Ads 468x60px

Kamis, 25 Oktober 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 25 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXIX
Roma (6:19-23)
(Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: 40:5)
Lukas (12:49-53)
"Spiritus - Api"
Inilah salah satu lambang Roh Kudus sekaligus lambang peperangan rohani yang ditimbulkan oleh kedatanganNya, yang pernah saya kupas dalam buku saya: "XXX - Family Way" (RJK. Kanisius).
Dalam Alkitab, api juga sering digunakan untuk menggambarkan kasih/kehangatan Allah terhadap manusia (Ul 4:24; Kel 13:21-22).
Mengacu pada Injil hari ini, apinya Tuhan ini juga bisa membersihkan dan membakar hati orang; memurnikan dan menghidupkan semangat iman yang sejati: “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!”
Bicara lebih lanjut soal api, dalam Perjanjian Lama, ada banyak contoh Allah menyatakan kehadiranNya dengan menggunakan api: Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa melalui api yang menyala di antara semak duri di tengah padang gurun (Kel 3:2). Empat puluh hari Allah juga hadir dalam rupa api di malam hari dan awan di siang hari (Keluaran 13:21-22).
Gambaran tentang api untuk kehadiran Allah tampak pula dalam pengalaman nabi Elia (1 Raja-raja 18:36-39) dan nabi Hezekiel (Hezekiel 1:4, 13). Api menjadi tanda kekudusan Allah (Ulangan 4:24), perlindunganNya (2 Raja-raja 6:17), dan penghakimanNya yang benar (Zakaria 13:9); api juga menyucikan dari dosa (Yesaya 66:15-16).
Disinilah, Yesus datang untuk melemparkan/menyalakan api ke bumi, senada dengan kata Yohanes Pembaptis tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas: “Ia akan membaptis kamu dengan api" ((Mat 3:11-12, Luk 3:16-17).
Ya, api menjadi tanda dan simbol daya Roh Kudus yang hinggap di kepala para rasul pada hari Pentakosta (Kis 2:3).
Api itu sendiri datang untuk memurnikan siapa milik Allah dan siapa yg bukan. Akibat "pemurnian" tersebut, tercandra akan terjadi adanya pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya. Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga.
Gambaran keluarga yang terpecah sampai terjadi perlawanan di antara anggota keluarga sungguh mengerikan. Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang "bertobat" dan menjadi kristiani harus dikucilkan dan bahkan "dibunuh" oleh anggota keluarga lain yang tidak/belum percaya?
Jelasnya, kita diajak menjadi orang beriman yang benar-benar mempunyai api, penuh daya gerak sekaligus daya tahan, siap semarak bergerak sekaligus tidak pasrah menyerah, tidak mudah patah tapi terus bergelora dalam semangat iman karena yakin bahwa Tuhan selalu menyertai kita di tengah dunia.
"Bang Johan jualan celana - Kobarkanlah api Tuhan dimana-mana!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Ite Inflammate Omnia - “Pergilah dan kobarkan api Tuhan bagi dunia” (Inggris: Go, set the world alight!”).
Inilah kata kata St Ignatius Loyola, ketika ia mengutus St Fransiskus Xaverius. Inilah juga yang dibuat Yesus pada hari ini: "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!" (Luk 12:49).
Dalam tradisi rohani, lambang api ini dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya Roh Kudus (Api: Spiritus, KGK. 696). Rasul Paulus pernah menegaskan, "Janganlah padamkan api Roh Kudus" (1 Tes 5:19).
Api bersama elemen lainnya (air, angin, tanah, kayu) merupakan elemen penting pembentuk kehidupan manusia sampai sampai dalam mitologi Yunani kuno dikisahkan tentang Promotheus Προμηθεύς) yang berani mencuri api Zeus di Gunung Olympus dan memberikannya kepada manusia.
Secara sederhana, adapun tiga peran dasar api, al:
1. Menghangatkan:
Api unggun kerap dibuat ketika berada di puncak gunung atau mengadakan kemping bersama. Ia ada untuk menghangatkan yang dingin. Bukankah Rasul Paulus juga pernah berkata penuh kehangatan: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11).
Dengan api yang memiliki energi, gairah dan ketegasan inilah, kita diharapkan bisa mewartakan kehangatan iman yang benar benar sejati lewat kata dan perbuatan nyata kita setiap harinya.
2. Memurnikan:
Emas dari alam biasanya tidak murni 100% karena masih tercampur dengan logam lain sehingga keras, tidak lentur, sulit dibentuk dan mudah berkarat.
Oleh karena itu, perlu adanya proses pemurnian supaya menjadi emas murni yang lunak, lentur, dan bebas dari karat dan ini harus dimasukkan dalam “tanur api”. Dengan api kudus, kita juga diharapkan terus-menerus memurnikan diri, “membakar” hal-hal negatif dalam diri kita.
3. Menguduskan:
Api adalah lambang daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Dalam "lidah-lidah seperti api", Roh Kudus turun atas para Rasul pada pagi hari Pentakosta dan memenuhi mereka (Kis 2:3-4).
Dalam Alkitab, Nabi Elia "tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala" (Sir 48:1), dengan perantaraan doanya, ia menarik api turun atas kurban di gunung Karmel (1 Raj 18:38-39). Yohanes Pembaptis, yang mendahului Tuhan "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) mengumumkan Kristus sebagai Dia, yang "akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api" (Luk 3:16).
Disinilah, api hadir untuk menguduskan diri dan hidup kita. Harapannya, kita terus memiliki api di hati dan mengobarkannya di tengah dunia sehingga kuduslah bumi seperti di surga.
“Ada ikan ada louhan– Ayo kobarkan apinya Tuhan!”
B.
Kutipan Teks Misa:
“Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga.” (St. Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Luk 12:49)
Aku datang untuk membawa api ke dunia, dan betapa Kuinginkan api itu menyala
Doa Pembuka
Allah Bapa kami, sumber cinta dan belas kasih, Engkau telah menyalakan api di dunia, yaitu Yesus, api cinta kasih-Mu. Kami mohon, semoga cinta dan belas kasih-Nya melepaskan kami dari segala dosa. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Menjadi hamba Allah adalah panggilan kita. Itulah yang mengantar kita kepada kehidupan kekal. Sebaliknya, jika kita menjadi hamba dosa, maut adalah upahnya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (6:19-23)
"Sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa dan telah menjadi hamba Allah."
Saudara-saudara, mengingat kelemahanmu, aku berbicara secara manusia. Sebagaimana kalian dahulu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kalian kepada kedurhakaan, demikianlah sekarang kalian harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kalian kepada pengudusan. Sebab waktu kalian menjadi hamba dosa, kalian bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kalian petik dari padanya? Semuanya menyebabkan kalian sekarang merasa malu, karena kesudahannya ialah kematian. Tetapi, sekarang kalian telah dimerdekakan dari dosa, dan menjadi hamba Allah. Maka kalian memperoleh buah yang membawa kalian kepada pengudusan, dan akhirnya hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (buku MT halaman 407, 408)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau: Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: 40:5)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 3:8-9)
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia.
Kedatangan Yesus mengundang kita untuk mengambil keputusan. Kita harus menjatuhkan pilihan: ikut Yesus atau ikut yang lain; menerima Dia atau menolak-Nya. Hal ini sering kali membawa pertentangan dalam diri kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:49-53)
"Aku datang bukannya membawa damai, melainkan pertentangan."
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah. Tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan putranya, dan putra melawan bapanya, ibu melawan putrinya, dan putri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Mzm 1:1.2)
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tetapi kesukaannya ialah hukum Tuhan dan siang malam merenungannya.
Doa Malam
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, utuslah Roh-Mu dan tinggal di dalam hatiku. Dengan demikian, aku dapat menempuh hidup ini dalam bimbingan dan penyertaan Roh Kudus dan oleh-Nya dibawa kepada kekudusan dalam Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan, dan Juruselamatku, kini dan sepanjang masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar