Ads 468x60px

Senin, 05 November 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 05 November 2018
Hari Biasa Pekan XXXI
Filipi (2:1-4)
(Mzm 131:1.2.3)
Lukas (14:12-14)
"Pro Deo - Untuk Tuhan!"
Inilah salah satu istilah khas yang dikenakan ketika kita bekerja semata bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan sesama. Inilah suatu pekerjaan yang tidak terfokus pada pamrih, "direct reward".
Di lain matra, kita kerap hidup di tengah budaya "pamrih", dimana orang melakukan sesuatu karena ada maksud tersembunyi, semacam "udang di balik batu" ("hidden agenda") di baliknya : "age qoud agis". Kita hidup di dunia hiruk-pikuk: “sepi ing gawe – rame ing pamrih”
Pamrih juga adalah semacam cara hidup balas budi, politik dagang sapi dan komunikasi yang bertujuan, bukan lagi "emansipatoris/pembebasan tapi "instrumentalis" (ber-sasaran), memakai sesama sebagai sarana/alat demi tujuan praktis kepentingan diri/kelompoknya semata.
Dalam bacaan hari ini, kita diundang untuk ber-"pro deo", bekerja tanpa pamrih, melayani tanpa mengharapkan imbalan jasa.
Itulah sebabnya Yesus menasehati para pendengarNya untuk menjadi makhluk sosial (Lat: "socius: sahabat"), yang bisa dan biasa berbuat baik kepada orang lain, terlebih mereka yang kecil-lemah-miskin-tersingkir, yang tidak mampu memberikan sesuatu sebagai balasan dan menyerahkan seluruh pembalasannya semata kepada Tuhan sendiri.
Dkl: Ketulusan dan kerelaan tanpa pamrih/balas jasa menjadi keutamaan hidup murid-murid Kristus: "Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu" (Luk 14:14).
"Dari Cikarang ke Sukowati - Jadilah orang yang selalu bermurah hati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
Senin, 05 November 2018
Hari Biasa Pekan XXXI
Allah berbicara kepada kita dalam keheningan hati dan kita mendengarkan-Nya (St Teresa dari Kalkuta)
Kerinduan duniawiku sudah disalibkan. Di dalam aku ada air yang hidup dan berbicara, yang berbisik dan berkata kepadaku: Mari menuju rumah Bapa (St. Ignatius dari Antiokhia)
Antifon Pembuka (Flp 2:4)
Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan orang lain.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang Maha Pengasih, kami mohon, jiwailah kami dengan semangat Yesus Putra-Mu, agar berani menjadi orang papa dan saling memperkaya sesama dengan cinta kasih sejati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:1-4)
"Lengkapilah sukacitaku, hendaklah kalian sehati sepikir."
Saudara-saudara dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasih. Maka sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kalian sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati anggaplah orang lain lebih utama daripada dirimu sendiri. Janganlah masing-masing hanya memperhatikan kepentingan sendiri, melainkan kepentingan orang lain juga.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendirikan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Yoh 8:31b-32)
Jika kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar murid-Ku, dan kalian akan mengetahui kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (14:12-14)
"Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, melainkan undanglah orang-orang miskin dan cacat."
Yesus bersabda kepada orang Farisi yang mengundang Dia makan, “Bila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Maka engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Ada pepatah Latin yang berbunyi, "Do ut des" artinya: saya memberi supaya engkau memberi. Saya kerap mengistilahkan seperti orang arisan. Kalau orang sudah mendapat arisan pertama kali, tentu ia harus membayar sampai akhir.
Selain itu sikap dan semangat di belakang kata-kata do ut des adalah pamrih atau balasan. Kesan saya, hal ini seperti beberapa (tidak semua!) hajatan di lingkungan kita. Memang ada yang menulis di dalam undangan, "Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun termasuk uang."
Catatan yang terakhir itu sepertinya menggambarkan keluarga yang berkecukupan. Atau, keluarga itu pertama-tama ingin kehadiran kita semata-mata untuk memberikan restu bagi sang empunya acara tersebut. Bagi mereka, restu, doa, perhatian, kehadiran sudah merupakan berkat melimpah. Kehadiran para undangan sudah menjadi kekuatan dan kebahagiaan mereka. Dalam hal perkawinan, kehadiran kita juga menandakan dukungan, restu, berkat dan pemberian kekuatan bagi yang membangun keluarga baru.
Secara jelas Yesus menggambarkan pesta tanpa pamrih dengan kata-kata, "Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat.... dan engkau akan berbahagia karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar" (ay. 13-14)
Sikap tanpa pamrih, apa adanya, sederhana, tidak mengharapkan dari orang lain kiranya menjadi sikap hidup orang beriman. Tuhanlah yang akan memberikan ganjaran kepada kita. Bila hidup orang-orang beriman seperti ini, tentu tidak akan terjadi "persaingan kemewahan" atau pun merendahkan orang lain lewat perbuatan, sikap, dan pesta perjamuan yang kita adakan. Semoga demikian. Tuhan memberkati!
Antifon Komuni (Rm 11:36)
Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah, dan menuju Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya!
Doa Malam
Allah Bapa kami di surga, dengarkanlah doa kami yang mohon dunia baru, di mana kami merasa senasib dengan kaum papa dan kaum tertindas, di mana kami takkan merasa bahagia, selama masih ada orang yang dihina dan diperas. Datanglah memperkuat kami dengan Roh-Mu dalam perjalanan kami mengikuti jejak Yesus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Dalam kematian, Allah memanggil manusia kepada diri-Nya. Karena itu, seperti Paulus, warga Kristen dapat merindukan kematian: “Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus” (Flp 1:23) Dan ia dapat mengubah kematiannya menjadi perbuatan ketaatan dan cinta kepada Bapa, sesuai dengan contoh Kristus (lih Mat 23:46) (Katekismus Gereja Katolik, 1011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar