Ads 468x60px

Senin, 29 Oktober 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 29 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXX
Efesus (4:32-5:8)
(Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
Lukas (13:10-17)
"Salvator Mundi - Penyelamat Dunia."
Inilah salah satu gelar untuk Yesus yang selalu hadir untuk membawa keselamatan, "shalom" bagi semua orang.
Mengacu pada Injil hari ini, kita melihat seorang perempuan yang 18 tahun dirasuki roh jahat. Ia menjalani rentang waktu yang panjang tersebut dengan penuh penderitaan karena dirasuki roh sehingga sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
Hal inilah yang membuat Yesus menyelamatkannya dengan tiga langkah, antara lain:
1. Tegak.
Ia hadir dengan opsi yang jelas yakni menghadirkan Kerajaan Allah, prinsipnya jelas "salus animarum suprema lex-hukum yang terutama itu adalah keselamatan jiwa."
2. Tergerak.
HatiNya tersentuh melihat derita orang lain. Ia tidak cuek tapi mudah ber-belaskasihan/ber-empati pada banyak orang yang berkekurangan.
3. Bergerak.
Inilah Gerakan Yesus: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah.” Ia bukan hanya menjadi teacher/guru atau prayer/pendoa tapi Ia juga menjadi healer/penyembuh.
Ia bergerak dan bekerja menolong orang lain dan membebaskannya dari segala bentuk derita. Ia melakukannya dengan tindakan dan kerja nyata, tanpa banyak teori basa basi karna gerakannya adalah gerakan hati nurani, tulus-lurus dan kudus.
Paus Fransiskus sendiri selalu mengajak kita untuk menjadikan Gereja sebagai "rumah sakit di medan perang", yakni menjadi "tempat" bagi semua orang yang "sakit" karena arus dunia sekarang ini.
Bagaimana dengan hidup kita dan gereja kita sendiri? Sudahkah kita menjadi "salvator mundi", penyelamat penyelamat dunia, yang siap tegak-tergerak dan bergerak di tengah banyak penderitaan sesama secara nyata?
“Makan jamu di rumah pak Johan - Syukur kepadaMu ya Tuhan."
"Makan soto babat bareng dealer Xenia - Mari terlibat di tengah dunia!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
Senin, 29 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXX
“Karena Kristus sendiri telah berkata, “Inilah Tubuh-Ku” siapa yang berani meragukan hal ini bahwa itu adalah Tubuh-Nya?” – St. Sirilus dari Yerusalem
Berjalanlah dengan kakimu di bumi, tetapi hatimu di surga. (St. Yohanes Bosko)
Antifon Pembuka (Ef 4:32)
Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga, berkatilah kami dengan sabda-Mu dan jadikanlah kami orang yang mewujudkan cinta kasih-Mu kepada manusia di dalam tingkah laku kami, berkat Yesus Putra-Mu terkasih, yang membimbing kami menempuh jalan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:32-5:8)
"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."
Saudara-saudara, hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan dan hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian, dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan, disebut saja pun jangan di antara kalian sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus; demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas. Sebaliknya ucapkanlah syukur! Ingatlah baik-baik: Orang sundal, orang cabul, atau orang serakah, artinya penyembah berhala, semua itu tidak mendapat bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka. Memang dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 17:17b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:10-17)
"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"
Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu dari hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?" Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam tradisi Yahudi, hari Sabat merupakan hari yang sakral karena diperuntukkan untuk ibadat. Namun, adakalanya orang Yahudi mengartikan kekudusan hari Saat dengan sangat berlebihan sehingga seorang pun dilarang melakukan suatu kegiatan sekalipun untuk memperhatikan sesama yang menderita dan membutuhkan.
Hari ini, melalui bacaan Injil, Yesus memberikan pemaknaan baru tentang hari Sabat. Yesus justru melakukan karya-Nya dengan menyembuhkan perempuan yang menderita dan tersiksa. Ia bungkuk punggungnya karena dirasuki roh jahat selama delapan belas tahun. Sikap Yesus menuai perlawanan. Kepala rumah ibadat gusar dan menentang-nya. Ia seolah menempatkan kebenaran mutlaknya di atas kesepakatan dan kesepahaman banyak orang. Yesus menanggapi sikap kepala rumah ibadat dengan analogi menarik tentang melepaskan ternak pada hari Sabat demi menjaga kelangsungan hidupnya. Nah! Jika ternak tetap diperhatikan pada hari Sabat, apalagi sesama manusia.
Hari ini, kita diajak untuk berlatih menentukan sikap di antara berbagai aturan yang kerap kali membelenggu. Kita diajak untuk bijaksana demi kebaikan dan keselamatan banyak orang. Semoga dengan demikian, kita dapat menyalurkan rahmat karya Kerajaan Allah.
Antifon Komuni (Ef 5:8)
Dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi kini terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai putra dan putri terang.
B.
HOMILI PAUS FRANSISKUS:
SEORANG GEMBALA YANG BAIK SELALU DEKAT DENGAN UMATNYA
Bacaan Ekaristi :
Rm. 8:12-17; Mzm. 68:2,6-7ab,20-21; Luk. 13:10-17.
Seorang gembala yang baik selalu dekat dengan umatnya, sementara seorang imam yang buruk hanya tertarik pada kekuasaan dan uang. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian di Casa Santa, Vatikan. Homili Bapa Suci mengacu pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Luk 13:10-17).
Bacaan Injil menceritakan Yesus sedang berada di rumah ibadat di mana Ia bertemu dengan seorang perempuan yang telah lumpuh selama bertahun-tahun dan tidak dapat berdiri tegak. Paus Fransiskus mencatat bagaimana Lukas menggunakan lima kata kerja untuk menggambarkan tindakan-tindakan Yesus sebagai gembala yang baik yang selalu dekat dengan umat-Nya. Yesus melihat, Ia memanggilnya, Ia berbicara kepadanya, Ia meletakkan tangan-Nya padanya dan Ia menyembuhkannya.
Tetapi para ahli Taurat, orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki, orang-orang yang sangat jauh dari bangsanya, menegur-Nya terus-menerus. Ini bukanlah para gembala yang baik, Paus Fransiskus menjelaskan, karena mereka tertutup dalam dunia mereka sendiri dan tidak tertarik pada bangsa mereka. Atau mungkin, beliau menambahkan, mereka hanya tertarik pada diri mereka ketika pelayanan selesai dan mereka ingin melihat berapa banyak uang yang terkumpul.
Yesus, di sisi lain, dekat dengan perempuan tersebut dan kedekatan ini berasal dari kasih sayang yang Ia rasakan di dalam hati-Nya. Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus selalu ada di sana bersama orang-orang yang paling terpinggirkan, orang-orang yang telah ditolak oleh sekelompok agamawan, orang-orang miskin dan orang-orang sakit, orang-orang berdosa dan orang-orang kusta. Gembala yang baik mendekat dan merasa iba, beliau berkata seraya menambahkan bahwa ia tidak malu menjamah tubuh terluka dari orang-orang yang terpinggirkan itu, seperti yang dilakukan oleh Yesus.
Seorang gembala yang baik, Paus Fransiskus bersikeras, tidak mengatakan, "Ya, ya, aku bersamamu dalam roh", dan menjaga jarak, tetapi sebaliknya ia melakukan apa yang dilakukan Allah dengan mengutus Putra-Nya : ia mengajarkan kita untuk menunjukkan belas kasihan dan rasa iba dengan merendahkan dirinya, mengosongkan dirinya dan menjadikan dirinya seorang pelayan bagi orang lain.
Sekelompok agamawan, Paus Fransiskus melanjutkan, hanya dekat dengan kekuasaan dan uang, bersahabat dengan orang-orang yang berpengaruh dan mengkhawatirkan kantong mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang munafik yang tidak tertarik pada umat mereka namun tersinggung ketika Yesus menuduh mereka, mengatakan bahwa mereka selalu mengikuti Hukum Taurat.
Lukas mengatakan kepada kita bahwa seluruh orang banyak bersukacita saat lawan-lawan Yesus dipermalukan - sementara itu adalah sebuah dosa, kata Paus Fransiskus, orang-orang senang karena mereka telah begitu banyak menderita. Tetapi gembala yang baik, beliau mengakhiri homilinya, adalah orang yang melihat, memanggil, berbicara, menjamah dan menyembuhkan. Sama seperti Allah mendekati kita melalui Yesus Kristus, beliau berkata, kita semua akan dihakimi oleh bagaimana kita berusaha dekat dengan orang-orang yang lapar, sakit, dipenjara atau orang-orang dengan berbagai macam kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar