Ads 468x60px

Sabtu, 3 November 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 3 November 2018
Luk. 14:1.7-11.
“Semper glorificate et portate Deum –
Senantiasa muliakan dan bawalah Tuhan”.
Bersama dengan datangnya "Devosi Sabtu Pertama", kita diajak untuk senantiasa memuliakan dan membawa Tuhan dengan segala kerendahan hati: "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Merendahkan diri tentu tidak sama dengan rendah diri (inferior), minder, atau perasaan negatif lainnya terhadap diri sendiri. Merendahkan diri yang dimaksud di sini lebih bermakna rendah hati, yang didasari oleh pandangan benar dan positif tentang diri sendiri, melihat diri sendiri seperti Tuhan melihat kita (Mzm 139,1-4).
Adapun kata “rendah hati” dalam bahasa Latin adalah “humilis” (kata sifat), humus (kata benda). Secara sederhana, humus sendiri adalah bagian tanah yang tidak selalu tampak menonjol tapi selalu menjadi paling subur sehingga tanaman yang ditanam disitu bisa berakar - bertumbuh dan berbuah dengan baik, berkembang dan berbuah.
Demikian pula kita. Kalau kita rendah hati, hati kita juga menjadi humus, menyuburkan dan mengembangkan iman sesama.
Nah, adapun 3 modal dasar supaya kita bisa selalu menjadi "humus yang hidup", yang menyuburkan sehingga memuliakan dan membawa nama Tuhan setiap harinya:
1. MengenalNya:
Orang Jawa berkata: “Gusti iku ono ing samubarang, Tuhan Allah itu ada dalam segala hal."
Hal ini dikarenakan kehadirannya adalah kehadiran yang mahakuasa sekaligus maha kasih. Kita diajak untuk terus mengenalnya lebih dekat dengan semangat rendah hati lewat hidup “dokar”: doa dan karya, yakni perjumpaan harian dengan sesama dan semesta: “O Tuhan betapa bahagianya berada dekat dan mengenalMu lebih dekat, karena dekat dan mengenalMu lebih dekat sama dengan melihatMu, dan bukan sekedar memikirkanMu”.
2. MengalamiNya:
Kenyataan bahwa Tuhan ada di dekat kita dan kita tidak menyadari kehadiranNya, karena kita kerap “mengetahui” tentang Tuhan tapi tidak "mengalami Tuhan".
Dua syarat sederhana supaya kita semakin mengalami Tuhan dalam keseharian : kalau ingin hidupmu tenang, pasrahkanlah kepada Tuhan dan kalau ingin hidupmu bahagia, bersyukurlah kepada Tuhan.
3. MencintaiNya:
Disinilah, kita diajak melakukan kebaikan dan kasih kepada Tuhan dan sesama bukan "supaya" dikasihi Allah, tetapi lebih "karena" telah dikasihi oleh Allah.
Jelasnya, “cinta vertikal“ kita kepadaNya mesti di-“horisontal”kan dalam semangat kerendahan hati:
dg kata kata yang positif - memberkati
dg sikap yang sportif - rendah hati
dg tindakan nyata yang produktif - murah hati
karena secemerlang apapun sebuah ide, bila ia tidak mempunyai tangan dan kaki, ia bak bara api yang menakutkan tetapi belum cukup untuk membakar materi serta sekuat apapun api yang tersimpan dalam roh, bila tidak mempunyai badan dan tubuh, ia akan tinggal tetap, bukan?
“Ikan peda di Pasar Kramat Jati - Wartakan sabda dengan hidup yang rendah hati.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar