HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 01 Juli 2018
Hari Minggu Biasa XIII
Kebijaksanaan (1:13-15; 2:23-24)
(Mzm 30:2+4.5-6.11-12a+13b; Ul: 2a)
Korintus (8:7.9.13-15)
Markus (5:21-43)
"Evangelium Vitae - Injil Kehidupan!"
Injil sebagai kabar baik yang hidup banyak mengisahkan tentang orang sakit yang menjamah Yesus. (Mr 3:10; 5:27-34; 6:56) atau Yesus yang menjamah mereka. (Mr 1:41-42; 7:33-35; Mat 8:3,15; 9:29-30; 20:34; Luk 5:13; Luk 7:14-15; 22:51)
Sentuhan dan kehadiran Yesus itulah yang menghidupkan. SentuhanNya berkuasa untuk menghidupkan karena Ia mengasihani kelemahan kita dan Ia adalah sumber kehidupan yg penuh kasih karunia dan kehidupan (Ibr 4:16).
Hari ini, marilah kita juga belajar beriman dari Yairus. Dinamika imannya yang hidup meliputi: mencari Yesus, melihat Dia, tersungkur di depan kaki-Nya, dan memohon kepada-Nya. Di tengah ketakjubannya bersama banyak orang, ia tidak lupa bersyukur atas kehadiran Tuhan yang menyelamatkan anaknya.
Dkl: Tanggung jawab kita dalam mendambakan kesembuhan adalah mendekatkan diri kepada Yesus serta hidup di hadapanNya (Mat 17:20).
Pada bacaan hari ini, putri Yairus, si kepala rumah ibadat itu sudah meninggal (Mr 5:35). Tanggapan Yesus ialah membangun iman sang ayah, bahkan dalam situasi yang tampaknya tak berpengharapan.
Sepanjang sejarah penebusan, orang percaya telah menempatkan kepercayaan mereka kepada Allah sekalipun kelihatannya seakan segala sesuatu tidak memberi harapan lagi.
Pada saat-saat seperti itu, Allah menganugerahkan iman yang diperlukan dan melepaskan umat-Nya sesuai dengan tujuan dan kehendak-Nya (Maz 22:5; Yes 26:3-4; 43:2).
Hal ini berlaku bagi banyak pahlawan iman yang hidup, al:
Abraham (Kej 22:2; Yak 2:21-22),
Musa (Kel 14:10-22; 32:10-14),
Daud (1Sam 17:44-47),
Yosafat (2Taw 20:1-2,12),
Yairus (Mrk 5:21-23,35-42).
Pastinya, berlaku juga buat kita semua bukan?
Akhirnya, bersama dengan teladan St Yohanes Bosco yang akan kita kenangkan di akhir bulan ini, baiklah kita ingat pesan terakhirnya di tempat tidurnya:
“Kasihilah satu sama lain seperti saudara. Berbuatlah baik kepada semua orang dan janganlah berbuat jahat kepada siapa pun. Katakanlah kepada anak-anak bahwa aku menanti mereka semua di Surga.”
"Abdullah cari galah - Bangkitlah dan bergeraklah."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
MADAH HARIAN PAGI
(Minggu, 1 Juli 2018 - Hari Minggu Biasa XIII)
Allah hidup dan meraja
Alleluya, alleluya
Maut sudah dikalahkan
Hidup sudah dilimpahkan.
Alleluya, alleluya
Terpujilah Kristus Tuhan.
Hari ini hari Tuhan
Alleluya, alleluya
Hari penuh kesukaan
Hari raya kebangkitan
Alleluya, alleluya
Terpujilah Kristus Tuhan.
Mari kita bergembira
Alleluya, alleluya
Bersyukur sambil memuji,
Bermadah sambil bernyanyi
Alleluya, alleluya
Terpujilah Kristus Tuhan. Amin.
DOA
Allah, Bapa yang mahabaik, Engkau telah mengangkat kami menjadi anak-anak-Mu dan menjadikan kami putera-putera terang. Kami mohon, semoga kami Kaulepaskan dari kelam kabut kesesatan dan Kaupelihara dalam kebenaranMu yang terang-benderang. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
2.
ULASAN EKSEGETIS
BACAAN INJIL HARI MINGGU BIASA XIII TAHUN B 1 Juli 2018 (Mrk 5:21-43) : "DAHSYATNYA BERHARAP".
Rekan-rekan yang baik!
Kali ini ada kisah mukjizat yang unik susunannya. Kisah mengharukan mengenai kesembuhan seorang perempuan dari sakit pendarahan (Mrk 5:25-34) terbingkai di dalam kisah Yesus menghidupkan kembali anak perempuan Yairus (Mrk 5:21-24, 35-43). Kedua peristiwa itu terjalin satu sama lain lewat harapan yang kuat dan penuh kepercayaan dari orang-orang yang mendekat kepada Yesus, baik Yairus maupun perempuan tadi. Kekuatan penyembuh dalam diri Yesus tidak bisa tinggal diam di hadapan harapan yang sebesar itu dan kepercayaan yang selugu itu.
A.
MENGHIDUPKAN HARAPAN.
Ketika Yesus kembali dari seberang danau dengan perahu, orang banyak datang berbondong-bondong mengerumuninya. Mereka ingin mendengarkan pengajarannya. Seperti biasa, orang-orang itu juga memintanya menyembuhkan orang sakit. Seorang di antara mereka bernama Yairus, kepala rumah ibadat.
Orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang ini datang ke hadapan Yesus dan bersujud. Ini tindakan penghormatan yang luar biasa, apalagi bila dilakukan oleh seorang kepala rumah ibadat. Dimintanya dengan sangat agar Yesus datang menumpangkan tangan pada anak perempuannya yang sedang sakit, katanya, “agar selamat” dan “tetap hidup”.
Permintaan ini mengungkapkan harapan yang amat besar pada Yesus. Boleh diduga, sudah macam-macam upaya dijalankannya tetapi tanpa hasil. Kini ia amat khawatir anak perempuannya itu tidak bakal sembuh. Tidak diceritakan apa jawaban Yesus. Hanya disebutkan bahwa ia pergi bersama Yairus diikuti orang banyak yang berdesak-desakan. Markus kiranya hendak mengungkapkan betapa besarnya harapan Yairus dan rasa ingin tahu orang banyak itu. Apa yang bakal dilakukan Yesus? Dapatkah ia menyembuhkan seperti biasa? Sampai saat ini memang belum ditampilkan perkataan Yesus sendiri.
Di antara kerumunan itu ada seorang perempuan yang menderita penyakit pendarahan. Semacam haid yang berkepanjangan dan tak teratur. Ada hal penting yang jelas bagi pembaca waktu itu walaupun tidak dituliskan dalam kisah ini.
Menurut hukum agama Yahudi, perempuan dalam keadaan ini dianggap menajiskan tempat yang dipakainya berbaring atau tikar tempat duduknya. Juga siapa saja, laki atau perempuan, yang bersentuhan dengan barang-barang tadi akan ikut najis. Mereka harus menjalankan upacara pembersihan diri. Lihat peraturan yang terperinci dalam Im 15:25-30.
Jadi perempuan itu harus disingkiri dan dijauhi. Boleh jadi juga ia sendiri memisahkan diri. Hidupnya terkucil. Ia sudah menerima nasib. Putus asa. Tak ada tabib yang bisa menyembuhkannya dan uangnya sudah habis dipakai berobat. Tapi kali ini ada sesuatu yang lain. Banyak telah didengarnya mengenai Yesus.
Hanya Markuslah yang menuliskan hal ini, seakan-akan ia dapat menyelami batin perempuan itu. Dan kita diajak ikut merasakan yang dirasakan Markus. Matius dan Lukas tidak merasa perlu memasuki batin perempuan itu.
Perempuan tadi datang mendekat kepada Yesus, kendati ada orang banyak yang dalam keadaan biasa tentu menjauhi dan dijauhi perempuan itu. Kabar tentang Yesus yang sampai ke telinganya ternyata menghidupkan kembali harapan yang sudah berangsur-angsur pudar dan mati. Perempuan itu menemukan keberanian mendekat ke tokoh tenar dan penyembuh hebat ini. Ia juga tidak membiarkan diri terhalang oleh rambu-rambu yang telah menyingkirkan dirinya.
B.
MENYENTUH JUBAH.
Maka kata perempuan tadi dalam hati, “Asal kusentuh saja jubahnya, aku akan sembuh!” Dan terjadilah demikian. Menarik diamati, dalam kisah ini, peristiwa menyentuh jubah itulah yang membuat Yesus mulai berbicara, “Siapa menyentuh jubahku?” Pertanyaan aneh. Juga bagi orang zaman itu. Karena itulah murid-murid menyahut, lihat sendiri, kan ada banyak orang berdesak-desakan, kok bertanya siapa menyenggol jubah segala! Gimana sih Bapak Guru ini. Tetapi tidak aneh bagi Yesus – ia merasa ada kekuatan dari dirinya tertarik keluar.
Pakaian yang paling luar, jubah, memberi bentuk pada orang yang memakainya. Bagi orang zaman itu, pakaian membuat orang yang memakainya bisa dikenal secara khusus. Motif seperti ini sering dijumpai: di sebuah gunung nanti pakaian Yesus jadi putih berkilauan, di bawah salib nanti pakaian luarnya diundi, di kubur nanti ada sosok yang berpakaian jubah putih – dan juga kisah penuh tanda tanya mengenai pemuda yang akan ikut ditangkap di Getsemani tapi berhasil meloloskan diri dengan melepaskan pakaiannya yang hanya sehelai itu. Ia tidak lagi dikenali karena tak berpakaian lagi.
Dalam peristiwa kali ini, perempuan yang sakit pendarahan tadi melihat Yesus yang sudah banyak didengarnya itu dengan mata kepala sendiri dan mengenali siapa dia: tumpuan harapan satu-satunya. Dan sisi Yesus yang dikenalinya itulah yang disentuhnya. Dan ada kekuatan yang keluar daripadanya yang mengubah keadaannya.
Setelah mendengar reaksi Yesus, perempuan itu menjadi takut dan gemetar, lalu bersujud kepada Yesus. Ini pengakuan akan siapa Yesus itu. Tetapi apa yang dikatakan Yesus kepadanya? Sapaannya penuh perhatian, “Nak, imanmu telah menyelamatkanmu. Bukan hanya kesembuhan dari pendarahan belaka diperoleh oleh perempuan itu.
Berita tentang dia yang telah banyak didengar, itulah yang menyelamatkannya dari apatisme dan keputusasaan serta pengucilan diri dari masyarakat. Yesus masih menambahkan, “Pergilah dengan damai dan tetaplah sembuh dari penyakitmu!” Harapan sembuh dari penyakit yang diidap 12 tahun itu menjadi kenyataan dan bukan hanya itu, ia mendapat tambahan lebih besar lagi, bisa hidup damai dengan diri sendiri dan dengan orang lain, dan akan tetap begitu. Inilah yang didapat oleh perempuan yang mengenali siapa Yesus itu dan berani mendekat kepadanya. Keluguan dan keberanian perempuan seperti itu masih bisa dijumpai kini juga dan perlu lebih diakui.
C.
TETAP PERCAYA!
Pada saat itu beberapa orang dari keluarga Yairus datang dan mengatakan bahwa anak perempuannya sudah mati. Tak perlu lagi merepotkan sang Guru. Mereka tidak melihat siapa dia sesungguhnya. Memang ia bisa menyembuhkan, tapi menghidupkan yang sudah mati? Mana bisa. Tak usah saling mempermalukan nanti. Begitulah jalan pikiran mereka.
Pembaca bagaimana? Kisah penyembuhan perempuan berpendarahan tadi membuat pembaca tahu bahwa Yesus dapat menghidupkan harapan yang sudah mati. Memang Markus bermaksud membuat pembaca melihat perkara ini sambil mengikuti jalan peristiwa yang dituturkannya.
Pembaca boleh ikut merasakan yang dialami Yairus. Nasi sudah jadi bubur! Apa permintaannya menumpangkan tangan dan menyembuhkan anaknya masih ada artinya? Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Jangan takut, percaya saja!” Dan ia berjalan ke rumahnya untuk menemui anak perempuannya.
Dalam Injil, “jangan takut” dipakai untuk mengisyaratkan kekuasaan ilahi. Dan ditambahkannya “percaya saja!”. Bila teks aslinya diikuti, maka perlu diterjemahkan “Terus percaya saja!” (Lukas memakai bentuk yang bisa diterjemahkan “Percayalah saja!”, tapi ia juga menambahkan, “maka ia akan diselamatkan!” Luk 8:50).
Orang-orang mulai menertawakan Yesus ketika ia berkata bahwa anak perempuan itu hanya tidur, tidak mati, maka tak usahlah ribut-ribut menangisinya. Mereka tak bisa percaya. Apa sebetulnya yang terjadi? Apakah Yesus yakin anak itu tidur. Tidak usah kita menduga-duga. Baginya hidup atau mati itu urusan yang di atas sana.
Nanti, seperti dikisahkan dalam Injil Yohanes, ia memanggil keluar Lazarus yang sudah empat hari mati. Baik anak perempuan tadi maupun Lazarus memang sudah mati, tetapi kematian pun kiranya tidak dapat bertahan di hadapan Yesus. Inilah yang ditampilkan bagi kita.
Hanya Markuslah yang menyebut anak itu berusia 12 tahun. Pembaca diingatkan bahwa perempuan yang sakit pendarahan itu telah menderita 12 tahun juga sebelum berjumpa dengan sang pemberi kehidupan baru. Tapi ada juga alasan lain. Pada usia itu seorang anak mulai menjadi dewasa menurut hukum Taurat. Hingga umur ini seorang anak ada di bawah pengajaran bapaknya, yakni Yairus. Pada umur 12 seorang anak akan diserahkan kepada Taurat sendiri.
Di dalam kisah ini anak perempuan itu dipanggil bangun oleh sang Taurat yang hidup. Dalam kisah ini anak itu tidak menjawab dengan kata-kata. Ia mendengar. Dan yang didengarnya pertama kali dari Taurat hidup ini ialah panggilan penuh perhatian “Talita”, artinya domba betina yang masih kecil, tapi dalam bahasa Aram juga dipakai untuk menyapa anak perempuan, seperti “Nak!”. Kemudian didengarnya pula perintah “Qum” (=Bangunlah!) dari dia yang menyapa dengan penuh perhatian tadi. Dan anak perempuan Yairus itu menurut dan hidup kembali.
Ketiga murid terdekat, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes, ikut menyaksikan bagaimana kematian pun tidak bisa bertahan di hadapan perkataan dia yang membawakan kehidupan baru ini. Mereka melihat sendiri bagaimana harapan dan kepercayaan Yairus menjadi hidup dalam diri anak perempuannya. Dan inilah yang dibagikan tokoh-tokoh yang paling berwibawa itu kepada kita semua lewat Markus dalam Injil hari ini.
Pada awal ulasan disebutkan Yesus tidak bisa tinggal diam di hadapan harapan yang sebesar itu dan kepercayaan yang selugu itu. Dan yang diberikannya kepada mereka ialah perhatian yang nyata. Ini kasih. Dan inilah yang menyembuhkan, yang menghidupkan. Itulah dahsyatnya berharap padanya. Di situlah letak mukjizatnya. (AG).
3.
“Haec est Domus Mea, Inde Gloria Mea - Inilah RumahKu, Darinyalah kemuliaanKu akan terpancar.”
Inilah salah satu pesan St. Yoh Bosco yang juga saya tulis dalam buku “XXI” (RJK, Kanisius). Yah, sebuah pesan di Valdocco, yang didapatnya dari Bunda Maria dalam sebuah mimpi.
Jelasnya, berkat Tuhan dan restu Bunda Maria menjadi pelita yang terpancar bagi hidupnya, dan teladan hidupnya juga menjadi pelita yang terpancar bagi banyak orang.
Adapun 3 jalan sederhananya supaya bisa menjadi dan berbagi “pelita”, al:
.PEka pd Tuhan:
Yohanes Bosco adalah anak bungsu dari Francesco dan Margarita. Sejak usia 9 tahun, ia peka dan banyak bermimpi tentang Yesus dan Bunda Maria. Ia juga selalu berdoa rosario sebelum belajar dan ber-akrobat.
Sebagai seorang imam muda, ia rajin mengunjungi penjara karena ia merasa bahwa Tuhan benar-benar hadir: “Melihat begitu banyak anak usia 12-18 tahun, digigiti serangga dan kurang makan, baik rohani dan jasmani, sungguh amat mengerikan. Aku harus dengan segala prasarana yang ada, mencegah hidup mereka berakhir disini.”
Dengan doa dan devosi mendalam, hatinya menjadi peka pada cinta Tuhan dan terbuka pada derita sesama.
.LIbatkan dalam iman:
Menjadi pelita kadang bisa dianggap “menyilaukan/mengusik kemapanan: stabilitas loci”. Bosco juga pernah dianggap aneh dan ”nyeleneh” oleh rekan-rekannya. Tapi, ia terus berjuang dan mengamini bahwa: “mengikutiMu bukan langit biru yang Kau janjikan, juga bukan bunga-bunga indah yang bertebaran, tapi jalan penuh liku, karena jalan itu pula yang dulu pernah KAU lewati”.
Dia sadar perlu rahmat iman: Ia ajak semua anak asuhnya untuk bertemu pada hari Minggu, ikut Ekaristi dan belajar agama. Setiap malam, ia juga meminta supaya semua anak mendaraskan doa “3 Salam Maria”, mencintai Sakramen Rekonsiliasi dan Komuni Suci.
Nasehatnya: ”Kita adalah rombongan kecil. Kita akan mencari jiwa-jiwa, bukan harta/kehormatan. Biarlah dunia tahu bahwa kita miskin dalam sandang-pangan dan papan, tapi kita kaya di hadapan Tuhan dan berkuasa atas jiwa-jiwa. Lakukan yang terbaik, Tuhan dan Bunda Maria akan menyempurnakannya.”
.TAklukkan dengan cinta:
Wasiat terakhirnya:
“Kasihilah satu sama lain seperti saudara. Berbuatlah baik pada semua orang dan jangan berbuat jahat".
Bagaimana dengan hidup kita sendiri?
Cari tinta di Pasar Baru - Mari jadi pelita dengan hati yang selalu baru".
4.
Kutipan Teks Misa:
"Engkau tidak dapat berdoa di rumah seperti di dalam gereja, di mana sejumlah besar orang hadir dan di mana orang berseru kepada Allah seperti dari satu hati" ---- St Yohanes Krisostomus
Antifon Pembuka (Mzm 47:2)
Segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.
All peoples, clap you hands. Cry to God with shouts of joy!
Omnes gentes plaudite manibus: iubilate Deo in voce exsultationis.
Mzm. Quoniam Dominus excelsus, terribilis: Rex magnus super omnem terram.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk memberi hidup baru bagi kami. Kami mohon, bangkitkanlah iman kami agar memiliki keberanian untuk berbagi hidup dan talenta kami kepada sanak saudara kami yang berkekurangan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:13-15; 2:23-24)
"Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia."
Allah tidak menciptakan maut, dan Ia pun tak bergembira kalau makhluk yang hidup musnah binasa. Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada; dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan. Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka, dan dunia orang mati tidak merajai bumi. Maka kesucian mesti baka. Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan menjadikannya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 30:2+4.5-6.11-12a+13b; Ul: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membarkan musuh-musuhku, bersukacita atas diriku. Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku, di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (8:7.9.13-15)
"Hendaklah kelebihanmu mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."
Saudara-saudara, hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih, sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu; dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, yakni: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya. Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus, agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekuranganmu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan, dan orang yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)
"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asalkan kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus, dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu Yesus memegang tangan anak itu, seraya berkata, “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Umumnya di mana-mana ada yang namanya jam pelayanan kantor: kapan kantor buka dan tutup. Di masyarakat hal itu biasa dan ini sesuatu yang wajar. Bank atau kantor pajak buka jam sekian pada hari kerja. Lalu toko-toko buka jam sekian. Bahkan ada banyak pelayanan jasa seperti servis motor yang menyatakan: Hari MINGGU tetap buka! Begitu pula pelayanan para biro jasa apa pun atau pelayanan publik, semuanya mempunyai jam kerja. Ini sesuatu yang wajar dan biasa. Bahkan di lingkungan Gereja, tertera di sekretariat Paroki tulisan misalnya: pelayanan kantor jam 8.00 s.d 14.00.
Pelayanan yang bersifat publik tentulah memiliki jam kerja yang tertentu. Hal ini perlu untuk kejelasan dan kepastian bagi banyak orang yang membutuhkan. Akan tetapi yang namanya sikap pelayanan dan setiap pribadi, terutama para murid Kristus, hendaknya tanpa mengenal jam dan waktu, tanpa mengenal batasan jam kantor. Mengapa? Kita dapat belajar dari Yesus pada Injil hari ini. Ketika Yesus bersama para murid dan orang banyak sedang menuju ke rumah Yairus, jubah Yesus dijamah oleh seorang perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Perempuan yang sakit itu percaya kepada Tuhan dan tanpa meminta permisi ia langsung menjamah jubah Yesus. Dan apa yang terjadi: perempuan itu sembuh. Pada waktu itu Yesus sedang fokus berjalan ke rumah Yairus, katakanlah Dia sedang tidak dalam posisi "jam melayani secara sadar". Tetapi apa daya kuasa yang mengalir dari tubuh-Nya, dan Yesus berhenti serta bertanya: siapa yang menjamah jubah-Nya. Dari kisahnya kita tahu, perempuan itu sangat ketakutan tetapi setelah berterus terang, Tuhan malah menghibur dan menguatkan hati perempuan itu agar pergi dengan selamat dan sembuh.
Satu poin sangat inspiratif: Yesus senantiasa bersikap melayani, entah dalam keadaan sadar atau tidak, seluruh hidup dan kehadiran-Nya setiap saat senantiasa membawa selamat dan menyembuhkan sesama. Inilah pula yang namanya "kaya dalam pelayanan kasih" seperti disebut Santo Paulus pada bacaan kedua. Kita diundang seperti Yesus dan bahkan membagikan kasih karunia yang telah kita terima dari Yesus kepada sesama. Apa artinya? Artinya, meski kita mempunyai jam kerja dan jam pelayanan untuk publik, setiap perkataan dan perbuatan kita kapan pun, bahkan saat ngantuk dan tidur pun, mestinya membagikan pelayanan damai, kasih dan penghiburan. Dari tubuh kita, aura wajah kita, gerak-gerik kita, dan perkataan kita setiap saat mestinya mengalir daya yang mendamaikan, meneguhkan, dan menghibur sesama kita.
Antifon Komuni (Mzm 103:1)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai seluruh diriku!
Bless the Lord, O my soul, and all within me, his holy name.
5.
MONK. MISSION. MERCY.
Carilah Tuhan setiap hari.
Tapi carilah Ia di dalam hatimu, bukan di luarnya.
Dan ketika kau menemukan Ia, berdirilah dengan takut dan gemetar, seperti kerubim dan serafim, karena hatimu telah menjadi tahtaNya.
Untuk dapat menemukan Tuhan, orang harus merendah seperti menjadi debu di hadapanNya, karena Tuhan melarang kesombongan, Ia hanya mengunjungi mereka yang rendah hati : "Siapakah yang kucari, yaitu dia yang lemah lembut dan rendah hati."
===
Kristus yang dimuliakan
Bumi langit dan lautan
Dikandung bunda Maria
Dan menjadi manusia
Yang menguasai surya
Bulan bintang semuanya
Berkenan menjadi putra
Perawan yang hina dina
Sungguh bahagya Maria
Yang meskipun tetap dara
Dinaungi Roh ilahi
Menjadi bunda tersuci
Mulyalah Engkau ya Tuhan
Yang lahir dari perawan
Bersama Bapa dan RohNya
Sepanjang segala masa. Amin.
O ratu kami yang mulya
Luhur tiada taranya
Engkau merangkul memangku
Tuhan Allah penciptamu.
Pintu yang ditutup Hawa
Dibuka putera bunda
Engkaupun turut berjasa
Membukakan gerbang surga.
Kami anggap tugas luhur
Untuk mengucapkan syukur
Dengan menyanyikan madah
Atas anugerah Allah.
Dimuliakanlah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada bunda Maria. Amin.
Yesus penebus ilahi
Kami mohon Kaudampingi
Dalam usaha mengabdi
Kepada sesama kami.
Sudilah Engkau berkarya
Melalui suka duka
Yang harus kami alami
Dalam kehidupan ini.
Sampaikanlah doa ini
Ya Yesus junjungan kami
Kepada Bapa surgawi
Dalam kuasa Roh suci. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar