Ads 468x60px

Relikwi Orang Kudus.



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
"Relikwi Orang Kudus."
A.
* Apa itu “relikwi” ?
Relikwi atau relikui mempunyai arti : pecahan, bagian, penggalan, atau belahan, yaitu “sisa-sisa atau bekas dari sesuatu yang dulu, yang kini sudah tidak ada.” Misalnya relikui dari perang dunia, atau hal bersejarah dalam suatu negara, dan lainnya.
Secara khusus, orang Katolik mengerti Relikui Orang Kudus sebagai : obyek/sisa peninggalan yang mempunyai hubungan dengan Orang Kudus atau dengan Allah.
Tradisi menghormati Relikui Orang Kudus sudah ada sejak awal mula Gereja. Beberapa relikui yang terkenal, antara lain; kain kafan dari Turin, jari St. Tomas, darah ajaib St. Januarius, otak St. Yohanes Bosco, jenazah utuh St. Bernadet Soubirous, dan lainnya.
Relikui Orang Kudus biasanya dibagi menjadi 3 kelas atau 3 tingkatan.
Relikui kelas 1, adalah bagian tubuh, misalnya sepotong tulang atau daging, rambut, darah, atau bagian tubuh lainnya dari seorang Kudus.
Relikui kelas 2 , adalah barang-barang yang dimiliki dan pernah dipergunakan secara pribadi oleh Orang Kudus, misalnya Rosario, Salib, pakaian, buku, topi, sarung tangan, dll.
Relikui kelas 3, adalah barang-barang yang pernah disentuh oleh Orang Kudus, atau yang ada hubungannya/pernah bersentuhan dengan reliqui kelas 1, kelas 2, atau kelas 3 dari seorang kudus. Bisa berupa sepotong sangat kecil kain yang pernah bersentuhan dengan barang-barang milik Orang Kudus atau sebagian kecil dari kayu peti dari makamnya atau lainnya.
Relikui yang bisa diperoleh di tempat-tempat tertentu pada masa sekarang, kebanyakan adalah relikui kelas 2 dan 3, yang biasanya juga disertai dengan sertifikat yang ditandatangani Uskup atau pejabat Gereja yang berwenang, yang menyatakan keasliannya.
Namun Gereja juga mengecam kalau relikui dijadikan semacam barang dagangan atau bisnis untuk mendapat keuntungan materi.
B.
* Darimana asal mula tradisi menghormati relikui Orang Kudus?
Kitab Suci mengajarkan bahwa Tuhan bertindak melalui “benda”, terutama dalam hal “penyembuhan”, :
2 Raja-Raja 13;20-21 menceritakan tentang mayat seseorang yang ketika tersentuh dengan tulang Nabi Elia, menjadi hidup kembali dan bangkit berdiri.
Matius 9:20-22, menceritakan kisah tentang wanita yang sakit pendarahan yang menjadi sembuh ketika menyentuh jubah Yesus.
Kisah Para Rasul 5:12-15 menceritakan tentang banyak orang sakit yang dikumpulkan di tepi jalan dengan harapan jika Petrus melangkah melewatinya, mereka akan sembuh jika “tersentuh” oleh bayangannya.
Kisah Para Rasul 19:11-12 mengatakan : bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.
Dalam contoh-contoh di atas, Allah memberikan penyembuhan dengan menggunakan “benda”. Penyembuhan terjadi dari sentuhan “benda” tersebut.
Namun perlu digaris bawahi bahwa, penyembuhan itu diberikan oleh Tuhan.
Relikui adalah sarana nya saja. Jadi, relikui bukanlah semacam jimat atau magic, tidak memiliki kekuatannya sendiri, jika terpisah dari kuasa Allah.
Kita menghormati relikui karena kita menghormati dan memuliakan Allah. St. Jerome mengatakan : “Kita tidak menyembah relikui, kita tidak membungkuk kepada ciptaan lebih daripada penciptanya. Namun kita menghormati relikui para martir untuk menghormati mereka dengan lebih baik lagi.”
Banyaknya penyembuhan atau mukjizat yang terjadi lewat relikui Orang Kudus, adalah keinginan Allah sendiri untuk membawa kita lebih memberi perhatian kepada Para Kudus, supaya kita mendapat teladan dan juga perantaraan mereka (KKG 828).
Salah satu contoh,
Orang Kudus terbaru yang dikanonisasi Paus Fransiskus pada peringatan 100tahun penampakan Bunda Maria di Fatima bulan Mei 2017 lalu; St. Fransisco Marto dan St. Jacinta, dikanonisasi setelah terjadi mukjizat kesembuhan seorang anak yang mengalami kecelakaan besar setelah para biarawati, orang tua dan kerabat anak tersebut berdoa dan memohon kesembuhan kepada Allah lewat perantaraan relikui Fransisko dan Jacinta yang terdapat di kapel biara.
Juga ada banyak kisah kesembuhan yang didapatkan oleh orang-orang yang meminta berkat dari seorang Pastor dengan sambil memakai sarung tangan yang pernah dimiliki oleh Padre Pio dan banyak lagi kisah lainnya yang kita ketahui.
C.
* Bagian tubuh yang mana dari Orang Kudus yang dapat dipakai sebagai relikui ?
Semua bagian tubuh Orang Kudus adalah kudus dan karenanya, dapat dipakai dan disimpan dalam reliquary.
Setiap tulang pun boleh, atau bagian lainnya yang masih dapat diambil dari jasadnya, apakah daging, rambut, darah, lidah, bahkan kadang-kadang mereka diawetkan dengan seluruh peti/makamnya.
Ketika seseorang dinyatakan “Kudus” secara resmi oleh Gereja, sebelum upacara kanonisasi, ada ritual dimana makam orang tersebut digali dan sisa-sisa jasad/ relikuinya diambil dan dipindahkan ke dalam sebuah Gereja atau Kapel, atau tempat suci lainnya.
Dengan kanonisasi Orang Kudus tersebut, relikuinya juga menerima pengakuan sebagai “Relikui Kudus”.
Kita mengetahui banyak Gereja-Gereja yang di dalamnya terdapat relikui Orang Kudus pelindung Gereja tersebut.
D.
*Apakah orang awam diperbolehkan menyimpan relikui kelas 1 di rumah ?
Relikui sangatlah berharga.
Kita tidak memandangnya sebagai seonggok benda yang dulu pernah hidup namun sekarang sudah mati.
Mengenai relikui kelas 1, yaitu bagian tubuh Orang Kudus, kita memandangnya sebagai tubuh yang sedang menantikan kebangkitan, yaitu ketika jiwa Orang Kudus tersebut dipersatukan dengan raganya yang masih tersisa. Karena itulah, kita memperlakukan relikui dengan sangat istimewa.
Idealnya, relikui yang berupa potongan tubuh seorang kudus harus disimpan di Gereja atau Kapel supaya kepadanya dapat diberikan penghormatan publik.
Penghormatan terbesar yang dapat kita berikan adalah dengan menempatkan relikui pada Altar Gereja yang dipakai untuk merayakan Misa Kudus.
Tindakan ini sudah dilakukan sejak dari abad awal Gereja, dimana makam para martir dihormati dan dipergunakan sebagai Altar.
Jika tidak diletakkan pada Altar, relikui seharusnya diletakkan pada tempat yang sesuai agar dapat dihormati umat sehingga orang bisa mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam dan keintiman dengan Orang Kudus tersebut, dan mendapat pertolongan dengan perantaraannya.
Pada dasarnya, Gereja tidak melarang orang awam untuk boleh memiliki atau menyimpan relikui di rumah, namun dengan banyaknya temuan adanya penyalahgunaan, kini Gereja tidak lagi “menyalurkan” relikui kelas 1 kepada individual, tidak juga kepada klerus.
Penyalahgunaan yang pernah ditemukan misalnya, tidak diberi penghormatan yang layak, kecerobohan dan kelalaian dalam perawatan, membuang, bahkan menjualnya.
Kecerobohan-kecerobohan ini kadang bukan dilakukan oleh mereka -kepada siapa Gereja telah memberikan relikui itu, tetapi ketika orang yang diberi kepercayaan itu meninggal dan relikui diteruskan kepada ahli waris, sering kali itulah saat relikui menjadi rentan disalahgunakan.
Itulah sebab utamanya, Gereja kini hanya memberikan relikui yang sangat berharga ke Gereja, Kapel, dan tempat suci lainnya.
E.
* Bagaimana Gereja mengenali keotentikan suatu relikui, terutama yang sudah sangat tua dan berasal dari masa awal Kristen ?
Ke-otentik-an adalah sangat penting.
Untuk Para Kudus yang sudah lama/kuno, menentukan identitasnya sebenarnya lebih mudah dari yang kita kira.
Karena sejak dari awal masa Gereja, ada tradisi yang kuat untuk membangun bangunan Gereja di atas makam Orang Kudus.
Itu juga sebabnya Basilika Santo Petrus dibangun di atas makam Santo Petrus, dan juga sama halnya dengan Basilika Santo Paulus, yang dibangun dengan makam Santo itu berada tepat di bawah Altar nya.
Penemuan modern telah memastikan hal ini, meyakinkan kita apa yang telah kita percayai secara tradisi.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kisah Relikui Santa Katarina dari Siena.
St. Katarina Siena adalah pemimpin/ pembaharu Ordo Dominikan di abad pertengahan.
Ketika ia meninggal di Roma; kota kelahirannya, Siena, menginginkan badannya. Menyadari mereka tidak mungkin bisa membawa seluruh jasadnya tanpa ketahuan, mereka mencuri kepalanya saja.
Ketika dihentikan para penjaga, mereka berdoa kilat meminta pertolongan Santa itu.
Para penjaga, ketika membuka kantong yang mereka bawa, tidak menemukan sebuah kepala, tetapi sekantong penuh kelopak mawar.
Setibanya di Siena, mawar-mawar itu berbentuk kepala St. Katarina lagi. Ini adalah salah satu keajaiban yang dikaitkan dengan St. Katarina Siena.
Kini, kepalanya ditempatkan di reliquiry di Basilika St. Dominikus di Siena bersama dengan jari jempolnya, sedangkan tubuhnya tetap berada di Roma, dan kakinya dihormati di Venisia.
----------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar