Ads 468x60px

Jumat, 21 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 21 Desember 2018
Hari Biasa Khusus Adven - Novena Natal Hari Keenam
Kidung Agung (2:8-14)
Zefanya (3:14-18a)
(Mzm 33:2-3.11-12.20-21; R:1a,3a)
Lukas (1:39-45)
“MOM – Mary Our Mother”.
Inilah salah satu judul buku terbaru saya seputar kisah dan penampakan Bunda Maria yang “MAu Rendah hati Ikut Allah” dari pelbagai belahan dunia.
Mengacu pada bacaan hari ini, Maria yang rendah hati hadir sebagai "BBM", Bulan-Bintang dan Matahari (Wahyu 12:1) dengan 3 daya cinta, antara lain:
1."Berdaya guna":
Maria berguna untuk yang lain. Lewat Maria, Elisabeth penuh dengan Roh Kudus dan lewat Maria, Yesus juga lahir. Ingatlah: Permintaannya berguna untuk terjadinya mukjizat di Kana dan doanya berguna untuk banyak orang yang “sedang kurang anggur”: letih, lesu dan berbeban berat.
2."Berdaya makna":
Seperti kehadiran Maria yang bermakna bagi peneguhan iman Elisabeth dan Zakaria, bukankah Maria juga selalu bermakna karena ia hadir untuk berbagi cahaya sejak awal mula Gereja?
Ia setia ada pada saat Kabar Sukacita ketika dalam kesediaannya yang bersahaja, dengan hati tulus murni, mengijinkan Putra Allah mengambil daging dalam rahimnya yang perawan. Ia juga setia ada di bawah kaki salib sementara Putranya menebus dunia sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah. Di sana ia ditunjuk untuk menjadi "Bunda Mulia" (Yoh 19:26-27).
Bahkan, pada Hari Raya Pentakosta, ketika misi apostolik Gereja dimulai, ketika para murid kehilangan Yesus, Maria setia berbagi kehadiran dan doa bersama. Ia adalah gejala menakjubkan - di tengah segala budaya patriarki, Maria menjulang dan bercahaya. Ia terus hadir tanpa banyak bicara, mengiringi perjalanan Gereja dengan segala ruwet rentengnya.
3."Berdaya tahan":
Meski diabaikan dan tidak diperhatikan, dilupakan dan diluputkan/dianggap menyilaukan, BBM tetap terus bersinar-pendar. Meski kadang terluka dan kecewa, bukankah Maria juga terus bersinar dan tidak tertutup hanya bagi hati orang Nazaret di kampung halamannya atau hati bangsa Israel tanah airnya? Maria terbuka hati dan tangannya bagi siapa saja. Ia pergi dari Nazareth ke Yehuda
untuk meneguhkan Elisabeth yang sedang hamil di masa tuanya.
"Dari Taman Ria ke Sukabumi- Bunda Maria doakanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Origenes.
Maria mengunjungi Elisabeth sehingga Yesus dapat memberkati Yohanes:
"Adalah lebih baik pergi kepada orang yang lebih lemah untuk memberikan pertolongan dengan kedatangannya. Itulah mengapa Sang Penyelamat datang kepada Yohanes untuk menguduskannya. Yesus masih berada dalam rahim Maria dan Dia bergegas untuk menguduskan Yohanes, yang juga masih berada dalam rahim ibunya.
Sebelum Maria datang dan menyapa Elisabeth, sang bayi tidak bersukacita dalam rahimnya. Tapi segera setelah Maria mengucapkan kata-kata bahwa Putera Allah berada dalam rahim ibu-Nya, bayi Yohanes melonjak kegirangan. Pada saat itu, Yesus menjadikan pendahulu-Nya sebagai nabi untuk pertama kalinya” (Omelia sul Vangelo di Luca 7.1)
B.
Bernardus dari Clairvaux.
Maria sepenuhnya terbuka kepada kehendak Allah seperti seorang hamba yang setia. Meskipun demikian ia tidak tahu persis bagaimana secara konkret kehendak Allah itu akan terjadi dan bagaimana Allah akan menuntunnya. Namun ia berkata “ya” karena iman dan cinta. Kebahagiaan dan keselamatan kita pun mulai dengan jawaban “Ya” kita.
St. Bernardus dari Clairvaux (1090-1153) membuat refleksi yang sangat indah yang menggambarkan betapa penting dan menentukan jawaban “Ya” Bunda Maria bagi keselamatan seluruh dunia :
“Engkau telah mendengar bahwa akan mengandung dan melahirkan seorang putera; engkau telah mendengar bahwa akan mengandung bukan dari seorang pria melainkan oleh kuasa Roh Kudus. Malaikat menantikan jawabanmu sebelum kembali kepada Allah yang mengutusnya. Kami juga menunggu, O Bunda, demi dunia yang memprihatinkan, bahkan demi kami yang menderita oleh kutukan dosa.
Dan di tanganmu keselamatan dunia ditentukan. Jika engkau menyetujuinya, kami selamat. Melalui Sabda Allah yang kekal kami telah diciptakan, namun sayang kami jatuh binasa; dengan satu kata jawabanmu kami semua akan hidup kembali.
Adam yang malang, terbuang dari surga bersama semua anak-anaknya dalam penderitaan dan kemalangan,yang tinggal di lembah bayang-bayang maut memohon dengan sangat padamu, ya perawan penuh kasih.
Seluruh dunia menantikan jawabmu, berlutut di depan kakimu. Karena di bibirmulah tergantung penghiburan untuk orang-orang yang malang, penebusan para tawanan, pembebasan bagi yang tertindas, penyelamatan bagi semua anak-anak Adam.
Jawablah, ya Bunda Perawan, jawablah tawaran malaikat secepatnya, dan dengan perantaraan malaikat berilah jawaban kepada Allah. Berbicaralah, dan terimalah Sang Sabda, persembahkanlah dirimu. Bukalah hatimu pada Penciptamu ya Perawan yang Terberkati, bukalah bibirmu dan jawablah”. Dan Maria pun menjawab, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”.
Berkat kesanggupan Bunda Maria, karya keselamatan Allah dapat terlaksana. Kesanggupan Bunda Maria mengawali suatu peristiwa besar.
Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari. Kesanggupan pria dan wanita untuk membangun hidup berkeluarga, untuk menjadi suami isteri merupakan awal dari penciptaan generasi baru.Melalui kesanggupan mereka, Allah dapat terus melanjutkan karya penciptaan-Nya. Melalui kesanggupan para calon imam untuk ditahbiskan, karya Allah dalam Gereja dapat berlangsung terus. Betapa luar biasanya makna sebuah kesanggupan!
C.
"Veni Veni Venite - Datang datang datanglah!"
Inilah harapan Gereja universal bahwa Raja Damai sudi datang dan lahir kembali di "Betlehem, Rumah Roti" kita masing-masing.
Belajar dari Maria ("dikasihi Allah") yang datang dan mengunjungi Elisabeth ("dikuduskan Allah"), adapun 3 sikap dasar yang bisa kita petik dalam menyiapkan kedatangan Raja Damai, yakni: “KPK”, al:
1."Kegembiraan":
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria dari Nazareth ke pegunungan di sebuah kota Yehuda untuk berbagi kegembiraan. Visitasi/kunjungan Maria membuat Elisabeth bersukaria dan penuh dengan Roh Kudus bahkan anak yang dalam rahimnya melonjak kegirangan. Maria juga turut bergembira: "Hatiku bergembira karena Allah juruselamatku." Jelas, bahwa mereka membawa sukacita hidupnya kepada Tuhan dan bersama Tuhan.
2."Pujian":
Elisabeth yang jauh lebih tua tak sungkan memuji dan membagi berkatnya kepada Maria: "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana."
Indahnya, Maria juga tak sombong dan lupa diri, ia tetap rendah hati dan ingat sepenuh hati untuk memuji Tuhan Sang sumber cinta sejati. Ia ber-magnificat: "Jiwaku memuji/mengagungkan Tuhan."
Dengan kata lain:
Mereka mengajak kita untuk belajar menjadi berkat yang baik dan tidak penuh intrik, yang tulus dan tidak penuh akal bulus, yang terbiasa memuji dan tidak mencaci, yang saling menguatkan dan tidak saling mempergunjingkan.
3."Kedamaian":
Ketika sampai di rumah Zakaria, Maria pertama-tama memberi salam (Ibr: Syalom: Damai). Maria menjadi "Regina Pacis-Ratu Damai" karena kehadirannya selalu membawa kedamaian yang sederhana.
Nah, jelasnya kalau ada orang meninggal, kita biasa mengatakan "Rest in Peace", maka hari ini Maria dan Elisabeth mengajak kita untuk "Race In Peace", bukan melulu beristirahat tetapi mari terus "berpacu dalam damai", yah dengan karya, ucapan dan doa kita yang sejati dan tidak basa basi. "Pacem in terris-Pacem in cordis. Damai di bumi dan di hati".
"Makan siomai di Tangerang - Jadilah pembawa damai bagi setiap orang."
D.
Perjumpaan Yang Meneguhkan.
01.
Dalam tradisi diyakini bahwa Zakharia dan Elisabeth tinggal di kota Ain Karim, sebuah kota di pegunungan Yudea yang terletak sekitar 7 Km di sebelah barat Yerusalem. Berjarak sekitar 150 Km dari Nazareth atau tiga sampai empat hari perjalanan dengan jalan kaki melalui jalan yang berbukit-bukit. Sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan bagi seorang gadis. Tetapi Maria menjalaninya dengan penuh semangat (ay. 39: bergegas). Ungkapan antusiasme yang kuat untuk menyaksikan karya agung Allah dalam diri Elisabeth, saudaranya. Maria tidak meragukan sedikitpun kebenaran Sabda Allah. Sabda Allah pasti akan terlaksana. Maria pun ingin segera menceritakan kabar yang membuatnya bahagia bahwa sekaranglah saat keselamatan yang dinantikan oleh seluruh dunia itu. Maria ingin segera membawa Kristus kepada semua orang. Maria tinggal di rumah Elisabeth selama 3 bulan (ay. 56), artinya sampai Elisabeth melahirkan karena dalam Luk 1:36 diberitahukan bahwa “inilah bulan yang keenam bagi dia”.

02.
Dalam perikop sebelumnya, Gabriel, Malaikat Allah, menyatakan kepada Maria bahwa “kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau (overshadow you, episkiasei soi)” (Luk 1:35). Kata kerja “menaungi” itu sama seperti yang dipakai dalam Kel 40:35 ketika menceritakan turunnya kemuliaan Allah berupa awan yang memenuhi Kemah Pertemuan di mana Tabut Perjanjian diletakkan. Pemakaian kata yang sama itu mengisyaratkan adanya kaitan yang erat antara Maria dengan Tabut Perjanjian. Kisah kunjungan Maria ke rumah Elisabeth yang diwartakan dalam Injil hari ini diceritakan dengan gaya penuturan yang mirip dengan kisah prosesi pemindahan Tabut Perjanjian ke Yerusalem yang dilakukan oleh Raja Daud dalam 2 Sam 6.
Dalam kedua kisah itu diceritakan bahwa perjalanan terjadi di wilayah Yehuda (ay. 39; 2 Sam 6:2) menuju Yerusalem, kota di atas pegunungan (ay. 39; 2 Sam 6:12.16). Maria digambarkan “masuk ke rumah Zakharia” (ay. 40), sedang Tabut Perjanjian “masuk ke rumah Obed-Edom” (2 Sam 6:10). Kehadiran Maria menjadi sumber berkat bagi Elisabeth dan anak yang ada dalam kandungannya (ay. 41.44), kehadiran Tabut Perjanjian menjadi sumber berkat bagi Obed-Edom dan seisi rumahnya (2 Sam 6:11-12). Seruan Elisabeth dengan suara nyaring (ay. 42) sejajar dengan seruan seluruh umat Israel (2 Sam 6: 15). Pertanyaan Elisabeth, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (ay. 43) paralel dengan pertanyaan Daud, "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (2 Sam 6:9). Yohanes Pembabtis melonjak kegirangan (ay. 44) setelah mendengar salam Maria, sedangkan Daud dengan penuh kegembiraan meloncat-loncat, menari-nari sekuat tenaga (2 Sam 6:5.14.16). Dan akhirnya diceritakan bahwa Maria tinggal di rumah Elisabeth kira-kira tiga bulan lamanya (ay. 56), demikian juga Tabut Perjanjian tinggal di rumah Obed-Edom selama tiga bulan (2 Sam 6:11).
Paralelisme yang menonjol itu bukan tanpa disengaja oleh Lukas. Lukas mau menegaskan bahwa Maria adalah Tabut Perjanjian Allah yang sejati, yang membawa Yesus, Sabda Allah, di dalam rahimnya dalam peziarahan menuju ke Yerusalem. Dalam Luk 2 fokus cerita adalah perjalanan kanak-kanak Yesus naik ke Yerusalem (lih. ay. 4.22 dan 42). Kisah masa kanak-kanak dalam Injil Lukas merupakan ringkasan keseluruhan Injil yang juga mengisahkan perjalanan Yesus naik ke Yerusalem. Bagi Lukas, Yerusalem bukan hanya menunjuk tempat geografis tetapi lebih-lebih punya makna teologis yang kuat dan mendalam. Di Yerusalemlah puncak karya penyelamatan yakni sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus terlaksana.

03.
Berkat bantuan Roh Kudus yang turun ke atasnya, Elisabeth dapat memaknai gerak bayi yang ada dalam rahimnya sebagai lonjakan kegembiraan menyambut kedatangan Tuhan Sang Penyelamat yang ada dalam rahim Maria (ay. 44). Gerak bayi yang masih ada dalam rahim ibunya itu sekaligus merupakan isyarat akan tugas kehidupan yang akan dijalani oleh bayi itu di masa depannya.
Perjumpaan dua ibu itu sesungguhnya merupakan perjumpaan dua bayi yang akan menjadi penentu sejarah keselamatan. Yohanes Pembabtis akan menjadi nabi besar yang penuh Roh Kudus sejak ada dalam rahim ibunya (lih. Luk 1:15). Dia telah melaksanakan tugasnya sebagai penunjuk jalan bagi kedatangan Mesias sejak masih dalam rahim ibunya, melalui mulut ibunya. Kisah panggilannya sebagai nabi mirip dengan kisah panggilan para nabi dalam Perjanjian Lama yakni bahwa panggilan itu telah diawali sejak dalam kandungan ibu, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yer 1:5).

04.
Dalam ay. 43 Elisabeth menyebut Maria sebagai “Ibu Tuhanku” (the mother of my Lord). Dalam konteks kerajaan-kerajaan di Timur Tengah kuno, sebutan “Bunda Tuanku” merupakan sebutan kehormatan untuk ibu suri, ibunda raja. Begitu besarnya pengaruh ibu suri terhadap raja sehingga ibu suri sering di sebut sebagai orang kedua sesudah raja. Gelar “Ibu Tuhan” untuk Maria menunjukkan bahwa sudah sejak tahun 70 an, saat Injil Lukas ditulis, Bunda Maria mendapat penghormatan yang besar dalam Gereja. Maria diakui sebagai seorang pribadi yang sangat dekat dengan Yesus, Putranya. Bahkan kemudian dalam refleksi teologis tentang Maria (Mariologi), Maria diberi gelar “corredemptrix”(bersama menebus, rekan penebus).
Dengan menjadi Bunda Sang Penebus, secara tidak langsung Bunda Maria ikut serta dalam pelaksanaan karya penebusan. Dengan gelar itu yang mau ditekankan adalah bahwa peran Maria dalam kelahiran Sang Penebus bukan sekedar sebagai sarana biologis yang pasif tetapi secara personal dan aktif, dalam kebebasan kehendaknya Maria sepenuhnya rela dipilih dan rela melaksanakan tugasnya sebagai ibu Sang Penebus dengan segala konsekuensinya.

05.
Dalam ay. 45 Maria ditampilkan sebagai model untuk semua orang beriman, untuk Gereja. Karena itu ungkapan yang dipakai bukan “Berbahagialah engkau (hanya untuk Maria secara eksklusif)” tetapi “Berbahagialah dia (untuk Maria dan juga setiap murid Yesus sepanjang zaman)” yang percaya pada Sabda Allah dan percaya bahwa Sabda Allah itu pasti akan terlaksana. Ungkapan ini menggemakan pujian Yesus untuk Bunda-Nya, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28). Sejarah keselamatan Israel berawal dari tindakan iman, yaitu iman Abraham (Kej 12:1-5), sejarah keselamatan dunia juga berawal dari tindakan iman, yaitu iman Maria. Maria percaya meskipun perawan, dia akan mengandung dan melahirkan Sang Mesias.

06.
Yohanes Pembabtis dipanggil sebagai nabi Allah sejak masih berada dalam kandungan ibunya. Lonjakan penuh kegembiraan dalam rahim Elisabeth merupakan pelaksanaan pertama dari tugas perutusannya untuk mewartakan kedatangan Sang Mesias. Kepada kita pun, bahkan sebelum kita dilahirkan, Tuhan telah merancang tugas khusus yang unik dan tak bisa digantikan oleh orang lain. Tugas kehidupan dari Sang Pencipta itu tertanam dalam potensi diri atau talenta yang merupakan bentuk kepercayaan dari-Nya agar diperkembangkan untuk kebaikan diri dan sesama. Pengenalan akan potensi diri sejak dini diperlukan agar dapat menentukan tujuan hidup.
Caranya?
Pertama, terbuka dan bersedia menerima masukan dari orang lain terutama dari orang-orang yang dekat karena ada bagian dimana ‘aku tidak tahu, tetapi orang lain tahu’.
Kedua, memperluas wawasan. Semakin banyak bersosialisasi, semakin banyak feedback yang kita dapatkan. Secara tidak langsung mereka dapat menjadi cermin bagi kita. Maria semakin yakin akan tugas perutusannya sebagai ibu Tuhan setelah diteguhkan oleh Elisabeth.
Ketiga, menemukan gairah hidup yang menumbuhkan semangat. Do what you love, and love what you do! Keempat, selalu mengatakan YA untuk setiap kesempatan melakukan hal yang baik. Lebih baik melakukan hal yang baik tetapi gagal daripada tidak pernah berani mengambil kesempatan untuk melakukannya. Semua hal besar di hari esok dimulai dari langkah-langkah kecil yang kita lakukan hari ini. Yang harus kita lakukan adalah membiarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus agar dapat menemukan tugas kehidupan yang dipercayakan dan hari demi hari dapat menjalankan tugas perutusan itu dengan tekun dan setia.

07.
Sekelompok peziarah itu diberi waktu tiga pulluh menit untuk menyaksikan matahari yang akan terbit di puncak gunung Bromo. Begitu fajar tiba, mereka sibuk berfoto ria dan selfie. Mereka ingin mengabadikan kesempatan yang langka itu. Akibatnya, mereka tidak sempat menikmati indahnya momentum saat itu: ketika sinar matahari perlahan-lahan terbit di ufuk timur menerangi gunung dan lembah, saat langit berubah menjadi jingga, merdunya burung-brung berkicau di kejauhan memecah kesunyian pagi, dan hangatnya matahari pagi yang menerpa wajah. Mereka pulang dengan membawa sejumlah koleksi foto, tetapi kehilangan kesempatan untuk menikmati momentum terindah di tempat itu karena sebenarnya mereka tidak hadir secara utuh dan penuh! Padahal sebuah kehadiran jauh lebih bermakna daripada sejuta foto.
Dalam kehidupan bersama di desa kita ada tradisi saling mengunjungi tetangga atau kerabat yang sedang mengalami keprihatinan entah sakit, mengalami musibah atau kematian salah satu anggota keluarga. Kunjungan dan kehadiran itu mempunyai makna positif dan mampu menghadirkan energi positif, entah itu rasa senang, terhibur atau dikuatkan. Sebuah kehadiran akan menguatkan bila tidak hanya sekadar “setor muka”, tapi kehadiran yang utuh dan sepenuh hati. Entah disadari atau tidak, setiap orang yang kita jumpai itu "menantang" keterlibatan dan tanggung jawab kita terhadap mereka. Baik dalam suka maupun duka kita butuh kehadiran orang lain. Kebahagiaan dirasakan lebih utuh hanya bila dapat melibatkan orang-orang terkasih. Sebaliknya, kepahitan hidup hanya dapat ditanggung berkat dukungan sahabat-sahabat. Di balik setiap wajah ada sebuah kisah kehidupan yang membutuhkan uluran hati dan kehadiran kita untuk saling menguatkan dan menghangatkan.
E.
Kutipan Teks Misa:
“Hendaklah jiwa Maria hadir pada setiap orang untuk bersukaria dalam Tuhan” (St. Ambrosius)
Apabila digabungkan ke dalam perayaan Ekaristi maka sesudah Kata Pembuka oleh Imam, lalu dinyanyikan Ajakan Penantian Almasih, Madah, Mazmur dan Kidung, lalu Doa Pembuka, dan masuk ke Liturgi Sabda dari buku bacaan Misa hari yang bersangkutan. Doa Umat memakai Doa Permohonan (tanpa Bapa Kami). Sesudah Komuni dinyanyikan Kidung Maria. Selain dari itu mengikuti Buku Misa hari yang bersangkutan. Praktisnya Ritus Tobat dihilangkan sebab sudah diganti oleh Ajakan Penantian Almasih, Madah dan Mazmur - Kidung. Kalau dengan Misa, (pembuka: Ya Allah, bersegeralah...) ditiadakan, diganti Antifon Pembuka.
Pembuka
* Ya Allah, bersegeralah menolong aku.
* Ya Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin, alleluya.
Antifon Pembuka (bdk. Yes 7:14; 8:10)
Tuhan, Raja Agung akan tiba dengan segera. Ia akan dinamai Imanuel: Allah-Beserta-Kita.
The Lord and Ruler will be coming soon, and his name will be called Emmanuel, because he will be God-with-us.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maha Penyayang, dengarkanlah dengan rela doa umat-Mu. Kami bergembira karena kedatangan Putra-Mu sebagai manusia lemah. Semoga kami umat-Mu kelak memperoleh hidup abadi karena kedatangan-Nya sebagai penguasa mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Ajakan Penantian Almasih
Ulangan. Sembah sujudlah Tuhanmu, Raja yang akan datang
1. Bergemarlah hai putri Sion, dan bersorak-sorailah putri Yerusalem. Lihatlah, Tuhan akan datang, dan hari itu akan tampaklah Terang yang agung. Gunung-gunung akan meneteskan serba manisan, dan bukit-bukit akan mengalirkan susu dan air madu, karena akan datanglah Nabi yang agung, Dialah yang membarui Yerusalem. Ulangan
2. Lihatlah, Ia akan datang dari rumah Daud, sebagai Allah dan manusia, dan akan bersemayam di atas singgasana-Nya. Kamulah akan melihat-Nya, maka sukacitalah hatimu. Ulangan
3. Lihatlah, akan tiba Tuhan Pelindung kita. Yang tersuci dari Israel dengan mahkota kerajaan di atas kepala-nya. Dialah yang akan memerintah dari laut sampai ke laut, dan dari sungai sampai ke ujung bumi. Ulangan
4. Lihatlah, Tuhan akan menampakkan diri dan tidak akan menipu kamu. Bila Ia bertangguh, hendaklah kamu menunggu dengan tabah, karena sesungguhnya Ia akan datang dan tak lama lagi. Ulangan
5. Ia akan turun bagai hujan menetesi bumi. Dan pada masa itu akan terbitlah keadilan dan berlimpah kedamaian. Maka para raja sedunia akan menyembah Dia dan segala bangsa akan mengabdi-Nya. Ulangan
6. Seorang bayi dilahirkan bagi kita, dan digelarkan Allah yang kuat, Ialah yang akan datang bersemayam di atas takhta Daud bapa-Nya, dan memangku tampuk pemerintahan. Ulangan
7. Hai Betlehem, kota Allah Mahatinggi, dari padamu tampillah Pemimpin Israel. Karena kekal asalnya, maka Ia akan dimuliakan di seluruh dunia. Dan bila ia datang, damailah di atas bumi ini. Ulangan
03. Madah (PS No. 439, MB No. 316, Yubilate No. 341)
Pencipta Bintang Semesta
04. Mazmur dan Kidung
Antifon: Dari Sion akan datang raja yang harus memerintah, Tuhan, Immanuel, itulah nama-Nya.
Mazmur:
Bersukacitalah surga dan bersoraklah bumi.
Gunung-gunung nyanyikanlah madah pujian.
Hendaklah gunung-gunung menyerukan kesukaan.
Dan bukit-bukit mewartakan keadilan.
Karena Tuhan kita akan datang dan akan menyayangi fakir miskin-Nya.
Langit embunkanlah dan awan-awan hujankanlah yang adil.
Hendaklah bumi terbuka dan melahirkan Penebus.
Ingatkan akan daku ya Tuhan, sekadar kebaikan-Mu terhadap umat-Mu.
Kunjungilah aku dengan selamat-Mu.
Perlihatkanlah kebaikan-Mu, ya Tuhan dan berilah kami selamat-Mu.
Utuslah ya Tuhan, utuslah Anak Domba, penguasa dunia.
Dari padang gurun ke bukit Sion.
Ya Tuhan mahakuasa, pulihkanlah kami kembali.
Perlihatkanlah sinar wajah-Mu, maka selamatkanlah kami.
Datanglah, ya Tuhan, dan kunjungilah kami dalam damai.
Supaya bersukacitalah kami di hadapan-Mu dengan segenap hati.
Semoga jalan-jalan-Mu dikenal di bumi dan selamat-Mu diketahui para bangsa.
Bangkitkanlah kuasa-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
Datanglah ya Tuhan dan janganlah berlambat.
Bebaskanlah Umat-Mu dari belenggu dosanya.
Kiranya Engkau ya Tuhan menembusi langit dan turunlah.
Semoga hancur-leburlah gunung-gunung di hadapan-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: Dari Sion akan datang raja yang harus memerintah, Tuhan, Immanuel, itulah nama-Nya.
Kidung:
Antifon: Aku memandang ke arah Tuhan, aku mengharapkan Allah, Penyelamatku.
Meskipun berwujud pada Allah +
Kristus Yesus tidak mau berpegang teguh *
Pada kemuliaan-Nya yang setara dengan Allah.
Ia telah menghampakan diri +
dengan mengambil keadaan hamba *
dan menjadi sama dengan manusia.
Ia kelihatan sebagai seorang manusia dan
merendahkan diri +
karena taat sampai mati *
sampai mati di salib.
Sebab itu Allah telah meninggikan Dia +
dan menganugerahkan kepada-Nya *
nama yang melebihi segala nama.
Agar dalam nama Yesus +
bertekuklah setiap lutut *
di surga tinggi, di bumi dan di bawah bumi.
Agar setiap lidah mengakui +
untuk kemuliaan Allah Bapa *
Tuhanlah Yesus Kristus.
Kemuliaan kepada Bapa *
dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu *
dan sepanjang segala abad.
Antifon: Aku memandang ke arah Tuhan, aku mengharapkan Allah, Penyelamatku.
Capitulum
P. Sebagai penganjur bagi kita telah masuklah Anak Domba yang tak bernoda, dan telah dinobatkan menjadi Imam Agung, menurut peraturan Melkisedekh sampai selama-lamanya. Dialah Raja yang turunan-Nya tak akan berkesudahan.
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan: (dalam misa, ikuti bacaan di bawah, di luar misa dapat membaca Yes 48:12-21, 49:9b-13)
Bacaan dari Kidung Agung (2:8-14)
Dengarlah! Itulah kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung, meloncat-loncat di atas perbukitan. Kekasihku itu laksana kijang atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap, dan melihat dari kisi-kisi. Kekasihku angkat bicara, katanya kepadaku, “Bangunlah, manisku! Jelitaku, marilah! Lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah berlalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah sudah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pokok anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku! Jelitaku, marilah! Merpatiku di celah-celah batu, dalam persembunyian di lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab suaramu sungguh merdu, dan jelita nian parasmu!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Atau
Bacaan dari Nubuat Zefanya (3:14-18a)
"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."
Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lunglai. Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru!
Ayat. (Mzm 33:2-3.11-12.20-21; R:1a,3a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai.
2. Rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. O Imanuel, Engkau raja dan pemberi hukum. Datanglah dan selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-45)
"Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku mengunjungi aku?"
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu bersru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hari ini tanggal 21 Desember, tinggal 3 hari lagi Masa Adven berakhir, dan kita akan menyambut kelahiran Yesus. Sudahkah kita mempersiapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Sang Imanuel? Kutipan Antifon Pembuka dalam Misa hari ini: "Tak lama lagi Tuhan, Penguasa, akan datang. Nama-Nya akan disebut Imanuel, yakni Allah-Menyertai-Kita." (bdk. Yes 7:14; 8:10).
Bacaan Injil menceritakan dialog Maria dengan Elisabet, ketika Maria mengunjungi rumah Zakharia dan Elisabet. Ketika Maria masuk ke rumah dan memberi salam kepada Elisabet, maka anak yang sedang dikandungnya melonjak kegirangan dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus. "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.... berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.", kata Elisabet.
Kunjungan dan sapaan yang membawa sukacita selalu membahagiakan Sudahkah kita merencanakan untuk mengadakan kunjungan dan berbagi kebahagiaan, baik bagi keluarga, teman dan tetangga pada hari ini dan pada hari Natal nanti?
Kidung Maria
Antifon: O Fajar, Cahaya terang abadi; dan matahari keadilan. Datanglah menerangi yang dalam kegelapan dan bayangan maut.
Aku mengagungkan Tuhan
Hatiku bersukaria karena Allah, Penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku hamba-Nya yang hina ini.
Mulai sekarang aku disebut bahagia oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang mahakuasa. Kuduslah nama-Nya.
Kasih sayang-Nya turun-menurun kepada orang yang takwa.
Perkasalah perbuatan tangan-Nya.
Dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya.
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.
Orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel hamba-Nya.
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan-Nya untuk selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: O Fajar, Cahaya terang abadi; dan matahari keadilan. Datanglah menerangi yang dalam kegelapan dan bayangan maut.
Doa Permohonan
P. Saudara-saudari, sebagai anak-anak Allah beranilah kita memanjatkan doa-doa permohonan kepada Bapa, supaya umat manusia semakin menyatu dalam nama-Nya.
1. Bagi perdamaian dunia yang merupakan anugerah Allah. Semoga orang Kristiani aktif melibatkan diri demi mewujudkan nilai itu dalam kerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik. Marilah kita mohon:
U. Berilah dunia ini damai-Mu, ya Tuhan.
2. Bagi keluarga-keluarga Kristiani, agar tidak kekurangan keberanian dan keteguhan hati untuk menolak segala bentuk kekeraan yang menghancurkan kebahagiaan hidup. Marilah kita mohon:
3. Bagi keluarga kita masing-masing, semoga Tuhan tidak berhenti memberikan kedamaian dan kegembiraan; kekuatan dalam pencobaan serta keterbukaan hati untuk menerima sesama. Marilah kita mohon:
4. Agar warta damai Betlehem didengar dan dicintai semua orang. Marilah kita mohon:
P. Semoga doa-doa permohonan ini berkenan pada-Mu ya Tuhan, sumber kedamaian kami. Dalam Kristus, Tuhan, Pengantara kami.
U. Amin.
Bapa Kami (kalau tanpa Misa)
***
Antifon Komuni (Luk 1:45)
Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.
Blessed are you who have believed, that what was spoken to you by the Lord would be fulfilled.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar