Ads 468x60px

Jumat, 08 Februari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.       
       
Jumat, 08 Februari 2019
Hari Biasa Pekan IV
Ibrani (13:1-8) 
(Mzm 27:1.3.5.8b-9abc; R:1a)
Markus (6:14-29)   

“Virtus stat in medio - Keutamaan itu berada di tengah”.

Itulah salah satu filosofi instrospeksi yang saya tulis dalam buku “BBM” (RJK, Kanisius): Ia tidak condong ke kiri/kanan karena ia tidak berlebihan, contohnya, keberanian adalah keutamaan: Ia ada di antara kepengecutan dan kenekadan.

Hari ini, kita juga belajar filosofi introspeksi dari Herodes yang punyai kekuasaan tapi tidak memiliki keutamaan karena mudah mengorbankan orang lain.

Herodes yang dimaksud adalah Herodes Antipas, anak termuda dari Herodes Agung dan Maltake, yang mewarisi wilayah Galilea dan Perea. Dicatat bahwa Yesus menjulukinya 'si serigala' (Lukas 13:31).

Secara ideal, nama “HERO”des dan ”HERO”dias sebenarnya menuntut mereka hadir sebagai “HERO”, pahlawan, tapi secara real mereka malahan menjadi pecundang. Mereka adalah keluarga raja, dan dengan kuasa kerajaan yang dimilikinya bisa punya semangat hidup yang “heroik”, tapi yang mereka lakukan justru semangat hidup yang "tragedik".

Secara real, adapun 3 sikap buruk mereka, antara lain:

1. Sakit hati:
Herodes 'senang' mendengarkan Yohanes Pembaptis. Di sisi lain, ia marah karena Yohanes Pembaptis berani menegurnya. Itu sebabnya Herodes kecewa dan memenjarakan Yohanes Pembaptis, tapi tidak sampai membunuhnya.

Selain itu, warta Yohanes Pembaptis ternyata juga menimbulkan sakit hati Herodias. Ia menyimpan dendam dan ingin menghancurkan hidup Yohanes Pembaptis, karena itulah ia juga tega “memperalat” kepolosan anaknya untuk memuaskan dendam dan sakit hatinya.

2. Congkak hati:
Herodes tampil sebagai raja yang sombong dan suka berpesta. Ia sering memamerkan kuasa dan”harta” nya kepada orang banyak supaya dikagumi dan dihormati.

3. Tidak berhati-hati:
Herodes tidak “eling lan waspada”. Dalam suasana pesta pora, ia terlena. Ia banyak omong dan mudah mengobral janji. Ia lebih mementingkan gengsinya sebagai Raja karena itu yang menjadi pusat hidupnya. Ya, krn tidak mawas diri, ia mudah mengorbankan kebenaran. Ia korbankan nyawa Yohanes Pembaptis yang jelas-jelas bersih tangannya dan murni hatinya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita berhati-hati dengan omongan dan tindakan kita juga?

“Carilah kawan dengan senyuman - Jadilah pahlawan dalam iman.”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)       

NB:
1.
“Veritas et humilitas – Kebenaran dan kerendahan hati.”

Inilah dua keutamaan dasar yang ditampakkan lewat figur St. Yohanes: "Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan."

Satu hal yang pasti: Memperjuangkan kebenaran seringkali penuh risiko. Maka, untuk menjalankannya, perlulah dibarengi dengan kerendahan hati seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis: “Aku membaptis kamu dengan air. Tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal. Dia yang datang kemudian daripadaku. Membuka tali kasutNya pun aku tak pantas".

Dua semangat dasar inilah yang membuatnya tidak takut menghadapi risiko, sekalipun harus mengorbankan hidup atau nyawanya sendiri.
Adapun pola “3 S” yang mesti hidup kalau kita mau terus memperjuangkan kebenaran dan kerendahan hati, al:

A. Sederhana:
Yohanes Pembaptis sendiri adalah anak dari Elisabet, saudara sepupu Maria, ibu Yesus. ayahnya, Zakharia adalah seorang imam. Yohanes kerap disimbolkan dengan seorang pertapa mengenakan pakaian dari bulu domba. Masa kecilnya tidak banyak diketahui, kecuali ketika masih dalam kandungan Elisabet, ia melonjak kegirangan sewaktu Maria berkunjung ke rumah ibunya. Ia kerap hanya memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya hanyalah belalang dan madu hutan (Markus 1:6). Hidupnya begitu sederhana bukan?

B. Sabar:
Tak lama setelah pembaptisan Yesus, Yohanes dipenjarakan, karena mengecam pernikahan Raja Herodes Antipas dengan Herodias, isteri saudara sepupunya. Kisah ini tercatat dalam ketiga Injil Sinoptik: Matius 14:1-12, Markus 6:14-29, dan Lukas 9:7-9. Sebelum dipenjara, Yohanes muncul sebagai pengkhotbah di tepi Sungai Yordan dan dengan sabar terus berseru, "Bertobatlah kerajaan Allah sudah dekat. Luruskanlah jalan Tuhan!

C. Setia:
Dalam Katekismus Gereja Katolik, bab II (Misteri Masa Kecil dan Kehidupan Yesus yang Tersembunyi), nomor 523, dikatakan bahwa, “Yohanes Pembaptis adalah perintis Tuhan yang langsung; ia diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya. Sebagai "nabi Allah yang mahatinggi" (Luk 1:76)

Ia menonjol di antara semua nabi. Ia adalah yang terakhir dari mereka dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan. Ia sudah bersorak gembira dalam rahim ibunya mengenai kedatangan Kristus dan mendapat kegembiraannya sebagai "sahabat mempelai" (Yoh 3:29), yang ia lukiskan sebagai "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia mendahului Yesus "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) dan memberikan kesaksian untuk Dia melalui khotbahnya, pembaptisan pertobatan, dan akhirnya melalui mati syahidnya.”

Dkl: Pada zaman sekarang, sangat dibutuhkan orang-orang seperti Yohanes Pembaptis yang setia untuk berani memperjuangkan kebenaran. Kesetiaan kita akan diperteguh oleh janji kesetiaan Tuhan sendiri yang selalu menyertai kita.

“Cari jala di desa Jenar - Maju terus membela yang benar.”

2.
“Veritas - Kebenaran!”

Pemberitaan kebenaran iman dapat membawa aneka-ria resiko. Apa yang terjadi pada Yohanes adalah buktinya. Herodes menyuruh penjaganya untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis walaupun Herodes tahu bahwa tindakannya itu salah.

Raja Herodes yang dimaksudkan disini adalah Herodes Antipas, putra Herodes Agung dan raja seperempat wilayah Galilea dan Perea.

Adapun hubungan pernikahan Herodes memalukan karena Herodias adalah istri dari paman tirinya (Herodes Filipus I), tp Herodias ini meninggalkan suaminya untuk menikah dengan paman tiri yang lain/saudara sekandung suaminya sendiri, yakni Herodes Antipas.

Herodes Antipas sendiri sudah menikah dengan anak perempuan Aretas, raja di Arab, tapi istri ini diusir pulang olehnya. Itu sebabnya, Yohanes pernah menegornya berkali-kali sehingga Herodias menaruh dendam kepada Yohanes.

Secara harafiah dikatakan bahwa Herodias terus membenci Yohanes. Berbeda dengan Herodes, Herodias tidak tertarik kepada Yohanes dan khotbah-khotbahnya; justru sebaliknya, dia menunggu kesempatan untuk membunuh Yohanes.

Nah, kemartiran Yohanes sendiri membuatnya sejajar dengan para nabi yang dibunuh oleh bangsa mereka sendiri. (Mat 5:12, 23:29-36 dll.)

Bagi kita? Resiko yang dihadapi juga nyata. Mungkin bukan kehilangan kepala, tapi kesempatan promosi dalam kerja, status sosial di masyarakat, rasa aman dll. Jelasnya, ada konsekuensi: perlawanan, aniaya, penjara, bahkan mungkin nyawa. Namun ini bukan alasan bagi kita untuk merasa takut.

Ini justru menjadi penghiburan karena merupakan suatu kehormatan bagi kita untuk ambil bagian dalam penderitaanNya dan untuk tetap berani menjadi orang beriman yang militan mewartakan kebenaranNya karena "barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya" (Mrk. 8:35).

"Makan bakut di Kalimati - Jangan takut Tuhan berkati."

3.
Kutipan Teks Misa.

Tidak ada jalan lain untuk mencapai kesempurnaan di luar jalan orang Kristiani (St. Paulus Miki)

Antifon Pembuka
Tuhanlah terang dan penyelamatku, siapa kan kutakuti? Tuhanlah benteng hidupku, siapakah 'kan kugentari?
     
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kerukunan dan kedamaian, Engkau menganugerahi kami cinta kasih dan damai untuk kami hidupi dan kami bagikan kepada sesama. Kuatkanlah kami dengan Roh Kudus-mu, agar kami dapat saling menolong dan membantu, demi mewartakan kemuliaan dan belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:1-8) 
"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."
   
Saudara-saudara, peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang – tanpa menyadarinya – telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri pun adalah orang-orang hukuman. Ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan, dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikan sabda Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka, dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
atau Tuhanlah terang dan keselamatanku.
Ayat. (Mzm 27:1.3.5.8b-9abc; R:1a)
1 .Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
3. Sebab di kala ada bahaya, Tuhan melindungi aku dalam pondok-Nya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
4. Wajah-Mu kucari ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)   
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
 
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
Seorang pejabat atau bintang film tenar biasanya didampingi seorang atau lebih “body guard”. Karena jika berhadapan dengan para penjahat, mereka tidak bisa berkelahi, maka para “body guard”-lah yang berhadapan dengan para penjahat yang menyerang dia. Dan hampir bisa dipastikan, para “body guard” akan mengalahkan para penjahat itu.

Perempuan diciptakan Tuhan untuk menjadi pendamping laki-laki. Namun, arti pendamping di sini kerapkali kita pahami sebagai orang nomor dua, pribadi lemah dan tidak tahu apa-apa. Pemahaman ini diwariskan turun-menurun dalam adat-istiadat, budaya, bahkan sampai kehidupan di zaman modern ini. Sudah sejak awal kehidupan, manusia ditentukan bagi dirinya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Kalau laki-laki kuat, kalau perempuan lemah dan tidak tahu apa-apa.

Jika kita membaca Injil hari ini (Mrk 6:14-29), Herodias, seorang perempuan, juga menjadi pendamping seorang penguasa. Namun, kita lihat, dia tidak seperti pendamping yang kita pahami yaitu seorang perempuan yang lemah, tak berdaya dan tidak tahu apa-apa. Sebaliknya dia adalah seorang perempuan yang sangat kuat. Dia membuat Herodes yang berkuasa itu tak berdaya sama sekali menghadapi rencana jahatnya. Karena Herodiaslah, seorang perempuan dan pendamping itu, maka Yohanes Pembaptis mati dibunuh dengan cara yang sangat tragis. 
   
Sudah saatnya kita membangun keluarga kita masing-masing dengan lebih baik. Ada cara sederhana dan setiap orang bisa melakukannya, yang berani mengubah cara berpikir alias bertobat. Tidak lagi menganggap perempuan, pendamping, sebagai pribadi kelas dua, lemah dan tidak tahu apa-apa, melainkan memandang perempuan atau istri sebagai kekuatan, penyejuk, pencipta, kelembutan, keindahan dalam rumah tangga.

Antifon Komuni (Ibr 13:8)
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar