HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 29 Mei 2018
Hari Biasa Pekan VIII
1 Petrus (1:10-16)
(Mzm 98:1.2-3ab.3c-4)
Markus (10:28-31)
"Maxima cum laude - Penuh dengan pujian".
Inilah predikat memuaskan bagi mahasiswa/i yang lulus dg hasil terbaik dalam ujian akhirnya.
Kita sebenarnya juga diajak u/"lulus dengan penuh pujian" dalam setiap ujian iman dan kehidupan ini.
Adapun Yesus kembali memberikan cara mendasar supaya "lulus ujian" yakni biasa hidup lepas bebas, ikhlas dan tulus dengan berpola "pergi/meninggalkan" yakni kerelaan untuk benar benar melepaskan apa yang kita miliki untuk semata-mata bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa kita.
Hal ini didasari akan janjiNya bahwa Tuhan akan memberikan gantinya berlipat-lipat secara nyata pada saat ini dan nanti: “Barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu ATAU bapa, anak-anak ATAU ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak DAN ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal." (Mrk 10:29-30)
Secara singkat, "pola meninggalkan" itu mengandung 3 sikap dasar, al:
1. Berbagilah:
Ia ajak kita untuk rela memberi supaya mdpt kekayaan. Ya, memberi perHATIan-persaudaraan dan kasih secara nyata dan bukan hanya kata kata. Ada "5 bahasa cinta" yang bisa kita berikan, al: memberi kehadiran, pelayanan, sentuhan, hadiah dan memberi pujian.
2. Berkorbanlah:
Ia ajak kita untuk rela "mati" supaya bisa mendapatkan kehidupan. Ya, mati dari kedosaan - kelekatan dan ketergantungan pada hal hal duniawi sehingga hanya Tuhan yang benar benar meraja.
3. Beranilah memikul salib:
Ia ajak kita untuk mau disalibkan demi iman supaya layak mendapat kemuliaan karena salib adalah jembatan menuju kemuliaan Paska dan itulah paradoks iman kita: kalau mau "kaya"-berbagilah, kalau mau "hidup"-berkorbanlah, kalau mau "mulia"-beranilah disalibkan bagi Tuhan.
Lebih lanjut, adapun tiga sikap dasar ini juga mengacu pada Latihan Rohani Ignasian bahwa "tujuan kita diciptakan adalah untuk memuji dan memuliakan Tuhan dan semua saja yang ada di bumi ini, yang kita miliki dan cintai adalah ada untuk membantu kita mencapai tujuan kita diciptakan, yakni untuk memuji dan memuliakan Tuhan."
Selamat berbagi - berkorban dan memikul salib.
"Ada benalu di sungai Gangga - Carilah selalu kerajaan Surga."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
“Sabda yang diperanakkan Bapa di tempat yang tinggi, secara tak terkatakan, tak dapat dimengerti, tak terpahami dan kekal abadi, adalah Ia yang dilahirkan pada masanya oleh Perawan Maria, Bunda Allah” (St. Atanasius)
Antifon Pembuka (Mzm 98:1a)
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib!
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber segala harapan, semoga harapan kami dapat kami tujukan kepada Yesus, sebab Dialah yang telah berjanji akan melimpahkan rahmat-Mu guna menguduskan kami menjadi umat milik-Mu. Amin.
Rasul Petrus menasihati kita supaya berlaku sebagai anak-anak yang taat kepada Allah dan bukan taat kepada hawa nafsu. Dengan berlaku taat kepada Allah, kita kelak akan sampai kepada kekudusan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:10-16)
"Para nabi telah bernubuat tentang kasih karunia bagimu. Sebab itu waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia itu."
Saudara-saudara terkasih, para nabi telah menyelidiki dan meneliti keselamatan kalian. Mereka telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagimu. Mereka telah meneliti pula saat yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada dalam diri mereka. Roh itu sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudahnya. Kepada para nabi itu telah dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, melainkan melayani kalian dengan segala sesuatu yang sekarang diberitakan kepada kalian dengan perantaraan mereka yang diutus oleh Roh Kudus surgawi menyampaikan berita Injil kepada kalian. Dan pokok pewartaan itu ialah apa yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kalian pada waktu kalian belum beriman. Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus. Sebab ada tertulis: Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib! Keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Tuhan akan memberikan ganjaran yang berlipat ganda. Kepada siapa? Kepada siapa pun yang dengan rela mengikuti-Nya dan tetap setia meski mengalami penganiayaan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)
"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."
Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kita diciptakan Allah segambar dengan-Nya. Allah menciptakan kita dengan kuasa Roh Kudus agar menjadi kudus. Memang, Allah memanggil kita untuk hidup secara benar agar menjadi kudus seperti Allah yang kudus. Panggilan ilahi ini harus tampak nyata dalam hidup sehari-hari. Kita memfokuskan hidup kita kepada Yesus, Sang Putra. Keluarga dan aneka barang duniawi jangan menghalangi relasi dengan Tuhan. Kita menghindarkan diri dari sikap melekat pada hal-hal di luar Tuhan, sebab Dialah segala-galanya bagi kita.
Doa Malam
Allah Bapa sumber kebahagiaan, kami bersyukur karena kepada kami telah Kaunyatakan hukum kehidupan dalam diri Yesus Mesias. Kami mohon, agar kami sehari-hari Kauberi tahu, bagaimana kami dapat mengabdi sesama dan mengusahakan kebahagiaan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
“Berdoa Rosario berarti menyerahkan beban-beban hidup kita kepada Kristus dan Bunda-Nya yang murah hati.” (St. Yohanes Paulus II).
B.
KILAS BALIK:
HOMILI PAUS FRANSISKUS
"KEKUDUSAN ADALAH KETEGUHAN HATI, HARAPAN DAN PERTOBATAN SEHARI-HARI"
Bacaan Ekaristi :
1Ptr 1:10-16; Mzm 98:1,2-3ab,3c-4; Mrk 10:28-31
"Berjalan di hadapan Allah tanpa cela". Itulah cara Paus Fransiskus mengatakan kita bisa melakukan perjalanan menuju kekudusan.
Selama homilinya dalam salah satu Misa harian di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa untuk keberhasilan komitmen ini, orang-orang Kristen harus mampu berharap dengan keteguhan hati, membuka diri mereka untuk berdiskusi, dan dengan bebas menyambut anugerah Allah.
Kekudusan tidak bisa dibeli. Ia juga tidak bisa didapatkan dengan kekuatan manusia. Tidak, "kekudusan yang sederhana dari semua orang Kristen," "kekudusan kita - kepadanya kita dipanggil setiap hari", kata Paus Fransiskus, hanya dapat dicapai dengan bantuan empat unsur penting : keteguhan hati, harapan, kasih karunia, dan pertobatan.
Mengacu pada Bacaan Liturgi hari itu (1Ptr 1:10-16), yang beliau sebut "risalah kecil tentang kekudusan", Paus Fransiskus mengatakan kekudusan berarti "berjalan di hadapan Allah tanpa cela".
"Kekudusan adalah sebuah perjalanan; kekudusan tidak bisa dibeli Ia tidak dapat dijual. Ia tidak dapat diberikan. Kekudusan adalah sebuah perjalanan ke hadirat Allah yang harus aku buat : tidak ada orang lain yang bisa melakukannya atas namaku, aku bisa berdoa untuk.... seseorang supaya menjadi kudus, tetapi dialah yang harus bekerja menuju kekudusan, bukan aku. Berjalan di hadirat Allah, dengan cara yang sempurna".
Kekudusan sehari-hari, Paus Fransiskus melanjutkan, bisa juga menjadi "tak bernama". Dan unsur pertama yang dibutuhkan untuk mencapainya adalah keteguhan hati : "Jalan menuju kekudusan membutuhkan keteguhan hati".
"Kerajaan Surga Yesus", Paus Fransiskus menekankan, adalah untuk "orang-orang yang memiliki keteguhan hati untuk berjalan ke depan" dan keteguhan hati, beliau mengamati, dihasilkan oleh "harapan", unsur kedua perjalanan tersebut yang mengarah pada kekudusan. Jenis keteguhan hati yang berharap "dalam sebuah perjumpaan dengan Yesus".
Unsur ketiga perjalanan menuju kekudusan ini, Paus Fransiskus mengamati, muncul dalam kata-kata Petrus : "Letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia itu".
"Kita tidak bisa mencapai kekudusan pada diri kita sendiri", tegas Paus Fransiskus. "Tidak, itu adalah sebuah kasih karunia. Menjadi baik, menjadi kudus, berjalan setiap hari sedikit langkah maju dalam kehidupan Kristen adalah kasih karunia Allah dan kita harus memintanya. Keteguhan hati, sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang kita harus ambil dengan keteguhan hati, dengan harapan dan dengan kemauan untuk menerima kasih karunia ini. Dan harapan : harapan perjalanan tersebut.
Di sini, Paus Fransiskus mendesak umat beriman untuk membaca bab 11 yang "indah" dari Surat kepada orang Ibrani, yang menceritakan perjalanan "para nenek moyang kita, orang-orang pertama yang dipanggil oleh Allah". "Tentang bapa kita Abraham, beliau berkata, ia mengatakan : 'Tetapi ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui'. Tetapi dengan harapan".
Dalam Surat Petrus, Paus Fransiskus melanjutkan, kita juga melihat pentingnya unsur keempat : pertobaatan sebagai sebuah upaya berkesinambungan menuju pembersihan hati.
"Pertobatan, setiap hari", Paus Fransiskus mengingatkan, tidak berarti kita harus mengalahkan diri sendiri sebagai penebusan dosa karena melakukan sebuah kekeliruan : "Tidak, tidak, tidak : pertobatan-pertobatan kecil ... jika kalian bisa tidak berbicara buruk tentang orang lain, kalian berada di jalan yang benar untuk menjadi orang kudus. 'Begitu mudah! Saya tahu bahwa kalian tidak pernah berbicara buruk tentang orang lain, bukan? Hal-hal kecil ... 'Saya ingin mengkritik seorang tetangga, seorang rekan kerja' : gigitlah lidah kalian sedikit. Lidah akan sedikit membengkak, tetapi jiwa kalian akan menjadi lebih kudus pada perjalanan iini. Tidak ada aib, yang besar : tidak, itu sederhana. Jalan menuju kekudusan adalah sederhana. Jangan berjalan ke belakang, tetapi selalu bergerak maju, bukan? Dan dengan ketabahan".
C.
LITANI MARIA FATIMA.
Maria dari Fatima,
doakanlah negeri tercinta kami.
Maria dari Fatima,
kuduskanlah imam-imam kami.
Maria dari Fatima,
kuatkanlah iman Katolik kami.
Maria dari Fatima,
bimbing dan terangilah pemerintah kami.
Maria dari Fatima,
sembuhkanlah semua orang sakit yang percaya kepadamu.
Maria dari Fatima,
bantulah orang yang memanggil pertolonganmu.
Maria dari Fatima,
bebaskan kami dari mara bahaya.
Maria dari Fatima,
bantulah kami menolak pencobaan.
Maria dari Fatima,
perolehkan bagi kami apa yang dengan cinta, kami mohonkan.
Maria dari Fatima,
tolonglah orang-orang yang kami kasihi
Maria dari Fatima,
bawalah iman yang benar kepada orang-orang yang hidup dalam kesalahan.
Maria dari Fatima,
kuatkan kembali semangat kami.
Maria dari Fatima,
perolehkan pengampunan bagi kami atas bermacam-macam dosa dan penghinaan kami.
Maria dari Fatima,
bawalah semua orang ke kaki Kerahiman Ilahi.
Maria dari Fatima,
berilah damai bagi dunia.
O Maria yang semula jadi tak bercela, doakanlah kami yang berlindung kepadamu.
Hati Maria tak bernoda, doakanlah kami sekarang dan waktu kami mati.
Amin.
Marilah berdoa :
Ya Allah, kerahiman ilahi yang tak terbatas, penuhi hati kami dengan kepercayaan penuh kepada Bunda terkasihMu, yang kami puja dalam nama Maria Fatima, Ratu Rosario, dan berilah kami; dengan perantaraannya yang penuh kuasa, segala rahmat ilahi dan insani, yang kami butuhkan, demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
========
Biarkanlah Maria ada dalam bibirmu, dalam hatimu serta dalam doamu.
Jangan sampai tidak memperhatikannya.
Ya Maria, mendekatlah pada hatiku dalam segala kemegahanmu.”
(“Magnificat”, RJK – Kanisius).
D.
MADAH HARIAN PAGI
(Selasa, 29 Mei 2018)
Gelap berkurang, malam hampir hilang
Fajar gemilang menyebarkan terang.
Marilah kita memanjatkan doa
Kepada Bapa.
Semoga Bapa berbelaskasihan
Membimbing kita dalam pengabdian
Dan merestui karya darma bakti
Sepanjang hari.
Ya Bapa kami, sudilah kabulkan
Harapan hati yang kami ungkapkan
Secara tulus demi Yesus Kristus
Dalam Roh Kudus. Amin.
DOA
Ya Tuhan, kuatkanlah kiranya iman kami kepada-Mu dan sempurnakanlah madah pujian kami, supaya kami dapat menghasilkan buah surgawi. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
E.
HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA 28 Mei 2018 :
"SUKACITA ADALAH NAPAS UMAT KRISTIANI".
Bacaan Ekaristi :
1Ptr 1:3-9; Mzm 111:1-2.5-6.9.10c; Mrk 10:17-27
Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 28 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengangkat kembali tema menjadi laki-laki dan perempuan yang bersukacita.
Dengan mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk 10:17-27) yang menceritakan seorang muda kaya yang dengan sedih berjalan menjauhi Yesus karena ia tidak bisa meninggalkan harta miliknya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa umat kristiani tidak boleh seperti itu.
"Sukacita adalah napas umat kristiani", Bapa Suci mengatakan. Umat kristiani mengungkapkan diri mereka dengan penuh sukacita. Sukacita tidak bisa dibeli atau dipaksakan. "Tidak", kata Paus Fransiskus, "sukacita adalah buah Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menempatkan sukacita di dalam hati kita”.
Kenangan adalah batu karang yang kokoh di mana orang kristiani menemukan sukacita. Mengingat “apa yang telah diperbuat Tuhan bagi kita… membangkitkan kita”, Paus Fransiskus melanjutkan. Kenangan itu membangkitkan harapan akan apa yang akan terjadi di masa depan ketika kita akan bertemu Putra Allah. Kenangan dan harapan memungkinkan umat kristiani hidup dengan bersukacita, dan kedamaian adalah sukacita yang hidup sampai kesempurnaannya.
Sukacita tidak berarti hidup dari satu tawa ke tawa lainnya. Tidak, bukan itu. Sukacita bukanlah hiburan. Tidak, bukan itu. Sukacita adalah sesuatu yang lain. Sukacita kristiani adalah kedamaian, kedamaian yang berakar dalam, kedamaian di dalam hati, kedamaian yang dapat diberikan oleh Allah semata. Inilah sukacita kristiani. Tidaklah mudah untuk menumbuhkan sukacita ini.
Paus Fransiskus menyesali kenyataan bahwa budaya hari ini memenuhi dirinya sendiri dengan kepingan-kepingan kesenangan yang tidak pernah sepenuhnya memuaskan. Karena sukacita adalah karunia Roh Kudus, sukacita tersebut bergetar bahkan “di saat-saat yang bergejolak dan di saat pencobaan”.
Ada kegelisahan yang sehat, dan ada kegelisahan lainnya yang tidak sehat - yang mengupayakan keamanan di atas segalanya, yang mengupayakan kesenangan di atas segalanya. Orang muda dalam Injil takut jika ia harus menyerahkan kekayaannya, ia tidak akan bahagia. Sukacita, penghiburan : inilah napas kita sebagai umat kristiani. (PS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar