Ads 468x60px

Rabu, 09 Januari 2019



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 09 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
1 Yohanes (4:11-18) 
(Mzm 72:1-2.10.12-13; R:11)
Markus (6:45-52)
"Salva nos - Selamatkanlah kami!"
Inilah harapan orang yang beriman.
Sebaliknya, kita melihat sikap para murid yang "kuman, kurang beriman": Mereka "heran" menyaksikan mukjizat-mukjizat yang menyelamatkan. Mereka ketakutan menyaksikan Yesus berjalan di atas air ketika perahu mereka sedang diombang-ambingkan angin sakal.
Jelasnya, Ia melihat dan “datang” untuk menolong mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang memiliki relasi akrab dengan Yesus, tidak pernah lepas dari perhatianNya.
Adapun Yesus melihat dari darat betapa payahnya mereka mendayung. Payah, dari sebuah kata kerja yang artinya menyiksa/menyusahkan. Ini melukiskan kesulitan para murid ketika mereka harus mendayung melawan angin. Sedangkan, jam tiga malam (teks Inggris: jam jaga malam yang keempat) berlangsung dari jam 3 hingga jam 6 pagi.
Ajakan penyelamatanNya yang bisa kita ingat, adalah:
1.Tenanglah:
Ajakan ini mengandung juga pengertian untuk "stay cool, calm & controlled", berani untuk mengambil jarak, tidak larut hanyut dalam masalah hidup harian.
2.Aku ini:
Ia meyakinkan para murid bahwa kehadiranNya sungguh nyata.
3.Jangan takut:
Ia menawarkan sebuah keberanian iman.
Pastinya, tanpa satu katapun dari Yesus, angin pun redalah (Yun: menjadi lelah bertiup).
Di lain segi, ironis bahwa para murid, yang sudah mengalami mukjizat pemberian makan lima ribu orang, belum juga mengenal Yesus dengan baik. Mereka belum menyadari bahwa Yesus adalah Tuhan. Pikiran mereka masih buta dan belum terbuka.
Bisa jadi, ini juga terjadi pada kita. Meski kita menyebut diri anak-anak Tuhan, meski kita terlibat aktif dalam pelayanan, tetapi kita belum mengenal Yesus dengan baik. Ini bisa diuji dengan sikap kita tatkala menghadapi masalah, sudahkah kita menunjukkan ketergantungan pada Dia?
"Makan bakut di Kalimati - Jangan takut karena Tuhan memberkati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Deus caritas est - Allah adalah Kasih".
Itulah pesan iman yang tampak ketika Yesus berjalan di Danau Galilea. Danau ini juga disebut "Genesaret", karena bentuknya seperti kecapi: "Yam Kinneret" (Ibr:"yam=Danau, kinnor=kecapi").
Seperti yang saya tulis dalam buku "TANDA" (Kanisius), di tengah badai kehidupan yang real, kita juga dipanggil untuk menghadirkan Kristus dengan penuh kasih, "Karena Allah Selalu Ingin Hadir".
Adapun 3 polanya, "DKT", al:
A. "Doa": 
Setelah bersibuk dalam aneka karya, Yesus selalu memberi ruang hati untuk ber-"silentium"/hening dan mengalami perjumpaan, semacam "intimitas cum Deo/kemesraan dalam Allah". BagiNya, "orare labora est - berdoa adalah sebuah usaha", maka orang banyak disuruh pulang dan para murid naik perahu terlebih dulu. Doa menjadi sumber bagi hidup karya, akar peneguh supaya hidup karyaNya tidak jatuh pada rutinitas - aktivitas semata. Sudahkah kita juga berdoa penuh kasih hari ini?
B."Ucapan": 
Verbum est evangelicum - kata menjadi warta gembira. Ketika para murid takut dan terpisah dari Tuhan, Ia berkata kepada mereka, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Yun: "Ego eimi"). UcapanNya hadir sebagai berkat. Sst, bukankah kata "takut" itu punyai 5 huruf dengan "K" di tengah-tengahnya yang bisa berarti "Kristus"? Jadi, kenapa kita takut jika kita yakin ada "K" di tengah-tengah pergulatan hidup dan sukaduka kita? Bukankah dalam kasih juga tidak ada ketakutan? Pastinya, setiap tahun ada 365 hari, ternyata dalam Kitab Suci, terdapat 365 kali kata "jangan takut". Jadi, setiap hari Tuhan selalul berkata penuh kedamaian, "Jangan takut!" Indah bukan? Sudahkah kita juga berkata penuh damai hari ini?
C."Tindakan": 
Saat para murid ada dalam situasi gelap "3K": ketakutan-kegelisahan dan kuatir, Yesus "in action": Ia naik ke perahu, hadir dan menemani mereka sehingga angin menjadi reda. Dalam hidup nyata, kita dan banyak orang sering mengalami banyak ketakutan, takut gagal-kecewa-diPHK, sakit dan takut mati/ditinggal mati, sudahkah kita mau hadir dalam satu perahu dan menjadi teman seperjalanan? Just do it!!
"Makan bakut di Taman Sari - jangan takut Tuhan hadir setiap hari." (RJK)
2. 
St. Agustinus.
"Perahu yang mengangkut para rasul - yaitu, Gereja, oleng dan terobang-ambing di tengah badai godaan. Angin yang mengamuk maksudnya adalah musuh Gereja, yakni si jahat yang berusaha keras agar angin tersebut tidak berhenti mengamuk. Namun, orang yang gigih, yakni kita lebih hebat, karena di tengah goncangan-goncangan dalam hidup kita, Yesus memberikan rasa percaya diri. Dia datang bagi kita dan menguatkan kita, sehingga di dalam perahu kita tidak panik dan tidak terhempaskan keluar.
Meskipun perahu tersebut dibuat kacau, namun tetaplah perahu. Perahu itu membawa para rasul dan menerima Kristus. Perahu itu memang dalam bahaya jika di air sampai masuk ke dalamnya, tetapi perahu tanpa air tentunya tidak akan berfungsi. Maka, tinggallah dalam perahu dan panggillah Tuhan! Ketika semua nasehat baik gagal, ketika kemudi tidak lagi berfungsi, ketika layar malah lebih membahayakan daripada melindungi kita, ketika semua bantuan dan kekuatan manusia telah tak berdaya, satu-satunya sumber kekuatan yang tersisa bagi para pelaut adalah meminta tolong pada Tuhan.
Maka, akankah Dia yang menolong mereka yang berlayar mencapai tempat berlabuh dengan aman, akan meninggalkan gereja-Nya dan menghalanginya tiba dengan damai dan tenang?" (Sermon 75.4)
3.
"Ego sum, nolite timere!" - Ini Aku, jangan takut!
Inilah 'sapaan' Yesus ketika para murid takut dan terpisah dari Tuhan. Ternyata dalam Kitab Suci, terdapat 365 kali kata "jangan takut", artinya sapaan ini menjadi warta gembira - 'Verbum est evangelicum' yang disampaikan oleh Tuhan bagi kita semua yang beriman kepada Tuhan setiap hari.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini mengisahkan para murid yang memberanikan diri untuk pergi menyeberangi danau tanpa Yesus. Ketika perahu mereka diterpa badai, diombang-ambingkan angin kencang di atas laut, mereka ketakutan. Saat itu mereka melihat Yesus berjalan di atas air dan menyapa mereka, "Ini Aku, jangan takut!”
Adapun makna dari sapaan Yesus "Ini Aku, jangan takut," antara lain:
A. Menghadirkan
Sapaan Yesus, "Ini Aku" menyatakan identitas-Nya sekaligus menggemakan _kehadiran ilahi_ yang penuh kasih. "Deus caritas est" - Allah adalah Kasih.
Di sini kita diajak untuk menyadari bahwa Allah mengasihi kita sebagai anak-anakNya, Allah berbela-rasa dengan manusia. Di tengah badai kehidupan yang real, kita juga dipanggil untuk menghadirkan Kristus dengan penuh kasih, memberikan rasa percaya diri dan menguatkan, sehingga tidak panik dan berputus-asa, tapi tetap memiliki semangat dan berpengharapan.
B. Menguatkan
Yesus membagikan _kekuatan,_ ketika Ia menyapa "jangan takut" dengan berjalan di atas air. Sapaan ini sekaligus menyatakan tindakan penyertaanNya.
Di sinilah kita diajak untuk percaya bahwa Ia sebagai "Alpha et Omega", yang ada di awal dan akhir hidup kita, selalu hadir menyertai kita dan tidak pernah meninggalkan kita asal kita juga setia untuk tinggal bersamaNya - "Manete in Deo", lewat cinta, doa dan ekaristi yang kita rayakan dan wujudkan secara nyata dalam hidup sehari-hari.
4.
Kutipan Teks Misa
“Allah telah mendirikan Gereja seperti pelabuhan di tepi laut, agar kamu dapat berlindung dari pusaran kekhawatiran dan menemukan kedamaian dan ketenangan” – St. Yohanes Krisostomus
Antifon Pembuka (Yes 9:2)
Rakyat yang berjalan dalam kegelapan melihat cahaya terang benderang. Suatu cahaya menerangi mereka, yang tinggal di daerah naungan maut.
A people who walked in darkness has seen a great light; for those dwelling in a land of deep gloom, a light has shone.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kedamaian, jauhkanlah kiranya rasa takut dari hati kami, dan tanamkanlah sikap kesediaan menaruh cinta kasih kepada sesama, sehingga kami dapat memasuki kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:11-18) 
"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita."
Saudara-saudariku yang terkasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yakni kalau kita mempunyai keberanian yang penuh iman pada hari penghakiman, karena, sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman, dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 72:1-2.10.12-13; R:11)
1. Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
2. Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, segala bangsa menjadi hambanya!
3. Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Kristus, yang diwartakan kepada para bangsa! Terpujilah Engkau, Kristus, yang diimani oleh seluruh dunia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:45-52) 
"Para murid melihat Yesus berjalan di atas air."
Sesudah memberi makan lima ribu orang, Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu, dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida. Sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah berpisah dari mereka, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam, perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika melihat betapa payahnya para murid mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Yesus datang kepada mereka berjalan di atas air, dan Ia hendak melewati mereka. Ketika melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat-Nya dan sangat terkejut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Yesus naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Laut dalam Kitab Suci adalah lambang dari kekuatan akan kekacauan dan kejahatan. Perahu lambang Gereja. Jadi, peristiwa itu mengisahkan Gereja yang sedang menghadapi bahaya.
Menurut keyakinan orang Israel pun, laut atau danau merupakan tempat kekuatan jahat yang selalu mengancam manusia. Karena itu para murid berteriak ketakutan: "Itu hantu!", saat Yesus berjalan di atas air.
Yesus menenangkan mereka dengan mewahyukan diri-Nya: "Aku ini, jangan takut!" Petrus belum yakin sehingga meminta Yesus bersabda agar ia dapat berjalan di atas air dan mendapatkan-Nya. Petrus pun berjalan di atas air. Namun ketika angin bertiup, takutlah ia dan mulai tenggelam. Itu tanda bahwa imannya belum mantap sehingga ia memohon pertolongan dari-Nya. Ia mengulurkan tangan-Nya sebagai tanda bahwa Yesus siap menolong manusia. Ternyata gelombang dahsyat itu takluk pada Sabda Yesus.
Dalam peristiwa di danau, Yesus menunjukkan bahwa Dia mempunyai kuasa dan wibawa atas semua ciptaan, juga atas kuasa-kuasa alam. Para murid diundang untuk bertumbuh dalam iman dan menyerahkan hidup mereka pada kuasa Yesus.
Kata-kata Yesus, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" menjadi pedoman hidup mereka. Serahkan semuanya kepada Yesus dan tetap percaya kepada-Nya sebab kita mengenal-Nya sebagai Tuhan dan Gembala yang baik, yang tidak akan pernah meninggalkan kita.
Doa Malam
Allah Bapa yang kuasa dan kekal, asal Engkau mendampingi kami, kami takkan merasa takut. Kami mohon, lindungilah istirahat kami malam ini sehingga kami dapat beraktivitas pada esok hari. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar