HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
Kamis, 12 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XIV
Hosea (11:1,3-4,8c-9)
(Mzm 80:2ac.3b.15-16)
Matius (10:7-15)
Ite missa est - Pergilah kamu diutus!”
Inilah sebuah spirit iman yang diberikan Gereja setiap akhir perayaan ekaristi untuk mengaktualisasikan pesan Yesus hari ini: “Pergilah dan wartakanlah, Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan."
Yesus mengajak kita semua juga untuk pergi dan mewartakan Kerajaan Allah dengan empat ciri dasarnya, al:
1.Kesembuhan bagi “yang sakit”:
Kita diajak untuk menjadi “healer”, dimulai dengan mau menyembuhkan diri sendiri karena
Tepatlah kata orang, ”memahami orang lain adalah kearifan, memahami diri sendiri adalah pencerahan.”
Tentunya setelah sembuh, kita juga bisa menyembuhkan orang lain dari sakit hati dan pelbagai luka lainnya dengan obat dasarnya, yakni: belaskasihan dan pengampunan karena dalam stiap keindahan slalu ada mata yg memandang, dlm stiap kebenaran slalu ada telinga yg mendengar, tapi dlm stiap kasih slalu ada hati yg akan menerima.
2.Kehidupan bagi “yang mati”:
Kita diajak untuk menjadi “energizer”, pembangkit semangat dan sukacita bagi yang lainnya.
Ini bisa dimulai kalau kita juga mau “bangun”, bangkit dari “kubangan” dan “kuburan” dosa kita sendiri dengan resep “3M -mengenal, mengalami dan mencintai Kristus dengan gembira” setiap harinya sehingga kita bisa mencapai apa yang disebut dalam bahasa Konfederasi Benediktin: “Pax in ora et labora - kedamaian dalam berdoa dan berkarya".
3.Kekudusan bagi “yang najis”:
Kita diajak untuk menjadi “frater”, saudara yang memberikan teladan kekudusan secara tulus.
Hal ini bisa dibuat dengan bersikap terbuka dan fair pada keanekaragaman dan dengan tidak mudah “menajiskan” orang lain dengan kebiasaan bergosip atau bergunjing yang membuat penderitanya dikucilkan dan disingkirkan.
Yang pasti, jangan pernah takut pada kesempurnaan karena Anda tidak akan pernah bisa mencapainya bukan?
4.Kemenangan bagi ”yang tertawan”
Kita diajak untuk berani dan mampu menjadi “leader”, pemimpin iman yang tegas mengusir setan dan jelas mengalahkan godaan yang kadang mentertawankan sekaligus mentertawakan hidup dan iman kita, karena iman dan akal, hati dan budi, roh jahat dan roh baik kerap selalu bersanding sekaligus bertanding.
Dengan kemenangan atas setan inilah, kita bisa mengalami kemerdekaan sejati sebagai anak anak Allah dan dengan itulah kita bisa menghadirkan Kerajaan Allah secara real dan aktual setiap harinya. Seperti api memurnikan emas, Allah kerap memurnikan iman kita lewat situasi yang sulit bukan? Do our best, and let God do the rest!
"Bang Sixtus bertemu Nyonya - Tempatkan Kristus di atas segalanya”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Salve Regina - Salam ya Ratu."
Inilah salah satu judul lagu rohani kami dalam album audio dan buku "TTM - Tribute To Mary" yang juga dinyanyikan dalam ibadat penutup atau completorium di pertapaan para rahib Trappist.
Bicara soal "salve/salam", Yesus sendiri mengajak kita untuk selalu memberikan salam kepada mereka yang kita datangi (Mat 10:12).
Indahnya, dalam bahasa Ibrani, kata "salam" lekat dengan kata "syalom" yang artinya "damai sejahtera". Ia selalu membagikan salam yang penuh kedamaian dan kesejahteraan. Nah, di tengah konteks bangsa kita pasca pilpres yang rawan ke-zalim-an, miskin kedamaian dan ksejahteraan, maka ke-syalom-an sangatlah dibutuhkan oleh kita semua.
Secara sederhana, kita bisa mengalami "syalom" secara real dan kontekstual dengan 3 indikasi dasar, antara lain:
1."Berakar dalam IMAN":
Kita perlu dasar/pondasi yang kuat dalam segala tindakan kita. Adapun kita diajak untuk pertama-tama mendasarkan diri pada iman, kepercayaan kepada Allah yang sejati dengan segala nilai/keutamaan ilahi, karena sejatinya iman yang sejati adalah iman yang membuat kita lebih peka akan suara hati dan brsyukur atas semua rasa yang boleh kita alami.
2."Bertumbuh dalam persaudaraan yang penuh HARAPAN":
Ada saja saudara/sahabat yang saling berkonflik karena harta/tahta yang kerap membutakan nurani dan menghilangkan persaudaraan insani. Disinilah kita diharapkan untuk belajar tulus bersaudara, lebih terbuka dengan sesama, tidak larut dalam kelekatan dunia tapi selalu berjalan bersama dengan mengutamakan dimensi persahabatan di tengah hidup harian
3."Berbuah dalam KASIH pelayanan":
Kita diajak mempunyai iman yang diwujudkan, yang berbuah dalam karya nyata semata untuk kemuliaan Tuhan dan sekaligus untuk selamatan sesama sehingga syalom bisa dirasakan oleh semakin banyak orang. "
Banyak rawa disuku Dumai - Jadilah selalu pembawa damai."
B.
Kutipan Teks Misa:
“Matahari yang kita lihat setiap hari, selalu disusul oleh kegelapan malam, tetapi Surya Kebenaran tidak pernah terbenam.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Hos 11:1.9cd)
Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Aku ini Allah dan bukan manusia. Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu.
Doa Pembuka
Allah Bapa Sumber Cahaya Abadi, Engkau selalu memelihara serta memperhatikan siapa pun di dunia ini. Engkau menyampaikan sabda sebagai cahaya di jalan. Kami mohon, semoga mata kami tetap terbuka terhadap Putra-Mu, cahaya kehidupan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Allah mencintai umat pilihan-Nya. Meski berdosa dan berlaku jahat, tetapi Allah tetap memilih dan mengasihi mereka. Belas kasihan-Nya atas Israel lebih besar dari segala dosa mereka.
Bacaan dari Nubuat Hosea (11:1,3-4,8c-9)
"Hati-Ku berbalik dari segala murka."
Beginilah sabda Tuhan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkatnya di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku telah menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hatiku berbalik dari segala murka. Belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia, Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada ALlah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 80:2ac.3b.15-16)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Jangan membawa apa-apa, adalah pesan yang diberikan oleh Yesus kepada para murid-Nya. Dengan pesan tersebut, Yesus ingin mendidik para murid untuk percaya hanya pada Allah dan kuasa-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)
"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tuhan hadir bukan untuk menghanguskan atau membinasakan. Ia hadir untuk membawa keselamatan dan damai sejahtera bagi umat-Nya. Sayangnya, kita malahan mengabaikan dan menolak rahmat keselamatan dan damai sejahtera tersebut. Padahal, rahmat keselamatan dan damai sejahtera dari Allah diberikan kepada kita cuma-cuma. Menolak rahmat keselamatan dan damai sejahtera dari Allah sama dengan menolak Allah sendiri. Menolak Allah berarti mendatangkan celaka bagi kita.
Doa Malam
Allah Bapa sumber segala pengharapan, semoga sabda-Mu berkarya subur dalam diri kami. Pancarkanlah cahaya pengharapan baru akan kedamaian dalam diri Yesus. Dialah Tuhan, Pengantara kami.
“Kekudusan sebenarnya adalah tujuan akhir bersama semua manusia yang dipanggil menjadi anak-anak Allah” (Paus Benediktus XVI)
C.
SAPERE AUDE
Beranilah (menjadi) bijaksana!
S imple
O ptimis
P ositif thinking
Masyarakat kita sendiri dibanjiri dengan kata-kata: kata-kata di papan reklame, televisi, koran, buku sampai di warta paroki dan pelbagai medsos, dari WA – BBM – Path - Mailing List – twitteran, facebook-an dan lainnya.
Kata-kata yang kadang redup kadang menyala, kata kata yang berganti-ganti warna dan makna. Kata-kata yang lirih, keras, hiruk-pikuk dan riuh menantang. Kata-kata yang berseru, "Belilah ini, rasakan itu, minumlah ini, makanlah itu." Lebih-lebih kata yang berbunyi, "Belilah aku."
Dengan adanya begitu banyak kata di sekitar kita, kita cenderung untuk berkata, "Ah, itu semua hanya kata-kata." Dengan demikian, kata kerap telah kehilangan dayanya. Meskipun demikian, kata itu sebenarnya mempunyai daya untuk mencipta.
Kalau Allah berkata maka Ia mencipta. Ketika Allah berkata, "Fiat Lux"/"Jadilah Terang" (Kej 1:3), maka jadilah terang/"lux" itu. Bagi Allah, berkata dan mencipta itu sama.
Daya cipta dari kata-kata inilah yang perlu kita hidupkan atau nyatakan kembali dengan "KUD", Karya (yang murah hati), Ucapan (yang memberkati) dan Doa (yang sepenuh hati).
Yang kita katakan sebenarnya amatlah penting. Kalau kita berkata, "Saya mencintaimu" dan kita mengatakannya dari lubuk hati, kita dapat memberikan hidup baru, harapan baru, keberanian baru kepada orang lain. Sebaliknya, kalau kita berkata, "Saya membencimu," kita dapat menghancurkan dan menjatuhan hidup orang lain.
Marilah kita berhati-hati dengan kata-kata kita, karena benar kata orang tua kita, "mulutmu adalah harimaumu." Think before speak !
Kalo belum tahu "nyatanya", jangan menilai orang dari "katanya"....
D.
Jika kita selalu percaya dan mengarahkan jiwa kepada cahaya ilahi, pada gilirannya; kita sendiri juga akan bercahaya, seperti bunga-bunga yang mendapat kesegarannya dari matahari.
MADAH HARIAN PAGI
(Kamis, 12 Juli 2018)
Bapa penguasa waktu
Lihat kini fajar baru
Mulai memancarkan sinar
Lambang cahaya yang benar.
Rahmat baru ditawarkan
Terselubung kejadian
Yang menyampaikan undangan
Untuk berbakti berkurban.
Kami sambut kesempatan
Melayani Kristus Tuhan
Yang hadir dalam sesama
Tersembunyi namun nyata.
S’moga pengabdian kami
Dijiwai Roh ilahi
Dijadikan karya Putra
Demi kemulyaan Bapa. Amin.
DOA
Ya Tuhan, Engkaulah cahaya sejati dan pencipta terang. Semoga kami tekun merenungkan karya penyelamatan-Mu dan selalu hidup dalam terang cahaya-Mu. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
======
Ad Multos Annos...
Selamat Ulang Tahun ke-67
(11 Juli 2018)
Mgr Sensi, "SENeng bersakSI"
Potokota, "POkoknya TOtal KObarkan sukaciTA"
(Mgr Vincensius Sensi Potokota).
Uskup Agung Ende.
"Praedica Verbum Opportune Importune "
(2 Tim 4:2)
======
Mgr V. Sensi Potokota terlahir di Saga, Detusoko, Ende, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, 11 Juli 1951.
Ia ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Agung Ende pada tanggal 11 Mei1980. Ia memilih moto "Tetapi bukan kehendakku yang terjadi melainkan kehendak-Mu."
Ia terpilih menjadi Uskup di Keuskupan Maumere pada tanggal 14 Desember 2005, bersamaan dengan pendirian Keuskupan Maumere, sebagai pemekaran dari Keuskupan Agung Ende.
Ia menerima tahbisan episkopal pada 23 April 2006, dengan Penahbis Utama Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J., sementara Uskup Weetebula, Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D., dan Uskup Pangkal Pinang, Hilarius Moa Nurak, S.V.D. menjadi Uskup Penahbis Pendamping.
Ia kemudian terpilih menjadi Uskup Agung Ende pada tanggal 14 April 2007, terkait dengan wafatnya Mgr. Longinus da Cunha. Ia kemudian diinstalasi pada 7 Juni 2007.
Ia bertindak sebagai Uskup Penahbis Utama dalam penahbisan Uskup Denpasar, Silvester Tung Kiem San pada 19 Februari 2009. Ia kemudian menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Edmund Woga CSsR sebagai Uskup Weetebula pada 16 Juli 2009 dan bagi Mgr. Hubertus Leteng sebagai Uskup Ruteng pada 14 April 2010.
Ia mendorong umat untuk menolak tambang di lingkungan Nusa Tenggara karena merusak lingkungan hidup. Uskup Agung Ende yang juga Ketua Komisi Kerawam KWI (2015–2018) ini bermotto dari kutipan alkitab di
2Tim4:2: "Praedica Verbum Opportune Importune" (Wartakanlah firman, baik atau tidak baik waktunya)
E.
V E R O.......
SAINT OF THE DAY
ST. VERONICA
St. Veronica (1st c.) is one of the holy women of Jerusalem who accompanied Jesus on the Way of the Cross.
Out of her sorrow and compassion she offered Jesus her veil to wipe the blood and sweat from his face as He carried the cross on the way to His crucifixion.
In gratitude for her simple yet gracious act, Jesus left an image of His face on the cloth. According to tradition, Veronica afterwards went to Rome and brought the cloth with her. This piece of cloth, known as Veronica's Veil, has been venerated as a holy and miraculous image of Jesus Christ ever since.
It has been kept since ancient times in St. Peter's Basilica. On the Via Dolorosa (Way of the Cross) in Jerusalem there is a small chapel called the Chapel of the Holy Face that was built on the site of St. Veronica's home and the location where the miracle took place.
St. Veronica's feast day is July 12th.
===========
Santa Veronika (abad ke-1) adalah seorang perempuan yang mengusap wajah Yesus yang sedang berlumuran darah dengan kerudungnya sehingga wajah Yesus tergambar di kerudungnya.
Sebenarnya nama perempuan itu tidaklah diketahui. Di dalam tradisi gereja, ia disebut Veronika sebab secara etimologis, asal katanya adalah sejati/ true (Latin: Vera) dan gambar/ image (Yunani: eikon). Dkl: Nama itu dikenakan pada perempuan tersebut karena wajah Yesus tergambar di kerudungnya.
Veronika dihormati sebagai santa karena ketulusannya dalam meringankan beban Yesus yang sedang menderita di dalam perjalanan menuju penyaliban di Golgota.
Dikisahkan bahwa setelah peristiwa tersebut Veronika menjadi seorang Kristen. Sebelum meninggal, ia memberikan kerudung berlumuran darah yang bergambar wajah Yesus itu kepada Paus Klement.
Lebih lanjut, berikut ini adalah keterangan mengenai St. Veronika yang disarikan dari beberapa sumber, seperti New Advent Encyclopedia, Wikipedia dan Catholic Online oleh situs katolisitas.com :
St. Veronika adalah seorang wanita Yerusalem yang menyapu wajah Yesus dengan sepotong kain, pada saat Yesus memanggul salib-Nya ke Kalvari. Menurut tradisi, pada kain itu kemudian tercetaklah gambar wajah Yesus. Memang kisah tersebut tidak tertulis dalam Injil/ Kitab Suci, namun kisah tentang Veronika tersebut telah dikenal sejak jaman jemaat awal.
Nama “Veronika” sendiri merupakan nama Latin dari Berenice, sebuah nama Makedonia, yang artinya adalah “pembawa kemenangan”/ bearer of victory (menurut bahasa Yunani, phere- nike). Secara etimologis, asal katanya adalah sejati/ true (Latin: Vera) dan gambar/ image (Yunani: eikon).
Menurut Encyclopedia Britannica, kisah tentang St. Veronika adalah sebagai berikut:
“Eusebius dalam bukunya Historica Ecclesiastica (vii 18) mengisahkan bahwa di Kaisarea Filipi hidup seorang wanita yang disembuhkan oleh Kristus karena perdarahan (Mat 9:20). Kisah itu tidak dilengkapi dengan nama wanita yang disebutkan dalam Injil tersebut. Di Barat, wanita itu diidentifikasikan sebagai Martha dari Betania, di Timur ia dikenal dengan nama Berenike, atau Beronike, nama yang tertera di dalam naskah “Acta Pilati“, sebuah karya kuno di abad ke-4. Adalah menarik untuk menyimak bahwa permberian nama Veronika dari kata Vera Icon (eikon) “true image” berasal dari Otia Imperialia (iii 25) dari Gervase of Tilbury, yang mengatakan: “Est ergo Veronica pictura Domini vera.”
The Catholic Encyclopedia di tahun 1913, menambahkan:
“Kepercayaan tentang eksistensi gambar Kristus yang otentik itu terkait dengan legenda kuno dari Raja Abgar dari Edessa, dan tulisan apokrif yang dikenal dengan “Mors Pilati” (the Death of Pilate)….”
Menurut legenda, Veronika membawa kain dengan gambar wajah Yesus tersebut keluar dari Yerusalem, dan menggunakannya untuk menyembuhkan Kaisar Tiberius. Kain tersebut kemudian dibawa ke Roma di abad ke-8, dan dipindahkan ke basilika St. Petrus tahun 1297, atas perintah Paus Bonifasius VIII. Relikwi tersebut kini masih ada di sana, dan tindakan kasih St. Veronika diperingati dalam perhentian keenam dalam Jalan Salib.
Kisah St. Veronika disebut dalam penglihatan Sr. Marie of St. Peter, seorang biarawati Karmelit yang hidup di Tours, Perancis, yang memulai devosi kepada Wajah Kristus yang Suci. Sr. Marie mengatakan bahwa tindakan sakrilegi dan penghujatan kepada Tuhan dewasa ini menambahkan air ludah dan lumpur di wajah Yesus, yang diseka oleh St. Veronika pada saat Yesus memanggul salib-Nya.
Menurut Sr. Marie, Kristus menghendaki devosi kepada wajah-Nya yang kudus, sebagai silih atas dosa sakrilegi dan penghujatan kepada Allah. Devosi ini disetujui oleh Paus Leo XIII di tahun 1885.
Sebagai tambahan, memang perhentian 3,4,6,7 dan 9 dalam Jalan Salib yang kita kenal sekarang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Kitab Suci. Maka Paus Yohanes Paulus II pada hari Jumat Agung 1991 memperkenalkan devosi Jalan Salib berdasarkan Kitab Suci (Scriptural Way of the Cross), yang juga disetujui oleh Paus Benediktus XVI di tahun 2007. Tentu ini tidak dimaksudkan untuk membatalkan meditasi Jalam Salib yang sudah kita kenal. Jalan Salib menurut Kitab Suci ini dimaksudkan sebagai salah satu alternatif cara untuk merenungkan sengsara Kristus, dan devosi ini dapat pula dilakukan oleh umat Kristen non- Katolik.
Demikian urutannya:
1. Yesus berdoa di Taman Getsemani
2. Yesus dikhianati oleh Yudas dan ditangkap
3. Yesus dijatuhi hukuman oleh Sanhedrin
4. Yesus disangkal oleh Petrus
5. Yesus diadili oleh Pilatus
6. Yesus didera dan dimahkotai duri
7. Yesus memanggul salib-Nya
8. Yesus dibantu oleh Simon untuk memanggul salib-Nya
9. Yesus bertemu dengan para wanita di Yerusalem
10. Yesus disalibkan
11. Yesus menjanjikan Kerajaan-Nya kepada pencuri yang bertobat
12. Yesus mempercayakan Maria kepada Yohanes dan sebaliknya Yohanes kepada Maria.
13. Yesus wafat di salib
14. Yesus dimakamkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar