Ads 468x60px

Rabu, 31 Oktober 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 31 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXX
Efesus (6:1-9)
(Mzm 145:10-11.12-14)
Lukas (13:22-30)
"Veni vidi vici - Aku datang, aku lihat, aku menang!"
Inilah semangat perjuangan khas Olimpiade.
Bicara soal perjuangan, kalau Jokowi Ahok kadang berkata: "Saya adalah petarung", maka hari inipun Yesus juga berkata: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" (Luk 13:24).
Dalam bahasa Yunani, kata "berjuang" berarti agonizesthe. Kata ini diambil dari gelanggang gulat saat pesta olahraga Yunani, sehingga jelas mengungkapkan suatu pergumulan atau pergulatan. Sumber lain menambahkan bahwa kata itu kemudian diturunkan ke dalam bahasa Inggris menjadi agony yang berarti penderitaan yang hebat. Dengan demikian, secara implisit, Yesus menunjukkan bahwa perjuangan yang dimaksudkan adalah perjuangan yang mengalami banyak penderitaan,
Disinilah kita diajak lahir untuk menjadi “sang petarung” yang siap berjuang dan hidup untuk terus berjuang supaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Dengan kata lain:
Kita tidak boleh ber-malas dan berlambat tapi harus terus ber-antuasias dan bersemangat, bersiap-siaga dalam berjuang untuk mencari dan melakukan segala hal yang menjadi kehendak Allah.
Dulu, St Agustinus pernah berkata: "Terlambat aku mencintaiMu", karena dia sadari rahmat Allah selalu lebih besar dan kerap dia banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang menjauhkannya dari cinta Allah.
Secara lebih real, kita bisa berjuang menjadi "sang petarung" dengan 3 sikap dasar, al :
1. Mengenal.
Kita diajak untuk semakin peka merasakan kehadiran Ilahi lewat semua hal yang insani dan setiap hari, yang biasa-biasa dan sederhana, lewat sesama dan semesta.
Inilah proses mengenali dan memaknai pengalaman harian dalam kacamata iman.
2. Mencari.
Kita diajak untuk pro aktif mencari saat dan tempat dimana kita bisa lebih dekat dan menemukan kehadiran Allah. Hal ini bisa didapat lewat hidup doa pribadi/bersama atau juga mengadakan waktu refleksi di tengah rutinitas harian.
3. Melakukan.
Kita diingatkan bahwa dimensi iman yang paling jelas adalah pengejawantahan.
Iman tidak cukup diungkapkan/dirayakan tapi iman jelas-jelas harus diwujudnyatakan lewat karya nyata penuh belaskasihan:
* mengunjungi yang sakit/dipenjara
* memberi makan yang lapar
* memberi pakaian untuk yang gelandangan
* menguburkan orang mati, dsbnya.
"Dari Taman Lawang ke Taman Sari - Mari beriman dan berjuang setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
MADAH HARIAN.
Virgo Maria adiuvet nos ut cotidie primum faciamus passum ad pacem in amore, iustitia et veritate aedificandam.
May the Virgin Mary help us to take the first step each day in order to build peace in love, justice and truth.
Semoga Perawan Maria membantu kita untuk mengambil langkah pertama setiap hari untuk membangun perdamaian dalam kasih, keadilan dan kebenaran.
Mari kita putra terang
Tampil maju dan berjuang
Diresapi s’mangat Kristus
Jadi abdi dengan tulus.
Jangan lupa mohon Tuhan
Agar kita diarahkan
Pada tujuan sejati
Setia sepanjang hari.
Allah cahaya sejati
Sinarilah hati kami
Agar mampu memantulkan
Kristus terang kehidupan.
Terpujilah Allah Bapa
Terpujilah Allah Putra
Bersama Roh Kudus pula
Sekarang dan selamanya. Amin.
DOA
Ya Tuhan, sinarilah kiranya hati kami dengan terang cahaya-Mu. Semoga kami tetap mengikuti jalan perintah-Mu, dan tak pernah menyimpang dari padanya. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
SCHOOL OF MERCY.
Renungan Dan Doa Harian St.Faustina:
FA hami Tuhan
US ahakan iman
dengan ha TI
yang sederha NA
Ya Yesus, pertahankan dalam diriku sikap takut yang suci, supaya aku tidak menyia-nyiakan rahmat. Tolonglah aku tetap setia pada ilham-ilham Roh Kudus. Lebih baik hatiku pecah karena kasih kepada-Mu dari pada aku mengabaikan satu tindakan kasih untuk-Mu.(1557)
BHSF. 990
Kasih, kasih, dan sekali lagi, kasih akan Allah tidak ada yang lebih besar daripada kasih, baik di surga maupun di bumi. Keagungan yang paling besar adalah mengasihi Allah; keagungan yang sejati ada dalam kasih Allah; Kebijaksanaan yang sejati adalah mengasihi Allah. Semua yang sangat besar dan indah ada dalam Allah; tidak ada keindahan atau keagungan di luar Dia.
Hai engkau, orang orang bijak di dunia ini, dan hai engkau orang orang besar, ketahuilah bahwa keagungan sejati ada dalam kasih akan Allah! Oh, betapa aku heran bahwa sejumlah orang menipu dirinya sendiri dengan berkata, "Tidak ada kekekalan!"
Puji syukur bagimu Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus, serta Mempelainya yang Kudus Bunda dan Ratu Surgawi Maria...yang selalu memberikan berkat dan kasih-Nya bagiku. Kemuliaan bagi Dia Allah Tritunggal Maha Kudus dan Bunda Terkasih Maria untuk selamanya.
1. Apa itu “kerahiman ilahi”?
Kerahiman Ilahi secara sederhana adalah sebuah devosi kepada cinta dan belas kasih Allah serta keinginan untuk membiarkan cinta dan rahmat tersebut mengalir melalui hati seseorang kepada sesama dan semestanya. Ingatlah: kata “kerahiman”, jika “IMAN” nya hilang maka yang tinggal hanya “KERAH” (Jawa: berantem, cekcok). Jadi kerahiman ilahi ini harus dilihat dan dialami, dibuat dan dimaknai dalam kacamata iman.

2. Apa dasar biblisnya?
Dalam Perjanjian Baru, Allah sendiri lewat Yesus hadir sebagai Allah yang rahim, lewat “KUD”: Karya yang nyata, Ucapan yang penuh cinta dan Doa untuk sesama dan semesta.
Dalam Perjanjian Lama, Allah juga sering digambarkan sebagai “Dia yang sabar dan yang murah hati”.
Ciri-ciri Allah ini terbukti kebenarannya dalam berbagai peristiwa sejarah penyelamatan dunia, ketika cinta lebih kuat daripada derita, kebaikan Allah ternyata lebih kuat daripada hukuman dan malapetaka.
Secara khusus, Kerahiman Allah dimuliakan dalam kitab Mazmur.
Contohnya:
Mzm 103:3-4:
“Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat”
Mzm 146:7-9:
“TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung,
TUHAN membuka mata orang-orang buta,
TUHAN menegakkan orang yang tertunduk,
TUHAN mengasihi orang-orang benar.
TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya”.
Mzm 136:
“Sebab untuk selama-lamanya kasih setia-Nya/kerahiman-Nya".

3. Apa yang dilakukan dalam komunitas Kerahiman Ilahi?
Bermula dari tiga langkah “ABC”:
A: Awali dari apa yang ada
B: Bagikan dengan penuh sukacita
C: Cinta Tuhan yang akan menyempurnakannya,
maka kami belajar mewartakan pengajaran tentang Kerahiman Allah agar menjadi dorongan kuat bagi semua anggota Gereja supaya bertobat dan diliputi kerahiman Allah, sambil belajar hidup berbelas kasih kepada setiap sesama.

4. Apa pentingnya berdevosi kepada Kerahiman Ilahi?
Manusia seharusnya belajar berdevosi - menatap dan merenungkan Kerahiman Allah karena :
- karena kerahiman menyatakan Allah Tritunggal;
- karena kerahiman-Nya, Allah selalu mencari manusia
untuk bertemu denganNya;
- karena kerahiman adalah sumber sukacita, kelegaan, dan damai bagi manusia;
- karena kerahiman adalah hukum dasar yang tertanam dalam hati manusia, dengan membuka diri memandang setiap orang dengan mata tulus sebagai saudara;
- karena kerahiman adalah jalan yang menghubungkan
Allah dengan manusia,
membuka hati akan keyakinan
bahwa ia selalu dikasihi-Nya, biarpun ia sangat berdosa.

5. Hal apa yang telah terjadi dengan mereka yang bergabung dalam Kerahiman Ilahi?
Belas kasih!
Belas kasih menjadikan manusia bahagia, penuh sukacita, dan damai.
Pengalaman dan kesadaran akan belas kasihan Allah kemudian pula menuntut perilaku belas kasihan secara nyata kepada sesama.
Manusia wajib berbelas kasihan , karena Sang Penciptanya tak pernah lelah dalam belas kasih-Nya.

6. Kebanyakan, apa yang mendasari ketergabungan para devosan dalam Komunitas Kerahiman Ilahi?
Seringkali, kesadaran akan kasih Allah yang telah diterima dan keinginan untuk menyebarkan kasih itu kepada orang lain. Kita merasakan hasrat untuk ber-“3M”: menjumpaiNya, mencintaiNya dan semakin mengimaniNya

7. Bagaimana ceritanya Romo berkenalan dengan Kerahiman Ilahi?
Awalnya, di tahun 2007 saya bertugas menjadi pastor di paroki St Maria Tangerang dan melihat dan berkenalan dengan beberapa umat awam yang bertekun dalam devosi Kerahiman Ilahi, terlebih ketika saya rutin mengadakan kunjungan penjara dan rumah sakit.
Tanpa sengaja, hal ini saya lebih alami dan dalami ketika menjalani retret tahunan di Rawaseneng dan Gedono dan ketika berkarya di Paroki St Maria Fatima Sragen (Kevikepan Surakarta). Bersama umat di Surakarta, saya diajak belajar menjumpai, mengasihi dan sekaligus mengimaniNya, tentunya bukan hanya dengan “doa” (Ekaristi, Koronka dan Adorasi), tapi juga dengan “karya” (kunjungan ke orang miskin: penjara, rumah sakit, panti asuhan dan panti jompo).

8. Sejak kapan Romo menjadi pendamping Kerahiman Ilahi?
Saya pada awalnya tidak terlalu mengetahui Kerahiman Ilahi secaa mendalam, tapi ketika saya berkarya di Paroki St Maria Fatima Sragen, saya melihat ada beberapa umat di Sragen bahkan di beberapa paroki lainnya di kevikepan Surakarta yang rutin berdoa koronka bahkan setiap jam 15. Hal inilah yang kemudian mengajak saya untuk belajar bersama umat dan menjadi moderator Kerahiman Ilahi Surakarta, 2012-2014. Lewat JKKI Surakarta inilah, kami belajar bersama menjadi rasul kerahimanNya dengan menggagas adanya “safari rohani” tentang Kerahiman Ilahi ke setiap paroki di Surakarta (misa dan sekolah iman).
9. Bagi Romo sendiri, apa pengalaman iman yang muncul dari pengalaman mendampingi komunitas Kerahiman Ilahi?
Saya merasakan bahwa Kerahiman Ilahi inilah yang menjadi kekuatan iman dalam menjadi pribadi beriman yang berpola “SANGKULI”: SANGkal diri, piKUL salib dan Ikuti Tuhan.
Jelasnya, dengan mengingat belaskasihan Tuhan, saya belajar untuk terus hidup secara positif, sportif dan produktif: selalu memberkati dan tidak menyakiti, memahami dan tidak mudah menghakimi, mengasihi dan tidak mudah melukai, dan pastinya belajar mengampuni karena Tuhan lebih dulu mengampuni saya. Ia adalah Bapa yang "kaya dalam belas kasihan" (Ef. 2:4), penyayang dan pengasih, yang panjang sabar dan berlimpah kasih serta kesetiaan-Nya." (Kel. 34:6)
Dan harapan saya, “Gerakan “belas kasih ilahi” haruslah menjadi “gerakan umat-Nya, gerakan Gereja” karena Gereja mengemban “tugas dan kewajiban” untuk “memaklumkan dan mewartakan belas kasih Allah,” untuk “memperkenalkan dan mewujud-nyatakannya”, penuh kasih dan tidak boleh pilih kasih karena benarlah bahwa Gereja bukan hanya “museum para kudus” tapi sekaligus “rumah sakit buat para pendosa”

10. Ada pengalaman yang secara pribadi Romo alami dengan berdevosi kepada Kerahiman Ilahi?
Selama sewindu menjadi imam, satu hal mendasar yang saya maknai terus adalah seputar “Salam Kerahiman ABC”, yaitu:
A sk for his mercy,
B e merciful,
C ompletly trust,
“Salam ABC” ini memberi saya suatu makna yang lebih dalam, dimana :
• A sk for his mercy -
memohon belas kasih Allah,
membuat saya memiliki “HARAPAN” yang berbuahkan kedamaian,
• B e merciful –
berbelas kasih kepada sesama,
membuat saya memiliki “KASIH” yang berbuahkan ketulusan, dan
• C ompletely Trust –
percaya penuh kepada Allah,
membuat saya memiliki “IMAN” yang berbuahkan keberanian;
Sederhananya, ketiga hal ini yakni “Harapan- Iman – Kasih” adalah landasan dasar dari “HIK - HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI”, suatu ide pencerahan yang saya buat dalam beberapa tahun terakhir ini dengan bercikal bakal dari semangat ketika saya berkarya dan menjadi moderator Kerahiman Ilahi di Solo, “Spirit Of Loving Others”.
Dan, indahnya ini semua tak terlepas dari penyertaan Bunda Maria dan satu kalimat dari Paus Yohanes Paulus II yang selalu saya ingat:
“Jadilah rasul Kerahiman Ilahi di bawah bimbingan keibuan penuh kasih sayang dari Santa Perawan Maria”
11. Sikap iman semacam apa yang semestinya lahir atau dimiliki oleh seorang devosan Kerahiman Ilahi?
Kita mestinya memiliki "HIK" - "Hidangan Istimewa Kristiani" setiap hari, yakni
A.Harapan:
Tuhan menghendaki supaya kita memiliki “HARAPAN”. Kita datang kepada-Nya dalam doa secara terus-menerus, menyesali dosa-dosa kita dan mohon kepada-Nya untuk mencurahkan belas kasih-Nya atas kita dan atas dunia.
B.Iman:
Tuhan ingin menghendaki supaya kita memiliki “IMAN”. Kita tahu bahwa rahmat-rahmat belas kasih-Nya tergantung pada besarnya iman - kepercayaan kita. Semakin kita percaya kepada-Nya, semakin berlimpah rahmat yang kita terima.
C.Kasih:
Tuhan menghendaki supaya kita memiliki “KASIH”. Kita menerima belas kasih-Nya dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama. Tuhan menghendaki kita memperluas kasih serta pengampunan kepada sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita.

12. Apa saran Romo kepada para devosan Kerahiman Ilahi?
Sesuai dengan anjuran Paus Fransiskus,
Tahap selanjutnya ialah: “pergi”! Kita diajak “blusukan”, jangan hanya berhenti pada pelbagai kesalehan di “kursi altar dan mimbar” tapi sekaligus mau juga pergi ke “pinggiran-pinggiran pasar” dengan hati ikhlas dan bebas, penuh cinta dan sukacita, untuk bertemu dan menjadi berkat bagi sesama, terlebih mereka yang tidak punya,
yang tidak dipedulikan masyarakat,
yang ditelantarkan oleh semua pihak.
Kita semestinya perlu terus membuka mata hati budi dan iman untuk melihat segala tanda yang membuat hidup manusia sungguh menyedihkan.
Ya, kita perlu untuk senantiasa membuka mata hati dan budi untuk mendengar dan berbelasa rasa kepada jeritan sesama, terlebih para orang malang dan terpinggirkan, dimana
kita perlu membawa kebaikan kepada mereka.

13. Apa program-program yang Romo
jalankan dalam komunitas Kerahiman Ilahi yang Romo dampingi….?
“KUD”:
Karya yang murah hati,
Ucapan yang memberkati dan
Doa yang sepenuh hati.
Beberapa hal sederhana yang kami buat ketika menjadi moderator Kerahiman Ilahi adalah:
a.Membuat grup “HIK” yang rutin membagikan renungan dan pencerahan rohani gratis lewat bb, fb, wa, email dan sebagainya.
b.Membuat “safari rohani”: kunjungan ke setiap paroki sembari mengadakan “sekolah iman”, semacam pengajaran tentang kerahiman ilahi secara sederhana tapi tetap kaya makna dengan terfokus pada 3 vitamin “EAT PRAY LOVE” yang mesti lebih kita maknai, yakni:
Vitamin C- Cinta (LOVE): Semakin berbagi.
Vitamin D – Doa (PRAY): Semakin beriman.
Vitamin E – Ekaristi (EAT): Semakin bersyukur.
Lewat inilah, kami membuat 3 trilogi langkah pastoral bersama umat, al: NAPAS/anjangsaNA PAStoral KAPAS/KAtekese PAStoral AMPAS/AManat PAStoral
c.Mengadakan kunjungan sosial ke penjara, rumah sakit, panti jompo, panti asuhan dan ziarah ke goa goa Maria.
d.Mewartakan katekese dalam tataran praksis:
Menyebarkan pembuatan kaos rohani edisi kerahiman ilahi beserta stiker dan selipan selipan doa serta buku buku dan CD rohani bertema Yesus dan Maria sang Bunda Kerahiman Ilahi
14. Ada hal menarik dan penting lain yang Romo hendak sampaikan?
Saya merasa terhenyak ketika mendalami warna dominan pada Kerahiman Ilahi. Ada warna Merah dan Putih yang memancar dari hati Yesus. Bukankah ini juga identitas bangsa kita, NKRI dengan Bendera Merah Putihnya: “Merah darahku- Putih tulangku – Katolik imanku.”
Artinya?
Devosi mengajak kita juga berani memiliki opsi dan interupsi, keberpihakan dan keterlibatan di tengah jemaat dan masyarakat.
Didasari hal inilah, kami mencoba terlibat dengan beberapa tokoh umat dan tokoh lintas agama dalam mewartakan kerahiman Nya karena sejatinya kerahiman ini tidak terbatas hanya pada devosi dan adorasi (wilayah “mimbar dan altar”) tapi juga bisa meluas pada aneka karya nyata yang penuh belas kasihan (di wilayah “pasar”).
Inilah yang coba kami buat dengan menjadi pendamping di “YOS”-“Yayasan Oikumene Surakarta”, sebuah ruang perjumpaan semua gereja Katolik dan Kristen se-Solo Raya serta bekerja bersama dengan agama lain (Islam dan Hindu Budha) untuk membuat pelbagai karya kerahiman Allah semakin “up to date” dan punya “efek”, karena berporos pada pelbagai nilai kemanusiaan yang universal, lintas batas dan tetap berkualitas.
C.
"WWF - WALK WITH FRANCIS".
Keinginan Allah bagi umat manusia : menyadari bahwa 'kita telah diciptakan untuk mencintai dan dicintai'.
- Paus Fransiskus.
Santo Alphonsus Rodriguez.
Orang kudus dari Spanyol ini dilahirkan pada tahun 1553. Ayahnya, Rodriguez adalah seorang pedagang wol. Sewaktu kuliah di Universitas Alkala, ayahnya meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya. Ia mengambil alih usaha jual beli kain wol milik keluarganya ketika usianya dua puluh tiga tahun.
Tiga tahun kemudian ia menikah. Tuhan mengaruniakan kepada Alfonsus dan Maria - isterinya, dua orang anak. Tetapi banyak penderitaan yang kemudian datang menimpa Alfonsus. Usahanya mengalami kesulitan, puterinya yang masih kecil meninggal dunia, disusul oleh isterinya. Sekarang, pengusaha ini mulai berpikir tentang apa yang kira-kira dirancangkan Tuhan baginya.
Dari dulu Alfonsus adalah seorang Kristen yang saleh. Tetapi sekarang, ia menjadi lebih saleh lagi. Ia berdoa, bermatiraga, dan menerima sakramen-sakramen lebih banyak dari sebelumnya.
Ketika usianya menjelang empat puluh tahun, putera Alfonsus; satu-satunya orang yang tersisa dari keluarga kecilnya juga meninggal dunia. Sungguh Alfonsus menjalani hidup dalam penderitaan yang sangat hebat.
Namun ketegaran iman Alfonsus sungguh luar biasa. Tidak pernah sekali pun ia mengumpat dan menyalahkan Tuhan akan hidup yang harus dijalaninya. Ia bukannya membenamkan diri dalam kesedihan, tetapi justru semakin khusuk berdoa serta berpasrah sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.
Setelah semua keluarganya meninggal; Alfonsus kemudian menjual segala miliknya dan membagi-bagikannya kepada kaum miskin-papa. Ia lalu menuju sebuah biara Jesuit
di Valencia, Spanyol, dan mohon diijinkan untuk bergabung.
Namun untuk dapat masuk biara; Alphonsus diberitahu bahwa ia harus belajar dari awal terlebih dahulu. Jadilah Alphonsus kemudian pulang dan kembali bersekolah.
Alphonsus kembali mengalami hidup yang sangat sulit. Di sekolah, anak-anak kecil menertawakan Alfonsus karena Ia harus meminta-minta untuk bisa bertahan hidup; sebab ia sudah tidak punya apa-apa lagi dan ia tetap harus bersekolah.
Demikianlah, setelah lulus pendidikan Alfonsus akhirnya diterima sebagai bruder dan diberi tugas sebagai seorang penjaga pintu di sebuah Kolese Yesuit. Sebuah tugas sederhana yang dijalaninya dengan penuh sukacita selama lebih dari empat puluh tahun.
Ya, ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palma de Majorca. Disinilah, ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya.
Tugasnya sangat remeh dan sepele: membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu dan mengerjakan hal-hal kecil sembari menjaga pintu.
Tuhan yang mengenal baik Alfonsus mengaruniakan kepadanya karunia-karunia istimewa, antara lain ketekunan berdoa dan pengetahuan adikodrati. Karunia-karunia ini membuatnya dikenal banyak orang sebagai seorang yang diterangi Allah.
Banyak orang datang kepadanya untuk minta nasehat, antara lain Santo Petrus Klaver sewaktu masih belajar. Oleh bimbingan Alfonsus, Petrus Klaver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang Negro yang menjadi budak belian di Amerika Selatan. Cita-citanya ialah melupakan dirinya.
Konon, pada suatu upacara besar semua kursi biara termasuk yang dipakai oleh para biarawan di kamarnya, diangkat ke dalam gereja. Sehabis upacara itu, kursi bruder Alfonsus tidak dikembalikan ke kamarnya. Bruder yang rendah hati itu tidak memintanya juga. Ia membiarkan kamarnya tanpa kursi selama setahun.
Pada tahun berikutnya ketika akan diadakan lagi upacara besar di gereja, barulah diketahui bahwa bruder Alfonsus tidak mempunyai kursi sudah selama satu tahun. Pemimpin biara itu tertegun memandang bruder Alfonsus yang rendah hati itu. Ia tidak memberontak karena ia menganggap dirinya seorang pengemis malang yang tidak segan menerima hal-hal yang paling sederhana.
Pengalaman-pengalaman rohaninya dituangkan dalam sebuah tulisan yang menarik atas permintaan atasannya.
“Bruder yang itu bukanlah seorang manusia...; ia seorang malaikat!” demikian kata superior biara mengenai Alfonsus bertahun-tahun kemudian. Para imam yang mengenalnya selama empat puluh tahun tidak pernah mendapatinya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak baik. Kebaikan hatinya, ketaatan dan kesederhanaannya telah diketahui semua orang. Walau hanya bertugas sebagai seorang penjaga pintu namun kerendahan hati dan kesucian batinnya menyentuh hampir setiap orang yang berkunjung seminari tersebut. Senyum hangatnya yang khas selalu menyapa siapa saja yang melewati pintu yang di tungguinya.
Selama masa hidupnya yang panjang, St. Alfonsus harus menaklukkan pencobaan-pencobaan yang berat. Selain itu, ia juga mengalami penderitaan jasmani yang menyakitkan. Bahkan pada saat ia terbaring mendekati ajalnya, ia harus melewatkan setengah jam lamanya bergumul dengan penderitaan yang luar biasa.
Kemudian, sesaat sebelum wafat, ia dipenuhi dengan damai dan sukacita. Ia mencium Salibnya dan memandang teman-teman sebiaranya dengan penuh kasih. St. Alfonsus wafat pada tahun 1617 dengan nama Yesus di bibirnya, di Palma de Majorca.
D.
KUTIPAN TEKS MISA.
Orang yang berbicara melawan kebenaran adalah seperti hamba yang menampar wajah Tuhan. (St. Markus, Pertapa)
Antifon Pembuka (Ef 6:7)
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan mengumpulkan segala bangsa menjadi umat kesayangan-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami jalan menuju iman kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:1-9)
"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus dan bukan manusia."
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umur di bumi. Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar dan dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah. Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan, dan bukan manusia. Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba, entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia berbuat sesuatu yang baik. Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian juga terhadap hamba-hambamu, dan janganlah mengancam. Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-14)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuhdan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (2Tes 2:14)
Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’. Tetapi dia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Ada orang yang menilai bahwa keselamatan itu adalah hasil dari kerjanya. Bila dia bekerja dengan baik dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan maka dia akan memperoleh keselamatan. Ada juga yang menilai bahwa keselamatan itu adalah hasil dari kemampuan mengendalikan pikiran. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Bila kita berpikir positif maka diri kita pun akan positif. Ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan itu adalah sebuah utopia, jauh dari kenyataan. Sehebat apa pun kita, keselamatan itu tidak akan pernah kita peroleh. Dengan kata lain itu hanya khayalan semata. Ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan itu hanyalah sebuah perasaan bahagia yang bisa ditemukan di dalam diri kita masing-masing. Keselamatan itu bukan sesuatu di luar diri kita, tetapi sesuatu yang berada di dalam hati kita. Begitulah macam-macam pandangan tentang keselamatan.
Orang beriman hendaknya memahami keselamatan dengan terang iman. Keselamatan itu bukan hasil dari kerja manusia. Itu adalah anugerah dari Allah, yang dikaruniakan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Keselamatan itu juga bukan sesuatu yang dapat kita kendalikan. Pengalaman mengatakan bahwa tidak semua di dunia itu bisa kita kendalikan. Bahkan, ketika kita menyerahkan diri atau pasrah, saat itulah kita merasakan keselamatan itu. Keselamatan itu juga bukan sebuah utopia yang tidak pernah menjadi kenyataan. Namun, keselamatan itu adalah sebuah harapan. Setiap kali kita berharap akan sesuatu yang lebih baik, di situlah kita terarah padanya.
Antifon Komuni (Mzm 145:13cd, 14)
Tuhan setia dalam semua sabda-Nya, penuh kasih dalam segala karya-Nya. Tuhan menopang semua orang yang jatuh, dan menegakkan semua orang yang tertunduk.
E.
"DISINI AKU BERDIRI......
- Martin Luther, OSA.
ECCLESIA SEMPER REFORMANDA
GEREJA HARUS SELALU DIPERBARUI
501 TAHUN REFORMASI.
31 OKT 1517 - 2018.
Tepat pada tanggal 31 Oktober 1517, Martin Luther yang kala itu adalah seorang biarawan dari Ordo Santo Agustinus dalam Gereja Katolik Roma, memakukan 95 dalil reformasi di pintu all Saints' Church, di Wittenberg, Jerman.
Ada beberapa fakta menarik yang bisa kita ketahui tentang peristiwa penting bagi reformasi gereja ini.
1.
Galaunya Martin Luther tentang "Simoni", surat penebusan dosa
Diceritakan bahwa setiap menjelang perayaan All Saints' Day atau Hari Orang Kudus yang dirayakan oleh umat Katolik saat itu, gereja menjual "simoni", surat penebusan dosa bagi mereka dan juga untuk orang-orang yang mereka kasihi yang sudah mati.
Dari tahun 1510 hingga 1520, Luther mempelajari KS, terlebih Mazmur, Ibrani, Roma dan Galatia untuk materi pengajarannya. Disana ia menemukan istilah penebusan dosa dan pembenaran dan melihatnya dari sudut pandang baru. Dia melihat bahwa gereja sudah korup dan menyimpang dalam beberapa ajaran utama keKristenan.
2.
Selain memakukan di pintu gereja, Luther juga menyurati Uskup Albrecht von Brandenburg
Di hari yang sama, 31 Oktober 1517, Luther menyurati Uskup Albrecht von Brandenburg dengan menyertakan 95 dalilnya, namun ia secara khusus mengecam penjualan surat pengampunan dosa.
Menurut Hans Hillerbrand, Luther saat itu tidak bermaksud memusuhi gereja, namun melihat protes yang ia sampaikan sebagai keberatan ilmiah terhadap praktek gereja saat itu. Salah satunya adalah pertanyaannya di dalilnya yang ke 86, "Mengapa paus yang kekayaannya saat ini lebih besar dari Crassus terkaya, membangun basilika St.Petrus dengan uang orang-orang beriman yang miskin daripada dengan uangnya sendiri?"
3.
Protes Luther dituliskan dalam bahasa Latin
Sekalipun Martin Luther tinggal di Jerman, namun dia menuliskan protesnya dalam bahasa Latin yang merupakan bahasa yang lazim digunakan oleh para ilmuwan, pendidik serta biarawan saat itu. Setelah protes itu dipakukan di pintu gereja, baru teman-teman Luther menterjemahkannya dalam bahasa Jerman.
Dalam waktu dua minggu, salinan 95 dalil protes itu tersebar luas di seluruh Jerman, dan dalam waktu dua bulan menyebar ke seluruh Eropa, dan banyak orang berbondong-bondong ke Wittenberg untuk mendengarkan kuliah Luther.
4.
Melarikan diri karena menjadi musuh Paus.
Pada Oktober 1518, Luther melakukan pembelaan saat diinterogasi oleh utusan kepausan saat itu, Cardinal Cajetan.
Akhirnya dinyatakan bahwa Martin Luther harus menarik pernyataannya, jika tidak ia akan ditangkap. Namun Luther melarikan diri pada malam hari dan itu bukanlah pelariannya yang terakhir. Pada 25 Mei 1521 Luther dinyatakan sebagai pelanggar hukum dan harus ditangkap, dan mengijinkan siapapun untuk membunuh Luther tanpa konsekuensi. Namun dalam perjalanan ke Wittenberg, Frederick III menculik dan menyembunyikan Martin Luther di Wartburg Castle di Eisenach.
5.
Menikahi mantan biarawati Katolik.
Pada 27 Juni 1525, Martin Luther menikahi mantan biarawati bernama Katharina von Bora. Wanita ini adalah satu dari 12 biarawati yang ia bantu melarikan diri dari Nibschen di April 1523. Sekalipun beberapa rekan Luther saat itu juga telah menikah, namun pernikahannya itu seakan menjadi seperti sebuah meterai bagi mereka untuk menikah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar