Ads 468x60px

Sabtu 22 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu 22 Desember 2018
Hari Biasa Khusus Adven - Novena Natal Hari Ketujuh
1 Samuel (1:24-28)
(1Samuel 2:1. 4-5. 6-7, 8abcd; Ul: 1a)
Lukas (1:46-56)
"Magnificat - Kidung pujian Maria!"
Inilah salah satu judul buku saya yang diterbitkan Kanisius (2015), berisi aneka ria “magnificat”, puja dan puji dari para kudus kepada Bunda Maria.
Pastinya, bersama dengan peringatan “Hari Ibu”, Maria, “Ibu Kita Semua”, mengakui dahaganya akan keselamatan, yang memerlukan Kristus sebagai "Juruselamat".
Magnificat Ibu Maria ini sendiri mirip dengan madah Hana, Ibu Samuel (1Sam 2:1-10). Kecuali kesamaan kalau ditinjau dari segi seni sastra, ada dua pokok utama yang sama, bahwa orang “KLMTD” – “Kecil Lemah Miskin Tersingkir dan Disable” ditolong dan diperHATIKAN Allah serta Israel merupakan bangsa yang disertai Allah (Ul 7:6), semenjak Abraham diberi janji oleh Allah (Kej 15:1; 17:1).
Pastinya, madah "magnificat" ini mengajak kita semakin ber-"tribute” kepada para ibu kita, terlebih kepada Ibu Maria, "Ibu Kita Semua”, dengan tiga pola hati, al:
1.Suka hati:
Inilah luapan kegembiraan dan syukur hati Maria atas rahmat Allah baginya, yaitu menjadi ibu Penebus ("Jiwaku memuliakan Tuhan, hatiku bergembira karna Allah juruselamatku").
2.Rendah hati:
Maria menyadari diri sebagai hamba-Nya (Yun: “doule”, seorang budak perempuan).
Inilah keutamaan khas Maria yang siap dibentuk, yang "MAu Rendahhati Ikut Allah."
3.Sepenuh hati:
Maria sadar bahwa Allah telah melakukan pelbagai perbuatan besar dengan sepenuh hati. Itu sebabnya, ia juga mentaati perintahNya sepenuh hati, yang dalam bahasa populer bisa dibahasakan sebagai sebuah ajakan iman:
Saat sulit - carilah Tuhan.
Saat hening - sembahlah Tuhan.
Saat menyakitkan - berharaplah dan percayakanlah diri pada Tuhan.
Setiap saat - berterima kasihlah pada Tuhan.
"Dari Surabaya ke Sukabumi-
Bunda Maria doakanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB :
Kita harus mengasihi orang lain seperti Yesus mengasihi mereka. Dan; seperti arti namaNya yaitu "Yesus Penyelamat", kita harus mengusahakan keselamatan orang lain sebagai karya seumur hidup kita. Adalah dengan mencintai orang lain lah, kita belajar mencintai Tuhan.
====
Turunlah ke tempat ini,
ke dalam jurang laut,
ke dalam lubuk hati manusia,
ke dalam rumah keluarga.
Datanglah ke sana, tempat di mana
terang bercampur dengan kegelapan,
hidup dengan kematian,
kebahagiaan dengan keluhan,
roti dengan debu,
kejujuran dengan kebohongan,
madu dengan racun,
cinta dengan benci,
anggur dengan cuka,
waktu dengan kekekalan.
Tuhan..
Datanglah kemari,
dimana orang menderita;
Berdamailah dengan kami,
dan ubahlah wajah dunia,
teduhkanlah lautan,
tenangkanlah hati kami,
dan persatukan semua pikiran-pikiran kami menjadi satu jiwa...
=====
Para rahib bertanya kepada Abas Silvanus, apa rahasianya ia menjadi begitu bijaksana.
Silvanus menjawab : Aku tak pernah membiarkan pikiran pahit tinggal di dalam pikiran dan hatiku.
MADAH HARIAN PAGI
(Sabtu, 22 Desember 2018)
Para nabi mewartakan
Kedatangan Kristus Tuhan
Yang membawa keslamatan
Melimpahkan kesukaan.
Kristus datang ke dunia
Pada pertama kalinya
Lahir untuk mengasihi
Bukan untuk menghakimi
Kristus akan datang lagi
Untuk menganugerahi
Para hamba yang setyawan
Mahkota keabadian.
Kami mohon kepadaMu
Ya Yesus Kristus Tuhanku
Semoga kami selalu
Mencari Dikau melulu. Amin.
DOA
Ya Tuhan, Engkau menaruh perhatian kepada nasib kami, manusia yang terjerumus dalam perangkap maut. Maka Engkau mengutus Putera-Mu untuk menebus kami. Semoga kami percaya dengan bakti ikhlas akan penjelmaan-Nya, dan dipersatukan dengan Dia, penebus kami, yaitu Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
A.
MOTHER HOW ARE YOU TODAY?
221218: HAPPY MOTHER'S DAY
Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir. Kasih ibu selalu berputar dan senantiasa meluas, menyentuh setiap orang yang ditemuinya.
Melingkupinya seperti kabut pagi, Menghangatkannya seperti mentari siang Menyelimutinya seperti bintang malam.
Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir.
"In our house, Mother's Day is every day. Father's Day, too. In our house, parents count. They do important work and that work matters. One day just doesn't cut for us - Di rumah kami, Hari Ibu adalah setiap hari. Hari Ayah, juga. Di rumah kami, orang tua diperhitungkan. Mereka melakukan pekerjaan yang penting dan pekerjaan yang berarti. Suatu hari pun tidak dikurangi untuk kita."
Happy Mother's Day!
22/12/18
Selamat Hari Ibu, Mama, Bunda, Emak, Umi, Nyokap, Mom, Mami. Simbok.
Bersama teladan dan doa
"MOM - Mary Our Mother",
banyak doa dan cinta untuk semua ibu di dunia.
===
Hari Ibu di Indonesia sendiri dilandasi oleh tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tenteram, damai, adil, dan makmur.
Konon, Hari Ibu dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928, di Yogyakarta, tepatnya di pendopo Dalem Jayadipuran milik Raden Tumenggung Joyodipoero.
Setelah kemerdekaan, kongres ini dianggap penting. Sukarno mengenang semangat perempuan juga ibu-ibu dalam pergerakan nasional demi perbaikan kehidupan perempuan era kolonial itu.
Maka, pada 22 Desember 1959, dalam peringatan kongres ke-25, melalui Dekrit Presiden RI No.316 Tahun 1959, Presiden Sukarno menetapkan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai: Hari Ibu.
Di lain matra, Hari Ibu pada masa Yunani dan Romawi kuno merupakan bentuk penghormatan terhadap dua dewi ibu: Rhea dan Cybelle.
Dalam sejarah yang lebih modern kemudian ini menjadi tradisi gereja kristiani untuk sebuah festival "Minggu Ke-Ibuan", yang biasa dirayakan pada minggu ke-4 masa Prapaskah.
Di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya, hal ini mengingatkan orang untuk kembali ke pangkuan "BUNDA GEREJA"; bagaikan kembali ke rumah sendiri. Ini juga menjadi bentuk pertobatan menjelang Hari Raya Paskah.
Secara khusus, masyarakat Inggris pada tahun 1600 merayakan hari yang mereka namakan sebagai “Mothering Sunday”. Inilah saat dimana orang-orang Kristen melaksanakan pantang dan matiraga sebagai bentuk pertobatan sekaligus penghormatan terhadap Bunda Maria.
Saat menjelang hari hari itu juga, rakyat inggris yang miskin dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga, diliburkan oleh majikannya, dan pulang ke kampung untuk bertemu dengan ibu mereka masing masing, dimana setiap ibu akan dihadiahkan "Mothering Cake", atau kue hari ibu
Di Amerika Serikat, gerakan hari ibu awalnya lebih bersifat sosio kultural daripada keagamaan. Lahirnya Hari Ibu dipelopori oleh Anna Jarvis pada tahun 1908, sebagai penghormatan terhadap pengorbanan para ibu demi anak-anaknya. Ini lalu menjadi perayaan resmi negara pada tahun 1914. Pada masa itu dirayakan pada minggu kedua di bulan Mei.
Pada masa-masa selanjutnya, Hari Ibu berkembang dalam arti, makna, dan juga dalam bentuk ungkapan.
Tanggal perayaan Hari Ibu berbeda-beda di tiap negara. Penetapannya disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Di Thailand misalnya, Hari Ibu dirayakan bersamaan dengan ulang tahun Ratu Sirikit, tanggal 12 Agustus. Beberapa negara Eropa Timur merayakannya pada tanggal 8 Maret. Negara-negara Arab pada tanggal 21 Maret.
Entah dirayakan atau tidak, Hari Ibu mengingatkan kita untuk duduk sejenak, merenung dan bertanya: "Mother, how are you today?" Ini bukan sekedar basa-basi tetapi merupakan ungkapan perhatian dan cinta seorang anak. Para ibu umumnya tidak membutuhkan bunga atau kartu atau ucapan selamat. Mereka membutuhkan perhatian dan cinta, walau mungkin tak melebihi cinta dan perhatian mereka kepada kita. Perempuan berdaya, Indonesia Jaya !
====
Tradisi TANG CIE
Tang Cie biasa di tanggal 22 Desember. Kecuali pada tahun kabisat justru jatuh pada tanggal 21 Desember.
Tang Cie berarti musim dingin tiba (Merupakan hari yg paling dingin), dimana Tang Cie mempunyai makna yg khusus bagi masyarakat Tionghua.
Seperti cerita 'dulu' dikatakan hikayat Tang Cie:
Ada seseorang pemuda sebagai tabib yang berbakat. Pada saat itu, ia mencari ramuan obat di hutan, karena suatu kesalahan yang tidak disengaja, racun tanaman itu menyebabkan kedua matanya buta.
Seseorang menemukannya terlantar di hutan, dan mengantarkannya kembali ke rumah.
Ibunya yang sudah tua sangat mengasihi anaknya. Pada saat anaknya tidur, ia rela mencongkel kedua matanya untuk diberikan pada anaknya yang telah buta.
Setelah anaknya bangun dari tidurnya dan bisa melihat, ia mengetahui bahwa matanya adalah pemberian ibunya. Ia ingin mengembalikan mata tersebut kepada ibunya, tapi ibunya menolak.
Ibunya memberikan petunjuk agar anaknya cukup membuat onde dari ketan dan dimasukkan ke kelopak matanya, dengan suatu keajaiban karena mata yang dibuat dari ketan, ibunya dpt melihat kembali.
Makna dari Onde adalah menunjukkan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, yang rela memberikan dua mata yang paling berharga untuk anaknya.
Selanjutnya ini juga di canangkan sebagai "Mother’s Day" yakni hari yang jatuh pada tanggal 22 Desember atau Hari Ibu. Berangkat dari hikayat di atas, maka bagi kalangan warga Tionghoa dibuat suatu kebiasaan/adat-istiadat membuat kue onde-onde.
Pada malam hari sebelum hari Tang Cie, para ibu membuat onde-onde yang terbuat dari tepung beras ketan dan diberi warna merah, putih, hijau, dan berbetuk bulat.
Esok hari, pagi pagi benar, onde-onde itu direbus dan dimasukkan ke dalam air gula dan jahe. Setelah masak pertama-tama diberikan kepada sang ibu sebanyak dua Onde (sepasang "mata").
Ibu, ini anakmu.....
Kalau aku ceritakan
Kesalahanku pada Ibu
Tak kan ada habisnya
yang begitu banyak
Ibu, ini anakmu.....
Kalau aku ceritakan
Kebaikan Ibu padaku
Tak kan ada habisnya
yang begitu banyak
=====
Hari Ibu dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928, di Yogyakarta, tepatnya di pendopo Dalem Jayadipuran milik Raden Tumenggung Joyodipoero.
Kongres ini dihadiri oleh wakil-wakil dari perkumpulannya Boedi Oetomo, PNI, Pemuda Indonesia, PSI, Walfadjri, Jong Java, Jong Madoera, Muhammadiyah, dan Jong Islamieten Bond. Tokoh-tokoh populer yang datang antara lain Mr. Singgih dan Dr. Soepomo dari Boedi Oetomo, Mr. Soejoedi (PNI), Soekiman Wirjosandjojo (Sarekat Islam), A.D. Haani (Walfadjri).
Sekitar 600 perempuan dari berbagai latar pendidikan dan usia hadir dalam kongres Perempuan Indonesia Pertama ini.
Organisasi-organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan itu antara lain: Wanita Utomo, Putri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyah, Wanita Mulyo, perempuan-perempuan Sarekat Islam, Darmo Laksmi, perempuan-perempuan Jong Java, Jong Islamten Bond, dan Wanita Taman Siswa, demikian yang dicatat Susan Blackburn dalam Kongres Perempuan Pertama: Tinjauan Ulang (2007).
Hampir seluruh kongres ini membicarakan relasi mengenai perempuan. Hal itu bisa dilihat dari pertemuan hari kedua kongres, dimana Moega Roemah membahas soal perkawinan anak. Perwakilan Poetri Boedi Sedjati (PBS) dari Surabaya juga menyampaikan tentang derajat dan harga diri perempuan Jawa. Kemudian disusul Siti Moendji'ah dengan “Derajat Perempuan” dan Nyi Hajar Dewantara—istri dari Ki Hadjar Dewantara— yang membicarakan soal adab perempuan.
Namun, yang tak kalah pentingnya adalah pidato Djami dari organisasi Darmo Laksmi berjudul “Iboe”.
Di awal pidatonya, ia menceritakan pengalaman masa kecilnya yang dipandang rendah karena menjadi seorang perempuan. Pasalnya, di masa kolonial, hanya anak laki-laki yang menjadi prioritas dalam mengakses pendidikan. Sementara perempuan, dianggap tak jauh dari urusan kasur, sumur, dan dapur. Pandangan usang itu mengakar kuat. Pendidikan bagi perempuan juga tak dianggap penting karena selalu berakhir ke dapur.
Tapi, Djami punya pendapat lain soal ini. Ia mengatakan: “Tak seorang akan termasyhur kepandaian dan pengetahuannya yang ibunya atau perempuannya bukan seorang perempuan yang tinggi juga pengetahuan dan budinya.”
Djami melanjutkan: “selama anak ada terkandung oleh ibunya, itulah waktu yang seberat-beratnya, karena itulah pendidikan Ibu yang mula-mula sekali kepada anaknya.”
Itulah kenapa pembangunan sekolah-sekolah untuk memajukan perempuan seperti yang dilakukan Rohana Koedoes, Kartini juga Dewi Sartika memiliki peran penting. Seorang ibu yang pintar dan cerdas akan memiliki modal besar untuk menjadikan anaknya pintar.
Maka, pada 22 Desember 1953, dalam peringatan kongres ke-25, melalui Dekrit Presiden RI No.316 Tahun 1953, Presiden Sukarno menetapkan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.
======
Hari Ibu yang kerap diperingati pada 22 Desember setiap tahunnya sebenarnya agak salah sambung alias nyasar dari tujuan awalnya karena campur aduk dengan momentum Mother’s Day di Amerika Serikat yang selalu diperingati pada 9 Mei setiap tahunnya.
Mother’s Day di Amerika memang berbeda dengan hari Ibu di Indonesia. Awal mula peristiwanya pun berbeda. Di Amerika, Mother’s Day selalu diperingati 9 Mei yang tak lain adalah tanggal meninggalnya Ann Jarvis, seorang ibu yang pada 1868 menginisiasi gerakan untuk menyatukan kembali keluarga-keluarga yang tercerai berai akibat perang saudara (Civil War) di Amerika. Setelah ia wafat, usahanya diteruskan oleh Anna Jarvis, anak perempuannya yang kemudian menetapkan tanggal kematian ibunya sebagai Mother’s Day di Amerika.
Sementara itu di Indonesia, peringatan hari Ibu pada 22 Desember didasarkan pada penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia pertama, 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta.
Penetapan tanggal peringatan hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember itu dilakukan pada Kongres Perempuan Indonesia ketiga pada 23–28 Juli 1938 di Bandung.
Adapun, Kongres Perempuan Indonesia pertama dilakukan dalam suasana zaman kolonial yang mencengkeram kebebasan orang Indonesia untuk berekspresi dan menyatakan pendapat. Kongres itu pula tak bisa dilepaskan dari semangat kebangsaan yang baru saja digelorakan pada Kongres Pemuda kedua, 28 Oktober 1928 di Batavia.
Faktor pendorong penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia tak lain adalah kondisi kehidupan perempuan di Indonesia yang masih dikungkung budaya patriarkis yang berdiri di atas nilai-nilai feodal.
Menurut sejarawan Saskia Eleonora Wieringa, ada sejumlah organisasi perempuan yang terpenting ikut serta dalam kongres perempuan tersebut, antara lain: Wanita Oetomo, Aisyah, Poetri Indonesia, Wanita Katolik, Wanito Moeljo, dan bagian-bagian perempuan di dalam Sarekat Islam, Jong Islamieten Bond dan Wanita Taman Siswa.
Tiga tokoh perempuan penggagas pertemuan itu adalah Nyi. Hadjar Dewantara dari Wanita Taman Siswa, Ny. Soekonto dari Wanita Oetomo dan Sujatin Kartowijono dari Poetri Indonesia.
Sujatin, salah seorang inisiator kongres tersebut menuturkan pengalamannya, “Perjuangan kemerdekaan dan perbaikan hak serta nasib wanita menjadi titik utama dalam hidupku sebagai orang muda... Di bulan Oktober 1928, tepatnya tanggal 28, diadakan Sumpah Pemuda... Pada saat itu pulalah timbul sebuah hasrat di antara kami kaum wanita muda, mengadakan sebuah pertemuan antar-wanita se-Indonesia demi persatuan nasional,” kata Sujatin kepada Hanna Rambe, penulis otobiografinya, Mencari Makna Hidupku.
Ada banyak masalah yang dibicarakan dalam kongres perempuan pertama itu, mulai dari pendidikan kaum perempuan, nasib anak yatim piatu dan janda, perkawinan anak-anak, reformasi undang-undang perkawinan Islam, pentingnya meningkatkan harga diri kaum perempuan sampai dengan kejahatan kawin paksa yang masih marak terjadi saat itu.
Beberapa tokoh perempuan menyampaikan pandangannya masing-masing terhadap persoalan yang dihadapi kaum perempuan di Indonesia, bahkan muncul gerakan anti-permaduan (baca: anti-poligami).
Kongres Perempuan Indonesia pertama itu menghasilkan sejumlah resolusi dan membentuk Perikatan Perkumpulan Perempoean Indonesia.
Kehidupan kaum perempuan di Hindia Belanda pada era tahun 1920-an dirundung oleh sejumlah masalah yang cukup pelik. Tak banyak perempuan yang bisa menempuh pendidikan; kebanyakan dari mereka sudah dikawinkan selang beberapa saat setelah mengalami menstruasi pertama; tak punya kedudukan kuat untuk menggugat atas perlakuan sepihak dari kaum pria dalam soal kawin-cerai dan tak adanya aturan yang berpihak kepada mereka.
Dalam surat-suratnya kepada Ny. Abendanon bisa diketahui bagaimana RA. Kartini menggugat praktik permaduan yang terjadi di kalangan priayi.
Ironisnya, Kartini yang menggugat praktik permaduan dan perjodohan paksa itu pada akhirnya harus takluk kepada kehendak ayahnya yang menjodohkannya dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, bupati Rembang yang sudah beristri tiga.
Surat-surat Kartini merupakan gambaran alam pikiran dan perasaannya yang diserap dari pengalaman dan kesaksiannya sebagai seorang perempuan Jawa-priayi yang hidup dalam kungkungan budaya patriarkis.
Semangat Kartini itulah yang terus dinyalakan oleh kaum perempuan yang hidup sesudahnya, termasuk oleh mereka yang menyelenggarakan Kongres Perempuan Indonesia pertama, 22 Desember 1928.
Gerakan perempuan Indonesia pada kolonial sempat hampir pecah karena adanya perbedaan pandangan mengenai permaduan. Itu terjadi pada Kongres Perempuan Indonesia kedua, 20–24 Juli 1935 di Batavia, ketika Ratna Sari, dari Persatuan Muslim Indonesia (Permi) Sumatera Barat menyampaikan pidato yang bernada mendukung poligami, sesuai dengan syariat Islam.
Kontan sikap Ratna itu menuai kontroversi. Suwarni Pringgodigdo dari perkumpulan Istri Sedar menentang pendapat Ratna. Suwarni bahkan memboikot jalannya sidang dengan menyatakan dirinya dan organisasi yang dipimpinnya keluar dari kongres.
Namun hal itu akhirnya dapat dicegah setelah Maria Ulfah, tokoh perempuan utama lainnya, mengajukan usul agar pembahasan pendapat Ratna tidak diteruskan di dalam kongres.
Dinamika gerakan perempuan makin menguat seiring makin bersatunya orientasi mereka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi perempuan. Perempuan tak lagi berdiam di dapur sumur kasur atau pasrah menerima nasib yang terjadi pada diri mereka.
Sejumlah advokasi terhadap perempuan korban pertikaian rumah tangga dilakukan oleh organisasi-organisasi perempuan anggota kongres perempuan.
Perempuan Indonesia, sejak 22 Desember 1928 memasuki ranah perjuangan politik praktis, sebuah wilayah yang sebelumnya tabu mereka masuki karena nilai-nilai tertentu di dalam masyarakat yang tak memungkinkan mereka bergerak aktif memperjuangkan hak-haknya.
Peringatan hari Ibu 22 Desember kemudian ditetapkan perayaannya secara nasional melalui Dekrit Presiden Sukarno No. 316 tahun 1959. Banyak yang mengatakan bahwa penetapan tersebut merupakan upaya dari Sukarno untuk memperbaiki citranya di hadapan gerakan perempuan karena dia telah memadu Fatmawati dengan menikahi Hartini.
Namun lebih dari itu, hari Ibu di Indonesia merupakan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan untuk merebut posisi yang lebih adil di dalam masyarakat.
B.
ANTIFON O
Hari ke-6: (22 Desember 2018) :
O REX GENTIUM/O KING OF THE GENTILES/O RAJA SEGALA BANGSA
O Rex Gentium, et desideratus earum, lapisque angularis, qui facis utraque unum: veni, et salva hominem, quem de limo formasti.
O King of the Gentiles and the Desired of them, Thou Cornerstone that dost make both one, come and deliver man, whom Thou didst form out of the dust of the earth.
O Raja Segala Bangsa yang menjadi dambaan para bangsa, Engkaulah Batu Penjuru yang menjadi titik pertemuan para bangsa. Datanglah dan selamatkanlah manusia, yang telah Engkau ciptakan dari debu tanah.
Litani Kepada Kanak-Kanak Yesus:
Tuhan, kasihanilah kami.
Kristus, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Kristus, dengarkanlah kami.
Kristus, kabulkanlah doa kami.
Allah, Bapa di surga *......
Kasihanilah kami
Allah Putra, Penebus dunia,..
Allah Roh Kudus,..
Kanak-Kanak Yesus yang ajaib,..
Kanak-Kanak Yesus yang sungguh Allah dan Tuhan,..
Kanak-Kanak Yesus yang kemahakuasaan-Nya digelarkan dengan cara ajaib,..
Kanak-Kanak Yesus yang kebijaksanaan-Nya meliputi hati dan pikiran kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kebaikan-Nya tak putus-putusnya membantu kami, ..
Kanak-Kanak Yesus,
yang penyelenggaraan-Nya membimbing kami ke tujuan dan cita-cita kami yang terakhir,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kebenaran-Nya menerangi kegelapan hati kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kemurahan-Nya memperkaya kepapaan kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang persahabatan-Nya menghibur orang yang sedih,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang belas kasih-Nya mengampuni dosa-dosa kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kekuatan-Nya menyegarkan kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kuasa-Nya mengenyahkan segala kejahatan,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang keadilan-Nya mencegah kami terhadap dosa,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kuasa-Nya mengalahkan neraka,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang wajah-Nya menarik hati kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang keagungan-Nya menguasai semesta alam,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang hati-Nya penuh cinta mengobarkan hati kami yang dingin,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang tangan ajaib-Nya penuh berkat melimpahi kami dengan segala anugerah,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang nama-Nya yang manis dan kudus menyukacitakan hati umat beriman,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kemuliaan-Nya menyebar ke seluruh dunia,..
Kasihanilah kami, ya Yesus,
Sayangilah kami.
Kasihanlah kami, ya Yesus
Kabulkanlah doa kami.
Dari segala kejahatan,
Bebaskanlah kami, ya Yesus.
Dari segala dosa,..
Dari ketidak percayaan akan kebaikan-Mu yang tak terhingga,..
Dari segala keraguan akan kuasa ajaib-Mu,..
Dari sikap acuh tak acuh untuk menghormati-Mu,..
Dari segala cobaan dan kemalangan,..
Demi misteri masa Kanak-kanak-Mu yang kudus,..
Kami, orang berdosa, mohon:
Dengarkanlah kami.
Dengan perantaraan Bunda Maria, Bunda-Mu yang Perawan, dan Santo Yusuf, bapa angkat-Mu,
Kami mohon, kabulkanlah doa kami.
Ampunilah dosa-dosa kami,
Bimbinglah kami kepada pertobatan sejati,
Pertahankanlah dan kembangkanlah dalam diri kami kasih dan devosi kepada-Mu,
Kanak-Kanak yang kudus,
Janganlah menarik tangan ajaib-Mu dan kami,
Ingatkanlah kami selalu akan berkat-berkat-Mu yang tak terbilang banyaknya,
Nyalakanlah kasih kepada Hati-Mu yang kudus, agar semakin berkobar,
Kabulkanlah doa semua orang yang berseru kepada-Mu dengan penuh percaya,
Berilah damai-Mu kepada negeri kami,
Bebaskanlah kami dari segala kejahatan yang akan datang,
Karuniakanlah hidup kekal kepada semua orang yang bersikap baik terhadap-Mu,
Ucapkanlah keputusan penuh belas kasihan terhadap kami pada hari pengadilan,
Semoga Engkau, tetap menjadi tempat pengungsian bagi kami,
Yesus, Putra Allah dan Maria
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
luputkanlah kami, ya Yesus.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
kabulkanlah doa kami, Yesus.
Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia,
kasihanilah kami.
Yesus, dengarkanlah kami.
Yesus, kabulkanlah doa kami.
Bapa kami ...
Marilah berdoa..
Ya Kanak-Kanak Yesus yang kudus,
sambil bersujud di hadirat-Mu,
kami mohon,
pandanglah hati kami yang susah dengan belas kasih-Mu.
Semoga Hati-Mu yang lembut dan penuh belas kasihan menjadi lunak karena doa-doa kami.
Limpahkanlah kepada kami rahmat yang dengan sangat kami minta daripada-Mu.
Angkatlah segala derita dan keputusasaan kami, segala cobaan dan kemalangan, yang sangat membebani kami.
Demi masa Kanak-Kanak-Mu yang kudus, dengarkanlah doa-doa kami, serta berikanlah hiburan dan bantuan, agar kami boleh memuji Engkau, bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan selama-lamanya. Amin.
C.
St. Efrem (306-373):
Maria mewartakan kerajaan yang baru
“Maria menunjukkan kepada Elisabeth apa yang dikatakan malaikat kepadanya secara rahasia, dan untuk itu dia disebut berbahagia karena Dia percaya pada pemenuhan nubuat dan pengajaran yang didengarnya (Luk 1,46-55). Kemudian, atas apa yang didingarnya dari malaikat dan Elisabeth, Maria berseru: "Jiwaku memuliakan Tuhan". Elisabeth berkata: "Terberkatilah engkau yang telah percaya" dan Maria menjawan: "Mulai sekarang, segala keturunan akan menyebut aku terberkati". Kemudian, Maria mulai mewartakan kerajaan yang baru. "Dia pulang ke rumah tiga bulan sesudahnya" sehingga Tuhan yang sedang dia kandung tidak akan mulai melayani sebelum hamba-Nya (Yohanes memulainya). Dia pulang kepada suaminya untuk menjelaskan apa yang terjadi." (excerpt from COMMENTARY ON TATIAN’S DIATESSARON 1.28)
D.
GEMBIRA..
Maria sungguh “ber-magnificat – bergembira”, sebab ia mendengarkan dan melaksanakan Sabda Allah. Bicara soal gembira, ada pelbagai macam kata yang bisa menyertainya: ada kabar gembira, ada susu soda gembira, ada lagu rohani dengan judul ”Dengan Gembira”, ada Villa Gembira di Bali, ada Wisma Gembira di Surabaya, ada jalan Gembira di Malaysia, ada panggung gembira di Trans TV, ada malam gembira di Ancol. Ada Kebun Binatang Gembira Loka di daerah Yogyakarta dan sebagainya.
Di lain matra, ada sebuah kisah tentang Jorge, salah satu tokoh antagonis dalam novel terkenal Umberto Eco, “The Name of the Rose”. Jorge adalah seorang rahib tua penjaga perpustakaan. Ia menemukan sebuah buku kuno yang membahas soal rasa gembira, dalam hal ini tertawa, dan mengajukan pendapat bahwa Allah itu tertawa dan bergembira ria. Bagi Jorge buku karangan Aristoteles ini amat berbahaya, bahkan menghujat Allah. Katanya,“Tertawa dan bergembira ria adalah kelemahan, pengrusakan, ketololan dari daging kita … tetapi dalam buku ini fungsi tertawa dan bergembira ria dibalik, dinaikkan derajadnya menjadi seni, pintu-pintu pengetahuan kita membuka ke arahnya, dijadikan pembicaraan filsafat, teologi yang bersifat durhaka …”
Meski demikian, sebagai pustakawan sejati, Jorge tidak tega membakar buku itu. Maka ia melumurinya dengan racun, sehingga siapa saja yang menemukan dan membacanya akan mati. Ia melakukan hal ini dengan tujuan mulia: melindungi para rahib lain dari ‘kejahatan’ tertawa dan gembira ria. Bagi Jorge, tertawa dan gembira ria membuat orang jahat lupa akan rasa takut dan menganggap sepi hukuman Allah. Apa jadinya kalau manusia tidak lagi takut pada neraka? Benarkah pandangan ini? Pandangan macam ini menyiratkan gagasan lain bahwa Allah dan manusia tidak mungkin berhubungan sebagai sahabat yang dapat saling bercanda dan bergembira ria. Padahal, dalam iman kita, Allah begitu dekat, dia bisa lahir lewat sebuah keluarga Nazaret, Yosef dan Maria, sehingga bukan tidak mungkin kedekatan itu terungkap dalam humor, canda, dan tawa yang penuh gembira. Bahkan tertawa dan gembira ria justru dapat semakin mengakrabkan kita dengan Allah, bukan?
Maka, kalau ternyata begitu baiknya rasa gembira, apa makna yang terkandung dalam kata gembira? Gembira bagi saya berarti, Gemakan Tuhan, Binasakan Setan dan Rayakan Iman.
1.GEM-akan Tuhan:
Tuhan datang sebagai orang yang peduli, tapi sekaligus rendah hati: Bartimeus yang buta dibuat melihat, Zakeus yang kesepian dibuat bersukacita, Magdalena yang dibenci dibuat hangat, Lazarus yang mati dibuat hidup lagi. Yang lapar dikenyangkan, yang haus dipuaskan, yang kusta ditahirkan, yang tuli dibuat mendengar, yang lumpuh dibuat berjalan. Kita sendiri bisa melihat usaha Maria untuk gemakan Tuhan, dari kisah Kabar Sukacita. Ketika malaikat menampakkan diri dan memaklumkan kepadanya kehendak Allah, sebenarnya lewat perkataan dalam Lukas 1:39: “Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu itu”, Maria menggemakan empat sifat ilahi Tuhan, al: “kerendahan hati, kekuatan iman, ketaatan dan kemurnian hidup”. Disinilah, seperti Maria, sebetulnya hidup kitapun adalah undangan untuk mau belajar gemakan Tuhan juga.
Mungkin barisan lirik ini bisa mengajak kita belajar setia menggemakan Tuhan:
“Sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara. Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau istrimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup. Sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga. Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya. Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan. Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh - Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama. Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu. Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan. Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini. Hidup sebenarnya adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu dengan setia gemakan Tuhan.
2.BI-nasakan setan:
Mungkin orang bertanya, mengapa Yesus kadang tampaknya meremehkan kehormatan dan hak istimewa Maria? Ketika perempuan itu mengatakan, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau”, dst. Yesus sesungguhnya menjawab, “Ya.” Tetapi, Yesus mengatakan, “Yang berbahagia ialah ...”. Dan dalam suatu peristiwa lain, ketika orang memberitahukan kepada-Nya bahwa ibu-Nya dan saudara-saudaranya berusaha menemui Dia, Yesus menjawab “Siapa ibu-Ku?” dst. Dan di masa yang lebih awal, ketika Yesus mengadakan mukjizatNya yang pertama di mana Bunda-Nya mengatakan kepada-Nya bahwa para tamu dalam perjamuan nikah kekurangan anggur, Ia mengatakan: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, perempuan? Saat-Ku belum tiba.” Ayat-ayat ini sepertinya merupakan perkataan yang dingin terhadap Bunda Perawan, dan bisa jadi membuat Maria marah. Tapi apa yang terjadi, Maria menyimpan semuanya dan merenungkannya dalam hatiNya. Bukankah ini sebagai sebuah usaha nyata binasakan setan?
Setan sendiri adalah salah satu dari tujuh roh jahat (Ada tujuh roh jahat, malaikat neraka, yang ada dan berdiam dalam hati setiap pendosa. Mereka itu, al: Lucifer untuk orang yang sombong. Mamon untuk orang yang tamak dan mata duitan. Asmodeus untuk orang yang jatuh pada kejahatan seksual. Beelzebul untuk orang yang rakus-serakah. Leviathan buat orang yang mudah iri hati. Belphegore untuk orang yang suka malas. Satan sendiri untuk orang yang mudah marah).
3.RA-yakan iman:
Mengacu pada pandangan para Bapa Gereja, bahwa Bunda Maria setia merayakan iman, karena ia bergembira dalam dua hal, yakni: Ia bergembira karena menjadi Bunda-Nya; serta ia bergembira karena dipenuhi dengan semangat iman dan ketaatan. St Agustinus mengatakan, “Bunda Maria bergembira dalam menerima iman Kristus, juga dalam menerima daging Kristus.” Serupa dengan itu, St Elisabet mengatakan kepada Bunda Maria saat kunjungannya, “Beata es quee credidisti - bergembiralah ia, yang telah percaya”. Kisah lawatan Maria ke rumah saudarinya Elisabet yang memuncak pada kidung Magnificat juga menunjukkan figur Maria yang setia rayakan iman. Kidung ini sendiri sesungguhnya merupakan nyanyian pujian kegembiraan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Lihatlah Lukas 1:46-56, “Semua bangsa akan menyebut aku bahagia”).
Disinilah, saya tampilkan sebuah puisi terakhir St. Theresia yang ingin juga merayakan imannya bersama Maria. Ia menulisnya secara utuh, Mei 1894:
“Saat aku memandangimu dalam seluruh kemuliaanmu mengatasi kemilau dari semua orang kudus hampir-hampir aku tak percaya bahwa aku anakmu.
Oh Maria, di hadapanmu aku ingin menundukkan mataku...
Oh Bundaku tercinta, dipantai pengasingan ini
Betapa banyak air matamu yang tercurah ketika Engkau mau merengkuhku kepadamu Saat merenungkan kisah hidupmu dalam Injil.
Aku memberanikan diri memandangmu dan mendekatkan diri padamu Tidaklah sulit bagiku untuk menyakinibahwa aku anakmu karena aku melihatmu sebagai manusia yang menderita sebagimana aku juga.
Oh Perawan suci yang tak bernoda Ibu yang paling lemah lembut
Saat mendengarkan Yesus, engkau berduka malah engkau bahagia manakala Dia mampu memahami kami
Betapa jiwa kami telah menjadi keluarganya didunia ini
Ya, engkau bahagia karena Dia memberikan hidup-Nya untuk kami.
Harta tak terperi dari keahlian-Nya.
Bagaimana mungkin kami tidak mencintaimu, Oh Bundaku tercinta menyaksikan sedemikian besar cintamu dan kerendahan hatimu.
Aku tak lagi takut akan kemilau kemuliaanmu Bersamamu aku telah ikut menderita, dan sekarang aku ingin bermadah dipangkuanmu, Maria mengapa aku mencintaimu dan senantiasa berucap bahwa aku anakmu...”
E.
Kutipan Teks Misa.
“Jiwaku bersukacita karena ke-Allah-an kekal Kristus, Juruselamatku, yang kukandung di dalam waktu dan kubawa di dalam tubuhku” (Keterangan St. Beda Venerabilis tentang Injil Lukas)
Apabila digabungkan ke dalam perayaan Ekaristi maka sesudah Kata Pembuka oleh Imam, lalu dinyanyikan Ajakan Penantian Almasih, Madah, Mazmur dan Kidung, lalu Doa Pembuka, dan masuk ke Liturgi Sabda dari buku bacaan Misa hari yang bersangkutan. Doa Umat memakai Doa Permohonan (tanpa Bapa Kami). Sesudah Komuni dinyanyikan Kidung Maria. Selain dari itu mengikuti Buku Misa hari yang bersangkutan. Praktisnya Ritus Tobat dihilangkan sebab sudah diganti oleh Ajakan Penantian Almasih, Madah dan Mazmur - Kidung. Kalau dengan Misa, (pembuka: Ya Allah, bersegeralah...) ditiadakan, diganti Antifon Pembuka.
Pembuka
* Ya Allah, bersegeralah menolong aku.
* Ya Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin, alleluya.
Antifon Pembuka (Mzm 24:7)
Tinggikanlah tiangmu, hai gapura-gapura, dan lebarkanlah dirimu, hai gerbang abadi, supaya masuklah Raja Mulia.
O gates, lift high your heads; grow higher, ancient doors. Let him enter, the king of glory!
Doa Pembuka
Allah Bapa Maha Penyayang, Engkau menaruh perhatian kepada nasib kami, manusia yang terjerumus dalam perangkap maut. Engkau mengutus Putra-Mu menebus kami. Semoga kami mengimani penjelmaan-Nya dengan tulus ikhlas, dan dipersatukan dengan Dia Penebus kami, yaitu Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Ajakan Penantian Almasih
Ulangan. Sembah sujudlah Tuhanmu, Raja yang akan datang
1. Bergemarlah hai putri Sion, dan bersorak-sorailah putri Yerusalem. Lihatlah, Tuhan akan datang, dan hari itu akan tampaklah Terang yang agung. Gunung-gunung akan meneteskan serba manisan, dan bukit-bukit akan mengalirkan susu dan air madu, karena akan datanglah Nabi yang agung, Dialah yang membarui Yerusalem. Ulangan
2. Lihatlah, Ia akan datang dari rumah Daud, sebagai Allah dan manusia, dan akan bersemayam di atas singgasana-Nya. Kamulah akan melihat-Nya, maka sukacitalah hatimu. Ulangan
3. Lihatlah, akan tiba Tuhan Pelindung kita. Yang tersuci dari Israel dengan mahkota kerajaan di atas kepala-nya. Dialah yang akan memerintah dari laut sampai ke laut, dan dari sungai sampai ke ujung bumi. Ulangan
4. Lihatlah, Tuhan akan menampakkan diri dan tidak akan menipu kamu. Bila Ia bertangguh, hendaklah kamu menunggu dengan tabah, karena sesungguhnya Ia akan datang dan tak lama lagi. Ulangan
5. Ia akan turun bagai hujan menetesi bumi. Dan pada masa itu akan terbitlah keadilan dan berlimpah kedamaian. Maka para raja sedunia akan menyembah Dia dan segala bangsa akan mengabdi-Nya. Ulangan
6. Seorang bayi dilahirkan bagi kita, dan digelarkan Allah yang kuat, Ialah yang akan datang bersemayam di atas takhta Daud bapa-Nya, dan memangku tampuk pemerintahan. Ulangan
7. Hai Betlehem, kota Allah Mahatinggi, dari padamu tampillah Pemimpin Israel. Karena kekal asalnya, maka Ia akan dimuliakan di seluruh dunia. Dan bila ia datang, damailah di atas bumi ini. Ulangan
03. Madah
(PS No. 439, MB No. 316, Yubilate No. 341)
Pencipta Bintang Semesta
04. Mazmur dan Kidung
Antifon: Hai langit, turunkan embunmu, hai awan, hujankanlah raja adil. Hai bumi, bukakanlah dirimu dan tumbuhkanlah Penyelamat.
Mazmur:
Bersukacitalah surga dan bersoraklah bumi. Gunung-gunung nyanyikanlah madah pujian.
Hendaklah gunung-gunung menyerukan kesukaan. Dan bukit-bukit mewartakan keadilan.
Karena Tuhan kita akan datang dan akan menyayangi fakir miskin-Nya.
Langit embunkanlah dan awan-awan hujankanlah yang adil. Hendaklah bumi terbuka dan melahirkan Penebus.
Ingatkan akan daku ya Tuhan, sekadar kebaikan-Mu terhadap umat-Mu. Kunjungilah aku dengan selamat-Mu.
Perlihatkanlah kebaikan-Mu, ya Tuhan dan berilah kami selamat-Mu.
Utuslah ya Tuhan, utuslah Anak Domba, penguasa dunia. Dari padang gurun ke bukit Sion.
Ya Tuhan mahakuasa, pulihkanlah kami kembali. Perlihatkanlah sinar wajah-Mu, maka selamatkanlah kami.
Datanglah, ya Tuhan, dan kunjungilah kami dalam damai.
Supaya bersukacitalah kami di hadapan-Mu dengan segenap hati.
Semoga jalan-jalan-Mu dikenal di bumi dan selamat-Mu diketahui para bangsa.
Bangkitkanlah kuasa-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
Datanglah ya Tuhan dan janganlah berlambat. Bebaskanlah Umat-Mu dari belenggu dosanya.
Kiranya Engkau ya Tuhan menembusi langit dan turunlah.
Semoga hancur-leburlah gunung-gunung di hadapan-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: Hai langit, turunkan embunmu, hai awan, hujankanlah raja adil. Hai bumi, bukakanlah dirimu dan tumbuhkanlah Penyelamat.
Kidung:
Antifon: Hai Israel, siaplah menyongsong Tuhan, sebab ia datang.
Meskipun berwujud pada Allah +
Kristus Yesus tidak mau berpegang teguh *
Pada kemuliaan-Nya yang setara dengan Allah.
Ia telah menghampakan diri +
dengan mengambil keadaan hamba *
dan menjadi sama dengan manusia.
Ia kelihatan sebagai seorang manusia dan
merendahkan diri +
karena taat sampai mati *
sampai mati di salib.
Sebab itu Allah telah meninggikan Dia +
dan menganugerahkan kepada-Nya *
nama yang melebihi segala nama.
Agar dalam nama Yesus +
bertekuklah setiap lutut *
di surga tinggi, di bumi dan di bawah bumi.
Agar setiap lidah mengakui +
untuk kemuliaan Allah Bapa *
Tuhanlah Yesus Kristus.
Kemuliaan kepada Bapa *
dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu *
dan sepanjang segala abad.
Antifon: Hai Israel, siaplah menyongsong Tuhan, sebab ia datang.
Capitulum
P. Sebagai penganjur bagi kita telah masuklah Anak Domba yang tak bernoda, dan telah dinobatkan menjadi Imam Agung, menurut peraturan Melkisedekh sampai selama-lamanya. Dialah Raja yang turunan-Nya tak akan berkesudahan.
U. Syukur kepada Allah.
(dalam misa, ikuti bacaan di bawah, di luar misa dapat membaca Yes 48:12-21, 49:9b-13)
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:24-28)
"Hana bersyukur atas kelahiran Samuel."
Sekali peristiwa, setelah Samuel disapih oleh ibunya, Hana, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantar kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli, “Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Hatiku bersyukur karena Tuhan, penyelamatku.
Ayat. (1Samuel 2:1. 4-5. 6-7, 8abcd; Ul: 1a)
1. Hatiku bersukacita karena Tuhan, aku bermegah-megah karena Allahku. Mulutku mencemoohkan musuhku, aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
2. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat. Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
3. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan. Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya. Ia merendahkan dan meninggikan juga.
4. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah, dan selamatkanlah manusia yang Kaubentuk dari tanah. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:46-56)
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku."
Dalam kunjungannya kepada Elisabet, ketika dipuji bahagia, Maria memuliakan Allah dan berkata, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setelah menerima berita sukacita dari Malaikat Gabriel dan berjumpa dengan Elisabet, saudarinya, Maria meluapkan kegembiraannya, Ia bergembira, bersukacita dengan cara memuji, memuliakan, mengagungkan Allah.
Maria memuliakan Allah, pertama, karena ia sadar ia hanya orang sederhana, berstatus rendah secara sosio-ekonomis, miskin seperti orang Israel lain yang hidup hanya mengandalkan Allah, merasa tidak layak di hadapan Allah, mengapa Allah mengunjungi, mengajak dia berbicara, terlebih lagi memilih dia menjadi bunda Allah.
Maria memuliakan Allah, kedua, karena ia yang tak layak dan berdaya, justru dipilih oleh Allah, dan Allah mengerjakan karya ajaib-Nya di dalam rahimnya. Benar, Allah selama ini telah menunjukkan karya agung-Nya lewat karya penciptaan, peristiwa keluaran dari Mesir, pemberian sepuluh perintah Allah. Namun karya agung Allah dalam diri Maria, di mana Maria melahirkan Yesus, merupakan puncak dari seluruh karya agung Allah. "Jiwaku memuliakan Tuhan... karena Ia telah memperhatikan kerendahan hambanya."
Maria bangga, bergembira, bersukacita karena Allah memperhatikan, memilih, memberkati dia, dan menjadikan dia menjadi berkat bagi segala keturunan. Betapa berbahagia juga kita jika kita tidak hanya melihat karya agung Allah dalam diri Maria tetapi terlebih melihat, menerima, mengakui karya agung Allah dalam diri.
Kidung Maria.
Antifon: O Raja, yang didamba para bangsa. Engkaulah batu sudut yang menjadi titik pertemuan. Datanglah dan tebuslah manusia yang Kauciptakan dari abu tanah.
Aku mengagungkan Tuhan
Hatiku bersukaria karena Allah, Penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku hamba-Nya yang hina ini.
Mulai sekarang aku disebut bahagia oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang mahakuasa. Kuduslah nama-Nya.
Kasih sayang-Nya turun-menurun kepada orang yang takwa.
Perkasalah perbuatan tangan-Nya.
Dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya.
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.
Orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel hamba-Nya.
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan-Nya untuk selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: O Raja, yang didamba para bangsa. Engkaulah batu sudut yang menjadi titik pertemuan. Datanglah dan tebuslah manusia yang Kauciptakan dari abu tanah.
Doa Permohonan
P. Cinta kasih Allah demikian besarnya, sehingga Putra-Nya diutus menjadi manusia. Maka marilah kita berdoa dengan mantap kepada Allah Bapa maha penyayang:
1. Bagi Gereja Allah yang kudus: Semoga Allah Bapa memperbarui dan memperteguh Gereja-Nya berkat perayaan penjelmaan Putra-Nya. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
2. Bagi masyarakat kita: Semoga Allah Bapa memancarkan cahaya-Nya agar masyarakat kita mengakui misteri cinta kasih kebapaan-Nya. Marilah kita mohon:
3. Bagi kaum muda: Semoga Allah Bapa memperkenankan kaum muda masa kini menyelami arti kedatangan Putra-nya di tengah umat manusia dan membangun hidup di atas-Nya. Marilah kita mohon:
4. Bagi kita semua disini: Semoga Bapa memberkati kita agar kegembiraan Natal kali ini dapat kita sebarluaskan sehingga tidak terbatas pada kita ataupun keluarga kita saja yang menikmati, tetapi juga mereka yang terpencil. Marilah kita mohon:
P. Allah Bapa kami yang Mahapengasih, kami bersyukur atas cinta kasih-Mu yang tampak dalam diri Yesus Kristus. Perkenankanlah perayaan Natal yang akan datang ini memperbarui dan mengobarkan cinta kasih kami, hingga kami semakin mirip dengan Yesus, Putra-Mu dan Tuhan kami.
U. Amin.
Bapa Kami (kalau tanpa Misa)
Antifon Komuni (Luk 1:46,49)
Jiwaku memuliakan Tuhan, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
My soul proclaims the greatness of the Lord, for the Almighty has done great things for me.
Dalam Injil hari ini Maria menyampaikan Kidung Pujian (Magnificat) kepada Tuhan. Ia mengajar kita bagaimana memuji Tuhan atas setiap karya-Nya. "Hanya jiwa, yang mengalami perbuatan-perbuatan besar dari Allah dapat mengagungkan dan memuji Dia apa sepantasnya; hanya jiwa (seperti) itu dapat mengajak mereka yang mempunyai kerinduan dan tujuan yang sama, "Muliakanlah Tuhan bersamaku. Marilah bersama memuji Dia," kata St. Beda Venerabilis dalam ulasannya tentang Kidung Pujian Maria. "Maka aku mengangkat semua kekuatan jiwaku menjadi ucapan syukur dan pujian," lanjutnya. (Sumber: Bacaan Ofisi Masa Adven, 22 Desember: Yogyakarta, 1982, halaman 177)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar