Ads 468x60px

Minggu, 02 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 02 Desember 2018
Hari Minggu Adven I
Yeremia (33:14-16)
(Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14)
Tesalonika (1Tes 3:12-4:2)
Lukas (21:25-28.34-36)
"Korona - Mahkota."
Inilah nama lingkaran lilin advent yang kita mulai kenangkan pada hari ini.
Inilah sebuah masa penantian akan kedatangan Tuhan.
Yang pasti, bersama korona adven, kita diajak untuk juga menjadi orang yang di-mahkotaiNya dengan sikap yang selalu berjaga-jaga,
seperti seorang hamba yang diberikan kepercayaan dan penjaga pintu yang diberikan kesempatan.
Dkl: Kita diajak untuk menempatkan hidup di masa kini dan di sini ("hic et nunc") dalam perspektif eskatologis agar kita dapat mengalami akhir yang membahagiakan, yang dalam bahasa St. Paulus:
"hidup tidak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” (1Kor 1:8).
Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa kedatanganNya untuk orang yang SIAP ("Selalu Ingat Akan Panggilan") dapat terjadi pada empat waktu selama malam atau pagi-pagi benar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kedatanganNya dapat terjadi setiap saat, tidak terduga dan tak diketahui.
Nah, karena kedatanganNya itu pasti (kita semua akan mengalaminya) sekaligus tidak pasti (kita tak tahu kapan waktunya), kita diajak untuk selalu siap dan setia berjaga dalam segala perbuatan baik (Mat 24:42; 24:44, Luk 12:35-36,38-40,46; 21:34-36).
"Ada celah ada galah - Selalu waspadalah dan berjaga-jagalah!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
ULASAN EKSEGETIS
BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN I
TAHUN C 2 Desember 2018
(Luk 21:25-28.34-36) :
"DUA WAJAH YERUSALEM"
Rekan-rekan yang baik!
Pada hari Minggu Adven I tahun C dibacakan Luk 21:25-28.34-36. Di situ disebutkan bahwa pada akhir zaman nanti akan ada pelbagai kekacauan. Tapi pada saat itu juga orang akan “akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaannya” (ayat 27).
Lukas menerapkan Dan 7:13 pada Yesus, yang dengan kebangkitannya telah menandai berakhirnya kekuasaan maut dan kekacauan. Ulasan kali ini ada banyak hubungannya dengan pembicaraan mengenai Injil hari Minggu Biasa XXXIII/B yakni Mrk 13:24-32 karena sama-sama mengupas tema “akhir zaman”. Tetapi ada beberapa hal yang dapat disebut sebagai kekhasan Lukas.
1.
DUA WAJAH YERUSALEM
Lukas menerapkan gelagat kosmik mengenai akhir zaman (Luk 21:25-26; yang diambil dari Mrk 13:24-27) kepada peristiwa dihancurkannya kota Yerusalem pada tahun 70 oleh tentara Titus yang datang menumpas pemberontakan orang Yahudi. Runtuhnya Yerusalem diungkapkan dalam Luk 21:20-24. Orang yang mengalami bencana itu dikatakan “akan melihat Anak manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaannya” (Luk 21:27).
Maksudnya, orang akan teringat akan Dan 7:13 yang intinya menunjukkan bahwa kekuatan jahat sudah dipunahkan Tuhan dan kini Anak Manusia, yakni Yesus, menerima kuasa atas seluruh alam semesta. Bagi Lukas, kota “Yerusalem” dari zaman Perjanjian Lama sudah punah, seperti halnya kekuatan jahat yang dalam Dan 7 digariskan punah karena terlalu dihuni oleh kekuatan-kekuatan jahat yang menolak kehadiran Yesus. Kehancuran Yerusalem oleh balatentara Romawi bagi Lukas menjadi penegasan dari kebenaran iman ini.
Tentu saja kota itu kemudian dibangun kembali pada zaman generasi kedua orang kristiani. Tetapi bagi Lukas, Yerusalem ini sudah bukan lagi realitas fisik melainkan realitas iman, yakni kota suci tempat Yesus menyatakan siapa dirinya secara utuh ketika wafat dan bangkit.
Menarik bagi ilmu tafsir, dalam tulisannya, Lukas memakai dua bentuk Yunani nama Yerusalem, yang pertama ialah “Ierousaleem” (=Yerusalem dalam perspektif penolakan terhadap Yesus) dan “Hierosolyma” (=Yerusalem dalam perspektif kota suci yang menerima Yesus).
Nah yang akan lumat ialah “Ierousaleem”, yakni kota yang telah menolak Yesus. Dalam rangka itulah maka Lukas menuliskan nasihat “berjaga-jaga agar hati tidak dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran hidup sehari-hari…” (Luk 21:34).
Yang dimaksud di sini ialah ajakan agar orang tidak bersikap ekstrem melulu senang-senang tak peduli toh akhir zaman akan datang atau bersikap gelisah terus-terusan dengan alasan yang sama. Dua sikap yang saling berlawanan itu bisa terjadi dalam menghadapi perspektif “zaman edan”. Mengapa Lukas menasihati agar orang menjauh dari sikap ini? Tak lain tak bukan karena dua sikap itu sama-sama menutup diri bagi kehadiran Yang Ilahi dalam kehidupan ini. Kedua-duanya tidak memberi ruang gerak pada Roh yang diutus Yesus untuk menghibur dan menopang kehidupan sehingga orang dapat menghadapi akhir zaman dengan kuat, supaya “tahan berdiri di hadapan Anak Allah” (Luk 21:36). Roh Tuhan sendirilah yang akan menuntun orang lewat penghakiman terakhir itu. Jadi bagi Lukas, yang paling penting dalam menghadapi prospek akhir zaman itu ialah keterbukaan kepada Tuhan yang mau menyertai manusia.
2.
ANTARA KELAHIRAN YESUS DAN PAROUSIA.
Manakah hubungan antara prospek Parousia (kedatangan Anak Manusia di akhir zaman) dengan permulaan Masa Adven menyongsong pesta kelahiran Sang Penyelamat?
Dalam kisah-kisah kelahiran Yesus ditekankan kesederhanaannya, juga kesederhanaan orang-orang yang mengitarinya. Dia yang lahir di Betlehem itu sama dengan dia yang nanti akan datang kembali dengan segala kemuliaannya pada akhir zaman. Bagaimana tokoh yang sesederhana itu bisa sama dengan dia yang akan datang dengan mulia dan memperoleh kuasa atas jagat ini?
Lukas dalam seluruh Injilnya mengajarkan bahwa itu semua terjadi lewat perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem. Dengan kedatangannya kota itu mengadili diri: bila menolak, maka kota itu menjadi kota “Ierousaleem”, yang prospek kehancurannya sudah jelas. Bila menerimanya, maka kota itu akan menjadi kota suci “Hierosolyma” yang abadi. Jadi kedatangan Penyelamat yang persiapannya dirayakan dalam Masa Adven ini akan menentukan nasib banyak orang.
Kita ingat kata-kata Simeon di Bait Allah tentang Yesus dalam Luk 2:34: “…Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan” Kemudian Simeon berkata kepada Maria: “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Makna kata-kata ini tidak mudah dipahami. Pedang ialah barang tajam yang akan membelah. Begitulah kehadiran Yesus akan membelah pikiran hati orang. Ia akan memilah yang jahat dari yang baik dalam diri orang, seperti halnya kedatangannya memisahkan “Ierousaleem” (kota Yerusalem yang dirundung kekuatan jahat) dari “Hierosolyma” (kota Yerusalem sejauh menerimanya). Maria adalah orang pertama juga yang akan menjadi penghuni kota suci “Hierosolyma” dan meninggalkan kota “Ierousaleem” yang menghukum diri tadi. Sebetulnya Maria mewakili semua orang yang bakal menerimanya. Maria orang pertama yang menerima kehadiran Yesus dalam kehidupannya, yakni ketika mengucapkan “fiat”.
Bila pikiran Lukas diterapkan ke kehidupan kini maka dapat dikatakan bahwa kedatangan Penyelamat yang kita songsong dalam Masa Adven ini akan membuat kita seperti kota Yerusalem. Bagian dari diri kita dan jagat ini yang menolak digariskan akan hancur, tak tahan di hadapan dia yang nanti datang dengan kemuliaannya. Tapi bagian yang menerima akan ikut serta dalam keabadiannya. Memang yang akan datang itu kini ialah orok sederhana di Betlehem, tidak menakutkan dan tidak selayaknya menggetarkan.
Kita dan dunia kita masih mempunyai kesempatan dari tahun ke tahun sembari memasuki Masa Adven untuk belajar menerimanya dan saling mengajarkan bagaimana cara menerimanya sehingga nanti kalau ia datang kembali dengan kebesarannya kita mendapati diri dalam pilihan sikap yang cocok.
3.
TENTANG HARI KIAMAT.
Sekali-sekali muncul berita mengenai adanya gerakan sekte tertentu yang menekankan prospek hari kiamat. Memang sebelum zaman Yesus sudah ada kelompok-kelompok orang yang mau tahu kapan datangnya kehancuran kosmik. Ada pandangan bahwa kehidupan manusia dan dunia ini pada hakikatnya jahat, buruk secara mendasar. Dan yang buruk begitu itu ditakdirkan hancur, hanya tinggal tunggu kapan.
Tetapi ada segelintir orang yang merasa memperoleh pengetahuan khusus mengenai kapan berakhirnya jagat ini dan bagaimana melepaskan diri dari kungkungan takdir lahiriah. Dan mereka mengajarkan cara hidup alternatif, memisahkan diri dari khalayak umum. Ada pula ekses-eksesnya sampai misalnya meminumkan racun kepada anggota sekte dan bunuh diri dengan gagasan bahwa hidup ini kan tiada bernilai lagi dan agar tak diperburuk dengan hidup terus (=“berdosa” tok dalam pandangan itu). Sekte-sekte ini muncul di beberapa tempat di dunia, di Amerika Selatan, di Indonesia, di Jepang, sering dengan “warna” kristen.
Namun demikian, ajaran kristiani mengenai hari terakhir seperti terdapat dalam Kitab Suci bukan ajaran yang menekankan kapan hari itu datang melainkan dua hal ini:
(1) Orang kristiani menantikan kedatangan Yesus Kristus kembali (Parousia) yang akan mengajak orang-orang yang berkehendak baik dan percaya ikut serta ke dalam kebesarannya (Mrk 13:24-32 dan paralelnya dalam Mat dan Luk). Hal ini adalah kepastian iman.
(2) Mengenai penghakiman terakhir, yang ditekankan bukan perihal hukuman atau pahala, melainkan ajakan untuk mawas diri apakah orang menghormati kemanusiaan, dan punya andil dalam meringankan penderitaan sesama, dll. seperti dalam Mat 25:31-46. Kapan itu terjadi bukan urusan manusia, bukan urusan malaikat, bahkan Anak Manusia yang bakal datang dengan kebesarannya itu pun tidak tahu. Hanya Bapa, maksudnya Tuhan yang Maharahim, sajalah yang menentukan saatnya (Mrk 13:32).
Namun yang dapat diketahui yakni bahwa dua peristiwa di atas itu benar-benar akan terjadi. Oleh karenanya orang diajak bersiap-siap. Caranya bukan dengan diam saja (kayak orang yang dapat satu talenta), atau mendahului Tuhan (kayak sekte-sekte hari kiamat), melainkan dengan ikut mengusahakan kemanusiaan yang makin cocok dengan martabat yang dimaui Pencipta, dengan bertanggung jawab kepada sesama, dengan membawakan wajah Tuhan yang Maharahim, bukan Tuhan yang penghukum.
Gagasan dalam Kitab Suci itu kemudian berkembang menjadi ajaran eskatologi dalam doktrin Gereja. Ajaran mengenai kejadian-kejadian pada akhir nanti (ta eskhata) sebenarnya bukan penglihatan mengenai apa yang bakal terjadi atau laporan ke depan tentang hari kiamat.
Sebagai orang yang percaya akan kebangkitan Kristus, orang kristiani sudah ambil bagian dalam kenyataan akhir zaman secara batiniah. Akhir zaman itu sudah dialami Kristus dan akan dibagikan kepada kita sampai utuh. Yang penting kini yakni dapat mempertanggungjawabkan apa andil kita dalam membuat kemanusiaan makin ikut serta bangkit dan mendapat perkenan Tuhan.
Masih ada waktu dan waktu menjadi jalan rahmat keselamatan bagi diri dan bagi sesama, juga dalam kerja sama dengan orang-orang yang percaya akan kehadiran Tuhan walaupun berbeda agama. Warta kristiani itu warta gembira bukan warta yang meniupkan rasa takut dan waswas akan hari kiamat.
Orang yang menekankan kiamat sebagai kiamat tok sebetulnya tidak memberi ruang bagi kerahiman Tuhan dan menolak kemungkinan bahwa Ia dapat bertindak merdeka. Pandangan seperti ini sebenarnya main hakim sendiri, bukan dalam ukuran kecil-kecilan belaka, melainkan justru dalam ukuran kosmik! Agama manapun tidak mengizinkan pendapat seperti ini. Suara hati juga tak dapat menerimanya. (AG)
B.
Kutipan Teks Misa.
Pada kedatangan Kristus yang pertama Ia dibedung dalam kain lampin di palungan. Pada kedatangan-Nya yang kedua Ia diliputi cahaya bagaikan busana. (St. Sirilus dari Yerusalem)
Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua Bdk. Why 22:17.. Dengan merayakan kelahiran dan mati syahid sang perintis, Gereja menyatukan diri dengan kerinduannya: "Ia harus makin besar dan aku harus makin kecil" (Yoh 3:30). (Katekismus Gereja Katolik, 524)
Antifon Pembuka (Mzm 25:1-3/PS 444)
Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku: Allahku, kepada-Mu aku percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu. Janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku. Ya, semua orang yang menantikan Dikau takkan mendapat malu.
To you, I lift up my soul, O my God. In you, I have trusted; let me not be put to shame. Nor let my enemies exult over me; and let none who hope in you be put to shame.
Ad te levavi animam meam: Deus meus in te confido, non erubescam: necque irrideant me inimici mei: etenim universi qui te exspectant, non confundentur.
Mzm. Vias tuas, Domine, demonstra mihi: et semitas tuas edoce me.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa, anugerahilah kami, umat-Mu, kehendak yang kuat untuk menyongsong kedatangan Kristus dengan cara hidup yang baik. Semoga dengan demikian kami layak mewarisi Kerajaan Surga, bersama Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yeremia (33:14-16)
"Aku akan menumbuhkan Tunas Keadilan bagi Daud."
Beginilah firman Tuhan, “Sungguh, waktunya akan datang, bahwa Aku menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Pada waktu itu Aku akan menumbuhkan Tunas Keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri. Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan dan Yerusalem akan hidup dengan tenteram. Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil: “Tuhan keadilan-Kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14)
1. Beritahukan jalan-jalan-Mu kepadaku ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku, bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
2. Tuhan itu baik dan benar, sebab ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati, menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
3. Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takwa pada-Nya, dan perjanjian-Nya Ia beritahukan kepada mereka.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 3:12-4:2)
"Semoga Tuhan Allah menguatkan hatimu pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita."
Saudara-saudara, semoga Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah, dan berkelimpahan dalam kasih satu sama lain, dan dalam kasih terhadap semua orang seperti kami pun menaruh kasih kepadamu. Semoga Ia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, bersama orang kudus-Nya. Akhirnya, Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami meminta dan menasihati kamu: Kamu telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kamu turuti. Tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 85:8)
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berilah keselamatan yang dari pada-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:25-28.34-36)
"Penyelamatanmu sudah dekat."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan tampak tanda-tanda pada matahari, pada bulan dan bintang-bintang, dan pada bumi. Bangsa-bangsa di bumi. Bangsa-bangsa di bumi akan ketakutan dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena cemas berhubung dengan segala sesuatu yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan bergoncangan. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu di mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat. Oleh karena itu, jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjagalah-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu mendapat kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Antifon Komuni (Mzm 85:13)
Tuhan akan memberikan kebaikan dan negeri kita akan memberikan hasilnya.
The Lord will bestow his bounty, and our earth shall yield its increase.
Dominus dabit benignitatem: et terra nostra dabit fructum suum.
C.
DOA DI KORONA 1 - 4
1.
DOA DI KORONA ADVEN I :
"Ya Yesus Kristus Sang Imanuel, kerinduan sgala bangsa, penyelamat umat mns, datanglah dan tinggallah bersama kami"
NB:
"Pemaknaan Adven."
Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tentang makna masa Adven sebagai berikut:
KGK 524
Ketika Gereja merayakan liturgi Adven setiap tahunnya, ia menghadirkan kembali pengharapan di jaman dahulu akan kedatangan Mesias, sebab dengan mengambil bagian di dalam masa penantian yang panjang terhadap kedatangan pertama Sang Penyelamat, umat beriman memperbaharui kerinduan yang sungguh akan kedatangan-Nya yang kedua.
Dengan merayakan kelahiran sang perintis [Yohanes Pembaptis] dan kematiannya, Gereja mempersatukan kehendaknya:
"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."(Yoh 3:30).
Dengan demikian masa Adven merupakan masa menantikan kelahiran Kristus/ penjelmaan-Nya menjadi manusia. Masa Adven ini bukan bagian dari masa Natal, tetapi merupakan persiapannya. Oleh karena itu, masa Adven merupakan masa pertobatan (menyerupai masa Prapaska), sebab memang pertobatan-lah yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis agar kita dapat menyambut Kristus Sang Penyelamat.
Ciri- ciri perayaan masa Adven adalah tenang dan sederhana, tidak semeriah masa biasa, sebab penekanannya adalah pertobatan yang diwarnai oleh pengharapan akan kedatangan Tuhan.
Budaya sekular di sekitar kita dan juga banyak gereja- gereja non- Katolik merayakan hari Natal yang berdiri sendiri, terlepas dari masa Adven dan masa oktaf Natal sampai Epifani.
Namun sesungguhnya hari Natal tidak dimaksudkan sebagai hari yang berdiri sendiri, tetapi sebagai perayaan yang tidak terlepas dari penanggalan tahunan liturgis.
Natal sebagai perayaan Inkarnasi Tuhan Yesus perlu dipersiapkan terlebih dahulu pada masa Adven. Sebab masa Adven merupakan masa peringatan akan penghiburan yang diberikan Tuhan dan kesempatan di mana kita menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan, seperti halnya ketika para patriarkh, para nabi dan raja menanti dengan penuh pengharapan akan janji Allah yang akan mengutus Putera-Nya menjadi manusia.
2.
DOA DI KORONA ADVEN II:
"Ya Yesus Kristus Raja segala bangsa, Sumber suka cita segala insan, datanglah dan selamatkanlah umat-Mu"
NB:
"Historiografi Advent."
Referensi pertama tentang perayaan Adven terjadi pada abad ke-6. Sebelumnya, terdapat perayaan- perayaan dan puasa yang menyerupai masa Adven kita saat ini.
St. Hilarius dari Poitiers (367) dan Konsili Saragossa di Spanyol (380) menjabarkan tentang tiga minggu masa puasa sebelum Epifani.
Paus St. Leo Agung banyak berkhotbah tentang 'masa puasa pada bulan kesepuluh (yaitu bulan Desember)' sebelum hari Natal.
Gelasian Sacramentary (750) memberikan bacaan liturgi bagi lima Minggu sebelum hari Natal, juga Rabu dan Jumat.
Akhirnya Gereja Barat memutuskan untuk menentukan 4 Minggu pada masa Adven, yang dimulai dari akhir November atau awal Desember sampai hari Natal. Gereja- gereja Timur juga melakukan puasa untuk menyambut Natal.
Masa puasa ini lebih panjang dari masa Adven yang dirayakan oleh Gereja Barat, yaitu dimulai pada pertengahan bulan November. Maka Adven, atau masa puasa pada Gereja- gereja Timur ini dirayakan baik oleh Gereja Katolik, maupun gereja- gereja Orthodox.
Pada masa Reformasi, beberapa tokoh Protestan menolak masa peringatan/banyak hari perayaan dalam kalender liturgi Gereja, dan dengan ini memisahkan gereja mereka dari ritme perayaan liturgis yang dirayakan Gereja Katolik setiap tahunnya (kecuali gereja Lutheran yang kini mempunyai kalender liturgi yang kurang lebih sama dengan kalender liturgi Gereja Katolik).
Namun demikian beberapa gereja Protestan mempertahankan masa Adven, seperti gereja Anglikan. Kemungkinan karena gerakan liturgis, ataupun sebagai reaksi akan perayaan Natal yang cenderung semakin dikomersialkan di kalangan dunia sekular, maka perayaan Adven sekarang menjadi semakin populer di kalangan gereja- gereja non- Katolik dan non- Orthodox.
Gereja Lutheran, Anglikan, Methodis dan Presbytarians dan kelompok- kelompok evangelis telah memasukkan juga tema Adven ke dalam ibadahnya, walau dengan derajat yang berbeda- beda.
3.
DOA DI KORONA ADVEN III:
"Ya, Yesus Kristus, Putera Daud, Engkau telah membukakan pintu surga, datanglah dan bebaskanlah umat-Mu"
Doa Masa Advent.
Misteri keselamatan terlaksana dan terungkap dalam tata waktu.
Lingkaran tahunan bagi orang-orang beriman mengenal masa-masa khusus dalam lingkaran tahunan. Ada masa Advent, Natal, Prapaskah, Paskah. Masing-masing memilki ciri sendiri-sendiri.
Masa-masa khusus seperti ini hendaknya ikut mewarnai doa kita, baik secara pribadi maupun bersama. Disinilah, kami lampirkan lagi sepenggal doa di masa advent:
"Ya Allah, Bapa yang mahakudus, kami bersyukur ke hadirat-Mu, karena lewat masa penantian ini Engkau menjanjikan Juruselamat yakni Yesus Kristus Putra-Mu.
Kedatangan-Nya dinubuatkan oleh para nabi dan dinantikan oleh Perawan Maria dengan cinta mesra.
Dialah Adam baru yang memulihkan persahabatan kami dengan Dikau.
Ia penolong yang lemah dan menyelamatkan yang berdosa.
Ia membawa damai sejati bagi kami dan membuat semakin banyak orang mengenal Engkau, dan berani melaksanakan kehendak-MU.
Ia datang sebagai manusia biasa, untuk melaksanakan rencana-Mu dan membukakan jalan keselamatan bagi kami.
Pada akhir zaman ia akan datang lagi dengan semarak dan mulia untuk menyatakan kebahagiaan yang kami nantikan.
Kami mohon kelimpahan rahmat-Mu, agar selama hidup di dunia ini kami selalu siap siaga dan penuh harap menantikan kedatangan-Nya yang mulia, agar pada saat Ia datang nanti, kami Kau perkenankan ikut berbahagia bersama Dia dan seluruh umat kesayangan-Mu.
Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.
4.
DOA DI KORONA ADVEN IV
"Ya Yesus Kristus Sang Sabda Bijaksana
Sgl sesuatu ada dlm tanganMu
Datanglah dan tunjukkanlah jln keselamatan kepada kami"
"Bibliografi Advent"
KSPB menyatakan Yesus sebagai Mesias meskipun Yesus bukanlah Mesias yang diharapkan oleh kebanyakan orang Yahudi pada saat itu.
Sebab bangsa Yahudi menantikan Mesias yang dapat mengusir bangsa Romawi yang menjajah mereka.
Dengan tegas, Injil menyatakan bahwa Kristus tidak datang untuk mendirikan Kerajaan di dunia atau untuk membebaskan orang- orang Yahudi dari penjajahan Romawi; tetapi Ia mewartakan Kerajaan Surga bagi bangsa Yahudi dan bangsa non- Yahudi.
Meskipun jemaat perdana mengakui bahwa Yesus telah berjaya di dalam Gereja-Nya namun mereka mengakui bahwa segala hal belum sepenuhnya takluk kepada-Nya, sehingga masih ada penggenapan Kerajaan-Nya di masa mendatang (KGK 680).
Oleh karena itu, para jemaat perdana menantikan dengan rindu kedatangan Kristus yang kedua dalam kemuliaan-Nya, untuk mencapai kemenangan sempurna kebaikan atas kejahatan, ketika Kristus akan mengadili semua orang, baik yang hidup dan yang mati (KGK 681, 682) dengan keadilan dan kasih sempurna.
Maka bacaan Kitab Suci inilah yang mendasari masa Adven.
Kitab Suci mengajarkan agar kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan.
Persiapan diri yang dimaksud adalah 'berjaga-jaga', karena memang inilah yang diperintahkan oleh Kristus untuk menyambut kedatangan-Nya (Mat 24:42. Mat 25:13; Mrk 13:33).
'Berjaga- jaga' disini maksudnya adalah untuk mengarahkan pandangan kita kepada hal- hal surgawi, dan bukan kepada hal- hal duniawi, pesta pora, dan dosa, seperti yang dilakukan orang banyak pada jaman nabi Nuh (Mat 24:37-39, Kej 6:5-13).
Dkl: masa Adven merupakan masa pertobatan, di mana kita dipanggil Allah untuk kembali ke jalan Tuhan.
Adven adalah kesempatan untuk menumpas gunung dan bukit kesombongan hati kita, maupun menimbun lembah kekecewaan dan luka-luka batin kita, agar semua yang berliku diluruskan dan yang berlekuk diratakan (Luk 3:5-6) agar kita siap menyambut Kristus dan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar