HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 14 Juli 2018
Hari Biasa Pekan XIV
Yesaya (6:1-8)
(Mzm 93:1ab.1c-2.5; Ul:1a)
Matius (10:24-33)
“Deo Vindice - (Dengan) Tuhan sebagai Pelindung (Kita)”.
Inilah motto Konfederasi Amerika yang bisa kita ingat hari ini.
Adapun pelbagai bacaan hari ini mengingatkan bahwa kita akan menghadapi aneka tantangan, penolakan bahkan penganiayaan, yang kadang disebut dengan “HTAG – Hambatan Tantangan Ancaman dan Gangguan” tapi tetap diyakinkan bahwa Tuhan setia melindungi kita: "Jangan mohon agar salibmu diringankan, tetapi mohonlah agar punggungmu dikuatkan."
Tercandra, tiga modal dasar yang mendasari keyakinan bahwa Tuhan senantiasa hadir sebagai pelindung kita, al:
1. Cinta:
"Kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua.” (Abraham, Sara, Ishak, Ribka dan Lea). Inilah pesan Yakub sebelum meninggal dunia. Ia hadir sebagai orang beriman yang setia mencintai keluarganya yang adalah komunitas beriman dan pastinya mencintai Tuhan.
Bukankah ketika kekuatan dan kekuasaan akan cinta melebihi kecintaan akan kekuatan dan kekuasaan, maka dunia pun akan menemukan kedamaiannya. Love inspires us “to dream more, to learn more, to do more, to become more”.
2. Penghargaan:
"Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit" (Mat 10:31).
Dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan janganlah kamu takut sebanyak tiga kali. Ia menguatkan kita karena kita berharga dimataNya: “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”
Ya, bukankah penjara yang sebenarnya adalah rasa takut dan hanya ada satu kebebasan sejati, yakni bebas dari rasa takut. Yang pasti, jangan pernah takut pada kesempurnaan karena Anda tidak akan pernah bisa mencapainya bukan?
3. Pengampunan:
"Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga."
Demikianlah Yusuf memberikan pengampunan kepada kakak-kakaknya yang pernah menyingkirkannya. Ia menghiburkan dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.
Ia mengajak kita berbuat baik kepada orang-orang jahat karena merekalah yang paling banyak membutuhkan kebaikan. Sebaliknya mereka yang berjiwa lemah tak mampu memberi seuntai maaf dan pengampuna karena pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh: "No future without forGIVEness!"
“Naik tangga di rumah Johan – Kita berharga di matanya Tuhan
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Audaces fortuna iuvat - Nasib baik menolong mereka yang berani."
Persis mengacu pada bacaan hari ini, Yesus mengajak kita berani untuk menjadi saksi yang "Siap Ajarkan Kabar Sukacita Ilahi" setiap harinya dengan tiga peneguhan iman berpola "KPK", al:
1."Keberanian":
Kita diajak untuk menjadi orang beriman yang berani dan mengimani, tidak boleh takut/kecut kepada orang dan segala hal duniawi karena Allah lah yang sebenarnya berkuasa di atas segalanya.
2."Penghargaan":
Kita jauh lebih berharga daripada banyak burung pipit. Dengan kata lain: Kita pasti jauh lebih mendapat pemeliharaan ilahi setiap harinya karena kita benar-benar berharga di mataNya.
3."Kesaksian":
Yesus menegaskan pesanNya bahwa "setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga" (Mat 10:31-32). Nah, kita terus diajak untuk bersaksi tentang hidup iman dan pengalaman akan Tuhan di tengah hidup kita, tanpa harus merasa kecil/rendah diri.
"Cari nasi di Kramat Jati - Mari bersaksi dengan sepenuh hati."
B.
Kutipan Teks Misa.
Kepada Kristus yang tergantung di salib, kita harus memandang dengan iman, harapan, kasih dan kagum. (St. Bonaventura)
“Kerahiman adalah dimensi kasih yang teramat penting, adalah seolah nama kedua dari kasih” (St. Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Yes 6:1.8)
Aku mendengar Tuhan bersabda, ‘Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapa yang akan pergi atas nama-Ku?’ Maka aku menjawab, ‘Inilah aku, utuslah aku!’
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahakudus, kebijaksanaan-Mu tiada bandingnya, namun Engkau berkenan menampakkan wajah-Mu dalam diri Yesus Mesias, Saudara kami. Semoga kami dapat berjasa bagi dunia seperti Dia. Semoga kebahagiaan sesama menjadi sukacita kami yang besar. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Sebelum diutus kepada bangsanya, Yesaya mendapat penglihatan ilahi. Ia melihat kemuliaan Allah dalam Kerajaan Surga. Pemandangan itu membuat hatinya gemetar sebab ia sadar bahwa ia adalah seorang yang berdosa dan tidak layak.
Bacaan dari Kitab Yesaya (6:1-8)
"Aku ini orang yang berbibir najis, dan mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam."
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci. Para Serafim ada di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutup muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap untuk melayang-layang. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan daku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan bersabda, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan adalah Raja. Ia berpakaian kemegahan.
Ayat. (Mzm 93:1ab.1c-2.5; Ul:1a)
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!
Bait Pengantar Injil do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.
Kriteria seorang murid adalah tidak melebihi gurunya. Ia tidak takut kepada para pembencinya dan percaya bahwa Bapa adalah penyelenggara hidupnya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:24-33)
"Janganlah takut kepada mereka yang membunuh badan."
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-ku yang di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
"Siapakah yang Kuutus?" Pertanyaan tersebut ditanyakan kepada kita semua, para pengikut Tuhan. Menjadi seorang pengikut Tuhan berarti harus siap menjadi utusan, yang siap mewartakan kebenaran dan nama Allah. Tentu dalam perutusan, kita tidak sendiri. Tuhan sendiri yang akan selalu menyertai dan melindungi kita. Kita semua berharga di mata Tuhan. Maka, kita juga menjadikan Tuhan berharga dalam hidup kita.
Doa Malam
Allah Bapa sumber kedamaian, berkenanlah menanam dalam-dalam sabda-Mu di hati kami, serta utuslah kami mewartakan sabda-Mu dalam segala sepak terjang kami. Semoga kedamaian yang kami cari-cari tiada lain daripada kedamaian-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
C.
MADAH HARIAN PAGI
(Sabtu, 14 Juli 2018)
Kristus cahaya dunia
Terbitlah bagaikan surya
Datanglah, kami menunggu
Kami siap menyambut-Mu.
Kristus Anak Domba Paskah
Yang dibunuh namun jaya
Datanglah, kami menanti
Sudah rindu hati kami.
Kristus gembala utama
Yang wafat membela domba
Datanglah, jangan terlambat
Kami mendambakan slamat.
Terpujilah Yesus Kristus
Dengan Bapa dan Roh Kudus
Yang hidup dan berkuasa
Kini dan sepanjang masa. Amin.
DOA
Ya Tuhan, kami memuji Engkau dengan perkataan dan perbuatan. Seluruh jiwa raga kami adalah kurnia-Mu, maka hendaknya seluruh hidup kamipun menjadi milik-Mu. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
D.
INTERMEZZO.
Ketaatan diperlukan bukan saja untuk para rahib, tapi untuk semua orang. Bahkan Yesus Tuhan pun taat.
Yang angkuh dan meninggikan diri tidak memberi ruang bagi rahmat untuk tinggal dalam mereka, dan karenanya, mereka tidak mendapat kedamaian spiritual.
Sementara pada jiwa yang taat, dapat dimasuki rahmat Roh Kudus dengan mudah dan dengan demikian mendapat sukacita dan kedamaian.
Mereka yang mempunyai rahmat di dalam dirinya mengetahui bahwa Allah yang memimpin surga; memimpin bumi, memimpin hidupnya dan segalanya, dan mengetahui ini membuatnya selalu dalam tenang dan damai.
E.
ST. BONAVENTURA
Uskup dan Pujangga Gereja - 15 Juli.
"O buona ventura - O keberuntungan yang baik."
Inilah ucapan St Fransiskus Asisi kepada Bonaventura kecil yg terlahir dengan nama Giovanni di Fidanza pada tahun 1221 di kota Bargnoreggio, dekat Orvieto, Italia yang juga kita kenangkan pada 15 Juli.
Adapun Bonaventura yang dijuluki sebagai "pendiri kedua ordo fransiskan" adalah seorang pujangga gereja yang dikenal sebagai "doktor para malaikat" karena kesucian hidup dan kecakapan iman yang benar benar tampak dalam keseharian dan tulisan tulisan rohaninya.
Ya, pada tahun 1243, ia bergabung dengan Ordo Fransiskan (OFM= Ordo Saudara-saudara Dina) yang pada waktu itu masih baru, yang didirikan oleh Santo Fransiskus dari Assisi.
Pada usia 35 tahun, ia sudah dipilih sebagai pemimpin tertinggi Ordo Fransiskan dan menjabat tugas ini sebanyak 9 kali. Kemudian, pada usia 52 tahun Paus Gregorius X mengangkatnya sebagai Uskup dan Kardinal.
Dalam hidupnya, Santo Bonaventura telah menyumbangkan banyak pemikiran-pemikiran besar yang tertulis dalam berbagai buku hasil karyanya, seperti “Komentar di Empat Buku Kalimat Petrus Lombard” atau “Commentaries on the Four Books of Sentences of Peter Lombard”, “Itinerarium mentis in Deum”, “De reductione artium ad theologiam”, dan “Breviloquium”.
Di dalam “Breviloquium”, Bonaventura mengemukakan suatu teori mengenai 3 derajat pengetahuan, yaitu:
- Tingkat pertama adalah pengetahuan partikular, individual, dan diperlukan indera fisik untuk merasakan pengalaman tertentu dari pengetahuan ini.
- Tingkat kedua adalah pengetahuan yang universal, ide, dan semua yang diperoleh manusia dari refleksi dirinya sendiri. Pengetahuan ini tidak datang dari abstraksi seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles dan Aquinas, namun merupakan hasil iluminasi dari kerjasama langsung dengan Allah,
- Tingkat ketiga adalah pemahaman tentang hal superior yang terjadi pada diri manusia sendiri, yaitu Tuhan, dimana pemahaman tersebut hanya akan diperoleh melalui mata kontemplasi.
Dalam beberapa bidang, Bonaventura memiliki pemikiran yang berbeda dengan Aristoteles:
-Dalam bidang kosmologi, Bonaventura tidak menerima konsep Aristoteles akan kekekalan dunia dan materi yang disebutkan juga kekal bersama dengan Allah.
-Dalam bidang psikologi, Bonaventura juga bertentangan dengan Aristoteles yang hanya berpegang pada fakta pengetahuan, tetapi Bonaventura juga menilai hubungan antara jiwa dan tubuh serta jiwa dan fakultasnya.
Bonaventura mengemukakan adanya tiga nilai atau tahapan yang mengantar jiwa kepada Tuhan, yaitu:
- Nilai pertama disebut "vestigium" yang merupakan jejak Allah sendiri telah ditandai pada materi-materi di luar diri manusia.
- Nilai kedua disebut "imago," atau refleksi jiwa dengan sendirinya, di mana dapat dilihat tiga kali lipat fakultas jiwa - keinginan, intelek, dan memori - manusia melihat citra Allah.
- Nilai ketiga disebut "similitudo," atau pertimbangan dari Tuhan sendiri, dimana jiwa mencapai persatuan mistis yaitu tingkat tertinggi dari cinta antara makhluk dan Penciptanya. Dengan membanyangkan ide dari sesuatu yang paling sempurna, manusia dapat membayangkan kesatuan dengan Tuhan.
Bonaventura sendiri meninggal secara mendadak pada 15 Juli 1274, dalam perjalanannya untuk mengikuti Konsili Lyon. Ia dinyatakan sebagai orang kudus (santo) pada 14 April 1482 oleh Paus Sixtus IV. Pada 14 Maret 1587, Paus Sixtus V memberinya gelar Pujangga Gereja.
Doa St Bonaventura
(RJK, "TTM”-“Tribute To Mary”)
Ya Santa Perawan yang Berduka, persatukanlah aku setidak-tidaknya dengan penghinaan dan luka-luka Putramu, sehingga baik Dia maupun engkau mendapati penghiburan dengan memiliki seseorang yang berbagi penderitaan denganmu. Oh, alangkah bahagianya aku andai aku dapat melakukannya! Sebab, mungkinkah ada sesuatu yang lebih agung, lebih manis, ataupun lebih berguna bagi seorang daripada itu? Mengapakah engkau tak hendak meluluskan apa yang aku minta? Apabila aku menghina engkau, bersikaplah adil dan tembusilah hatiku. Apabila aku setia kepadamu, sudi janganlah tinggalkan aku tanpa ganjaran: berilah aku dukacitamu. Amin.
====
Kami mohon kepada Allah Bapa yang penuh belas-kasih melalui Engkau, Putra TunggalNya yang menjadi manusia demi keselamatan kami,
yang disalibkan dan dimuliakan demi kami, agar mengirimkan kepada kami dari perbendaharaan harta karun surgawi ketujuh karunia Roh Kudus, yang menaungi Engkau dalam segala kepenuhanNya:
- Karunia Kebijaksanaan,
guna memampukan kami menikmati buah dari pohon kehidupan, yang adalah sungguh Engkau Sendiri;
- Karunia Pengertian,
guna mencerahkan akal budi kami;
- Karunia Nasehat,
guna memampukan kami mengikuti jejak langkah-Mu;
- Karunia Keperkasaan,
guna menghadapi serangan gencar musuh kami;
- Karunia Pengenalan,
guna membedakan yang baik dari yang jahat oleh terang pengajaran yang kudus;
- Karunia Kesalehan,
guna menyelubungi kami dengan kemurahan dan belas kasihan;
- Karunia Takut akan Allah,
guna menjauhkan kami dari segala yang jahat dan tinggal damai dalam keterpesonaan akan kemuliaan-Mu yang abadi.
Itulah ya Tuhan permohonan kami. Sudi kabulkanlah demi kehormatan Nama-Mu yang kudus, bersama Bapa dan Roh Kudus, segala sembah sujud dan kemuliaan, puji-pujian, keagungan dan kuasa untuk selama-lamanya. Amin.
F.
KATOLIK.
Kata "Katolik" sendiri pertama kali diperkenalkan/ digunakan oleh St. Ignatius dari Antiokhia (yang hidup pada tahun 35 -108).
Kata Katolik berasal dari bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), yang berarti "universal" atau "keseluruhan", atau "utuh/komplit/lengkap".
St. Ignatius Anthiokia yang penuh harapan iman dan kasih menyatakan bahwa Gereja adalah hadiah yang ditawarkan oleh Kristus untuk semua orang, bukan hanya milik suku tertentu atau kelompok eksklusif yang terbatas; melainkan mencakup ‘keseluruhan‘ keluarga Allah yang ada di seluruh dunia, yang merangkul semua, dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa (Why 7:9).
K ristus sentris, bukan egosentris
A postolik, tidak mudah berkonflik
T ujuh sakramen, bukan gampang sentimen
O rang kudus, tanpa banyak akal bulus
L iturgi ekaristi, bukan barisan sakit hati
I nkarnasi, tidak suka pamer diri & eksebisi
K itab suci, sungguh hidup suci tanpa mencaci
=====
Sejak Kapan Gereja disebut Gereja Katolik?
Istilah ‘katolik‘ merupakan istilah yang sudah ada sejak abad awal, yaitu sejak zaman Santo Polycarpus (murid Rasul Yohanes) untuk menggambarkan iman Kristiani, ((Disarikan dari New Catholic Encyclopedia, Buku ke-3 (The Catholic University of America, Washington, DC, copyright 1967, reprinted 1981), hal. 261)).
Bahkan pada jaman para rasul, sebagaimana dicatat dalam Kitab Suci. Kis 9:31 menuliskan asal mula kata Gereja Katolik (katholikos) yang berasal dari kata “Ekklesia Katha Holos“.
Ayatnya berbunyi, “Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.” (Kis 9:31).
Disini kata “Katha holos atau katholikos; dalam bahasa Indonesia adalah jemaat/ umat Seluruh/ Universal atau Gereja Katolik, sehingga kalau ingin diterjemahkan secara konsisten, maka Kis 9:31, bunyinya adalah, “Selama beberapa waktu Gereja Katolik di Yudea, Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai. Gereja itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.”
Namun nama ‘Gereja Katolik’ baru resmi digunakan pada awal abad ke-2 (tahun 107), ketika Santo Ignatius dari Antiokhia menjelaskan dalam suratnya kepada jemaat di Smyrna 8, untuk menyatakan bahwa Gereja Katolik adalah Gereja satu-satunya yang didirikan Yesus Kristus, untuk membedakannya dari para heretik pada saat itu -yang juga mengaku sebagai jemaat Kristen- yang menolak bahwa Yesus adalah Allah yang sungguh-sungguh menjelma menjadi manusia. Ajaran sesat itu adalah heresi/ bidaah Docetisme dan Gnosticisme.
Dengan surat tersebut, St. Ignatius mengajarkan tentang hirarki Gereja, imam, dan Ekaristi yang bertujuan untuk menunjukkan kesatuan Gereja dan kesetiaan Gereja kepada ajaran yang diajarkan oleh Kristus. Demikian penggalan kalimatnya, “…Di mana uskup berada, maka di sana pula umat berada, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, maka di sana juga ada Gereja Katolik….” ((St. Ignatius of Antioch, Letter to the Smyrnaeans, 8)).
Sejak saat itu Gereja Katolik memiliki arti yang kurang lebih sama dengan yang kita ketahui sekarang, bahwa Gereja Katolik adalah Gereja universal di bawah pimpinan para uskup yang mengajarkan doktrin yang lengkap, sesuai dengan yang diajarkan Kristus.
Kata ‘Katolik’ sendiri berasal dari bahasa Yunani, katholikos, yang artinya “keseluruhan/ universal“; atau “lengkap“.
Jadi dalam hal ini kata katolik mempunyai dua arti, yaitu bahwa:
1) Gereja yang didirikan Yesus ini bukan hanya milik suku tertentu atau kelompok eksklusif yang terbatas; melainkan mencakup ‘keseluruhan‘ keluarga Tuhan yang ada di ‘seluruh dunia’, yang merangkul semua, dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa (Why 7:9).
2) Kata ‘katolik’ juga berarti bahwa Gereja tidak dapat memilih-milih doktrin yang tertentu asal cocok sesuai dengan selera/ pendapat pribadi, tetapi harus doktrin yang setia kepada ‘seluruh‘ kebenaran. Rasul Paulus mengatakan bahwa hakekatnya seorang rasul adalah untuk menjadi pengajar yang ‘katolik’ artinya yang “meneruskan firman-Nya (Allah) dengan sepenuhnya…. tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” (Kol 1:25, 28)
Maka, Gereja Kristus disebut sebagai katolik = universal) sebab ia dikurniakan kepada segala bangsa, oleh karena Allah Bapa adalah Pencipta segala bangsa.
Sebelum naik ke surga, Yesus memberikan amanat agung agar para rasulNya pergi ke seluruh dunia untuk menjadikan semua bangsa murid-muridNya (Mat 28: 19-20).
Sepanjang sejarah Gereja Katolik menjalankan misi tersebut, yaitu menyebarkan Kabar Gembira pada semua bangsa, sebab Kristus menginginkan semua orang menjadi anggota keluarga-Nya yang universal (Gal 3:28). Kini Gereja Katolik ditemukan di semua negara di dunia dan masih terus mengirimkan para missionaris untuk mengabarkan Injil. Gereja Katolik yang beranggotakan bermacam bangsa dari berbagai budaya menggambarkan keluarga Kerajaan Allah yang tidak terbatas hanya pada negara atau suku bangsa yang tertentu.
Namun demikian, nama “Gereja Katolik” tidak untuk dipertentangkan dengan istilah “Kristen” yang juga sudah dikenal sejak zaman para rasul (lih. Kis 11:26). Sebab ‘Kristen’ artinya adalah pengikut/murid Kristus, maka istilah ‘Kristen’ mau menunjukkan bahwa umat yang menamakan diri Kristen menjadi murid Tuhan bukan karena sebab manusiawi belaka, tetapi karena mengikuti Kristus yang adalah Sang Mesias, Putera Allah yang hidup.
Umat Katolik juga adalah umat Kristen, yang justru menghidupi makna ‘Kristen’ itu dengan sepenuhnya, sebab Gereja Katolik menerima dan meneruskan seluruh ajaran Kristus, sebagaimana yang diajarkan oleh Kristus dan para rasul, yang dilestarikan oleh para penerus mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar