan gambaran yang indah mengenai karya penebusan Kristus di atas salib.
Dengan demikian istilah "tubuh dan darah" sama dengan istilah "jiwa dan raga". Kita juga mengenal istilah "menumpahkan darah" sebagai ungkapan simbolik "mengorbankan hidup".
08.
Dalam korban-korban persembahan Perjanjian Lama (kecuali korban penghapusan dosa) umat berpartisipasi dalam korban itu dengan memakan sebagian daging persembahan agar mendapatkan berkat yang diharapkan dari persembahan itu.
Dalam konteks itu, Sabda Tuhan, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku” (Yoh 6:56-57) merupakan penegasan bahwa kita pun hanya dapat berpartisipasi dalam pengorbanan diri Kristus dengan menyantap tubuh dan darah-Nya.
Dengan begitu, kita mengungkapkan persekutuan kita dengan-Nya. Keselamatan adalah kesatuan dengan Sang Penyelamat. Kesatuan itulah yang diwujudkan dalam menyantap tubuh Kristus dan minum darah-Nya dalam realitas sakramental.
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus mengingatkan kita bahwa menghormati Sakramen Mahakudus dan menyantapnya membawa keselamatan abadi. Apa yang kita makan menentukan kualitas kesehatan dan keselamatan kita. We are what we eat.
09.
Mengakhiri pengajaran-Nya, Yesus menyatakan, “Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.” (ay. 25). Yesus masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui sengsara dan wafat.
Bagi kita pun tidak ada jalan lain untuk menuju pada Kerajaan Allah. Dengan mematikan egoisme dan menyatukan diri dengan Yesus yang menyerahkan seluruh diri-Nya untuk kita, selangkah demi selangkah kita akan sampai ke dalam Kerajaan-Nya. Kesatuan terus-menerus dengan hidup Kristus menjadikan hidup kita yang rapuh ini mendapat kekuatan untuk masuk ke kehidupan kekal.
Selamat Menyambut HR Tubuh dan Darah Kristus. Slmt mjd "pribadi yg ekaristis":
Di pilih
Di berkati
Di pecah-pecah
Di bagi-bagikan
B.
Pertanyaan:
Apa artinya kalau Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah?
Jawaban:
Ketika Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah dalam Yohanes 1:29 dan 1:36, hal ini adalah merujuk pada Yesus sebagai korban yang terutama dan sempurna untuk dosa. Untuk memahami siapakah Kristus dan apa yang Dia lakukan, kita harus memulai dengan Perjanjian Lama yang mengandung nubuat-nubuat mengenai kedatangan Kristus sebagai “korban penebus salah” (Yesaya 53:10).
Bahkan sebetulnya seluruh sistim korban persembahan yang ditetapkan Allah dalam Perjanjian Lama mempersiapkan pentas untuk kedatangan Yesus Kristus, yang adalah korban yang sempurna yang Allah persiapkan sebagai penebusan untuk dosa-dosa umatNya (Roma 8:3, Ibrani 10).
Mempersembahkan domba memainkan peranan yang amat penting dalam kehidupan agama orang-orang Yahudi dan sistim persembahan mereka. Ketika Yohanes Pembaptis merujuk pada Yesus sebagai “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29), orang-orang Yahudi yang mendengarnya mungkin langsung memikirkan salah satu dari beberapa korban persembahan yang penting.
Persembahan lain yang melibatkan domba adalah persembahan sehari-hari di Bait Suci di Yerusalem. Setiap pagi dan petang seekor domba dipersembahkan di Bait Allah bagi dosa-dosa orang banyak (Keluaran 29:38-42). Persembahan sehari-hari ini, sama seperti semua lainnya, sekedar menunjuk kepada persembahan Kristus yang sempurna di atas salib.
Kenyataannya saat kematian Yesus di atas salib bertepatan dengan saat korban petang dilakukan di Bait Suci. Orang-orang Yahudi pada waktu itu akan kenal baik dengan nabi-nabi Perjanjian Lama, yaitu Yeremia dan Yesaya, yang nubuatnya sudah lebih dahulu memberitahukan datangnya seseorang yang akan dituntun “seperti seekor domba ke pembantaian” (Yeremia 11:19, Yesaya 53:7) dan yang penderitaan dan pengorbananNya akan menebus Israel. Sudah barang tentu orang yang dinubuatkan oleh para nabi Perjanjian Lama ini tidak lain adalah Yesus Kristus, “sang Anak Domba Allah.”
Sekalipun konsep mengenai sistem korban persembahan mungkin asing bagi kita pada zaman sekarang, konsep penebusan atau penggantian adalah sesuatu yang dapat kita pahami dengan mudah. Kita tahu bahwa upah dosa adalah kematian (Roma 6:23) dan bahwa dosa kita memisahkan kita dari Allah.
Kita juga tahu bahwa Alkitab mengajarkan bahwa kita semua adalah orang berdosa dan tidak seorangpun yang benar di hadapan Allah (Roma 3:23). Karena dosa kita, kita terpisah dari Allah dan kita bersalah di hadapanNya; oleh karena itu, satu-satunya harapan kita adalah kalau Dia bersedia menyediakan jalan untuk kita diperdamaikan dengan diriNya dan itulah yang dilakukanNya dalam mengutus AnakNya Yesus Kristus untuk mati di salib. Kristus mati untuk menebus dosa dan untuk membayar hukuman dosa dari semua yang percaya kepadaNya.
Melalui kematianNya di atas salib sebagai korban yang sempurna untuk dosa dan kebangkitanNya tiga hari kemudian maka kita sekarang dapat memiliki hidup kekal jikalau kita percaya kepadaNya.
Fakta bahwa Allah sendiri yang telah menyediakan korban yang menebus atau membayar dosa kita adalah bagian dari kabar baik yang mulia dari Injil yang begitu jelas dinyatakan dalam 1 Petrus 1:18-21, “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.”
C.
Kutipan Teks Misa:
Paskah Kristus mencakup bukan hanya sengsara dan wafat-Nya, melainkan juga kebangkitan-Nya. Ini dikumandangkan oleh aklamasi umat sesudah konsekrasi: "Kebangkitan-Mu kami muliakan." Kurban Ekaristi menghadirkan bukan saja misteri sengsara dan wafat Juruselamat, tetapi juga misteri kebangkitan-Nya, yang memahkotai pengorbanan-Nya. (Paus Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja, No. 14)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 81:17)
Ia telah memberi mereka gandum yang terbaik. Ia telah mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu.
He fed them with the finest wheat and satisfied them with honey from the rock.
atau
Antifon: Cibavit eos ex adipe frumenti, alleluia: et de petra, melle saturavit eos, alleluia, alleluia, alleluia.
Ayat Mazmur.
1. Exsultate Deo adiutori nostro: iubilate Deo Iacob. (Antifon)
2. Sumite psalmum, et date tympanum: psalterium iucundum cum cithara. (Antifon)
3. Ego enim sum Dominus Deus tuus, qui eduxi te de terra ægypti: dilata os tuum, et implebo illud. (Antifon)
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang maha pengasih dan penyayang, Engkau tak henti-hentinya memperkuat Gereja dengan santapan tubuh dan darah Putra-Mu. Semoga kami selalu memperoleh kekuatan baru setiap kali kami menyambut Tubuh dan Darah Putra-Mu Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)
"Inilah darah perjanjian yang diikat Allah dengan kamu."
Ketika Musa turun Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami laksanakan!” Musa lalu menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannya mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15.16b-18; Ul: lh. 1Kor 10: lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya, Ya Tuhan, aku hamba-Mu, aku hamba-Mu, anak sahaya-Mu, Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (9:11-15)
"Darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita."
Saudara-saudara terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Agung demi kesejahteraan masa yang akan datang; Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal. Sebab, jika darah domba dan lembu jantan dan percikan abu lembu muda mampu menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang atas dorongan Roh Abadi telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat; betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556 (fakultatif)
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974
1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:51) 2/4
Akulah roti hidup yang turun dari surga; siapa yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (14:12-16.22-26)
"Inilah Tubuh-Ku, inilah Darah-Ku."
Pada hari pertama Hari Raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus, “Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia, dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Guru berpesan, ‘Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!’” Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid, seraya berkata “Ambillah, inilah Tubuh-Ku!” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus berkata kepada mereka, “Inilah Darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah.” Sesudah menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus mengarahkan dan mengingatkan kita secara khusus kepada salah satu Sakramen yakni Sakramen Ekaristi. Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani. Ekaristi merupakan tanda dan sarana persatuan dengan Allah dan kesatuan antar manusia. Ekaristi tidak hanya menghubungkan masing-masing orang secara pribadi dengan Allah, tetapi juga menjadi ikatan antara umat sendiri. Ekaristi yang hadir dalam rupa Tubuh dan Darah Kristus bukanlah dimaksudkan hanya untuk dilihat atau ditonton melainkan disambut, diterima, dimakan, dan diaplikasikan dalam hidup nyata sehingga kita menjadi Tubuh Kristus itu sendiri. Di mana posisi kita sekarang? Apakah kita sudah puas dengan hanya melihat Yesus? Dapatkah kita melangkah satu langkah lebih jauh? Setelah menerima Tubuh Kristus, kita lebih mencintai, lebih rendah hati, berteman dengan orang-orang miskin dan kecil.
Antifon Komuni (Yoh 6:56)
Siapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.
Whoever east my flesh and drinks my blood remains in me and I in him, says the Lord.
Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus.
D.
"TUBUH DAN DARAH KRISTUS MENGANTAR KITA KEPADA KEHIDUPAN KEKAL" (Hari Raya Corpus Christi, Minggu 3 Juni 2018)
Hari ini ditetapkan Paus Urbanus IV pada 8 Sept. 1264 sebagai "Sollemnitas Sanctissimi CorporisChristi" (Hari Raya Tubuh Kristus yg Mahakudus) atau disingkat "Corpus Christi".
Penetapan ini didahului 2 peristiwa penting, yaitu :
1) Penampakan Tuhan Yesus kepada Suster Yuliana dari Liege - Belgia (kemudian bergelar "Santa Yuliana") pada tahun 1216.
Dalam penampakan itu Tuhan Yesus meminta agar Gereja merayakan Hari Raya Sakramen Mahakudus.
Beberapa tahun kemudian Suster Yuliana menyampaikan penampakan itu kepada Uskup Liege, Mgr Robert de Thournee disaksikan oleh Diakon Agung Liege -yang kelak menjadi Paus Urbanus IV.
Mgr Robert kemudian memutuskan agar Hari Raya Sakramen Mahakudus dirayakan di seluruh wilayah keuskupannya.
2) Tahun 1263, Pastor Petrus dari Praha/ Cekoslowakia, berziarah ke Roma untuk mendapatkan kekuatan tentang kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi, karena pada masa itu muncul ajaran sesat Berengarianisme, yang tidak mengakui kehadiran Kristus.
Ketika Pastor Petrus mengucapkan "INILAH TUBUHKU" pada perayaan Ekaristi di Gereja Santa Kristina di Bolsena, tiba-tiba Hosti di tangannya berubah menjadi daging dan mengeluarkan darah.
Dia lalu membawa hosti yang telah berubah menjadi daging itu kepada Paus Urbanus IV. Dan setelah diadakan penyelidikan mendalam, Paus Urbanus IV akhirnya menerbitkan BULLA TRANSITURUS DE HOC MUNDO pada 8 Sept 1264 yang memaklumkan agar HARI RAYA TUBUH KRISTUS dirayakan setiap tahun pada hari Kamis sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus.
Paus Urbanus IV juga meminta St. Thomas Aquinas OP untuk menyusun teks liturgi, doa, dan madah pujian untuk hari raya tersebut dan muncullah karya-karya agung seperti : "Lauda Sion", "Pange Lingua", "O Salutaris", "Panis Angelicus" dan "Tantum Ergo".
Hari Raya ini biasanya dimeriahkan dengan prosesi Sakramen Mahakudus.
Sejak Konsili Vatikan II, perayaan Corpus Christi berubah menjadi "Sollemnitas Sanctissimi Corporis et Sanguinis Christi - Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus".
Hari Raya ini mengingatkan kita akan pentingnya EKARISTI, "Elok KArena KRIStus ada di haTI."
Ekaristi mahakudus merupakan Sakramen terluhur serta puncak seluruh ibadat dan kehidupan kristiani.
Ekaristi Mahakudus disebut sebagai "perayaan, kurban dan perjamuan", di mana Kristus Tuhan dirayakan kehadiranNya, dikurbankan dan disantap.
Bersama St. Thomas Aquinas OP (1225-1274), marilah kita turut bermadah :
"Panis Angelicus fit panis hominus...
duc nos quo tendimus ad lucem quam inhabitas..."
"Roti Malaikat menjadi santapan manusia.. antarlah kami ke Cahaya di mana Engkau berada...."
E.
HR Tubuh dan Darah Kristus.
Selamat Menyambut HR Tubuh dan Darah Kristus. Slmt mjd "pribadi yg ekaristis":
Di pilih
Di berkati
Di pecah-pecah
Di bagi-bagikan
======
Madah Ibadat Bacaan, Pagi, Siang, MOM
(Minggu, 3 Juni 2018)
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Marilah kita memuji
Tubuh dan darah Tuhan
Yaitu santapan suci
Untuk umat beriman
Semoga tak kunjung henti
WafatNya dikenangkan
Tubuh Kristus yang mulia
Sungguh-sungguh makanan
Dan darahNya yang berharga
Sungguh-sungguh minuman
Bagi kita yang percaya
Kepada sabda Tuhan
Pada hari raya ini
Mari kita semua
Penuh hormat mengimani
Keagungan kurnia
Jaminan hidup abadi
Yang tiada taranya
Terpujilah Allah Bapa
Yang mengutus PutraNya
Untuk membebaskan kita
Dengan taat setia
Dan menghadiahkan RohNya
Yang tinggal pada kita
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Sabda yang diutus Bapa
Untuk membebaskan kita
Sudi menyerahkan diri
Sebagai santapan suci
Untuk menjadi jaminan
Yang memberi kepastian
Akan kehadiran Tuhan
Di tengah umat beriman
Semoga kita semua
Bersyukur atas kurnia
Yang membawa persatuan
Dengan sesama dan Tuhan
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang penuh kasih setia
Untuk selama-lamanya
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Marilah kita memuji
Tubuh dan darah Tuhan
Yaitu santapan suci
Untuk umat beriman
Semoga tak kunjung henti
WafatNya dikenangkan
Tubuh Kristus yang mulia
Sungguh-sungguh makanan
Dan darahNya yang berharga
Sungguh-sungguh minuman
Bagi kita yang percaya
Kepada sabda Tuhan
Pada hari raya ini
Mari kita semua
Penuh hormat mengimani
Keagungan kurnia
Jaminan hidup abadi
Yang tiada taranya
Terpujilah Allah Bapa
Yang mengutus PutraNya
Untuk membebaskan kita
Dengan taat setia
Dan menghadiahkan RohNya
Yang tinggal pada kita
Amin
DOA
Tuhan Yesus, dalam sakramen ekaristi yang luhur ini Kauwariskan kepada kami peringatakan akan wafat dan kebangkitanMu.
Semoga kami menghormati misteri kudus tubuh dan darahMu sepantasnya, sehingga kami selalu dapat menikmati hasil penebusanMu.
Sebab Engkaulah pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
MOM - MARY OUR MOTHER
"Akulah bundamu yang berbelas kasih, dari segenap yang mengasihiku, dari mereka yang berseru kepadaku, dari mereka yang mencariku, dan dari mereka yang menaruh harapannya kepadaku."
- Pesan Maria di Guadalupe
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar