Ads 468x60px

Selasa, 04 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 04 Desember 2018
Hari Biasa Pekan I Adven
Yesaya (11:1-10)
(Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Ul: 7)
Lukas (10:21-24)
“Gaudete – Bersyukurlah!”
Yesus pun bersyukur:
"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus" (Luk 10:21).
Ia bersyukur karena yang diajarkanNya dimengerti dan diikuti oleh orang-orang sederhana:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu" (Luk 10:21).
Pada kenyataannya, ada dua hal yang sering membuat kita tak mudah bersyukur, yakni:
Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah kita telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi kita masih merasa kurang.
Pikiran kita dipenuhi berbagai target dan keinginan. Kita begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Dalam bahasa Doraemon: “aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini –ingin itu, banyak sekali.”
Kita dapat mengubah rasa-perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.
Dalam bahasanya seorang psikolog Jerman, Maria Kallen, “jika kita tak punya apa-apa yang kita cintai, maka cintailah apa-apa yang kita punyai.”
Kedua, kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.
Kita merasa orang lain lebih beruntung.
Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Dalam bahasa populer: rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau daripada rumput di pekarangan sendiri.
Bagaimana dengan kita sendiri? Semoga kita tidak terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain sampai mata hati tertutup, sehingga lupa untuk senantiasa bersyukur.
“Burung tekukur di Kalvari – Mari bersyukur setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
MADAH HARIAN.
Kelicikan tak dapat dihilangkan dengan kelicikan. Jika seseorang berbuat yang salah kepadamu, berbuatlah yang baik kepadanya, supaya dengan tindakan kebaikanmu, kau menghancurkan kejahatannya.
MADAH HARIAN PAGI
(Selasa, 4 Desember 2018)
Dengarkan suara Tuhan
Yang mengecam kejahatan
Usirlah jauh impian
Serta karya kegelapan.
Bangunlah hati merana
Yang parah terluka dosa
Sebab Kristus bercahaya
Bersinar laksana surya.
Kristus datang bagai domba
Yang menghapus dosa kita
Mari mohon dengan tekun
Supaya diberi ampun.
Dipuja dan dipujilah
Bapa dan Putera Allah
Bersama Roh mahamulya
Selalu senantiasa. Amin.
DOA
Tuhan mahamurah, kabulkanlah permohonan kami dan bantulah kami dalam kesusahan. Semoga Putera-Mu menghibur kami dengan kedatangan-Nya, agar kami sanggup berjuang melawan pengaruh manusia lama. Sebab Dialah pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA 3 Desember 2018 :
"MASA ADVEN ADALAH MASA UNTUK MEMURNIKAN IMAN."
Bacaan Ekaristi :
1Kor. 9:16-19,22-23; Mzm. 117:1,2; Mrk. 16:15-20.
Masa Adven memiliki tiga matra : masa lalu, masa depan, dan masa kini. Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 3 Desember 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Masa Adven, yang dimulai pada hari Minggu kemarin, adalah masa yang tepat "untuk memurnikan roh, karena membuat iman bertumbuh dengan pemurnian ini".
Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Injil liturgi hari itu (Mat 8:5-11), yang menceritakan pertemuan Yesus dengan seorang perwira yang meminta-Nya untuk menyembuhkan hambanya di Kapernaum.
Bahkan saat ini, beliau menjelaskan, ada kemungkinan iman bisa menjadi sebuah kebiasaan bagi kita; kita bisa terbiasa menggunakannya, melupakan “kelincahannya.” Ketika iman menjadi kebiasaan, beliau mengatakan, “kita kehilangan kekuatan iman itu, kebaruan iman yang selalu diperbarui”.
Paus Fransiskus menekankan bahwa matra pertama Masa Adven adalah masa lalu, “pemurnian ingatan”: Kita harus ingat bahwa Natal bukanlah tentang kelahiran sebuah pohon Natal, tetapi tentang kelahiran Yesus Kristus: Tuhan dilahirkan, Sang Penebus yang telah datang untuk menyelamatkan kita.
Ya, Natal adalah sebuah perayaan ... [tetapi] kita selalu menghadapi bahaya, kita akan selalu memiliki di dalam diri kita godaan untuk menduniawikan Natal ... Ketika perayaan tidak lagi berkenaan dengan permenungan — sebuah perayaan keluarga yang indah dengan berpusat pada Yesus — perayaan itu mulai menjadi sebuah perayaan duniawi: seluruhnya tentang belanja, hadiah, ini dan itu ... dan Tuhan tetap di sana, terlupakan. Bahkan dalam kehidupan kita sendiri : ya, Ia dilahirkan, di Betlehem, tetapi [lalu apa?] ... Masa Adven adalah [masa] untuk memurnikan ingatan masa lalu ini, ingatan akan matra itu.
Paus Fransiskus melanjutkan matra masa depan dari Masa Adven dengan mengatakan bahwa Masa Adven juga berfungsi untuk “memurnikan harapan”, mempersiapkan kita “untuk kepastian perjumpaan dengan Tuhan” : Karena Tuhan yang datang kemudian akan kembali! Ia akan kembali! Ia akan kembali untuk bertanya kepada kita : "Bagaimana hidupmu berjalan?".
Perjumpaan tersebut akan menjadi sebuah perjumpaan pribadi. Kita memiliki perjumpaan pribadi dengan Tuhan, hari ini, dalam Ekaristi; kita tidak dapat memiliki pribadi seperti itu dengan Natal 2000 tahun yang lalu : kita memiliki peringatan itu. Tetapi ketika Ia kembali, kita akan mengalami perjumpaan pribadi itu. Perjumpaan tersebut memurnikan harapan.
Akhirnya, Paus Fransiskus mengundang untuk memelihara matra iman sehari-hari, meskipun begitu banyak keprihatinan dan kekhawatiran, agar menjadi "pamong" dari "rumah batin" kita. Allah kita, pada kenyataannya, adalah "Allah kejutan", dan umat Kristiani harus terus-menerus arif terhadap apa yang dikatakan Bapa surgawi kepada kita hari ini : Matra ketiga lebih banyak sehari-hari : memurnikan kewaspadaan kita. Kewaspadaan dan doa adalah dua kata untuk Masa Adven : Karena secara historis Tuhan datang di Betlehem; dan Ia akan datang, di ujung dunia dan juga di akhir kehidupan pribadi kita. Tetapi setiap hari, setiap saat, Ia datang ke dalam hati kita, dengan ilham Roh Kudus. (PS)
C.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM DOA MALAIKAT TUHAN: TENTANG MAKNA ADVEN.
Kebahagiaan sejati tak dapat ditemukan pada penghargaan lain; yang tidak di dalam persatuan dengan Tuhan. Jika aku mencari penghargaan di luar dari Tuhan, aku mungkin mendapat penghargaan itu, tetapi aku tak dapat bahagia.
Saudara dan saudari terkasih, selamat pagi!
Hari ini kita memulai perjalanan Adven, yang akan berpuncak pada Natal. Adven adalah waktu yang diberikan kepada kita untuk menyambut Tuhan yang datang untuk menemui kita, memeriksa keinginan kita akan Allah, melihat ke depan dan mempersiapkan diri kita untuk kedatangan Kristus. Ia akan datang kepada kita pada hari raya Natal, ketika kita akan mengingat kedatangan-Nya yang bersejarah dalam kesederhanaan keadaan manusiawi; tetapi, Ia datang ke dalam diri kita setiap kali kita berketetapan hati menerima-Nya, dan Ia akan datang kembali pada akhir zaman untuk "menghakimi orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati". Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan menanti-nantikan Tuhan dengan harapan bertemu dengan-Nya. Liturgi hari ini memaparkan kepada kita, pada kenyataannya, tema kewaspadaan dan pengharapan yang menggugah pemikiran ini.
Yesus mengimbau kita dalam Injil (bdk. Mrk 13:33-37) untuk berhati-hati dan berjaga-jaga, siap untuk menerima-Nya saat kedatangan-Nya. Ia mengatakan kepada kita : "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba [...] supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur" (ayat 33,36).
Orang yang berjaga-jaga adalah orang yang, dalam kegaduhan dunia, tidak membiarkan dirinya diliputi oleh gangguan atau oleh kedangkalan, tetapi hidup secara penuh dan sadar, terutama memperhatikan orang lain. Dengan sikap ini, kita menyadari air mata dan kebutuhan sesama kita dan kita juga dapat memahami kemampuan dan mutu manusiawi dan rohaniahnya. Orang yang berjaga-jaga kemudian juga berpaling kepada dunia, berusaha melawan ketidakpedulian dan kekejaman yang ada di dalamnya, dan bersukacita atas khazanah keindahan yang juga ada dan terjaga.
Ini adalah tentang memiliki sebuah rupa pemahaman untuk mengenali kesengsaraan dan kemiskinan perseorangan dan masyarakat atau untuk mengenali kekayaan yang tersembunyi dalam hal-hal kecil sehari-hari, tepatnya di sana, di mana Tuhan telah menempatkan kita.
Orang yang waspada adalah orang yang menerima undangan untuk berjaga-jaga, yaitu, tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh tidur karena putus asa, kurangnya harapan, kekecewaan dan, pada saat bersamaan, menolak hasutan dari banyak kesia-siaan yang melimpah di dunia dan di belakangnya, terkadang, waktu pribadi dan keluarga dan ketenangan dikorbankan. Nabi Yesaya menceritakan pengalaman menyakitkan dari umat Israel tersebut : Allah sepertinya telah membiarkan umat-Nya mengembara jauh dari jalan-Nya (ayat 63:17), namun ini adalah akibat dari ketidaksetiaan umat itu sendiri (bdk. 64:4b). Kita juga sering menemukan diri kita dalam situasi ketidaksetiaan terhadap panggilan Tuhan : Ia menunjukkan kepada kita jalan yang baik, jalan iman, jalan kasih, tetapi kita mencari kebahagiaan kita di tempat lain.
Berjaga-jaga dan waspada adalah anggapan-anggapan untuk tidak terus menerus "mengembara jauh dari jalan Tuhan," tersesat dalam dosa-dosa kita dan dalam ketidaksetiaan kita. Berjaga-jaga dan waspada adalah syarat untuk memungkinkan Allah masuk ke dalam keberadaan kita, untuk mengembalikan makna dan nilai padanya dengan kehadiran-Nya yang penuh dengan kebaikan dan kelembutan. Semoga Maria yang Tersuci, sokoguru dalam menanti Allah dan ikon kewaspadaan, menuntun kita untuk berjumpa dengan Yesus Putranya, menghidupkan kembali kasih kita kepada-Nya.
Dalam kedatangan-Nya yang pertama Kristus menjadi Penebus kita. (St. Bernardus Abas)
D.
DOSA SAKRILEGI.
Umat: Romo, saya pernah dengar ada satu istilah tentang dosa.
Romo: Istilah apa?
Umat: Dosa sakrilegi. Apa maksudnya?
Romo: Dosa sakrilegi itu dosa menajiskan atau tidak menghormati sakramen-sakramen atau tindakan liturgi lainnya, dan juga pribadi, benda atau tempat yang telah ditahbiskan kepada Allah.
Umat: Misalnya?
Romo: Contoh dalam hal menajiskan Sakramen khususnya Ekaristi, seseorang yang berdosa berat seperti berzinah atau mencuri atau membunuh, tetap menyambut komuni kudus seperti biasa seolah-olah dia tidak berdosa sedikitpun. Itu adalah dosa sakrilegi.
Umat: Kalau orang yang kumpul kebo dan diam-diam dia ikut komuni saat misa?
Romo: Itu juga dosa sakrilegi. Dosa berat karena tidak menghormati Tubuh Kristus yang mahakudus.
Umat: Tadi Romo sebutkan juga tentang pribadi, benda atau tempat yang ditahbiskan itu maksudnya bagaimana?
Romo: Pribadi yang ditahbiskan kepada Allah itu adalah imam. "Memukul" atau berlebihan mempergunjingkan seorang imam secara tidak proporsional adalah contoh dosa sakrilegi. Benda atau tempat yang ditahbiskan misalnya altar dan gereja. Altar dan gereja bukanlah tempat untuk makan minum, bercerita, mengobrol, merokok, dll yang profan. Itu semua tindakan tidak menghormati barang-barang kudus yang ditahbiskan Tuhan.
Umat: Kalau saat misa ada yang main HP dan mengobrol lalu saat komuni pergi sambut?
Romo: Main HP dan ngobrol saat misa saja sudah merupakan dosa sakrilegi. Apalagi dia ikut komuni tanpa persiapan batin yang layak. Dosa sakrileginya dobel.
Umat: Bagaimana supaya bisa lepas dari dosa ini dan layak terima komuni?
Romo: Rayakanlah sakramen tobat atau pengakuan dosa sebelum misa. Baiklah dibiasakan pelayanan sakramen tobat setiap Sabtu sore. Umat yang berdosa dapat mengaku dosa supaya layak menerima komuni saat misa hari Minggu. Bisa juga waktu lain, tapi intinya mengaku dosa.
Umat: Tapi yang kumpul kebo belum berkat nikah, apakah dengan mengaku dosa mereka bisa sambut?
Romo: Tidak bisa. Mereka kan masih hidup dalam dosa karena belum diberkati. Sama saja nanti sesudah pengakuan mereka kembali ke dosa perzinahan. Jadi untuk yang model seperti ini harus dibereskan dulu perkawinannya (rehabilitatio matrimoni). Biasanya sehari sebelum pemberkatan ada pengakuan dosa. Saat itulah mereka dapat mengaku semua dosa termasuk dosa sakrilegi yang tadi disinggung dan mendapat pengampunan.
Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tentang dosa sakrilegi sebagai berikut:
KGK, 2120.
Sakrilegi dilakukan seorang yang menajiskan atau tidak menghormati Sakramen-sakramen atau tindakan liturgi yang lain, pribadi, benda, atau tempat yang telah ditahbiskan kepada Allah. Sakrilegi itu lalu merupakan dosa berat khusus, apabila itu ditujukan kepada Ekaristi, karena di dalam Sakramen ini, Tubuh Kristus hadir secara substansial (Bdk. CIC, cann. 1367; 1376.)
Jelasnya, dosa sakrilegi berarti dosa karena melanggar hal-hal yang telah dikuduskan untuk kepentingan perkembangan iman gereja dalam Liturgi dan Ibadat.
Dalam Gereja Katolik dikenal dan diimani bahwa, manusia tidak dapat mengungkapkan dirinya sepenuhnya kepada sang pencipta. Maka manusia membutuhkan sarana dan simbol agar pengungkapan diri dan iman itu dapat mencapai kepada Tuhan.
Apakah sarana dan simbol-simbol yang dipakai oleh Gereja dalam hal ini? Gereja mempergunakan alam ciptaan Tuhan serta buah karya manusia. Sarana, alat dan simbol-simbol itu diambil dari kehidupan manusia dan dikhususkan untuk pengungkapan iman Gereja di dunia. Maka agar memiliki nilai dan makna Rohani yang pantas maka entah alat, entah sarana, dan juga symbol-simbol perlu dikhususkan atau dikuduskan, disucikan untuk pengungkapan iman, melalui doa dan penumpangan tangan oleh seorang imam tertahbis.
Dan apabila sarana, alat, dan symbol-simbol tersebut setelah di doakan dan ditumpangi tangan imam atas nama Allah dan Gereja-Nya, maka semuanya menjadi benda-benda yang mempunyai kekudusan sebagai simbol kehadiran Allah.
Dengan demikian, sikap orang di tuntut untuk menghargai dan menghormati alat, tempat, simbol dan segala sesuatu yang telah dikuduskan tadi. Apabila orang dengan sengaja dan sadar memperlakukan alat, tempat dan simbol-simbol dalam gereja atau di rumah yang telah dikhususkan (dikuduskan), dengan perbuatan dan sikap yang tidak pantas maka orang itu secara otomatis terkena doa Sakrelegi, karena mengabaikan, memperlakukan benda, atau sarana yang telah dikuduskan/ disucikan.
Apa-apa saja alat-sarana, simbol-simbol kudus itu? Sarana, alat dan symbol itu dipakai untuk pengungkapan iman Gereja kepada Allah. Misalnya: alat-alat Ekaristi kudus, pakaian-pakaian Liturgi, benda-benda rohani, patung, salib, rosario gambar kudus, dan lain sebagainya.
E.
KUTIPAN TEKS MISA.
Antifon Pembuka (Za 14:5-7)
Tuhan pasti datang, diiringi semua orang kudus, bersinarkan cahaya gemilang.
Behold, the Lord will come, and all his holy ones with him;
and on that day there will be a great light.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamurah hati, kabulkanlah doa kami dan bantulah kami dalam kesusahan. Semoga Putra-Mu menghibur kami dengan kedatangan-Nya, agar kami sanggup berjuang melawan pengaruh manusia lama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Nabi Yesaya menyatakan bagaimana di Gunung Sion Tuhan menyediakan hidangan yang lezat bagi semua bangsa. Ia akan mengoyakkan pakaian kabung, dan menghapus air mata dari wajah mereka yang menantikan Tuhan. Tidak ada lagi dukacita.
Bacaan dari Kitab Yesaya (11:1-10)
"Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan."
Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia kan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri. Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggang. Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Mu yang kudus. Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 72:2.7-8.12-13.17; Ul: 7)
1. Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
2. Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
3. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia kan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
4. Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang; Ia datang dengan megah, dan mata para hamba-Nya akan berseri-seri.
Yesus tergerak hati-Nya kepada banyak orang yang sudah tiga hari tetap bertahan bersama Dia. Ia lalu memperbanyak roti dan melalui tangan para murid-Nya, memberi mereka makan. Mereka pun makan sampai kenyang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:21-24)
"Yesus bergembira dalam Roh Kudus."
Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Sebab Aku berkata kepadamu, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, namun tidak mendengarnya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Seperti halnya yang terjadi dalam peristiwa penggandaan roti, sesungguhnya Tuhan Yesus selalu menaruh belas kasihan atas nasib hidup kita. Hati-Nya pasti berduka setiap kali melihat kita berada dalam penderitaan. Ia berduka ketika kita lapar. Ia merasa prihatin ketika kita sakit. Ia menghendaki agar kita terbebas dari segala penderitaan. Di balik segala keberuntungan kita, selalu ada campur tangan Tuhan Yesus. Sudahkah kita bersyukur atas hidup kita yang berkecukupan? Sudahkah kita bersyukur atas kesehatan yang setiap hari kita nikmati? Bersyukurlah senantiasa!
Semua yang ada pada manusia dikenakan pada Yesus, Putra Allah, kecuali dosa. (St. Gregorius dari Nazianze)
Antifon Komuni (2Tim 4:8)
Mahkota mulia akan diberikan oleh Hakim yang adil kepada semua yang merindukan kedatangan-Nya.
The Just Judge will bestow a crown of righteousness on those who eagerly await his coming.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar