Ads 468x60px

Rabu, 17 Oktober 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 17 Oktober 2018
Peringatan Wajib dari Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir
Galatia (5:18-25)
(Mzm 1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
Lukas (11:42-46)
"Pax et Bonum – Damai dan Kebaikan."
Inilah semangat dasar yang diwartakan para pengikut Fransiskus Assisi. Jelasnya, semangat dasar yang bisa kita petik dari damai dan kebaikan ini adalah kasih, karena sejatinya hanya cinta kasih saja yang memberikan nilai untuk segala sesuatu.
Disinilah, dua nilai dasar berupa damai dan kebaikan ini mengajak kita untuk mengutamakan esensi, yakni kasih dan bukan sekedar dekorasi yakni eksebisi.
Hal ini sejajar dengan teguran/kecaman Yesus pada orang Farisi: "Celakalah kamu sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran tapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah."
De facto, kita kerap seperti orang Farisi yang terkurung dan terkungkung dalam patokan kebaikan yang diyakini sendiri. Mereka yakin bahwa mereka sudah baik hanya dengan mentaati hukum, membayar selasih dan inggu. Mereka lupa akan pentingnya hukum yang lebih terutama yakni keadilan dan belas kasih.
Bisa jadi, kita juga merasa sudah menjadi orang baik ketika aktif di hidup menggereja/tahu banyak hal soal iman dan bisa merealisasikan diri dalam aneka kegiatan Gereja, tapi kita kerap tidak sadar bahwa kita kerap juga menjadi beban bagi orang lain ketika sibuk menghakimi dan tidak mau memahami, sibuk menilai orang lain dan lupa menilai diri sendiri, sibuk berkata-kata tapi lupa melakukan karya cinta yang nyata. Yang buruk di luar sana kita kecam tetapi yang buruk di dalam diri sendiri kadang kita lupakan, bukan?
"Cari obat di Taman Safari - Mari bertobat setiap hari"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Orang yang mulai mengikuti jalan Tuhan bukan hanya harus melakukan kebaikan saja, tetapi juga terus berjuang dengan mengingatkan diri akan pengadilan Allah.
Supaya karenanya, ia tidak hanya digerakkan oleh kasih untuk melakukan yang baik dan mencintai yang ilahi, tapi juga digerakkan oleh rasa takut sehingga menghindari melakukan yang jahat.
A.
MADAH HARIAN.
PW St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup & Martir
MADAH IBADAT HARIAN
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan...
Alleluya
MADAH IBADAT BACAAN.
Allah mahkota mulia
Bagi pahlawan yang jaya
Kami memuji martirMu
Sambil mohon doa restu.
Ia menumpahkan darah
Rela mati dengan tabah
Tetap teguh dalam iman
Tanpa dapat digoncangkan.
Berkat doa pahlawanMu
Ya Allah yang mahatahu
Ampunilah dosa kami
Meski yang besar sekali.
Dipuji dimulyakanlah
Allah Bapa mahamurah
Bersama Putra dan RohNya
Sepanjang segala masa. Amin.
MADAH IBADAT PAGI
Ya martir pahlawan suci
Jejak Kristus kauikuti
Musuh sudah kaukalahkan
Kini engkau dimulyakan.
S’moga doamu yang sakti
Menghapuskan dosa kami
Menyingkirkan kejahatan
Yang merusak kesatuan.
Terlepas sudah tubuhmu
Dari ikatan belenggu
Lepaskan belenggu kami
Agar dapat hidup suci.
Dipujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Selalu tak kunjung henti. Amin.
MADAH IBADAT SIANG
Tuhan Allah mahaluhur
Hari dan malam Kauatur
Terang gelap bergiliran
Silih ganti berurutan.
Senja hari yang mendekat
Melambangkan akhir hayat
Yang bagi umat beriman
Membuka keabadian.
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu. Amin.
DOA
Allah yang kekal dan kuasa, Engkau meluhurkan tubuh Kristus, yaitu umat suciMu, berkat kesaksian jaya para martirMu yang kudus.
Pada hari ini kami kenangkan santo Ignasius yang mencapai keluhuran abadi karena penderitaannya. Maka kami mohon, bantulah kiranya kami juga dan lindungilah kami senantiasa.
Demi Yesus Kristus, Puteramu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
(+) Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
Amin.
Santo Ignasius dari Anthiokia adalah salah satu dari para Bapa Apostolik (kelompok otoritatif terawal dari para Bapa Gereja). Dia mendasarkan otoritasnya pada statusnya sebagai seorang uskup Gereja, menjalani hidupnya dengan meneladani Kristus. St. Ignatius adalah Uskup Antiokhia ketiga sesudah Santo Petrus dan St.Evodius (yang wafat sekitar tahun 67 Masehi).
Sejarahwan Eusebius mencatat bahwa St.Ignatius menggantikan St. Evodius setelah Petrus sendiri yang menunjuk Ignatius untuk menjabat sebagai uskup Antiokhia.
Sebutan lain untuk dirinya adalah Teoforus yang berarti "Pemanggul Tuhan" dan menurut tradisi St.Ignatius seperti juga Santo Polikarpus adalah murid-murid dari Rasul Yohanes.
Pada masa itu, Gereja mengalami penganiayaan dari pihak Kaisar Trajanus. Mereka hanya memiliki dua pilihan: murtad atau mati. Ignatius sendiri dibunuh dengan cara dijadikan mangsa binatang buas sehingga tubuhnya diterkam dan dicabik-cabik oleh singa yang ganas dan buas.
Ya, pada masa penganiayaan, Uskup Ignatius ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dalam masa pemerintahan Kaisar Trajan. Ia digiring dari Antiokhia ke gelanggang pertunjukan di pusat kota Roma.
Dalam perjalanan menyongsong kemartirannya di Roma, Ignatius menulis serangkaian surat yang terlestarikan sebagai sebuah contoh teologi Kristen paling awal.
Topik-topik penting yang diuraikan dalam surat-surat tersebut mencakup eklesiologi, sakramen-sakramen, dan peranan para uskup. Dengan demikian, ia menggunakan cara yang sama dengan St.Paulus dalam mewartakan Kabar Sukacita.
Sepanjang perjalanan itu, dia menulis enam pucuk surat kepada Gereja-Gereja di kawasan itu dan sepucuk surat untuk St.Polikarpus, yang kelak juga menjadi seorang martir.
Surat-surat St. Ignatius memberikan keterangan mengenai penangkapannya oleh penguasa dan perjalanannya ke Roma :
“ .... dari Suriah bahkan sampai Roma aku berhadapan dengan binatang-binatang buas, di darat dan laut, di malam dan siang hari, terbelenggu di tengah-tengah sepuluh ekor macan tutul, dan bersama sekelompok serdadu, yang akan berkelakuan semakin buruk bilamana diperlakukan dengan sopan..". — Ignatius kepada jemaat di Roma.
Ketika Ignatius yang terkasih tiba di Roma, ia dijebloskan ke dalam penjara bersama para umat Kristiani yang sudah ditahan sebelumnya.
Akhirnya, tibalah hari dimana sang Uskup Ignatius dilemparkan ke arena pertunjukan. Dua ekor singa ganas menerkamnya. St. Ignatius wafat sekitar tahun 107. Ia mewariskan kepada kita kesaksian hidup kristiani serta surat-suratnya yang indah.
Adapun kata katanya menjelang wafat: "Akulah Ignasius, pemimpin orang orang yang sekarang berdiri di hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus yang telah disalibkan bagi keselamatan manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati dan menyertai kami!"
Jenazahnya kini terbaring dalam makam di bawah Basilika Santo Petrus di Roma dan mengajak kita mengingat salah satu pesa Yesus: "Janganlah takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi!"
Tercandra, ada tiga keyakinan yang membuat kita tidak mudah takut, al :
1. Allah mengasihi kita :
Deus caritas est- Allah adalah kasih.
Bukankah hidup kita akan lebih penuh sukacita ketika yakin bahwa kita ada karna Allah telah lebih dulu mengasihi kita?
Bukankah di dalam kasih dan sukacita juga tidak ada ketakutan?
2. Allah memimpin kita :
Deus vult -Tuhan menghendakinya.
Inilah motto para laskar Perang Salib yang meyakini bahwa Tuhan-lah pemimpin yang sejati dimana kita menjadi murid dan sahabatNya dan Ia menjadi Tuhan kita.
3. Allah menyertai kita :
Deus vobiscum tuum - Tuhan menyertai kita.
Ia selalu hadir dalam setiap pergulatan suka-duka, tawa-tangis hidup kita.
Ingatlah filosofi "TAKUT": di depan dan di akhir ada "T" (Tuhan) dan di tengahnya ada "K" (Kristus).
"Makan bakut di Surabaya - Jangan takut teruslah percaya!"
B.
LIMA DOA KHAS DARI FATIMA
13 Mei 2017 - 13 Oktober 2017 lalu, Gereja Katolik memperingati 100 tahun penampakan Bunda Maria kepada 3 gembala cilik di Fatima, Portugal.
Dalam penampakannya di tahun 1917, Bunda Maria menyampaikan banyak sekali pesan dari Tuhan sambil mengajak kita semua untuk bertobat dan berbuat silih bagi dunia.
Salah satu warisan terbesarnya adalah 5 Doa Fatima yang diberikan selama penampakan berlangsung.
1. DOA FATIMA / YA YESUS
"Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin."
Doa ini diberikan Bunda Maria sendiri kepada para gembala cilik. Dalam pesannya, Bunda Maria meminta mereka mendoakan doa ini setiap selesai mendaraskan 10x doa Salam Maria dan Kemuliaan.
2. DOA MOHON PENGAMPUNAN
"Ya Allahku, aku percaya, aku menyembah, aku berharap, dan aku mengasihi-Mu! Aku mohonkan ampun bagi mereka yang tidak percaya, tidak menyembah, tidak menyerahkan diri, dan tidak mengasihi-Mu."
Doa ini diberikan Malaikat kepada para gembala cilik di tahun 1916, tepat setahun sebelum Bunda Maria menampakkan diri.
3. DOA MALAIKAT
"Oh Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra, Roh Kudus, aku menyembah-Mu dengan khusyuk dan mempersembahkan kepada-Mu Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian Yesus Kristus, yang sungguh hadir di semua tabernakel di muka bumi, demi penebusan atas semua kekejaman, pencemaran, dan sikap masa bodoh yang melukai Diri-Nya. Melalui jasa-jasa tak terhingga dari Hati-Nya Yang Maha Kudus dan Hati Ibu Maria Yang Tak Berdosa, aku memohonkan pertobatan bagi semua orang berdosa yang malang."
Doa ini juga diberikan malaikat kepada para gembala cilik. Pada penampakan terakhir di musim gugur 1916, Malaikat memegang sebuah piala. Ke dalam piala ini meneteslah Darah dari sebuah Hosti yang tergantung di atasnya. Malaikat memberi ketiga anak itu Hosti sebagai Komuni Pertama mereka dari piala itu.
4. DOA EKARISTI
"Tritunggal Maha Kudus, aku menyembah-Mu! Ya Tuhanku, ya Tuhanku, aku mengasihi-Mu dalam Sakramen Maha Kudus."
Ketika Bunda Maria menampakkan diri kepada mereka untuk pertama kalinya pada 13 Mei 1917, ia berkata, "Kalian akan mengalami banyak sekali penderitaan, tapi hanya dalam rahmat Tuhanlah kalian akan menemukan ketenangan".
Berdasar kesaksian Lucia, salah seorang dari gembala cilik, sebuah cahaya yang amat terang datang dan menyinari mereka semua, dan tanpa berpikir panjang, mereka langsung mendaraskan doa ini.
5. DOA SILIH / PENGORBANAN DIRI
"Ya Yesus, aku mempersembahkan semua ini demi cintaku kepada-Mu dan bagi pertobatan orang-orang berdosa serta bagi pemulihan atas segala penghinaan yang diderita Hati Maria yang Tak Bernoda."
Bunda Maria memberikan doa ini kepada para gembala cilik pada tanggal 13 Juli 1917, bersamaan dengan Doa Fatima/Ya Yesus. Doa ini didaraskan ketika kita mau mempersembahkan seluruh penderitaan kita kepada Tuhan.
Mari kita semarakkan perayaan agung ini dengan berdoa bersama Bunda Maria demi perdamaian dunia dan pertobatan jiwa-jiwa malang!
C.
5 Prayers Revealed at Fatima:
1) The Fatima Prayer/Decade Prayer
“O my Jesus, forgive us our sins, save us from the fires of hell, lead all souls to Heaven, especially those most in need of Thy mercy. Amen.”
Mary told the children that people should add this prayer to the end of each decade of the Rosary.
2) The Pardon Prayer
“My God, I believe, I adore, I hope and I love Thee! I beg pardon for all those that do not believe, do not adore, do not hope and do not love Thee.”
This prayer was given to the children by the angel that visited them in 1916, the year before Mary appeared to them.
3) The Angel’s Prayer
“O Most Holy Trinity, Father, Son and Holy Spirit, I adore Thee profoundly. I offer Thee the most precious Body, Blood, Soul and Divinity of Jesus Christ present in all the tabernacles of the world, in reparation for the outrages, sacrileges and indifferences by which He is offended. By the infinite merits of the Sacred Heart of Jesus and the Immaculate Heart of Mary I beg the conversion of poor sinners.”
This is another prayer given to them by the angel. There was a Eucharistic host and chalice suspended in the air, and the angel led them in kneeling before it and praying this prayer.
4) The Eucharistic Prayer
“Most Holy Trinity, I adore Thee! My God, my God, I love Thee in the Most Blessed Sacrament.”
When Mary appeared to the children for the first time on May 13, 1917, she said, “You will have much to suffer, but the grace of God will be your comfort.” According to Lucia, one of the children, a bright light shone all around them, and without thinking about it, they all started reciting this prayer.
5) The Sacrifice Prayer
“O Jesus, it is for the love of Thee, in reparation for the offenses committed against the Immaculate Heart of Mary, and for the conversion of poor sinners [that I do this].”
Mary gave the children this prayer, as well as the Fatima Prayer/Decade Prayer, on June 13th, 1917. The prayer is meant to be recited when you are offering up suffering to God.
D.
KUTIPAN TEKS MISA.
“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignasius dari Antiokhia)
Antifon Pembuka (Gal 2:19-20)
Aku disalibkan bersama Kristus. Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri, melainkan Kristuslah yang hidup di dalam diriku. Aku hidup di dalam kepercayaan akan Putra Allah, yang mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya bagiku.
I am crucified with Christ, yet I live; no longer I, but Christ lives in me. I live by faith in the Son of God, who has loved me and given himself up for me.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau meluhurkan tubuh Kristus, yaitu umat-mu, berkat kesaksian jaya para martir yang kudus. Pada hari ini kami kenangkan Santo Ignasius, yang mencapai keluhuran abadi karena penderitaannya. Kami mohon, bantulah kiranya kami juga dan lindungilah kami senantiasa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (5:18-25)
"Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."
Saudara-saudara, kalau kalian membiarkan diri dibimbing oleh Roh, kalian tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, pemujaan berhala, sihir, percekcokan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah dan kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Mengenai semuanya itu kalian kuperingatkan, seperti yang telah kulakukan dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Sebaliknya hasil Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, sikap lemah lembut dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jika kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau. Yang mengikuti Engkau, ya Tuhan, hidup dalam cahaya
Ayat. (Mzm 1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)
"Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi! Celakalah kamu, hai ahli-ahli kitab."
Sekali peristiwa Yesus bersabda, "Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan sejenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya. Seorang ahli Taurat menjawab, "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga." Tetapi Yesus berkata lagi, "Celakalah kalain juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kita pernah mendengar pepatah yang mengatakan apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Pepatah ini mengungkapkan ajaran Tuhan dalam salah satu kesempatan yang mengatakan kepada kita, apa yang kamu ingin orang lakukan kepadamu lakukanlah juga demikian; sebaliknya, apa yang kamu tidak ingin orang lakukan kepadamu, jangan lakukan itu. Intinya ingin dikatakan bahwa kalau kita menanam kebaikan, kita juga akan menuai kebaikan, tetapi ketika kita menanam keburukan, kita juga akan menuai keburukan.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengecam orang-orang Farisi. Orang Farisi berharap menuai apa yang tidak mereka tanam. Mereka menanam segala ketidakbaikan seperti yang disebutkan oleh Yesus dalam Injil tadi, tetapi mereka berharap mendapat kebaikan. Yesus mengecam mereka, karena mereka pantas mendapat "celaka".
Saudara terkasih, yang ingin diajarkan Tuhan kepada kita ini sebenarnya adalah dua hal, yakni soal keadilan dan keteguhan dalam berbuat kebaikan. Adil bukan hanya 50:50, tetapi orang mendapat dan memberikan apa yang seharusnya sesuai dengan porsinya. Hal itu dibarengi dengan keteguhan dalam berbuat baik. Ada pepatah lain yang mengatakan bahwa jika kita menanam padi, pasti akan tetap tumbuh juga rumput di sana, tetapi ketika kita menanam padi, dapat dipastikan juga bahwa tidak akan tumbuh padi. Hal ini mau mengatakan bahwa ketika kita berbuat baik, pasti ada hal-hal yang buruk yang menghalang-halangi itu. Maka, tetaplah berbuatan baik dan adil untuk Tuhan dan sesama.
Antifon Komuni
Aku ini gandum Kristus, yang harus digiling geraham binatang menjadi roti murni.
I am the wheat of Christ to be ground by the teeth of beasts, that I may be found to be pure bread.
Doa Malam
Ya Bapa, kami bersyukur atas martir-Mu, St Ignatius dari Antiokhia. Semoga dalam hidup ini kami berani bertindak benar dan jujur sekalipun mengalami celaan, cibiran dan diasingkan. Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
E.
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Mundus sanctis indiget et omnes nos, nemine excepto, ad sanctitatem vocamur. Ne timeamus!
The world needs saints, and all of us, without exception, are called to holiness. We are not afraid!
Dunia membutuhkan para kudus, dan kita semua, tanpa kecuali, dipanggil menuju kekudusan. Kita tidak takut!
====
DOA ALA ST THERESIA AVILLA.
“D ikuatkan O leh A llah”
Take God for your spouse and friend
and walk with Him continually,
and you will not sin, will learn to love,
and the things you must do will work out prosperously for you.
Ambillah Tuhan sebagai pasangan dan temanmu dan berjalanlah dengan-Nya terus-menerus, dan kamu tidak akan berbuat dosa.
Kamu akan belajar untuk mencintai,
dan hal-hal yang kamu lakukan semuanya akan berhasil.
Apa itu doa?
Secara sederhana, doa adalah relasi cinta kita dengan Allah, jadi doa tidak dalam bentuk permohonan terus. Doa bisa juga dalam bentuk mazmur, kidung, bisa dalam rupa pujian, ratapan, curhatan, syukur dan sebagainya.
Gereja Katolik sendiri mengenal pelbagai jenis doa. Misalnya: Doa-doa dasar (Tanda Salib, Salam Maria, Bapa Kami, Kemuliaan, Malaikat Tuhan, Ratu Surga, Kidung Zakharia, Kidung Maria, Kidung Simeon, Doa Iman, Doa Harapan, Doa Kasih, dan lain sebagainya).
Ada juga doa-doa liturgis, seperti Liturgi Harian (brevir: “laudes, horamedia, vesper, completorium”) dan Liturgi Mingguan (Doa Bacaan, Doa Syukur Agung ketika Ekaristi Minggu, Doa ekumenis). Ada juga doa tahunan (Doa pada Masa Advent, Masa Natal, Masa Paskah, Prapaskah dan sebagainya).
Ada juga doa-doa pribadi/kelompok dan pelbagai doa devosi, antara lain: Doa-doa Devosi kepada Yesus (Jalan Salib, Sakramen Maha Kudus, Silih, Litani, Jiwa Kristus) atau doa-doa devosi kepada Orang Kudus (Litani, Rosario, santo/a pelindung, novena)
Di lain matra, pada awal abad ke-16, negeri Spanyol hidup dengan pelbagai “gairah”. Ada huru-hara di luar dan di dalam tubuh Gereja. Kesatuan umat Kristiani juga terancam.
Teresa mau mengatasi segala kesulitan jamannya. Untuk itu, ia hanya melihat satu jalan keluar yakni: DOA! Katanya, “Prayer is nothing else than being on terms of friendship with God.” - Doa tidak lain tidak bukan berarti sebuah persahabatan dengan Allah."
Yah, Teresa Avila mengingatkan kita bahwa doa membuat kita semakin dekat, akrab, hangat dan bersahabat dengan Allah. Lebih lanjut tentang hidup doa, Teresa menulis: “Doa batin ialah pergaulan dengan seorang sahabat, kita menyadari bahwa sahabat itu mencintai kita karena itu kita sering ingin menjumpaiNya agar sempat berbicara dengan Dia, seorang diri, dengan penuh kemesraan.”
Bagi Teresa Avila, letak keindahan dan kekuatan doa bukan pada banyak atau indahnya kata-kata melainkan pada banyaknya mencinta, seberapa besar cinta kita kepadaNya.
Satu keyakinan iman yang bisa kita petik dari cerita tentang Teresa Avila: Menyediakan waktu terbaik kita setiap hari untuk keheningan dan doa kepada Allah, tidak akan merusak kegembiraan alami yang kita miliki, melainkan hanya menyalurkannya sehingga motivasi hidup dan pelayanan kita terhadap sesama semakin dimurnikan dalam kasih Kristus.
Proses sebuah hidup doa wajar bertahap: Ada saatnya merangkak, lalu berguling, merambat, jatuh, berjalan, berlari. Di sinilah pepatah Jawa mendapat kebenarannya bahwa, memang benar kebahagiaan hidup itu tidak ada yang sempurna, kabegjan iku tansah ana kekurangane.
Kata Teresa sendiri, doa harus senantiasa kita rindukan dan usahakan bukan hanya untuk merasakan sebuah “kenikmatan”, melainkan untuk menjadi semakin kuat dalam mengabdi Tuhan, sehingga semakin tampak jelas odor sanctitatis-nya (baca: aroma kesuciannya).
Bukankah jelas, lewat figur dan pernyataan Teresa Avila inilah, arti doa menjadi begitu sederhana tapi penuh makna, yakni: “Dikuatkan Oleh Allah.” Bukankah tepat juga sebuah pernyataan iman Rasul Paulus, “tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal melulu dari Allah, bukan dari diri kami” (2 Kor 4: 7).
Ssst…sudahkah kita berdoa hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar