Sharing is Caring
Omah Poenakawan.
ILMU SEMAR MESEM....
Gareng : "Romo pernah dicaci-maki seseorang?"
Semar : "Pernah....!"
Petruk : "Pernahkah dimusuhi seseorang, Mo..?"
Semar : "Pernah....!"
Bagong : "Apa pernah dibenci seseorang, Mo?"
Semar : "Pernah....!"
Gareng : "Sampeyan juga pernah dihujat seseorang, Mo..?"
Semar : "Pernah....!"
Petruk : "Apakah semua itu dilakukan secara terang-terangan, Mo..?"
Semar : "Ada yang dilakukan secara terang-terangan, ada juga yang hanya dilakukan secara diam-diam dari belakang alias gosip..."
Bagong : "Lantas Apa yang Romo perbuat terhadap orang-orang itu..?"
Semar : "Tole, nggèr anak-anakku cah bagus, podo dirungokno yo..! Aku tidak balik mencaci-maki dia, aku pun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan membencinya dan aku juga tidak berpikir akan membalas hujatannya..."
Gareng (penasaran) : "Kenapa bisa demikian, Mo..?"
Semar (sambil membetulkan duduknya) : "Itu karena pikiran serta hatiku tidak terfokus pada...
¤ Siapa yang mencaci-maki,
¤ Siapa yang memusuhi,
¤ Siapa yang membenci dan
¤ Siapa yang menghujat.
Pikiran dan hatiku hanya terfokus pada...
¤ Siapa yang menggerakkan lidah mereka sehingga mencaci-maki aku,
¤ Siapa yang menggerakkan Jiwanya sehingga memusuhi aku,
¤ Siapa yang menggerakkan Hatinya sehingga membenci aku dan
¤ Siapa yang menggerakkan Pikirannya sehingga membuat mulutnya menghujat aku...
Petruk : "Dia itu siapa, Mo..?"
Semar : "DIA-lah GUSTI ALLAH YANG MAHA PENCIPTA. DIA-lah SEBAGAI MAHA YANG BERKUASA atas segala sesuatu yang sudah, yang belum, yang sedang dan yang akan terjadi.
Ya Hanya DIA-lah satu-satunya yang memberi kemampuan dan kekuatan pada orang-orang itu sehingga...
¤ Lidahnya bisa mencaci-maki,
¤ Jiwanya bisa memusuhi,
¤ Pikirannya bisa membenci dan...
¤ Bibirnya bisa menghujat diri ini.
¤ Tanpa-NYA tentu mustahil bisa terjadi.
Sehingga aku beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan hujatan itu sengaja dihadirkan GUSTI ALLAH agar jiwaku menjadi KUAT melewati RINTANGAN dan hatiku menjadi HEBAT tatkala menghadapi UJIAN.
Jadi, adalah SALAH BESAR jika aku menyalahkan orang-orang itu apalagi membalasnya. Oh... bagiku itu tidak perlu, bahkan aku berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba, semua sudah diatur sedemikian rupa oleh NYA.
Maka apapun kenyataan yang aku terima kemarin, hari ini atau suatu hari nanti, tidak ada kata sia-sia, bahkan di balik semua itu, pasti ada hikmah terbaik yang bisa merubah kehidupanku agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena aku tahu, sesungguhnya GUSTI ALLAH itu MAHA BAIK.
Anak-anakku, kowe kabeh...,
¤ Jangan terpengaruh kalau dihina.
¤ Jangan hati melambung kalau dipuji.
¤ Tidak penting dianggap baik,
Yang penting terus belajarlah menjadi orang yang baik dan bertanggung jawab.
Itulah sekilas tentang Ilmu "Semar Mesem" Yang mudah disampaikan namun sulit diamalkan (rodo angel nglakoni, tapi tetap berusaha menjadi lebih baik ).
"Dari Tangerang ke Kalisari. Jadilah terang setiap hari.
Orang yg menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yg naik terbang dg kekuatan sayapnya; berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah”.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
*Semar-Gareng-Petruk-Bagong*
Fitrahnya,
Seorang manusia akan berhasil dalam hidup yang paripurna dan bijaksana,
yang mencapai cita-cita ideal dan real jika didasari oleh:
*pikiran jernih* (cipta),
*hati tulus* (rasa),
*tekad bulat* (karsa)
*mau bekerja keras* (karya).
Cipta, dilambangkan oleh *Semar*,
Rasa oleh *Gareng*,
Karsa oleh *Petruk*,
Karya oleh *Bagong*
A.
*Semar*,
Nama tokoh ini berasal dari bahasa Arab Ismar atau Syimar. Dalam lidah Jawa kata "Is-" biasanya dibaca "Se-". Misalnya, Istambul menjadi Setambul. Ismar berarti paku. Oleh karenanya tokoh ini dijadikan pengokoh (paku) terhadap semua kebenaran yang ada atau sebagai rujukan, dalam mencari kebenaran terhadap segala masalah. Agama adalah pengokoh/pedoman hidup manusia. Jadi, Semar dengan demikian juga adalah simbolisasi dari agama sebagai
prinsip hidup setiap umat beragama.
B
*Nala Gareng*,
Diadaptasi dari kata Arab Naala Qariin atau Nala Khairan. Lidah Jawa melafadzkan kata Naala Qariin menjadi "Nala Gareng". Kata ini berarti memperoleh banyak teman, ini sesuai dengan dakwah para aulia sebagai juru dakwah untuk memperoleh
sebanyak-banyaknya teman (umat) agar kembali ke jalan Allah dengan
sikap arif dan harapan yang baik.
C.
*Petruk*,
Diadaptasi dari kata Fatruki. Kata ini merupakan kata pangkal dari sebuah wejangan (petuah) tasawuf yang berbunyi, _"Fat-ruk kulla maa siwalLaahi"_ , yang artinya: "tinggalkan semua apa pun yang selain Allah".
Wejangan tersebut kemudian menjadi watak para aulia dan mubaligh. Petruk juga sering disebut "Kanthong Bolong", artinya kantong yang berlubang. Maknanya bahwa, setiap manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada Allah secara ikhlas, layaknya berlubangnya kantong yang tanpa penghalang.
D.
*Bagong*,
Berasal dari kata Baghaa atau Bagho yang berarti berontak, yaitu berontak terhadap kebathilan dan keangkara-murkaan.
Nah. Secara utuh dan satu kesatuan, kalau kata-kata tersebut digabung jadilah.....
*“Syimar Khairan, Fatruki Bagho”*
yang berarti
“Sebarkan Kebaikan, Jauhi Kejelekan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar