Ads 468x60px

Kamis, 01 November 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 01 November 2018
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS.
(All Saints' Day, All Hallows, Solemnity of All Saints, The Feast of All Saints)
Wahyu (7:2-4.9-14)
(Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1 Yohanes (3:1-3)
Matius (5:1-12a)
“Fiat cor meum immaculatum - Jadikanlah hatiku murni.”
Inilah salah satu harapan orang yang ingin memperoleh kebahagiaan.
Adapun hari ini, Yesus bersabda:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, ...
"Berbahagialah orang yang berdukacita....,
"Berbahagialah orang yang lemah lembut..,
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran...,
"Berbahagialah orang yang murah hati...,
"Berbahagialah orang yang suci hatinya...,
"Berbahagialah orang yang membawa damai...,
"Berbahagialah kalian, jika dicela dan dianiaya, difitnah... bersukacita dan bergembiralah..."
Inilah sabda yang biasanya disebut “Khotbah di Bukit”, yang berisi penyataan dari prinsip-prinsip kebenaran Allah dimana semua orang kristiani harus hidup oleh iman kepada Anak Allah (Gal 2:20) dan oleh kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam dirinya (Rom 8:2-14; Gal 5:16-25).
Adapun kata "berbahagia" menunjuk kepada kesejahteraan semua orang yang karena hubungannya dengan Kristus dan Firman-Nya, menerima Kerajaan Allah, yang meliputi kasih, perhatian, keselamatan dan kehadiran Allah hari lepas hari (Mat 14:19; Luk 24:50).
Beberapa syarat dasar yang harus dipenuhi jikalau kita ingin menerima berkat-berkat Kerajaan Allah, adalah "8 K", antara lain:
1.Kerendahan hati: "Miskin di hadapan Allah".
Kita harus sadar bahwa kita itu terbatas. Kita membutuhkan “rahmat”: kuasa dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.
2.Kesadaran diri: "Berdukacita"
Kita peka dan merasa sedih atas kelemahan kita sendiri karena tidak mampu memenuhi standar kebenaran Allah (Mat 5:6; 6:33). Itu juga berarti berdukacita karena hal-hal yang menyedihkan hati Allah, berbagi rasa dengan Allah dan ikut berduka bersama-Nya atas dosa, kebejatan, dan kekejaman yang tampak di dunia (Kis 20:19; Luk 19:41; 2Pet 2:8).
3.Kelemah lembutan: "Lemah lembut":
Mereka yang rendah hati, patuh dan berlindung pada-Nya. Mereka lebih memperhatikan pekerjaan Allah dan umat Allah daripada hal-hal yang mungkin terjadi pada diri mereka (Mazm 37:11).
4.Keberanian: ”Lapar dan haus akan kebenaran”
Lapar ini tampak dalam diri Musa (Kel 33:13,18), pemazmur (Maz 42:3,7; Maz 63:2) dan Rasul Paulus (Fil 3:10). Kondisi rohani kita akan tergantung pada rasa lapar dan dahaga akan
(a) kehadiran Allah (Ul 4:29),
(b) Firman Allah (Mazm 119:1-176),
(c) hubungan dengan Kristus (Fil 3:8-10),
(d) persekutuan Roh Kudus (Yoh 7:37-39; 2Kor 13:14),
(e) kebenaran (Mat 5:6),
(f) kuasa kerajaan (Mat 6:33) dan
(g) kedatangan Tuhan kembali (2Tim 4:8).
5.Kemurahan hati: "Murah hatinya".
Penuh belas kasihan dan rasa iba terhadap orang menderita, baik karena dosa maupun karena dukacita. Orang yang murah hati itu sungguh ingin mengurangi penderitaan itu dengan menuntun orang itu kepada Kristus sehingga ia dapat menerima kasih karunia dan pertolongan Allah (Mat 18:23-35; Luk 10:30-37; Ibr 2:17).
6. Kesucian: "Suci hatinya".
Kita diajak untuk terus berusaha menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia. Kita berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah: mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan (Ibr 1:9). Hatinya (termasuk pikiran, kehendak, dan perasaan) adalah selaras dengan hati Allah (1Sam 13:14; Mat 22:37; 1Tim 1:5).
Pastinya, hanya orang yang suci hatinya yang "akan melihat Allah". Melihat Allah artinya menjadi anak-Nya dan tinggal di hadapan-Nya, baik sekarang maupun di masa yang akan datang (Kel 33:11; Wahy 21:7; 22:4).
7.Kedamaian: "Membawa damai".
Orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Allah, yang berdamai dengan Allah karena salib (Rom 5:1; Ef 2:14-16) serta menuntun orang lain, termasuk musuh-musuhnya, agar berdamai dengan Allah.
8.Kerelaaan berkorban: ”Siap dianiaya”.
Penganiayaan akan menimpa semua orang yang berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Allah demi kebenaran yakni mereka yang mempertahankan standar kebenaran, keadilan, dan kesucian, yang pada saat bersamaan tidak mau berkompromi dengan masyarakat sekarang yang fasik atau gaya hidup orang percaya yang suam (Wahy 2:1-29; 3:1-4,14-22), tidak menjadi populer, ditolak, dan dikecam.
Penganiayaan dan pertentangan itu sendiri akan datang dari dunia (Mat 10:22; 24:9;Yoh 15:19) dan bahkan kadang-kadang dari orang yang mengaku diri anggota gereja (Kis 20:28-31; 2Kor 11:3-15; 2Tim 1:15; 3:8-14; 4:16). Pada saat mereka mengalami penderitaan ini, orang Kristen hendaknya bersukacita (ayat Mat 5:12), karena mereka yang paling menderita akan diberikan berkat yang terbesar oleh Allah (2Kor 1:5; 2Tim 2:12;1Pet 1:7; 4:13).
“Mgr Soegiya adalah uskup pribumi pertama di Indonesia – Orang beriman yang bahagia itu tak akan pernah hidup sia sia.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Gaudium - Syukur!"
Inilah nuansa khas ketika hari ini kita mengenangkan bacaan harian, yang biasanya disebut Khotbah di Bukit, yang berisi penyataan dari aneka prinsip kebenaran Allah dengan penuh "HIK" – “Harapan Iman Kasih”, dimana kita diharapkan harus hidup di dalam kasih dan iman akan Yesus (Gal 2:20, Rom 8:2-14; Gal 5:16-25).
Dengan modal "HIK", kita diajak menjadi orang yang "silaban-siap dan rela berkorban" dengan beberapa semangat dasarnya, yakni:
* MISKIN (rendah hati),
* BERDUKACITA (tegar hati),
* LEMAH LEMBUT (baik hati),
* LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN (sejati),
* MURAH HATI,
* SUCI HATI,
* MEMBAWA DAMAI, dan
* SIAP DIANIAYA OLEH KARENA KEBENARAN.
Bagaimana dengan kita sendiri?
"Cari kardus di Lebak Bulus - Mari kita hidup kudus dan tulus."
B.
Kutipan Teks Misa:
“…Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam Tuhan Yesus, dan dalam Baptis iman sungguh-sungguh dijadikan anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi suci. Maka dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan mengembangkan dalam hidup mereka kesucian yang telah mereka terima. Oleh rasul mereka dinasehati, supaya hidup “sebagaimana layak bagi orang-orang kudus” (Ef 5:3); supaya “sebagai kaum pilihan Allah, sebagai orang-orang Kudus yang tercinta, mengenakan sikap belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran” (Kol 3:12); dan supaya menghasilkan buah-buah Roh yang membawa kepada kesucian (lih. Gal 5:22; Rom 6:22). Akan tetapi karena dalam banyak hal kita semua bersalah (lih. Yak 3:2), kita terus-menerus membutuhkan belas kasihan Allah dan wajib berdoa setiap hari: “Dan ampunilah kesalahan kami” (Mat 6:12). Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani, bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih…” (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, 40)
Antifon Pembuka
Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan sambil merayakan hari pesta untuk menghormati semua Orang Kudus; pada hari raya ini para malaikat pun turut bergembira dan bersama-sama memuji Putra Allah.
Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Sanctorum omnium: de quorum solemnitate gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.
Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of all the Saints, at whose festival the Angels rejoice and praise the Son of God
Pada Misa Hari Raya Semua Orang Kudus ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dalam perayaan kali ini kami kenangkan semua orang kudus yang mengimani dan mempercayakan dirinya kepada cinta kasih-Mu entah mereka itu terkenal entah tidak. Dengan para kudus itu kami telah Kau perkenankan dalam umat-Mu, dalam Gereja-Mu. Maka kami mohon dengan perantaraan mereka penuhilah doa keinginan kami dan perkenankanlah kami ikut serta dilimpahi belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (7:2-4.9-14)
"Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa"
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup. Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling takhta itu. Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata, "Amin! Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin! "Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!" Lalu ia berkata kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar! Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (3:1-3)
"Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."
Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata. Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut
Matius (5:1-12a)
"Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya. Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Pernah saya mendengar, "Jumlah orang yang diselamatkan hanya berjumlah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu)", yaitu mereka yang "telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel" (Why 7:4).
Penginjil itu mengaku bahwa orang-orang yang termasuk dalam jumlah itu adalah anggota jemaatnya.
Itulah salah satu contoh penafsiran yang harafiah, yang tentu saja menurut kaidah-kaidah pembacaan Kitab Suci Katolik, salah.
Kitab Wahyu penuh dengan lambang-lambang, termasuk lambang angka. Seratus empat puluh empat ribu adalah kelipatan dua belas kali dua belas kali seribu. Dua belas adalah angka sempurna. Seribu adalah angka yang tak terbilang banyaknya. Kalau dimengerti demikian seratus empat puluh empat ribu berarti jumlah yang tak terhingga, yang tak terbatas.
Bahkan jumlah itu bisa juga dimengerti sebagai "semua". Semua orang dicintai Allah, dipanggil kepada keselamatan.
Salah satu ajaran Gereja resmi yang dapat kita kutip dengan pesan yang kurang lebih sama mengatakan, "Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani, bagaimana pun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih." (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, no. 40). Dengan demikian, orang kudus adalah mereka yang dengan bantuan rahmat dan usaha yang tulus berusaha memenuhi panggilan menuju kekudusan tersebut.
Sementara itu, kekudusan bukanlah suatu konsep yang absrak. Kekudusan ada wujudnya. Itulah yang ditegaskan dalam Sabda Bahagia yang diajarkan oleh Yesus: orang kudus adalah orang yang lemah lembut, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang murah hati, yang membawa damai. Orang kudus adalah pribadi-pribadi yang dengan gembira menjalani hidup berdasarkan nilai-nilai yang tidak biasa: miskin di hadapan Allah, dianiaya karena kebenaran, dicela, difitnah, rela menderita demi Kerajaan Allah (Bdk. Mat 5:1-12).
Kekudusan berawal dari hal-hal kecil dan sederhana yang dilakukan dengan motif kasih yang besar kepada Tuhan, karena “perbuatan kasih adalah jalan utama yang memimpin kita kepada Tuhan.” (St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus)
Antifon Komuni (Mat 5:8-10)
Berbahagialah orang yang suci hatinya sebab mereka akan memandang Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai sebab mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Blessed are the clean of heart, for they shall see God. Blessed are the peacemakers, for they shall be called children of God. Blessed are they who are persecuted for the sake of righteousness, for theirs is the Kingdom of Heaven.
Beati mundo corde, quoniam ipsi Deum videbunt: beati pacifici, quoniam filii Dei vocabuntur: beati qui persecutionem patiuntur propter iustitiam, quoniam ipsorum est regnum caelorum.
========
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN :
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS.
Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi dan selamat berpesta! Hari Raya Semua Orang Kudus adalah pesta "kita", bukan karena kita baik tetapi karena kekudusan Allah telah menjamah hidup kita. Orang-orang kudus bukanlah model yang sempurna, tetapi orang-orang yang diliputi oleh Allah. Kita bisa membandingkan mereka dengan jendela-jendela gereja, yang membiarkan cahaya masuk dalam berbagai nuansa warna. Orang-orang kudus adalah saudara dan saudari kita yang menerima terang Allah di dalam hati mereka dan meneruskannya ke dunia, masing-masing orang sesuai dengan "nuansa"-nya sendiri. Namun, mereka terang-terangan; mereka berjuang untuk menghilangkan noda dan kegelapan dosa, agar memiliki lewatnya terang Allah yang baik hati. Inilah tujuan hidup : memiliki lewatnya terang Allah, dan juga tujuan hidup kita.
Sesungguhnya, hari ini dalam Injil Yesus berpaling kepada diri-Nya, kepada kita semua, mengatakan kepada kita "Berbahagialah" (Mat 5:3). Dengan kata tersebutlah Ia memulai khotbah-Nya, yakni "Injil", Kabar Baik karena Injil adalah jalan kebahagiaan. Barangsiapa bersama Yesus berbahagia, bahagia. Kebahagiaan tidak terletak pada memiliki sesuatu atau menjadi seseorang, tidak. Kebahagiaan sejati adalah berada bersama Tuhan dan hidup demi kasih. Apakah kamu mempercayai hal ini? Kebahagiaan sejati tidak terletak pada memiliki sesuatu atau menjadi seseorang: kebahagiaan sejati adalah berada bersama Tuhan dan hidup demi kasih. Apakah kamu mempercayai hal ini? Kita harus berjalan ke depan untuk mempercayai hal ini. Kemudian, bahan-bahan untuk kehidupan yang membahagiakan disebut Sabda Bahagia : berbahagialah orang-orang yang sederhana, orang-orang yang rendah hati yang memberi tempat bagi Allah, yang dapat menangisi orang lain dan kesalahan-kesalahan mereka sendiri, mereka lemah lembut, berjuang untuk keadilan, penuh murah hati kepada semua orang, menjaga kemurnian hati, selalu berkarya untuk perdamaian dan tetap bersukacita; mereka tidak membenci dan, bahkan ketika mereka menderita, mereka menanggapi kejahatan dengan kebaikan.
Camkanlah Sabda Bahagia. Sabda Bahagia tidak membutuhkan gerak yang mencolok mata; Sabda Bahagia bukan untuk manusia yang hebat, tetapi untuk orang-orang yang menjalani pencobaan-pencobaan dan kesulitan-kesulitan setiap hari, untuk kita. Demikianlah orang-orang kudus : seperti semua orang, mereka menghirup udara yang tercemar kejahatan yang ada di dunia; namun, dalam perjalanan tersebut mereka tidak pernah melupakan jejak Yesus, yang ditunjukkan dalam Sabda Bahagia, yang adalah seperti peta hidup kristiani. Hari ini adalah hari raya orang-orang yang telah meraih kesudahan yang ditunjukkan oleh peta ini : tidak hanya orang-orang kudus dalam penanggalan, tetapi juga begitu banyak saudara dan saudari "sebelah", yang mungkin telah kita temui dan kenal. Hari Raya Semua Orang Kudus adalah sebuah pesta keluarga, sebuah pesta dari sekian banyak orang sederhana dan tak terkenal yang pada kenyataannya membantu Allah untuk selanjutnya mengutus dunia. Dan ada begitu banyak orang kudus hari ini! Ada begitu banyak orang kudus. Berkat saudara dan saudari yang tidak terkenal ini yang membantu Allah untuk memajukan dunia, yang tinggal di antara kita. Kita menyambut mereka dengan tepuk tangan meriah!
Pertama-tama - kata Sabda Bahagia yang pertama - mereka "miskin di hadapan Allah" (Mat 5:3). Apa artinya? <Artinya> mereka tidak hidup untuk kesuksesan, kekuasaan dan uang; mereka tahu bahwa orang yang mengumpulkan harta untuk dirinya sendiri tidak kaya di hadapan Allah (bdk. Luk 12:21). Mereka percaya, sebagai gantinya, bahwa Tuhan adalah harta kehidupan, mengasihi sesama satu-satunya sumber penghasilan sejati. Terkadang kita tidak bahagia akan sesuatu yang tidak sedang kita miliki atau khawatir jika kita tidak dianggap seperti yang kita inginkan; marilah kita ingat bahwa Sabda Bahagia kita tidak ada di sini, tetapi di dalam Tuhan dan di dalam kasih : hanya bersama Dia, hanya dengan mengasihi hidup kita sebagai berbahagia.
Akhirnya, saya ingin mengutip Sabda Bahagia lainnya, yang tidak ditemukan dalam Injil, namun di akhir Alkitab, dan Sabda Bahagia tersebut berbicara tentang akhir kehidupan : "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan" (Why 14:13). Besok kita akan dipanggil untuk menyertai orang-orang kita yang telah meninggal dengan doa, sehingga mereka akan bersukacita selamanya di dalam Tuhan. Kita mengenang orang-orang kita yang terkasih dengan rasa syukur dan kita mendoakan mereka.
Semoga Bunda Allah, Ratu Para Kudus dan Pintu Surga, mengantarai perjalanan kekudusan kita dan orang-orang kita yang terkasih yang telah mendahului kita dan sekarang adalah bagian dari tanah air surgawi.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara dan saudari terkasih,
Saya bersedih hati atas serangan teroris hari-hari terakhir ini di Somalia, Afghanistan dan kemarin di New York. Dengan menyesalkan tindakan-tindakan kekerasan semacam itu, saya mendoakan mereka yang meninggal, orang-orang yang terluka dan keluarga-keluarga mereka. Marilah kita memohon kepada Tuhan untuk mengubah hati para teroris dan membebaskan dunia dari kebencian dan kegilaan yang bersifat membunuh yang menyalahgunakan nama Tuhan untuk menabur kematian.
Saya menyambut kalian semua dengan penuh kasih sayang, para peziarah dari Italia dan dari berbagai negara, khususnya, dari Courbevoie (Prancis) dan Derry (Irlandia). Saya menyambut umat Terrasini, anak-anak muda Modena yang baru menerima Sakramen Krisma, dan Lembaga "Berperilaku Berguna".
Sambutan khusus tertuju kepada para peserta Lomba Orang-orang Kudus, yang dipromosikan oleh Yayasan "Don Bosco Sedunia", untuk menawarkan matra dari sebuah pesta yang populer bagi perayaan keagamaan Semua Orang Kudus. Terima kasih atas prakarsa kalian yang indah dan atas kehadiran kalian!
Besok sore saya akan pergi ke pemakaman orang-orang Amerika di Nettuno dan kemudian ke pemakaman Fosse Ardeatine [Pembantaian Ardeatin] : Saya meminta kalian untuk menyertai saya dengan doa dalam dua tahap kenangan dan pengantaraan doa untuk para korban peperangan dan kekerasan. Peperangan tidak menghasilkan apa-apa selain pemakaman dan kematian : itulah sebabnya saya ingin memberi tanda ini di saat di mana kemanusiaan kita nampaknya tidak belajar atau tidak ingin mempelajarinya.
Saya mengucapkan kepada kalian semua selamat Hari Raya dalam Persekutuan Para Kudus. Tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat makan siang dan selamat tinggal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar